JUDUL
PEMBUATAN TURBIN ANGIN KOMBINASI SAVONIUS HELIX DENGAN
SUDU NACA 0012 SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK
B. LATAR BELAKANG
Pada zaman modern ini, teknologi yang memanfaatkan bahan bakar fosil semakin
berkembang pesat. Hal ini mengakibatkan persediaan bahan bakar yang berupa fosil
tersebut semakin berkurang. Dengan semakin berkurangnya persediaan bahan bakar fosil
dan sumber daya alam yang terbatas, maka diperlukan adanya sumber energi alternatif.
Salah satu contoh sumber energi alternatif yang dapat diperhitungkan untuk menghemat
energi di dunia terutama energi yang tidak dapat diperbaharui yaitu tenaga angin.
Angin merupakan salah satu sumber energi potensial yang dapat diperbaharui atau
tidak akan habis dan kuantitasnya melimpah, tetapi belum banyak dimanfaatkan. Di
Indonesia pemanfaatan energi angin masih lebih kecil jika dibandingkan dengan sumber
daya alam yang lain seperti; minyak, air, gas, dan sebagainya. Sumber daya alam seperti
tenaga angin yang ada di bumi ini merupakan salah satu pembangkit tenaga listrik yang
cukup terkenal di banyak tempat di berbagai belahan bumi tetapi belum begitu popular di
Indonesia.
Tetapi saat ini, gagasan-gagasan tentang inovasi pemanfaatan sumber energi baru
terbarukan sebagai pembangkit tenaga listrik mulai berkembang pesat, yang mana
sumber energi tersebut hampir seluruhnya berasal dari alam dan bersifat tidak akan habis
untuk waktu yang lama jika dibandingkan dengan sumber energi fosil. Di Indonesia
sendiri terdapat banyak jenis sumber energi baru terbarukan yang bisa dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik. Sebagai contoh yaitu energi angin, energi panas bumi,
energi air, dan energi matahari. Mengingat bahwa Negara Indonesia adalah Negara
kepulauan, yang mana sebagian besar wilayahnya adalah perairan dan terdapat banyak
pesisir, maka hal ini mengakibatkan pada wilayah kepulauan tertentu menjadi wilayah
yang memiliki potensi untuk pembangkit listrik tenaga angin dikarenakan potensi tenaga
angin yang cukup mewadai.
Menanggapi hal tersebut, pada penelitian kali ini penulis mencoba untuk
merancang desain kombinasi turbin angin Savonius Helix dengan turbin angin sudu
NACA dengan tipe 0012 untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dimana turbin ini
merupakan turbin angin jenis sumbu vertical atau Vertical Wind Axis Turbine (VAWT)
yang sangat cocok diaplikasikan untuk kecepatan angin rendah hingga sedang yang
sifatnya fluktuatif karena turbin ini tidak memerlukan torsi awal saat angin yang
berhembus pada kecepatan yang cukup rendah. Dengan hal ini besar harapan penulis,
penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat membantu memberikan informasi sebagai
referensi perkembangan turbin angin di waktu mendatang.
C. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan tugas akhir ini, digunakan beberapa perumusan masalah pada
penelitan yang diambil dalam desain turbin angin kombinasi Savonius Helix dengan sudu
NACA 0012 antara lalin :
1. Menguji karakteristik kinerja turbin angin kombinasi Savonius Helix dengan
Sudu NACA 0012.
2. Apakah turbin angin kombinasi Savonius Helix dengan Sudu NACA 0012 ini
memberikan pengaruh terhadap kecepatan angin keluaran sudu?
3. Apakah dengan turbin angin kombinasi Savonius Helix dengan Sudu NACA
0012 dapat meningkatkan efisiensi sistem?
D. TUJUAN
Tujuan utama penelitian kali ini adalah merancang turbin angin kombinasi
Savonius Helix dengan Sudu NACA 0012 dan meningkatkan efisiensi turbin. Untuk
mencapai tujuan tersebut dirumuskan tujuan khusus yaitu :
1. Tujuan Teknik
Tujuan teknik yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Merancang dan membuat turbin angin kombinasi Savonius Helix dengan
Sudu NACA 0012.
b. Melakukan analisis kinerja turbin angin kombinasi Savonius Helix dengan
Sudu NACA 0012 dengan kecepatan aliran angin tertentu.
2. Tujuan Akademis
Tujuan Akademis yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi Diploma III
Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Teknik Konversi Energi Politeknik
Negeri Semarang.
2. Dapat mengembangkan ilmu yang telah didapat pada Program Studi
Teknik Konversi Energi.
F. KEGUNAAN
Kegunaan dari Pembuatan Turbin Angin Kombinasi Savonius Helix dengan Sudu
NACA 0012 untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang menggunakan variabel
kecepatan aliran angin adalah :
a. Menciptakan variasi baru turbin angin propeller dalam penerapan Sistem
Konversi Energi Angin (SKEA) yang dipakai sebagai pensuplai tambahan
energi listrik yang kemudian diterapkan pada daerah yang memiliki potensi
angin yang baik.
b. Memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi yang murah dan
ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.
c. Penerapan teknologi ini pada sistem pembangkitan listrik, terutama di desa
dan daerah pelosok lainnya yang belum terjangkau dengan listrik, secara
langsung dapat membantu program pemerintah untuk membantu pemasokan
listrik di Indonesia dengan skala mikro sehingga mampu mengatasi
ketersediaan dan kebutuhan listrik.
d. Dapat dijadikan sebagai alat bantu mengajar dosen tentang Sistem Konversi
Energi Angin (SKEA)
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Studi Literatur
Turbin Angin Helix
Energi angin merupakan energi alternatif yang disediakan oleh alam yang dapat
menggerakkan suatu alat untuk mengubah energi kinetik angin yang nantinya dapat
dimanfaatkan sebgai peggerak pompa air, generator, dan sebagainya. Rotor (sudu)
pada turbin angin digunakan sebagai alat pengkonversi energi angin tersebut.
Untuk mendapatkan tenaga angin yang terjadi pada suatu daerah untuk
pemasangan energi angin, hal-hal yang diperhatikan antara lain :
a. Aliran angin pada kondisi harian/bulanan.
b. Kecepatan angin pada kondisi yang lambat atau tinggi kecepatannya.
c. Kecepatan angin yang dapat diharapkan pada lokasi dekat atau jauh dari tempat
pengukuran.
d. Kecepatan hembus maksimum.
e. Energi yang dihasilkan perbulan, pertahun.
Horizontal Turbin :
Membutuhkan aliran angin yang halus (laminer) dari satu arah.
Vertikal Turbin :
a. Berfungsi dalam aliran dari berbagai arah.
b. Berfungsi dalam angin turbulen.
Kelebihan :
1. Dapat menangkap angin dari segala arah.
2. Memiliki torsi yang kuat dan halus untuk memutar poros turbin.
3. Memerlukan laju angin yang rendah untuk memutar poros turbin.
4. Menggunakan jumlah blade 3 buah, lebih setimbang dengan kelengkungan
sudu lebih halus untuk menangkap energi angin secara efektif.
Kekurangan :
1. Dasar konstruksi yang rumit sehingga cukup sulit dalam pengerjaannya.
2. Membutuhkan momen gaya awal yang cukup untuk memulai proses
putaran.
3. Memiliki putaran yang rendah, maka memerlukan generator putaran
rendah untuk menghasilkan energi listrik, sedangkan generator putaran
rendah harganya mahal.
Macam-macam airfoil
NACA Seri 4 Digit
Sekitar tahun 1932, NACA melakukan pengujian beberapa bentuk airfoil
yang dikenal dengan NACA seri 4 digit. Distribusi kelengkungan dan ketebalan
naca seri empat ini diberikan berdasarkan suatu persamaan. Distribusi ini tidak
dipilih berdasarkan teori, tetapi diformulasikan berdasarkan pendekatan bentuk
sayap yang efektif digunakan saat itu. Pada airfoil NACA seri empat, digit
pertama menyatakan persen maksimum camber terhadap chord. Digit kedua
menyatakan persepuluh posisi maksimum camber pada chord dari leading edge.
Sedangkan dua digit terakhir menyatakan persen ketebalan airfoil terhadap
chord. Contoh : airfoil NACA 2412 memiliki maksimum chamber 0,02 terletak
pada 0,4c dari leading edge dan memiliki ketebalan maksimum 12% chord atau
0,12c. Airfoil yang tidak memiliki kelengkungan, dengan camber line dan chord
berimpit disebut airfoil simetrik. Contohnya adalah NACA 0012 yang
merupakan airfoil simetrik dengan ketebalan maksimum 0,12c (Mulyadi, 2010).
Gambar 3. NACA 0012
Sumber: Suseno (2010)
2. Teori Penunjang
2.1 Definisi Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu
rotor utama yang disusun tegak lurus.Kelebihan utama susunan ini adalah turbin
tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif.Kelebihan ini sangat berguna
di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi.VAWT mampu
mendayagunakan angin dari berbagai arah.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di
dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses
untuk keperluan perawatan.Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan
tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah
benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir
berputar.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang
lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah
bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga
yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan
obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau
mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara
turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi
angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
Kelebihan TASV
1. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
2. Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
3. Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan
bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
4. TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang
terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan
yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
5. Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak
atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk
diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.
6. TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH.
Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)
7. TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan
putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih
rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin
berhembus sangat kencang.
8. TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi
dilarang dibangun.
9. TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari
berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin
(seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),
10. TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
Kekurangan TASV
1. Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
2. TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang
di elevasi yang lebih tinggi.
3. Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energi untuk mulai berputar.
4. Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi
tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada
bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya
dorong ke bawah saat angin bertiup.
2.2 Kinerja Turbin
Daya yang dimiliki oleh angin dapat diperoleh dari persamaan (Himran
Syukri, 2006) :
1
𝑃𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 = 2 ∙ 𝜌 ∙ 𝐴 ∙ 𝑣 3 ………..………………………………………. (1)
Dimana :
Pkinetikadalah dayakinetik angin (Watt),
ρ adalah kerapatan udara (kg/m3),
A adalah area penangkapan angin (m2), dan
v adalah kecepatan angin (m/s).
Daya kincir merupakan output dari daya angin, daya kincir dapat
diperoleh dengan persamaan :
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 = 𝑇. 𝜔…….…....………………………………………….…. (2)
Dimana :
Pmekanik adalah daya mekanik (Watt),
T adalah torsi (Nm), dan
ω adalah kecepatan angular (rad/s)
Daya generator merupakan output dari sistem turbin yang diperoleh dari
persaman :
𝑃𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜃………..……………..….…….……….………. (3)
Dimana:
Pgenerator adalah daya generator (Watt),
V adalah tegangan (V),
I adalah arus (A), dan
Cosθ adalah faktor daya.
Berdasarkan persamaan 1 dan 2 maka akan didapatkan kinerja turbin
(efisiensi turbin) sebagai berikut :
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘
𝜂= ∙ 100%................................................................................ (4)
𝑃𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘
Berdasarkan persamaan 1 dan 3 maka akan didapatkan kinerja sistem
turbin (efisiensi sistem turbin) sebagai berikut :
𝑃𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝜂= ∙ 100%…......................................................................... (5)
𝑃𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘
H. METODE PENELITIAN
1. Tahapan Penelitian
Persiapan
Penelusuran sumber pustaka dan material penelitian
Studi Pustaka
Perencanaan
Desain Sudu Serang Turbin Pembelian Alat
Kombinasi Savonius Helix dan Bahan Turbin
dengan Sudu NACA 0012 Angin Kombinasi
Savonius dengan
sudu NACA 0012
Pembuatan Turbin Angin
Kombinasi Savonius Helix
dengan Sudu NACA 0012
2.1 Persiapan
Langkah ini dilakukan berdasarkan objek penelitian meliputi jurnal-jurnal dan
materi yang telah ada. Metode ini dilakukan dengan menelusuri dan mempelajari
buku- buku serta mencari informasi tentang turbin angin tipe vertikal yang telah
ada sebelumnya. Luaran dari tahapan ini adalah beberapa sumber pustaka
dan buku-buku pendukung.
1. Pulley
2. Generator
4. Bearing
5. Rangka
Gambar Sudu Turbin
Rangka Turbin
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel 1. Rencana Jadwal TA
Bulan
No Kegiatan I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Studi Pustaka
2 Perencanaan
3 Pembelian Bahan
4 Pembuatan
5 Pengujian dan
Pengambilan Data
6 Analisa Data
7 Penyusunan Laporan
: Pelaksanaan
J. RANCANGAN BIAYA
1. Bahan Habis Pakai
Justifikasi Harga
No. Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
1 Poros ST 40 Digunakan
D 19.05 mm 1,3 untuk bahan 1 buah Rp. 50.000 Rp. 50.000
mm rangka turbin
Poros ST 40 Digunakan
2 D 38.10 mm 50 untuk bahan 1 buah Rp. 10.000 Rp. 10.000
mm rangka turbin
Poros ST 40 D Digunakan
3 D 101.60 mm 50 untuk bahan 4 buah Rp. 70.000 Rp. 280.000
mm turbin
Digunakan
untuk bahan
Poros Almunium 1 buah
poros turbin Rp. 115.500 Rp. 115.500
4 D 101.60 mm 50
mm
Digunakan
untuk bahan
Poros Almunium 1 buah
poros turbin Rp. 60.000
5 D 63.50 mm 50 Rp. 60.000
mm
Digubakan
untuk
Plat Alumuniun 1 buah
membuat Rp 230.000 Rp 230.000
6 1 m x 2 m dengan
sudu turbin
tebal 1 mm
Digunakan
untuk
Plat Alumunium membuat 3 buah Rp 125.000 Rp. 375.000
7 1 mm x 0.2 mm sudu tubrbin
dengan tebal 2m
Digunakan
Besi hollow untuk bahan
40mm x 40 mm x rangka turbin 1 buah
8 Rp. 250.000 Rp.250.000
2 mm dengan
panjang 6 m
Digunakan
untuk
membuat 2 buah Rp. 283.000 Rp. 566.000
9 Fiber NACA sudu NACA
Digunaan
Mur Baut untuk
10 75 buah
Stainless Steel mengunci Rp. 3.000 Rp. 225.000
sabungan
Digunakan
untuk 200 buah Rp. 100 RP.20.000
11 Paku Rivet memaku
bahan
alumunium
Digunakan
untuk 2 Kaleng Rp. 125.000 Rp. 250.000
Cat
12 mengecat
seluruh
bagian turbin
Digunakan
13 House Bearing untuk tempat
bearing 2 buah Rp. 120.000 Rp. 240.000
Digunakan
untukmengha 1 bungkus Rp. 60.000 Rp. 60.000
14 Dempul luskan
sambungan
las
Digunakan
15 Tiner untuk 2 liter Rp. 20.000 Rp. 40.000
campuran cat
Digunakan
untuk 2 gulung Rp. 37.000 Rp. 74.000
menghaluska
16 Amplas
n bagian yang
kasar
2. Biaya Pembuatan
No PENGERJAAN BIAYA (Rp. -)
1 Pembuatan sudu Rp 500.000,00
2 Pembuatan rangka Rp 800.000,00
3 Pembubutan poros dan flange Rp 600.000,00
4 Pengecetan rangka Rp 200.000,00
5 Pembuatan pengereman Rp 200.000,00
Total Rp 2.300.000,00
3. Biaya Operasional
4. Biaya Lain-lain
HARGA HARGA
No LAIN-LAIN JUMLAH
SATUAN (Rp. -) TOTAL (Rp. -)
Cetak proposal dan
1 Rp 8.000,00 3 eks Rp 24.000,00
jilid, 20 lembar
Cetak penggadaan
2 laporan dan revisi Rp 100.000,00 1 eks Rp 100.000,00
100 lembar
Cetak gambar desain
3 Rp 5000,00 5 buah Rp 25.000,00
A3
Cetak gambar desain
4 Rp 500,00 50 buah Rp 25.000,00
A4
Total Rp 174.000,00
5. Biaya Total
K. DAFTAR PUSTAKA
http://darwinstavan.blogspot.co.id/2012/12/konsep-teknologi-design.html
http://www.getsttpln.net/2014/03/jenis-jenis-turbin-angin.html
http://michael-suseno.blogspot.co.id/2011/09/turbin-angin.html
http://scylabargain.blogspot.co.id/2010/04/jenis-turbin-angin-jenis-turbin-
angin.html
LAMPIRAN
BIODATA KELOMPOK
1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Frans Henry Hananta
b. NIM : 3.22.15.1.07
c. Jurusan/Prodi : Teknik Mesin/Teknik Konversi Energi
d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Semarang
e. Pengalaman Penelitian :-
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota