Anda di halaman 1dari 3

Struktur utama pulau Jawa dapat dibagi menjadi empat arah utama , yaitu arah timur laut- barat

daya atau yang di sebut sebagai Pola Meratus, arah utara – selatan atau yang disebut sebagai Pola
Jawa; dan arah barat laut – tenggara atau yang disebut sebagai poal Sumatra (Pullunggono dan
Martodjojo, 1994; Satyana 2007 dalam Prasetyadi dkk ). Pulau Meratus dominan di kawasasn lepas
pantai utara Jawa Barat; dan Pola Jawa yang mendominasi daratan di Pulau Jawa. Jawa bagian timur
(dimana Daerah Peggunungan Slatan ) merupakan tempat perpotongan antara struktur arah
Meratus (Pola Meratus )yang berarah timur laut – barat daya dan struktur Pola Jawa yang berarah
Timur – Barat (Pertamina-BPPKA, 1996, Sribudiyani dkk, 2003 dalam).

Di Peguningan Selatan juga berkembang struktur utama yang berupa sesra anjakan (thrust fault)
yang menjadi batas utara zona (Hall dkk 2007 dalam Prasetyadi ). Menurut Hall dkk, dalam
Prasetyadi suatu sesar anjakan besar di selaan Jawa telah memindahkan batuan volkanik Paleogen
ke arah utara sejauh 50 km dan ke arah timur jaraj pensesaran ini berkurang menjadi 10 km.
Berdasrakan pada pensesaran ini Jawa dapat divagi menjadi 3 sektor struktir yang bersesuaian
dengan wilayah provinsional Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat . Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jawa
Twengah menunjukkan lvel strykturyang paling dalam dari serangkaina sesar anjakan yang
mengarah ke uatara, batuan dasar berumur Kapur tersingkap, da bususr volkanik Paleogen yang
teranjakan telah tererosi. Di Jawa Barat dan Jawa Timur busur volkanik Paleogen yang teranjakan
masih teramati.

Struktur Regional

Batuan penyususn Pegunungn Selatan bagian Timur merupakan percampuran antara batuan
sedimen klastik dan karbonat dengan batuan hasil kegiatan gunung api.

Kelompok seasar berarah uatar – selatan

Seasar Kali Ngalang

Seasar ini diketahui berdasarkan pada kelurusan sepanjang Sungai Ngalangm serta terdapatnya
sesar – sesar minor di Buyutan, di Pace dan di Gedangan. Seasar ini memotong satuan batuan
gunungapi Formasi Kebo, Formasi Butak, Formasi Semilir, Formasi Ngelangeran dan sedimen klasitik
Formasi Sambupitu. Sesar Ngalang termasuj jenis sasar mendatar tipe mengiri.

Sesar Kali Kembang

Seasar ini dintukan berdasarkan pada kelursan yang terjadi di sungai Kembang, serta terdapatnya
sesar – sesar minor di sekitar Desa Kembang. Sesar ini memotong satuan batuan gunungapi Formasi
Ngelanggeran dan sedimen klasitik Formasi Sambipitu, serta termasuk jenis sesar medatar tipe
mengiri.

Pola sesaar pegunungan selatam

Keara geruas sisetemaktik banyaj ditemukan pada setiap satuan batuan. Kekar dipakai untuk
merekonstrukasi kedududkan tegasan apabila kekar tersebut diketahui secara pasti terjadi pada
batuan yang sebelumnya mearupakan bahan masif , bekum terkekarkan.

Pada lokasi penemuan sesar, kebanyakan dtemukan sesar gerus sistematika(Sudarsono , 1997 dalam
prasteyadi ) salah satu set kekear sistematis tersebut ternyata sejajar dengan sesar.
Arah umum sesar timur laut – barat daya merupakan arah yang seskakar dengan arah struktur pol
Meratus, seperti ynag dijumpai di daerah K. Trembana dan K. Ngalang. Di K. Trembana struktutr
sesar diekspresikan oleh zona breksiasi sesar berarah U 400 T, sedangkan di Kali Ngalang arah stuktur
dengan dike yang meneobos sampai batuan breksi andesit Fomasi Ngelanggeran Sesar Opak yang
mengikuti pola keluruasan S. Opak dari Desa Kradenan sampai Prambanan , yang termasuk ke dalam
Pola Meratus. Sesar ini memotong batuan gunung api (Formasi akebo-Butak sampai Formasi
Ngelanggeran) yang telah tertimbun oleh aluvium, yang diperkirakan sesar ini semula merupaka
sesar mendatar, kemudian pada perkembangnya selanjutnya mengalami peremajaan sehingga
berubah menjadi sesar turun.

Kelompol sesar berarah barat – timur

Sear kelompok ini berada di bagian utara dan barat, meotong satuan batuaan malihan, satuan
batuan gunungapi, satuan batuan batugamping dan satuan diorit. Sesar- sesar yang termasuk ke
dalam kelompok ini adalah sebagai berikut.

Sesar Sungai Kampak

Sesar Sungai Kampak ditentukan berdasarkan kelurusan topografi, serta terdapatnya sesar –
sesar minor di Gunung Kampak. Sesar ini memotong satuan batugamping Formasi Wonosari dan
endapan aluvial, serta termasuk sesar turun. Blol utara merupakan blok sesar turun. Sesar ini diduga
menerus di sepanjang Sungai Dengkeng.

Sesar S. Bayat – Prambanan

Sesar S. Bayat – Prambanan diketahui berdasarkan pada kelurusan topografi kaki gawir dari sebelah
timur Bayat sampai Prambanan, serta terdapatnya sesar minor di Desa Karangnongko, Seten
Paseban, Bayat, Tancep dan G. Kampak. Ditemukan juga kekar gerus sistematis berarah barat- timur
di kaki lereng bukit Soko Gantiwarno. Sesar ini memotong batuang gunungapi Formasi Semilir dan
Ngelanggeran, batuan malihan pra-tersier Bayat dan batugamping Formasi Wonosari. Sesar ini
termasuk kedalam sesar turun, sebagian besar tertimbun oleh endapan aluvial, sehingga
keberadaanya di perkirakan .

Sesar S. Ngebutan

Sesar S. Ngebutan dicirikan dengan adanya kelurusan di S. Ngebutan serta terdapatnya sesar minor
di Desa Ngebutan, dan Cinomati. Sesar in memotong satuan batuan gunungapi Formasi
Ngelanggeran, serta termasuk jenis sesar mendatar tipe menganan. Sesar ini memotong S. Opak
sehingga arah sungai berubah dari arah timur laut – barat daya menjadi barat – timur, mengikuti
arah sesar.

Kelompok sesar berarah baratlaut – tenggara

Sesar kelomkpok ini tidak banyaj ditemukan sehingga sebaranya tidak merata, memotong baik
satuan batuan gunugapi maupun satuan batugamping. Sesar yang termasuk kelompok ini adalah
sebagai berikut.

Sesar S. Ngasinan
Sesar S. Ngasinan ditentukan berdasarkan kelurusan S. Oyo yang melewati Desa Ngasinan

Anda mungkin juga menyukai