Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas Kereng Bangkirai berlokasi di Jalan Mangku Raya No.10 Kelurahan


Kereng Bangkirai Kecamatan Sabangau Kota Palangka Raya. Diresmikan pada tanggal 09
Maret 2011 oleh Bapak Walikota Palangka Raya yang asalnya merupakan Puskesmas
Pembantu yang berada di bawah Puskesmas Induk Kalampangan. Puskesmas Kereng
Bangkirai memiliki 13 Posyandu yaitu Posyandu Melati, Mawar, Kenanga, Harapan Kita,
Cempaka, Kasih Bunda, Panenga, Harapan Bunda, Permata Hati, Abadi, Permata Ibu,
Sehat Bahagia dan Kuntum Mekar.
Laporan Tahunan Puskesmas Kereng Bangkirai 2017, dari 13 Posyandu ada 1
posyandu yang memiliki kunjungan yang rendah yaitu sebesar ….% dan kegiatan
penyegaran kader di Posyandu Harapan Kita jarang dilaksanakan dimana terakhir
dilaksanakan penyegaran posyandu yaitu pada tahun 2017.
Pada bulan Juli 2018 telah ditunjuk kader baru yang mengelola Posyandu Harapan
kita (Surat Keputusan tentang Penetapan Kader Posyandu Harapan Kita sedang berproses
di Kelurahan) yaitu 4 orang kader yang akan mengelola dan melaksanakan kegiatan di
Posyandu Harapan Kita. Profil keempat kader baru ini adalah semua berlatar belakang
SMA dan berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga.
Menurut dr. Zulkifili (2003), seorang kader Posyandu salah satu syarat yang
penting yaitu mampu membina paling sedikit 10 kepala keluaga dan pernah mengikuti
pelatihan kader sebelumnya serta mampu bermasyarakat dan bekerja sama.
Kader Posyandu mempunyai peran penting untuk memantau tumbuh kembang
anak yaitu melalui buku Kartu Menuju Sehat (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan
berat badan anak dapat segera terlihat pada kurva pertumbuhan hasil pengukuran periodik
yang tertera dan dicatat pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang
mengalami hambatan pertumbuhan dapat segera terlihat dalam jangka waktu pendek
(bulan) dan dapat segera diteliti lebih jauh penyebabnya, dan secepat mungkin
dapat dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangan (Nurainun, Ardiani,
& Sudaryati, 2012).
Ketelitian, pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam melakukan
pengukuran antropometri sangatlah penting, karena hal ini menyangkut dengan
pertumbuhan balita. Keterampilan kader yang kurang dapat menyebabkan
interpretasi status gizi yang salah dan dapat berakibat pula pada kesalahan dalam
mengambil keputusan dan penanganan masalah tersebut. Dengan demikian,
kemampuan kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal, dengan
bekal pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan tugas yang diemban,
dalam mengelola posyandu agar dapat berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat (Handarsari, Syamsianah, Astuti, 2015).
Berdasarkan hal tersebut diatas Kelompok I tertarik untuk menganalisa Gugus
Kendali Mutu Keterampilan Kader Posyandu Harapan Kita dalam mengisi Kartu Menuju
Sehat (KMS).

B. Rumusan Masalah
Apakah kemampuan Kader Posyandu Harapan dalam mengisi KMS sudah sesuai
dengan ketentuan

C. Tujuan
1. Mengetahui kemampuan kader posyandu dalam mengisi KMS
2. Tersusunnya gugus kendali mutu di Posyandu Harapan Kita dalam pengisian KMS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Posyandu
Secara umum Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
(Kemenkes RI, 2012).
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu merupakan
wahana kegiatan keterpaduan KB-kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang
melakukan kegiatan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi dan
penanggulangan diare. Adapun pengertian mengenai posyandu bayak para ahli
mengemukakan sangat berpariasi tergantung dari sudut mana memandangnya. Secara
sederhana yang di maksud dengan posyandu adalah: “pusat kegiatan dimana masyarakat
dapat sekaligus memperoleh pelayanan Kb-kesehatan”. Dari aspek prosesnya maka
pengertiannya adalah sebagai berikut: “merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat
dalam pembangunan, khususnya kesehatan dengan menciptakan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal”. Posyandu apabila dipandang dari hirarki sistem upaya pelayanan kesehatan,
adalah: “forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola untuk upaya-upaya
kesehatan yang propesional kepada masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat”.

Tujuan penyelenggaraan Posyandu Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu


adalah untuk: 1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka
kelahiran. 2. Mempercepat penerimaan NKKBS. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatankegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai
dengan kebutuhan.
Penyelenggaraan Posyandu Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos
imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu
sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan
kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala
keluarga dalam kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang
mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan
posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai
desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempat khusus dibangun masyarakat.
Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain:
Meja 1: pendaftaran Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita Meja 3: pengisian KMS
(kartu menuju sehat) Meja 4: peyuluhan perorangan - Mengenai balita berdasarkan
penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan
tambahan, pralit dan vitamin A dosis tinggi. - Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti
dengan pemberian zat gizi. Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan
pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. Meja 5: Pelayanan tenaga propesional
meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan
dengan kebutuhan setempat.

Pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan balita yang dilakukan


secara berkala pada setiap bulannya akan dicatat pada sistem Kartu Menuju Sehat
(KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak dapat segera terlihat pada
kurva pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang tertera dan dicatat pada KMS
tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang mengalami hambatan pertumbuhan
dapat segera terlihat dalam jangka waktu pendek (bulan) dan dapat segera diteliti
lebih jauh penyebabnya, dan secepat mungkin dapat dibuat rancangan untuk
diambil tindakan penanggulangan (Nurainun, Ardiani, & Sudaryati, 2012).

Ketelitian, pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam melakukan


pengukuran antropometri sangatlah penting, karena hal ini menyangkut dengan
pertumbuhan balita. Keterampilan kader yang kurang dapat menyebabkan
interpretasi status gizi yang salah dan dapat berakibat pula pada kesalahan dalam
mengambil keputusan dan penanganan masalah tersebut. Dengan demikian,
kemampuan kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal, dengan
bekal pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan tugas yang diemban,
dalam mengelola posyandu agar dapat berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat (Handarsari, Syamsianah, Astuti, 2015).

Tenaga utama pelaksana posyandu adalah kader posyandu, yang kualitasnya dapat
menentukan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan.
Setiap program pelayanan kesehatan dengan sasaran masyarakat, khususnya program
poyandu, kader harus mampu memahamkan masyarakat tentang pentingnya posyandu,
agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Mubarak, 2012).

B. Analisa Gugus Kendali Mutu


Gugus kendali mutu adalah sejumlah karyawan dengan pekerjaan yang sejenis yang
bertemu secara berkala untuk membahas dan memecahkan masalah-masalah pekerjaan dan
lingkungannya dengan tujuan meningkatkan mutu usaha dengan menggunakan perangkat
kendali mutu.
Pada kelompok I, analisis gugus kendali mutu yaitu Keterampilan Kader Posyandu
Harapan Kita dalam mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS). Dalam melaksanakan analisa gugus
kendali mutu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut yaitu :
1. Menentukan pokok masalah
Laporan Tahunan Puskesmas Kereng Bangkirai 2017, dari 13 Posyandu ada 1
posyandu yang memiliki kunjungan yang rendah yaitu sebesar ….% dan kegiatan
penyegaran kader di Posyandu Harapan Kita jarang dilaksanakan dimana terakhir
dilaksanakan penyegaran posyandu yaitu pada tahun 2017.
Pada bulan Juli 2018 telah ditunjuk kader baru yang mengelola Posyandu Harapan
kita (Surat Keputusan tentang Penetapan Kader Posyandu Harapan Kita sedang berproses
di Kelurahan) yaitu 4 orang kader yang akan mengelola dan melaksanakan kegiatan di
Posyandu Harapan Kita. Profil keempat kader baru ini adalah semua berlatar belakang
SMA dan berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, dimana 3 (tiga) orang tidak memiliki
pengalaman menjadi kader sebelumnya, sedangkan 1 (satu) orang kader merupakan kader
senior, namun baru aktif kembali selama 2 bulan karena sebelumnya konsentrasi untuk
mengurus anak. Berikut dibawah ini adalah tabel profil kader posyandu Harapan Kita

Tabel 1. Nama Kader Posyandu Harapan Kita

No Nama Kader Usia Pendidikan Pengalaman


Terakhir
1 Ratnawati
2 Tia Hermawati
3 Uswatun Hasanah
4 Sri Handayani
5 Neke Kasmawati

Berdasarkan hal tersebut, Kelompok I merasa perlu melaksanakan studi kasus awal
untuk melihat langsung bagaimana pengetahuan serta keterampilan kader Posyandu
Harapan Kita. Setelah diidentifikasi melalui pre-test, diperoleh hasil bahwa pengetahuan
Kader Posyandu rata-rata masih belum mengetahui tentang tumbuh kembang bayi balita
serta masih salah dalam mengisi KMS.

2. Pembahasan terkait penyebab


Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh semua pihak dalam rangka
melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu
antara lain: a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah: - Melaksanan
pendaftaran. - Melaksanakan penimbangan bayi dan balita. - Melaksanakan pencatatan
hassil penimbangan. - Memberikan penyuluhan. - Memberi dan membantu pelayanan. -
Merujuk. b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah:
1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare.
2. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu. 3. Kegiatan yang
menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada: -
pemberantasan penyakit menular. - Penyehatan rumah. - Pembersihan sarang nyamuk. -
Pembuangan sampah. - Penyediaan sarana air bersih. - Menyediakan sarana jamban
keluarga. - Pembuatan sarana pembuangan air limbah. - Pemberian pertolongan pertama
pada penyakit. - P3K - Dana sehat. - Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan
dengan kesehatan.

c. Peranan Kadfe diluar Posyandu KB-kesehatan: - Merencanakan kegiatan, antara lain:


menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan
dalam MMd, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa,
menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat,
membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. - Melakukan komunikasi, informasi
dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan. - Menggerakkan
masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng ronyong, memberikan informasi dan
mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. -
Memberikan pelayanan yaitu ! Membagi obat ! Membantu mengumpulkan bahan
pemeriksaan ! Mengawasi pendatang didesanya dan melapor ! Memberikan pertolongan
pemantauan penyakit ! Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya -
Melakukan pencatatan, yaitu: ! KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb ! KIA
: jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya ! Imunisasi : jumlah
imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan ! Gizi:
jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan
! Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk

- Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya


kesehatan lainnya. - Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-
20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan
informasi tentang upanya kesehatan dilaksanakan. - Melakukan kunjungan rumah kepada
masyarakat terutama keluarga binaan. - Melakukan pertemuan kelompok.
Berdasarkan paparan di atas, diketahui bahwa peranan seorang kader posyandu sangat
penting, tidak hanya pada saat kegiatan posyandu dan menjalankan tugasnya namun juga
dapat bekerja sama dengan rekan beda profesi sekaligus mampu bermasyarakat.
Dari hasil pengamatan dan pengumpulan data awal yang dilakukan dapat disimpulkan
penyebab masalah yaitu sebagai berikut yang disajikan dalam bentuk gambar tulang ikan
:
Latar belakang
Kurang
pendidikan
Keaktifan pengetahuan

Minim
Kurang
penyegaran
Keterampilan
kader

3. Menguji penyebab
Beberapa penyebab di atas telah dilaksanakan uji yaitu dengan menggunakan pres- test
kepada kader. Pre test untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan kader posyandu.
Soal pre test berjumlah 10 soal, dengan rincian 8 soal pilihan ganda dan 2 soal essay.
Secara garis besar, 8 soal pilihan ganda merupakan soal terkait pengetahuan kader
tentang tumbuh kembang bayi dan balita dan 2 soal lainnya merupakan soal dalam bentuk
kasus untuk melihat cara pengisian KMS.
Berdasarkan hasil pres test, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Pre Test

Jenis soal
Pilihan Ganda Essay
Hasil penilaian …% …..%

4. Menyusun rencana penanggulangan


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan serta keterampilan kader
posyandu masih kurang, sehingga perlu diberikan bimbingan dan penyegaran untuk
meingkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam mengisi buku KMS, sehingga
dalam pengisian dapat dilakukan dengan baik dan benar serta ketelitian dari kader
meningkat.
Penanggulangan masalah dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu
1. Pembentukan kelompok kerja pelaksanaan dengan anggota sebagai berikut :
a. Ketua : Siska
b. Wakil ketua : Kuriani
c. Sekretaris : Grez
d. Fasilitator : Normala
e. Anggota : Febriana, Yulies dan Ajeng
2. Persiapan
Tahap ini meliputi kegiatan persiapan alat dan bahan dalam melaksanakan
pelatihan kader yaitu :
a. Buku KMS
b. Alat tulis
c. Modul
d. Kamera dokumentasi
e. Konsumsi untuk 2 kali pertemuan

5. Pelaksanaan penanggulangan
Pelatihan kader merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk :
Pelatihan kader dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan menggunakan
modul. Fasilitator menjelaskan materi sesuai modul kemudian para kader diajak untuk
melatih kemampuannya dalam mengisi buku KMS. Pada setiap akhir pertemuan
dilaksanakan post test untuk mengukur pengetahuan kader posyandu terhadap materi yang
disampaikan.

6. Meneliti hasil
Sebagai bentuk evaluasi dari pelaksanaan pelatihan terhadap kader tentang keterampilan
mengisi buku KMS, yaitu dengan melakukan post test setiap akhir pertemuan. Serta pada
saat dilaksanakannya pelayanan posyandu di posyandu Harapan Kita kembali dilihat
kemampuan para kader yang telah diberikan pelatihan. Pada saat pelaksanaan tersebut,
tanpa dibimbing, kader melaksanakan tugasnya masing-masing.
Secara garis besar, berikut merupakan hasil post test pada hari pertama dan kedua
pertemuan pelatihan.
Tabel 2. Hasil Post Test pertama dan kedua pada pelaksanaan Pelatihan kader di
Posyandu Harapan Kita
Jenis soal
Pilihan Ganda Essay
Hasil penilaian pertemuan …% …..%
I
Hasil penilaian pertemuan
II

7. Standarisasi
Berdasarkan hasil yang didapat dari pelaksanaan pelatihan kader sebagai bentuk kendali
mutu untuk meningkatkan kemampuan kader di Posyandu Harapan Kita, dapat
disimpulkan bahwa adanya peningkatan terhadap pengetahuan dan keterampilan para
kader. Hal ini menunjukkan bahwa kader menerima dengan baik materi yang diberikan
serta mampu mengisi buku KMS dengan baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan hasil
evaluasi Post Test yaitu …..
Pada saat pelaksanaan pelayanan posyandu yang dilaksanakan rutin tanggal 5 setiap
bulan, kader posyandu sudah menunjukkan hasil yang baik, dimana kader tidak hanya
mengisi buku KMS dengan benar namun juga melayani baik anak maupun ibu dengan
baik.
Salah satu cara yang dalam menarik minat dan kepatuhan para orang tua untuk datang ke
Posyandu Harapan Kita yaitu dengan membuat Makanan Pendamping yaitu Bubur
Kacang dan buah. Hal ini diharapkan dapat menarik minat namun memberikan contoh
tentang makanan yang baik dan bergizi bagi anak.
Setelah dilaksanakan rangkaian kegiatan kendali mutu diatas maka disimpulkan bahwa
standar dalam keterampilan kader Posyandu Harapan Kita adalah sebesar…. Yang
mengalami peningkatan dari sebelumnya adalah…

8. Langkah selanjutnya
Pada langkah selanjutnya dalam pengendalian mutu terutama pada pelayanan kader
posyandu di Harapan Kita, diharapkan kedepan, petugas Puskesmas Kereng Bangkirai
dapat melaksanakan pertemuan rutin untuk membahas kegiatan di Posyandu meliputi
hasil evaluasi dari kunjungan orang tua dan anak ke Posyandu dan masalah-masalah yang
dihadapi para kader pada saat melaksanakan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai