Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap aktivitas ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti tidak lepas
dari suatu kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan rangkaian konsep dan asas
yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk
tercapainya suatu tujuan. Dalam perdagangan internasional, yang ruang lingkupnya
luas, tentu dibutuhkan suatu kebijakan untuk mengatur kegiatan perekonomian
tersebut. Tanpa sebuah kebijakan , roda perekonomian akan berjalan dengan tidak
teratur atau justru akan sewenang-wenang.
Penyusunan ini dilatar belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan
ekonomi internasional secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan
ekonomi internasional, juga kebijakan yang berkenaan dengan ekspor-impor dan tarif
serta kebijakan perdagangan lainnya.
B. Rumusan masalah
1) Apa pengertian dari kebijakan ekonomi internasional?
2) Apa saja instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi internasional?
3) Apa saja kebijakan ekspor-impor?
4) Apa itu kebijakan tarif dan non-tarif?
5) Apa saja kebijakan ekonomi internaional lainnya?
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi internasinal.
2) Mengetahui instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi internasional.
3) Mengetahui kebijakan ekspor dan impor.
4) Memahami kebijakan tariff dan non-tariff.
5) Mengetahui kebijakan ekonomi internasional lainnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Intrumen dan Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Pengertian kebijakan ekonomi internasional
Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang
diambil pemerintah dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional
guna mencapai tujuan tertentu (gilarso, 2004:225)
Kebijakan ekonomi internaional dalam arti luas meliputi semua kegiatan
ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang
dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun
suatu kebijakan ditunjukan untuk mengatasi permasalahn dalam negeri, tapi
bila secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap ekspor dan
impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi
kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan
internasinal dalam arti sempit ini berkaitan dengan ekspor barang dan jasa,
oleh karena itu cakupnya sangan luas mengingat banyaknya barang atau jasa
yang diekspor maupun diimpor, mulai dari barang konsumsi, produksi
sampai pada tenaga kerja.
Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan
pemerintah suatu negara yang bertujuan untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negaranya dengan melalui
kegiatan yang mendorong eksspor dan mengatur/mengendalikan impor.
Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan dan
pembayaran internasional.
2. Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi
1) Kebijakan perdagangan internasinal mencakup tindakan/kebijakan
pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya. Khususnya mengenai
ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap
barang impor, bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan
ekspor dll.

2
2) Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan
pemerintah terhadap pembayaran internaional, misalnya pengawasan
terhadap lalu lintas devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka
panjang.
3) Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans),
bantuan untuk rehabilitasi serta pembangunan dlll.

3. Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Antara Lain :


1) Autarki. Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk
menghindarkan dari pengaruh-pengaruh negara lain baik pengaruh
ekonomi, politik atau militer.
2) Kesejahteraan (welfare). Tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas.
Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu Negara akan
memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejateraan
meningkat. Maka untuk mendorong perdagangan internasional, hamatan
atau restriksi dalam perdagangan internasional seperti tarif, quota, dan
sebagainya) dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti harus
ada perdagangan bebas.
3) Proteksi. Tujuan ini untuk melindungi industri dalam negeri dari
persaingan barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan
tarif, quota dan sebagainya.
4) Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang
mengalami defisit dalam neraca pembayaranya, posisi cadangan valuta
asingnya lemah. Maka diperlukan kebijakan ekonomi internasioanl guna
menyeimbangkan neraca pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini
umumnya berbentuk pengawasan devisa (exchange control).
Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/ mengawasi lalu lintas barang
tetapi juga modal.
5) Pembangunan ekonomi untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat
mengambil kebijaksanaan seperti misalnya:
 Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries).

3
 Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan
mendorong impor barang-barang yang esensial.
 Mendorong ekspor dan sebagainya.
B. Kebijakan Ekspor dan Impor
1. Kebijakan Ekspor dalam perdagangan internasional diantaranya :
1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga
barang yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk
barang yang sama, harga untuk negara yang atu lebih mahal atau lebih
murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian
atau dalam rangka perang aktif.
2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan
ekspor adalah dengan memberikan premi kepada badan usaha yang
melakukan ekspor. Pemberian premi ( subsidi itu antara lain berupa
bantuan biaya produksi secara pembeasan pajak dan fasilitas lain.
Dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing diluar negeri.
3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan
menetapkan barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah
dripada harga di dalam negeri. Cara ini hanya dapat dapat dilakukan
bila pasar dalam negeri dikendaikan atau dikontrol oleh pemerintah.
4) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-
masing pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk
melarang ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya
bisa karena alasan ekonomi, politik, sosial dan budaya.
2. Kebijakan impor dalam perdagangan internasional diantaranya :
1) Pengenaan Bea Masuk/tarif
Merupakan kebijakan pemerintahan pajak atas barang-barang impor
atau barang yang masuk ke indonesia. Kebijakan ini diterapkan untuk
meningkatkan sumber pemerintah negara bentuk devisa.
2) Kuota impor
kebijakan kuota impor ini dilakukan untuk membatasi masuknya
barang impor dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau
jenis barang impor yang akan masuk kedalam negeri, hal ini akan

4
membantu produsen dalam negeri untuk memproduksi barang yang
dirasa mampu bersaing dengan barang impor yang dijual dipasaran
dalam negeri.
3) Pengendalian Devisa
Dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan untuk
membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau
tidak mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
4) Substitusi Impor
Kebijakan mengadakan substitusi impor ditujukan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong produsen
dalam negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang diimpor
dari luar negeri.
5) Devaluasi
Kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing
dengan sengaja. Dengan devalusi mnyeaban harga arang impor
menjadi lebih mahal, sehingga akan mengurangi pembelian impor.
C. Kebijakan tarif dan non-tarif
Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah
sejenis pajak yang dikenaan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific
tariff’s) dikenaan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad
valorem (ad valorem tariff’s) adalah pajak yang dikenaan berdasarkan presentase
tertentu dari nilau barang-barang yang diimpor. Tarif merupakan bentuk kebijakan
perdagangan yang paling tua dan secara tradisional telah digunakan sebagai sumber
pemerintah pemerintah sejak lama. Namun, maksud utama pengenaan tarif biasanya
tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas pemerintah, melainkan juga
sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu didalam negeri dari tekanan
persaingan produk impor.
1) Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier)
Adanya suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-barang produksi
dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang
diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea
masuk kepada setiap barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi
habis didalam negeri.
5
a. Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu :
1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenankan
terhadap barang yang diangkut menunju negara lain
( diluar customarea)
2. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan
barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan
tujuan akhir barang tersebut negara lain.
3. Bea impor (import duites) adalah pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (didalam
custom area)
b. Jenis tarif
1. Ad valorem duties, yakni pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentasi dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk
tiap ukuran fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang
mrupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. Mialnya
suatu arang tertentu dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah rp.
20.000 untuk setiap unit.
c. Sistem tarif
1. Singel-column tariffs, sistem dimana untuk masing-masing barang
hanya mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya
autonomous tariffs (tarif yang tingginya ditentukan sendiri oleh
suatu negara tanpa persetujuan dengan negara lain). Kalau
tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain
disebut conventional tariff.
2. Double-column tariffs, sistem dimana ntuk setiap barang
mempunyai 2 tarif. Apabila kedua tarif teesebut ditentukan sendiri
dengan undang-undang, maka namanya : ‘’bentuk maksimum dan
minimum’’.
3. Triple-column tariffs, biasanya sistem ini digunakan oleh negara
penjajah. Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double
column tariff, yakni dengan menambah satu macam tariff
preference untuk negara-negara bakas jajahan atau afiliasi
6
politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama ‘’preferential
system).
d. Efek tarif :
Pembenaan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai
efek terhadap perekonomian suatu negara , khususnya terhadap pasar
barang tersebut. Beberapa efek tarif tersebut :
1. Efek terhadap harga (price effect)
2. Efek terhadap konsumi (consumption effect)
3. Efek terhadap produk (protective/impor substitution effect)
4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effec)
2) Kebijakan hambatan atau non-tarif (non-tarif barrier)
Adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat
menimbulkan distrosi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan
internasional.
A.M. Rugman R.M Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif
(non-tariff barrier) sebagai berikut :
1) Pembatasan Spesifik (specific limitation) :
a. Larangan impor secara mutlak
b. Pembatasan impor (kuota sistem)
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d. Peraturan kesehatan atau karantina
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara
f. Peraturan kebudayaan
g. Embarga
h. Hambatan pemasaran atau marketing
2) Peraturan bea cukai (customs administration rules)
a. Tata laksana impor tertentu (procedure)
b. Penetapan harga pabean
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa
(forex control)
d. Consulate formalities
e. Packaging/labeling regulation
f. Documentation needed
g. Quality and testing standard
7
h. Pungutan administrasi (fees)
i. Tariff classification
3) Partisipasi pemerintah (goverrnment participation)
a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Susidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah
Untuk meberikan perlindungan atau bantuan kepada industri
dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian
pajak, fasilitasbkredit, subsidi harga, dan lain-lain.
c. Counter valuing duties
d. Domestic assistance programs
e. Trade-diverting
f. Impor charges
g. Impor deposits
h. Supplementary duties
i. Variable levies
D. Kebijakan Perdagangan lainnya
Sesungguhnya, tarif itu adalah bentuk atau jenis kebijakan-kebijakan
perdagangan yang paling sederhana. Dalam praktek pedagangan dunia diera moderen
ini, kebanyakan pemerintah melakukan campur tangan dalam kegiatan perdagangan
internasional dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan lainnya yang lebih
kompleks.
Ada tiga kebijakan ekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain
1) Politik Proteksi
Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi
industri dalam negeri yang sedang tumbuh ( infant industry) dan
persaingan-peraingan barang-barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah :
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri
b. Memperluas lapangan kerja
c. Memelihara tradisi nasional
d. Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya
menggantungkan diri pada satu komoditi andalan.
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.
8
2) Politik dengan bebas
Politik dengan bebas adalh keijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antar negara. Pihak-pihak yang mendukung
kebijakan perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan
bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam
memproduksi barang dimana suatu negara memiliki keunggulan
kompetitif.
3) Politik Autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindari diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh
politik, ekonomi, maupun militer, sehingga keijakan ini bertentangan
dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya
perdagangan bebas. Itu seorang importir dalam melaksanakan
pembanyaran harus membeli uang dolar terlebih dahulu pada suatu bank
devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditrasfer kepada eksportir di
amerika.
Perangkat kebikan perdagangan lainnya :
Masih banyak cara lainnya yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi intensitas perdagangan internasional. Beberapa diantaranya
dapat kita kemukakan secara singkat sebagai berikut :
1) Proyek pengadaan pemerintah ( National procurement )
Pembelian pembelian leh pihak pemerintah ataupun perusahaan
perusahaan yang di atur secara ketat dapat di arahkan pada barang
barang tersebut sebenarnya lebih mahal dari pada barang yang sejenis
yang di impor.
2) Hambatan hambatan birokrasi tred-tape-harrier
Terkadang pemerintahan ingin membatasi impor tanpa melakukannya
secara formal.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara
nasional maupun internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global,
perdagangan internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspasi pasar,
baik secara ekspor maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan
untuk impor. Dalam makalah ini telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan
dan tujuan kebijakan ekonomi internasinal. Diantara tujuan keijakan ekonomi
internasional itu adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca
pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan
ekonomi ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut pula diterapka.
Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff dan kebijakan ekonomi lainnya.
B. SARAN
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari akan kekurangan serta kesalahan
dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, maupun materi yang
disampaikan. Dari itu penulis mohon maaf dan dengan kelapangan hati penulis
mohon saran serta kritik dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Krugman, R. Paul Maurice Obstfeld. 2004. Ekonomi Internaional Teori dan


kebijakan jilid 5. Jakarta : PT.INDEKS
WWW.GOOGLE.COM
https:/www.google.co.ide/searh?cleint=ucweb-b-
kmark&q=makalah+kebijakan+ekonmi=dan+perdagangan_internasinal&spell+1
&sa=X&ved=0ahUKwics5_gh8THWAhXFgl8KHCzBvo

11

Anda mungkin juga menyukai