Anda di halaman 1dari 15

ANALISA GAS DARAH

DR.Dr.Eddy Rahardjo, DSAn.


Lab. Anestesiologi FK UNAIR/RS DR SOETOMO

1. PENDAHULUAN
Untuk fungsi yang normal dari semua ensim dan proses metabolisme sel-sel tubuh diperlu?
kan suasana asam basa yang baik. Millieu interieur tubuh sendiri tidak begitu saja aman
terhadap gangguan-gangguan dari luar. Gangguan pernafasan sedikit saja, sudah akan
menyebabkan retensi C02 yang pada gilirannya menyebabkan perubahan pH darah mela?lui
reaksi C02 + H20 menjadi H + HC03.
Stabilitas pH adalah syarat mutlak untuk menjamin kehidupan dan survival. Mekanisme
pertahanan tubuh untuk menjaga pH dalam batas aman meliputi mekanisme pengendalian
pemafasan di paru, mekanisme pengendalian ion Hidrogen di ginjal disamping mekanisme
buffer. Perubahan asam basa dan gas darah adalah proses biokimia yang mencerminkan
perubahan di tingkat bioseluler. Data asam basa ini dapat menjadi pertanda yang dini (early
tracer) untuk mendeteksi perubahan-perubahan klinis yang akan segera mengiringi?nya.
Kejadian tragis seperti cardiac-arrest karena gangguan elektrolit dan pernafasan, dapat
"diramalkan" beberapa menit bahkan beberapa jam sebelumnya jika dilakukan blood-gas
monitoring dengan baik. Makalah ini akan membahas sedikit teori untuk landa?san
membaca hasil pemeriksaan gas darah. Bahasan juga akan disertai contoh-contoh diagnostik
serta upaya jalan keluar untuk mengatasi kesulitan tersebut.

2. KESEIMBANGAN ASAM BASA


Lazimnya, keseimbangan yang menjadi fokus pemeriksaan adalah dalam darah arterial,
karena darah inilah yang membawa oksigen dan nutrisi sampai tingkat sel-sel di jaringan.
Untuk mendapatkan data tersebut maka diperlukan sample darah dari arteria. Darah yang
diambil harus dipertahankan tidak membeku dengan menambahkan zat antikoagulasi, yaitu
heparin di dalam spuit sample. Selanjutnya sample diperiksa secara anaerobik. Keadaan
anaerobik ini sangat penting karena jika ada sedikit saja gelembung udara pada permukaan
darah, akan terjadi difusi gas antara C02 dan 02 terlarut dengan gas yang berada dalam
gelembung, udara tersebut. Pada waktu-wak-tu yang lalu sebelum ditemukannya elektrode
pemeriksa pH, pC02, lazim dipakai metode van Slijk untuk mengukur total C02. Angka ini
harus ditafsirkan berbeda dengan pengukuran gas darah arterial. Alat analisa gas darah
mengukur pH dan pC02 dengan elektrode khusus.
Hasil tersebut di-plot pada nomogram Siggard-Andersen, untuk memperoleh "derived
values" dari Base Excess / Deficit, Bicarbonate dan total C02. Kadar p02 diukur dengan
elektrode lain.
Empat parameter pokok yang penting untuk diagnose keadaan akut dan memulai terapi,
adalah : p02, pH, pC02 dan BE .

2.1. HARGA NORMAL


p02 : 80 - 100 mmHg
pH : 7.35 - 7.45
pC02 : 35 - 45 mmHg
B.E. : -2 - +2
HC03 : 21 - 25 mMoUL
Data gas darah dapat dibaca berdasarkan kriteria normalitas tersebut diatas. Namun,
secara sendiri-sendiri data ini tidak mempunyai arti klinis. Data gas darah minimal harus
dibaca dalam satu paket yang meliputi p02, pH, pC02 dan BE.
p02 < 80 mmHg menunjukkan keadaan hipoksia yang menyebabkan sel terpaksa
melakukan metabolisme anaerobik. Sebaliknya p02 > 100 menunjukkan hiperoksia,
keadaan yang ditimbulkan oleh pemberian oksigen yang berlebihan. Hiperoksia yang
berlangsung lama dapat menimbulkan oxygen-tozicity.
Selanjutnya, untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap yang menyangkut apakah
penyimpangan keseimbangan asam basa telah diikuti kompensasi, ataukah kompensasi
sudah mulai lumpuh dan apakah terjadi kelainan ganda, diperlukan cara. membaca yang
lain. Dengan menggunakan diagram ERS berikut ini, penyimpangan dari harga normal
dapat segera di-diagnosa jenis dan penyebabnva.

DIAGRAM E-R-S
pH ACIDOSIS < 7.35 ----- 7.45 > ----- ALKALOSIS
----------
pC02 HYPERCARBIA--- > 45 ----- 35 < ------
-- *> HYPOCARBIA
B E. ACIDOSIS <-2 ----- + 2 > -------ALKALOSIS
-----------

2.2. CARA MEMBACA DATA


a. Tentukan acidosis atau alkalosis : baca pH.
b. Tentukan penyebab primer dari acidosis atau alkalosis :
 baca pC02 : jika menyimpang searah dengan pH --> respiratorik
 baca B. E. : jika menyimpang searah dengan pH --> metabolik
c. Tentukan apakah sudah ada kompensasi :
 jika pC02 atau BE sudah menyimpang kearah yang berlawanan dengan pH, berarti
sudah ada usaha kompensasi.
Sebagai latihan perhatikan beberapa contoh kasus berikut :
pH 7.25 7.25 7.50 7.50 7:25 7.48
pC02 70 40 25 40 20 20
BE +2 -10 -2 +8 -17 -8
HC03 31 18 19 32 8 13
?total C02 33 - 19 20 33 9 15
33
?Diagnosis A B C D E F

A. acidosis [pH 7.25] respiratorik (pC02 70]


B. acidosis [pH 7.25] metabolik [BE -10)
C. alkalosis (pH 7.50) respiratorik [pC02 25]
D. alkalosis (pH 7.50) metabolik [BE + 8]
E. acidosis [pH 7.25] metabolik [BE -17] + kompensasi pC02 20
F. alkalosis [pH 7.48] respiratorik [pC02 20] + kompensasi BE -8

Kalau diperhatikan lebih teliti, total-C02 pada kasus B dan C, keduanya tampak rendah. Jika
hanya dilihat dari sisi itu saja, sering keduanya dianggap acidosis. Padahal kalau dilihat pH
dan BE akan jelas bahwa kasus B memang benar acidosis metabolik yang perlu pemberian
Na-bicarbonat tetapi kasus C sudah alkalosis dan TIDAK BOLEH diberi Na?bicarbonat lagi.
Pentingnya analisa gas darah diperjelas oleh kasus E dan F.
Pada kasus E, BE - 17 adalah proses primer yang perlu dikoreksi dengan Na-bicarbonat.
Tetapi path kasus F, BE - 8 adalah proses sekunder sebagai kompensasi dan ini TIDAK
BOLEH dikoreksi dengan Na-bicarbonat.

3. BAHAYA GANGGUAN ASAM BASA


a. Acidosis menyebabkan kadar Kalium darah naik dan fungsi sel dan ensim tubuh menja?di
buruk. Hyperkalemia diperberat oleh acidosis. Tanda-tanda klinis baru tampak jika kadar
Kalium sudah sangat tinggi, berupa aritmia ventrikuler (multiple PVC). Peruba?han ECG
yang khas baru muncul lambat path kadar Kalium 6 mEq/L. Kombinasi aritmia dengan
hiperkalemia mudah sekali berubah menjadi cardiac arrest karena ven?tricular fibrillation
(VF). pH < 7.20 dan BE < -5 perlu mendapat koreksi segera dengan Na-bicarbonat.
Dosis diberikan 1/3 x Berat Badan x selisih BE =.... mEq. Yang dimaksud "selisih BE"
misalnya kasus dengan BE - 11; selisih BE adalah -11 dengan -2 = 9 unit.
Dosis tersebut diberikan secara i.v. pelan, dalam 2 bagian, selang 30 - 60 menit. Koreksi
diberikan untuk mencapai BE -2 saja [tidak sampai O].

b. Alkalosis menurunkan kadar Kalium di dalam darah. Hipokalemia memudah.kan aritmia


dan intoksikasi digitalis. Selain itu, alkalosis juga mendorong kurve disosiasi oksigen ke
kiri sehingga affinitas Hemoglobin-O2 bertambah. Hal ini menyebabkan pelepasan
oksigen dari Hb ke jaringan jadi lebih sulit.

c pC02 yang tinggi (80 - 100 mmHg) menyebabkan coma, aritmia ventrikuler serta
vasodilatasi pembuluh darah otak. Vasodilatasi cerebral ini menyebabkan aliran darah ke
otak dan tekanan intra-cranial meningkat.

d. pC02 yang rendah [ < 25 mm-Hg] menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah otak dan
penurunan aliran darah ke otak sehingga menyebabkan hipoksia otak.

4. PENUTUP
Pembaca yang tertarik pasti memerlukan informasi yang lebih mendalam tentang dinamika
asam basa dan gas darah ini. Sebenarnya uraian diatas sudah cukup membantu untuk
menyelesaikan lebih kurang 75 % kasus yang lazim dijumpai di klinik jika disertai kecer?
matan observasi kondisi pasien dan mempelajari sejarah perjalanan penyakitnya. Untuk 25
% kasus lainnya diperlukan pendalaman lebih jauh yang dapat dipelajari dalam buku-buku
Critical Care yang banyak ditulis oleh pakar-pakar Anestesiologi dan Critical Care /
Intensive Care.
? 7.35 pH 7.45
acidosis

ACIDOSIS TANDA KOMPENSASI


Metabolik B E negatif PCO2 turun
Respiratorik PCO2 naik BE positif

Rx Acidosis Metabolik karena shock harus terapi shock, bukan


netralisasi Na-bicarb
Na-bicarb hanya u/ mengurangi acidosis jika pH < 7.20
? 7.10 _ 7.25 7.35 pH 7.45
acidosis
?
HASIL ANALISA GAS DARAH

Contoh kasus :
TOTAL CO2 tidak dapat diandalkan untuk
Diagnose acidosis / alkalosis,
Total CO2 rendah tidak selalu acidosis
Total CO2 tinggi tidak selalu alkalosis

1 2 3 4
PH 7.25 7.50 7.25 7.65
PCO2 38 24 70 25
BE --10 --3 0 +8
Tot. CO2 17 19 31 30

Pada metode van slijk:


Tercampur unsure pCO2 (respiratorik) dengan HCO3 (metabolic)
?
?RESPIRATORIK
?PCO2 45 35
?PH ACIDOSIS 7.35 7.45 ALKALONIS

METABOLIK
?B E -2 +2

1. ?Lihat Acidosis / Alkalosis


2. ?Cari pCO2 atau BE yang abnormal
pada sisi searah dengan pH
?U/ diagnose proses primer
3. pCO2 atau BE pada daerah netral atau
sisi berlawanan dari pH
adalah proses kompensasi
4. pCO2 dan BE pada sisi yang sama :
adalah proses ganda
pH
1. ?7.45
acidosis

ACIDOSIS TANDA KOMPENSASI


Metabolik BE negatif pCO2 turun
Respiratorik pCO2 naik BE positif

Terapi :
Acidosis Metabolik = terapi shock
# Na – bicarb
Acidosis Respiratorik = Bantu pernafasan
# Na- bicarb
?
?RESPIRATORIK
?pCO2 45 35
?pH ACIDOSIS 7.35 7.45
METABOLIK

?BE -2 +2

? PH

|
1. ------------------------- ACIDOSIS
ALKALOSIS
?
2. ----------- pCO2 BE
searah searah
| |
RESPIRATORIK METABOLIK
| |
?3. ---------- BE pCO2
?
?
?pCO2 HYPERcarbia 45 35 HYPOcarbia

?pH ACIDOSIS 7.35 7.45 ALKALOSIS

?BE NEGATIVE -2 +2 POSITIVE


?Base excess

?
?
Sample:
DARAH ARTERIAL dengan heparin

|
menggambarkan status oksigenasi
dan status ventilasi paru
?
Hasil:
pO2
pO2
pH

BE
HCO3
(tot CO2)
Keseimbangan asam basa & elektrolit darah

ACIDOSIS – respiratorik :
(retensi CO2 karena gangguan nafas)
 hipoventilasi
 gagal nafas akut
 obstruksi jalan nafas

ACIDOSDIS :
 shock
 hipoksia jaringan
 gagal ginjal akut

?
?

?
?

?
?

Anda mungkin juga menyukai