Anda di halaman 1dari 13

DASAR-DASAR KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha. Wirausaha terdiri dari kata wira dan usaha.
Arti kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan dan jujur, sedangkan usaha adalah
kegiatan yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan
produk baru, mengatur permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut
wirausahawan atau entrepreneur.
Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibatkan
keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan
inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu
yang belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodifikasi, dan
mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari
sebelumnya.

Sebelum lebih lanjut membahas langkah-langkah dalam membangun usaha. Perlu diketahui
definisi dan perbedaan istilah pengusaha, wiraswasta, entrepreneurship, entrepreneur, dan
intrapreneur. Dengan mengetahui perbedaan istilah tersebut, maka akan memacu dan
mengkoreksi diri dalam membangun dan mengembangkan usaha.
Pengertian
WIRASWASTA
WIRAUSAHA (entrepreneur)
PENGUSAHA

WIRA= Pejuang, utama,gagah, berani,


teladan, jujur
Swa= sendiri
Sta= berdiri
Sehingga, wiraswasta berarti orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan,
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Teori wiraswasta pada saat itu mengacu pada teori ekonomi masa neoklasikal. Dimana seorang
pengusaha atau wiraswasta dianggap sebagai faktor produksi tetap (fixed factor) dan berpusat
pada pengelolaan sumber daya serta mengasumsikan pasar yang sempurna dan tersebar merata.
Posisi seorang pengusaha yang disebut wirausaha tidak sesuai.
Sedangkan pada teori ekonomi modern pengusaha dibagi dalam 2, yaitu wiraswasta dan
wirausaha, Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dengan fungsinya
sebagai pelaku inovasi atau pencipta kreasi-kreasi baru. Sehingga seorang wiraswasta tidak
dapat disama artikan dengan seorang wirausaha.
Sebagai contoh.
Seorang pengusaha bengkel motor, dimana usahanya tidak berkembang dari tahun-ketahun,
maka ia disebut wiraswasta. Tetapi jika ia mampu mengembangkan bengkelnya menjadi bengkel
lebih besar dan modern, serta jaringan bertambah banyak, maka ia disebut sebagai wirausaha.
Memang seorang wiraswasta berusaha sendiri, tetapi tidak memiliki visi pengembangan usaha,
kreatifitas dan inovasi.
Kewirausahaan disebut juga “entrepreneurship”, istilah kata ini cukup populer dimasyarakat
dan sering digunakan pada perguruan tinggi atau akademis. Sedangkan wirausaha disebut juga
“entrepreneur” adalah orang yang melakukan tindakan tersebut dengan menciptakan suatu
gagasan dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.

Istilah lain yang cukup populer di dunia usaha adalah Intrapreneur. Pada era krisis banyak
perusahaan-perusahaan baik yang kecil maupun yang besar gulung tikar atau menurun
pendapatannya. Tetapi ada juga perusahaan-perusahaan yang mampu mempertahankan usahanya
dengan membangun jiwa kewirausahaan dalam perusahaan, sehingga menghasilkan produk-
produk baru atau pengembangan dari produk-produk lama dan tetap sukses dipasaran. Karena
menurunnya daya beli masyarakat banyak perusahaan yang meluncurkan kemasan isi ulang
(reffil), kemasan diperkecil (sachet), 2 atau lebih fungsi dalam satu produk, contoh Presedont
produk barunya Gigi sehat, kuat dan Plus Whitening, Produk so Klin “Rapika” pelembut, pelicin,
pewangi dan anti jamur. Disamping itu banyak juga perusahaan mengeluarkan produk barunya
yang lebih spesifik, seperti: susu untuk orangtua, biskuit untuk anak-anak dan camilan untuk
diet, dan sebagainya.
Sedangkan perusahaan yang tidak mampu mempertahankan jiwa kewirausahaan pada
perusahaannya akan menjadi perusahaan ketinggalan zaman atau tenggelam dari peredaran.
Dari ilustrasi diatas maka arti dari Intrapreneur atau disebut juga corporate entrepreneurship
adalah membangun dan mempertahankan jiwa kewirausahaan dalam diri karyawan dalam suatu
perusahaan.
Sehingga definisi secara singkat, seorang wirausaha belum tentu memiliki suatu harta atau aset
perusahaan. Seorang profesional/karyawan dapat dikatakan seorang wirausaha, pemilik
perusahaan terkenal dapat dikatakan seorang wirausaha. Tetapi seorang wiraswata pasti memiliki
harta (aset) perusahaan.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa wirausahawan itu adalah orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam memastikan kesuksesan.

Setelah memahami pengertian Kewirausahaan, sekarang muncul pertanyaan kenapa harus


belajar Kewirausahaan...? Apa pentingnya kita memiliki jiwa wirausaha...? Robert T. Kiyosaki
dalam bukunya berjudul “Cash flow Quadrant” menjelaskan kenapa kita harus memilih
menjadi seorang wirausaha.

Teori Cash Flow Quadrant membagi manusia dalam empat kuadran, yaitu dua di kuadran kiri
dan dua di kuadran kanan, seperti gambar berikut ini:
Cash Flow Quadrant- Robert T. Kiyosaki
Kuadran Kiri:
E = Employee/ pegawai tetap seperti PNS, karyawan, buruh
S = Self-employed (pekerja lepas) seperti artis, dokter, pengacara, notaris
Kuadran Kanan:
B = Business owner (pemilik bisnis)
I = Investor (penanam modal)
Apa itu Cash Flow Quadrant?
Cash flow quadrant berasal dari kata “Cash flow”= arus uang. Quadraant adalah posisi kiri atau
kanan atau etak. Cash flow menggambarkan posisi arus kas seseorang yang berada di sebelah
kiri dan kanan. Cash Flow Quadrant adalah salah satu metode darimana penghasilan atau uang
diperoleh. Misalnya, orang yang berada di kuadran kiri “E” (pegawai dan pekerja) adalah orang-
orang yang mendapatkan uang dengan bekerja pada orang lain baik itu pemerintah maupun
perusahaan. Orang “S” mendapatkan uang dengan bekerja untuk diri sendiri (artis, dokter, dll).
Mereka tidak mau dibayar, tapi merekalah yang menentukan berapa mereka pantas
dibayar. Orang yang berda di kuadran kiri memilih berada di posisi kiri untuk mencari pekerjaan
yang aman dapat uang rutin dengan tunjangan setiap bulan, demikian juga dengan dokter dan
artis. Tapi, apa yang mereka alami? Mereka aman secara finansial tapi hidup pas-pasan (Get
Money No Time), dapat uang tapi terikat dengan waktu.
Seorang “B” memiliki usaha pribadi yang menghasilkan uang, dia mempekerjakan orang lain
untuk menghasilkan uang bagi dirinya (Bussinesman). “I” adalah Investor yang uangnya bekerja
untuk mereka. Orang yang berada di kuadran “B” dan “I” adalah orang yang memiliki sistem dan
oranglain yang bekerja untuk dia, bukan dia yang sibuk secara fisik.
Agar lebih jelas lagi mari kita lihat arus kas masing-masing orang.
1. Orang Kelas Rata-Rata (E = Employee, pekerja)
Mereka bekerja mendapatkan penghasilan yang langsung dibelanjakan, tidak ada yang tersisa
untuk menabung (saving).
Arus uang orang kelas rata-rata: Penghasilan Rp3.000.000,-
Pengeluaran Rp3.000.000,-
Saving Rp0,-
2. Orang Kelas Menengah (S = Self employee, pekerja lepas)
Mereka bekerja mendapatkan penghasilan, karena ingin hidup lebih baik tapi penghasilan tidak
mencukupi mereka terpaksa berhutang (kartu kredit, rumah, mobil, motor, biaya pendidikan
anak, bahkan sampai perabotan rumah tangga). Ketika menerima penghasilan, mereka membayar
hutang-hutang terlebih dahulu kemudian melakukan pengeluaran. Mereka tetap tidak melakukan
saving.
Arus kas orang kelas menengah: Penghasilan Rp4.000.000,-
Bayar hutang Rp3.000.000,-
Pengeluaran Rp1.000.000,-
Saving Rp0,-
3. Orang Kelas Atas (mapan dan bebas finansial)
Penghasilan mereka dari Asset/passiva income (menyewakan rumah, deposito, saham dan bentuk
investasi lainnya). Mereka berusaha menekan pengeluaran dan utangnya, mereka memiliki
saving yang akan dibelikan asset lagi, yang dapat memberikan pasiva income lebih besar lagi.
Arus kas orang kelas atas: Penghasilan Rp4.000.000,-
Bayar utang Rp2.000.000,-
Pengeluaran Rp1.000.000,-
Saving Rp1.000.000,-

Apakah Anda telah memilih dikuadran mana Anda akan berdiri??

INGAT...!
Tangan di atas jauh lebih mulia daripada tangan di bawah...! maka jadilah manusia
yang mulia, dimata manusia dan di mata Tuhan.
KARAKTER-KARAKTER WIRAUSAHA
Seorang wirausahawan harus mempunyai sikap kreativitas, inisiatif, dan percaya diri. Ciri-ciri
seorang wirausahawan adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang
bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk
memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan
memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja,
kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh
karena itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.

b. Berorientasi tugas dan hasil


Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan
nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, dan kerja keras. Dalam
kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya
diperoleh melalui pelatih anda
pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir
kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.

c. Keberanian mengambil risiko


Wirausahawan adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha
menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko
yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih, yaitu
alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif.
d. Kepemimpinan
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam
proses produksi maupun pemasaran dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang
menambah nilai.

e. Berorientasi ke masa depan


Wirausahawan harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Kuncinya adalah
dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.

f. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi


Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut.
1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup
baik.
2. Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya.
3. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
Syarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil adalah seperti berikut.
1. Memiliki sikap mental yang positif.
2. Memiliki keahlian di bidangnya.
3. Mempunyai daya pikir yang kreatif.
4. Rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif ).
5. Memiliki semangat juang yang tinggi (motivasi) dan komitmen yang tinggi.
6. Mampu mengantisipasi berbagai risiko dan persaingan.
Sedangkan Ciputra (2008) dalam ingin menjadi entrepreneur perlu mengidentifikasi tujuh
prasayarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil:
1. Passionate atau memiliki keinginan yang besar dan semangat baja serta percaya diri
2. Kreatif dan dapat melihat peluang
3. Inovatif menghasilkan produk dan jasa yang memiliki nilai tambah
4. Yakin memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif
5. Mengetahui cara menghasilkan barang dan jasa dengan cara yang paling efisien
6. Mengetahui cara memanfaatkan sumber dana dengan perhitungan paling murah dengan resiko
paling rendah namun tetap menghasilkan barang dan jasa yang paling baik
7. Siap kerja keras dengan risiko gagal dan rugi
Lebih lanjut Direktorat PSMK (2009), mengelompokkan sifat dan karakter kepribadian
berdasarkan beberapa teori di atas
Tabel Indikator Sifat Wirausaha
No Komponen Sifat Wirausaha Indikator
1. Kreatif, inovatif, proaktif Mampu menghasikan gagasan dengan cepat
(kreatif), kaya fantasi (inovatif) dan terbuka
terhadap gagasan baru (proaktif)
2. Luwes bergaul, Senang membina kenalan baru, dapat
mengembangkan dan menyesuaikan diri dalam pergaulan, senang
memelihara hubungan baik bekerjasama dengan oranglain, memiliki rasa
setia kawan
3. Berani mengambil resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang
wajar, suka tantangan dan mau belajar dari
kegagalan
4 Optimistik, ambisi untuk maju Yakin akan berhasil, berorientasi ke masa depan
dan tidak cepat puas diri dalam meraih prestasi
terbaik
5. Mandiri, percaya diri Tidak tergantung kepada orang, menyukai
kebebasan dalam mengambil keputusan
6. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, mampu
menyelesaikan perbedaan pendapat, menanggapi
saran-saran dan kritik, mampu mengarahkan dan
memberi saran
7. Selalu memperbaiki prestasi Mempergunakan kritik dan umpan balik untuk
(hasrat berprestasi tinggi) memperbaiki prestasi, mau menambah ilmu
pengetahuan
8. Rajin bekerja, berorientasi Suka bekerja keras, tidak mudah menyerah dan
pada tugas dan hasil berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan teat
waktu sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
9. Tekun dan bertanggung jawab Tekun dan tabah, terlihat penuh dalam pekerjaan
serta berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan
tepat waktu sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
10. Tanggap terhadap peluang Tanggap terhadap peluang dan kesempatan
berusaha, mengatur waktu sesuai prioritasnya,
mampu menyelesaikan beberapa hal sekaligus.

Karakteristik Wirausaha menurut Bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal dengan
10 D, yaitu:
a. DREAM (mimpi)
Tidak ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai visi
dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.
b. DECISIVENESS (ketegasan)
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan tidak
bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan. Kecepatan dan ketepatan
merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
c. DOING (bertindak)
Wirausaha tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang telah
dibuat, mempunyai kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang lain.
d. DETERMINATION (Ketetapan hati/kebulatan tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga
tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.
e. DEDICATION (Pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, karena
dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.
f. DEVOTION (Kecintaan/kesetiaan)
Bisnis akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus dan semangat wirausaha,
sehingga ia harus mencintai pekerjaaannya dan pandai membagi waktu.
g. DETAILS (terperinci)
Untuk mencapai kesuksesan, wirausaha harus berpikir detail (terperinci) karena ketika
menjalankan usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran secara
detail.
h. DESTINY (nasib)
Wirausahan membutuhkan keberuntungan dan iia harus mulai berusaha untuk memprediksi
kapan keberuntungan itu datang menghampirinya. TIME (time, intuition, momentum, effort)
adalah waktu keberuntungan. Keberuntungan membutuhkan Timing (waktu yang tepat),
Intuition (intuisi/gerak hati yang terus dilatih), Momentum (saat yang tepat), dan Effort (usaha
agar timing, intuition, momentum dan effort bisa terjadi bersamaan).
i. DOLLARS (materi/uang)
Seorang wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan usaha
ditinjau dari nilai mata uang, tetapi hindari menjadi seorang yang materialis karena itu sangat
berbahaya.
j. DISTRIBUTE (menyalurkan/mendistribusikan)
Wirausaha yang baik selalu berorientasi untuk memberi dan mendistribusikan kesuksesannya,
filosofinya, kepemilikannya, ilmunya, uang yang dimilikinya untuk kesejahteraan para karyawan
dan tentunya untuk membantu mengembangkan bisnis, agar pelanggannya senantiasa setia dan
selalu membeli barang dan menggunakan jasanya.
KESUKSESAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHAWAN
1. Kesuksesan Wirausahawan
Wirausahawan adalah manusia biasa yang sama dengan manusia lainnya, yaitu makhluk ciptaan
Tuhan. Namun, ada perbedaan diantara keduanya, sehingga ada yang dikatakan sukses dan ada
yang dikatakan gagal, adalah kepribadiannya.
Faktor keberhasilan usaha seorang wirausaha bukan hanya dilihat seberapa keras Anda bekerja,
tetapi seberapa cerdas anda melakukan dan merencanakan strategi serta mewujudkannya. Jadi,
Anda harus menjadi entrepreneur yang cerdas (smart entrepreneur). SMART (strategic thinker,
Motivator, Ambitious, risk manager, totalitas)
a. Strategic thinker
Seorang wirausaha merupakan strategic planner (pembuat rencana strategis) yang andal, yang
bekerja tidak hanya dengan otot saja tetapi juga menggunakan otak. Jadi, hindari bermodal nekat
saja.
b. Motivator
Wirausaha merupakan motivator bagi dirinya. Bila ia mengalami kegagalan ia akan selalu
bangkit dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang andal bagi tim dan
karyawannya.
c. Ambitious
seorang wirausaha juga harus mempunyai ambisi yang baik. Sedangkan ambisi yang buruk
adalah target waktu yang kurang realistis atau ingin cepat (instan), sehingga cenderung
menghalalkan segala cara. Dengan ambisi yang tepat maka Anda mempunyai semangat dan
keinginan yang kuat untuk mewujudkannya.
d. Risk manager
Wirausaha bukan hanya risk taker (pengambil resiko) tetapi juga risk manager (manajer resiko)
bagi dirinya dan usahanya. Manager resiko berarti tidak boleh gegabah dan terburu-buru.
Menajer resiko harus cermat, taktis, cerdas, dan jeli membaca reiko dan peluang sehingga ia
akan memilih resiko yang optimal (paling menguntungkan) bagi perusahaannya.
e. Totalitas
Bekerja secara total dengan komitmen tinggi pada usahanya, benar-benar mencintai usahanya.
Untuk itu ia berusaha untuk tidak jatuh dan gagal.

Hal lain yang harus dibangun dalam bisnis adalah:


a. Pengetahuan (knowledge)
b. Kemampuan (skill)
c. Pengalaman (experiences)
d. Jaringan (networking)
e. Informasi-informasi yang didapat (informing)
f. Waktu yang tepat (timing)
g. Prospek dan peluang
2. Kegagalan Wirausahawan
Jika anda ingin menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan sejati, maka hapuslah kata
“gagal” dalam otak anda.
Ada pepatah mengatakan : kegagalan adalah jalan terdekat menuju kesuksesan”.
Ada 3 faktor penyebab seseorang merasa gagal menjadi wirausaha, yaitu:
1. Diciptakan oleh diri sendiri (bersumber dari pikiran keliru yang Anda bangun dalam mindset
anda dan persepsi yang salah memaknai kata gagal)
2. Dipaksa gagal oleh orang lain, dengan cara dijegal, ditabrak, diserang, dihabisi dan dimatikan.
3. Faktor alam yang tidak mendukung (gempa, tsunami, air bah, banjir bandang, kemarau dll)

Selain tiga faktor tadi, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan ketertundaan kesuksesan
dalam bisnis antara lain:
 tak ada perencanaan yang matang
 kurang pengalaman (strategi bisnis yang keliru)
 tidak punya semangat berwirausaha
 motivasi karyawan yang rendah (gaji kecil)
 kurang

Stimulasi dan Motivasi Usaha


1. Peka terhadap peluang
 Cari peluang. Jangan tunggu peluang mengetuk pintu Anda. Kemungkinan Anda tidak di rumah
(Jinger Heath)
 Hari esok bukan janji tapi peluang (Rachel Jay Scott)
2. Antusias
3. Jujur
 Uang yang didapatkan dengan cara tidak jujur tidak akan bertahan lama (Pepatah Cina)
 Untuk memberikan pelayanan terbaik anda harus menambahkan sesuatu yang tidak bisa dibeli
atau diukur dengan uang, dan itu adalah ketulusan dan integritas (Douglas Adam)
4. Kerjasama
 Jika melihat orang baik, pikirkan bagaimana anda bisa jadi seperti mereka. Jika melihat orang
yang tidak terlalu baik, renungkan kelemahan-kelemahan sendiri (Khong Fu Tse)
5. Siap terhadap perubahan
 Jika satu tujuan tidak tercapai, jangan ubah tujuan, atur langkah-langkah

KESEMPURNAAN SEORANG WIRAUSAHA


Seorang wirausaha yang sukses akan mencapai kesempurnaan apabila mampu meraih
kesuksesan tidak hannya dalam karir atau bisnis tetapi juga sukses dalam keluarga dan
lingkungannya sperti mempunyai keluarga yang sehat, cerdas, dan harmoni. Serta aktif
dikegiatan sosial lingkungannya.
Pengertian, Tujuan, dan Teori Kewirausahaan (Materi Kuliah)
6 Maret 2012 01:42 Diperbarui: 25 Juni 2015 08:27 262 2 0

13309980901853874542

KEWIRAUSAHAAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ked an akhiran
an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan
wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga
kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan
bisnis.

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard
Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom
Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur
sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai
kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil dari
berbagai sumber :

Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang


dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk
atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.

Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem


ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar
seperti pengarahan dan pengawasan.
B. Tujuan Kewirausahaan

Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin
menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut
menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang
menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal 5
Maret 2012 jumlahnya telah melonjak tajam menjadi maka tidaklah mengherankan apabila saat ini,
kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki
prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan
negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan.

Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan
membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut
menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking).
Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah
percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan
kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.

Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu negara akan meningkatkan daya saing negara
tersebut ?, jawabanya saya kira cukup jelas. Pertama, sebuah negara yang memiliki wirausahawan
banyak tentunya akan mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi
yang mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak pegawai negeri sipil yang
kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka setiap bulan memakan anggaran negara untuk
menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada perekonimian nasional sangat minim baik dari segi
pajak maupun tingkat konsumsi.

Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi
mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah
harus pro aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang
kompetitif, dan tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka
akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar, dengan hal
tersebut modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus pangsa pasar global, yang
nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka
dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk
menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional.

Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila semakin banyak uang yang
dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan
berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP
yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi warga negara penduduk tersebut dimanapun berada
(di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi nasional
secara makro, dan mempercepat roda pembangunan nasional, karena ketersediaan anggaran semakin
meningkat.

Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan
martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan pengetahuan tersebut diharapkan
akan semakin banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha,
namun perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang
dihasilkan dapat bermanfa’at bagi masyarakat luas.

C. Teori Kewirausahaan

Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin berkembang, maka lahirlah berbagai macam teori
tentang kewirausahaan, akan coba saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah
sebagai berikut :

1.Neo Klasik

Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-
individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi
matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak
cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat
tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen masalah
kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk melahirkan teori-teori berikutnya.

2. Kirzerian Entrepreneur

Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk
swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan
keuletan sang pengusaha.

Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang mereka
masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya
peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini
berkaitan dengan keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan
berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai
sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang usaha dan
mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha,
maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih
kesuksesan dalam berwirausaha. Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan
pada motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan
untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi
peluang usaha yang diperolehnya.

Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam
mengorganisasikan suatu usaha, memanaje keuangan dan hal-hal terkait, membangun jaringan, dan
memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk memajukan suatu usaha.

Anda mungkin juga menyukai