TINJAUAN PUSTAKA
Batuan beku atau batuan Igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Umumnya, proses pelelehan terjadi
oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperature, penurunan tekanan, atau
Dalam siklus batuan dicantumkan bahwa batuan beku bersumber dari proses
pendinginan dan penghabluran lelehan batuan didalam bumi atau magma. Magma yang
mempunyai berat-jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik
melalui rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan bumi. Ketika Magma naik menuju ke permukaan, maka magma mulai
kehilangan mobilitasnya atau biasa disebut dengan diferensiasi magma, dimana akan
keadaan seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana ion-ion didalamnya akan
mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri, menghablur dan membentuk
batuan beku. Namun dalam proses pembekuan tersebut, tidak seluruh bagian dari lelehan
itu akan menghablur pada saat yang sama. Ada beberapa jenis mineral yang terbentuk lebih
awal pada suhu yang tinggi dibanding dengan lainnya serta ada juga yang mengalami
pelarutan antara magma dengan batuan yang sudah terbentuk sebelumnya atau biasa
Bentuk-bentuk dan ukuran dari hablur yang terjadi, sangat ditentukan oleh derajat
kecepatan dari pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang lambat, hablur yang
terbentuk akan mempunyai bentuk yang sempurna dengan ukuran yang besar-besar.
yang berukuran kecil-kecil, kadang berukuran mikroskopis. Bentuk pola susunan hablur-
hablur mineral yang nampak pada batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.
Golongan mineral yang berwarna tua disebut mineral mafik karena kaya magnesium atau
besi. Sedangkan mineral yang berwarna muda disebut mineral felsik yang miskin akan
unsur besi atau magnesium. Mineral felsik seperti kelompok mineral plagioklas dan K-
Feldspar yang merupakan penyusun terbanyak dan tersebar luas dalam batuan. Kedua
kelompok mineral tersebut bila terubah akan menjadi karbonat, serisit, mineral lempung
dan lain-lain (Tim Asisten, 2018). Beberapa mineral hitam yang sering dijumpai, ialah
olivin, augit, hornblende dan biotit. Sedangkan mineral putih yang sering dijumpai adalah
mineral silikat (magma) , dimana komposisi magma berubah sifat dari basaltis→
andesitik→ rhyolitik oleh NL.Bowen (1887-1956) disusun suatu seri yang dikenal dengan
berikut:
1. Batuan Intrusive adalah batuan beku yang terbentuk dibawah permukaan bumi yang
a. Batuan Hypabysal adalah batuan beku intrusive yang terbentuk dekat permukaan
b. Batuan Plutonic adalah batuan beku intrusive yang terbentuk jauh dibawah
hingga kasar.
2. Batuan Extrusive, bersifat fragmental atau sebaliknya dan terbentuk sebagai hasil
erupsi ke permukaan bumi. Batuan yang termasuk extrusive yaitu batuan vulkanik.
Batuan vulkanik terbentuk dari magma yang mencapai di permukaan bumi kemudian
membeku. Umumnya berbutir sangat halus hingga gelas, hal ini dikarenakan proses
2.3.2 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Sifat Kimia dan Komposisi Mineral.
1. Batuan beku asam (SiO2 > 66 %): bila terutama tersusun oleh mineral-mineral asam,
kelompok Granit-Riolit.
2. Batuan beku sedang (SiO2 : 52-66 %): bila tersusun oleh mineal mineral menengah
antara asam dan basa, biasanya berwarna agak gelap sampai kehitaman. Termasuk di
3. Batuan beku basa (SiO2 : 45-63 %): bila terutama tersusun oleh mineral-mineral basa,
4. Batuan beku ultrabasa (SiO2 < 45 %): bila tersusun oleh mineral mineral yang sangat
basa, biasanya berwarna hijau sampai hijau kehitaman. Termasuk di dalamnya adalah
Mineral penyusun batuan dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari
warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang bertekstur
1. Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
yang tersusun oleh mineral-mineral felsik dan mineral mafik hampir sama banyak.
3. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang
4. Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik, umumnya
adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir seluruhnya mineralmineral
mafik.
dan posisi tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan mantel) tempat kejadian
magma tersebut (Susanto, 2008). Mineral pembentuk batuan dibagi atas 3 kelompok
yaitu:
1. Mineral utama (assential minerals), mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma,
yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak atau dominan dan menentukan
banyak namun tidak seperti mineral utama. Contoh: klorit, epidot, serisit, kaolin,
magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (< 5%) dari volume batuan, dan tidak
menentukan nama/sifat batuan. Contoh: apatit, zirkon, magnetit, hematit, rutil, dll.
2.4.3 Tekstur
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan
keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan
1. Kristalinitas
Pada pembekuan magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan terbentuk gelas
2. Granulaaritas
b. Porfiritik, yaitu adanya mineral yang berukuran besar (fenokris) dalam masa dasar.
1) Faneroporfiritik, yaitu fenokris yang terdapat pada masa dasar Kristal yang
faneritik.
2) Porfiroafanitik, yaitu fenokris yang terdapat dalam masa dasar Kristal yang
afanitik.
kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan dengan mikroskop biasa.
3. Fabrik
a. Bentuk kristal, dasar kejelasan dan bentuk bidang batas Kristal-kristal mineral
ditinjau dari kenampakan dua dimensi secara individual yang terbagi atas 3, yaitu:
1) Euhedral: bentuk bidang atas dari kristal teratur baik dan tampak jelas.
2) Subhedral: bentuk bidang batas dari kristal bervariasi, kombinasi dari bentuk
3) Anhedral: bentuk bidang batas dari kristal jelek dan tidak teratur.
b. Relasi, merupakan hubungan antara butir kristal-kristal yang satu dengan yang
lainnya, meliputi:
1) Equigranular: ukuran butir dari kristal yang menyusun batuan hampir sama
besar.
besar.
(Nurdin, 2009).
terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu pembekuan berlangsung. Struktur ini
gas.
e. Xenolit, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk