DIANTIKA PRAMESWARA
0806333783
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : 0806333783
Tanda Tangan :
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya serta Karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ners. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dari masa perkuliahan, profesi sampai penyusunan karya ilmiah
akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia;
2. Ibu Henny Permatasari, S.Kp., M.Kep., Sp..Kom selaku koordinator
PKKMP Program Profesi Ners 2013, yang telah banyak menginspirasi saya
untuk menjadi seorang perawat komunitas yang berdedikasi tinggi, tegas,
dan bijaksana.
3. Ibu Poppy fitriani, S.Kp., M.Kep., Sp..Kom selaku koordinator peminatan
komunitas yang telah banyak membimbing saya dan teman-teman
komunitas untuk menjalankan praktik profesi stase terakhir ini dengan
segala kemudahan, Ibu telah banyak mengajarkan saya mengenal perawat
komunitas yang sesungguhnya, juga support Ibu kepada kami yang
membuat stase terakhir ini menjadi stase terindah selama praktik profesi,
maaf bila selama ini banyak keluhan, penawaran, dan lain hal.
4. Bapak Sukihananto,S.Kp., M.Kep selaku dosen pembimbing saya yang
telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan karya ilmiah ini. Bapak telah
mengajarkan banyak hal terutama dalam melakukan manajemen baik untuk
diri sendiri, kelompok, maupun antarprofesi.
5. Ibu Diah Ratnawati, M.Kep selaku dewan penguji yang telah banyak
memberi masukan untuk perbaikan KIA ini.
6. Semua pengajar terutama pengajar keilmuan keperawatan komunitas, Ibu
Tri, Ibu Ima yang telah memberikan ilmu dan pelajaran selama ini, curahan
iv
hati serta masukan-masukan yang bermanfaat untuk saya pribadi terhadap
keilmuan ini kedepannya;
7. Papa dan mama, walaupun jarak memisahkan kita tapi dukungan serta doa
selalu kalian sertai untuk menyelesaikan praktik profesi ini. I will make you
proud, Insya Allah
8. Teman-teman kelompok TB Andi Amalia Wildani, Raden Isma Desiana, Sri
Rahayu, Setya Murda Mustofa, Rohana Meirisa yang telah membuat stase
terakhir ini bermakna, saling mengenal pribadi satu sama lain. Semoga akhir
profesi bukanlah akhir dari pertemanan kita ini. Yeaaaaaah we are rock, I’m
glad to met you.
9. Bapak Jajang, selaku pembimbing di lapangan yang telah banyak
menginspirasi untuk menjadi perawat komunitas yang sesungguhnya, telah
mengenalkan pada dunia perkomunitasan se-Indonesia. Saran serta masukan
yang membuat saya akan tetap berada pada jalur ini kedepannya.
10. Teman-teman kelompok profesi G yang telah bersama selama setahun baik
susah maupun senang, i love know you all guys. Special thank’s to Agnes
Natalia S. yang hampir menjadi saksi perjalanan profesi saya.
11. Teman-teman peminatan komunitas yang hebat-hebat. Saya belajar banyak
dari kebersamaan kita selama 2 bulan ini.
12. Teman-teman kosan (Mbak Dika, Nike, Wiyar, Dila, Mirda, Fajar, Imar)
yang selalu support dalam segala hal. You have made the second home for
me.
13. For all my besties 16’s (Ananda, Asih, Arum, Ollyvia, Nike, Wilda, Ika,
Coke, Reni, Alfa, Anggi, Memey, Mirda, Dinar dan Risa) yang walaupun
kita sama-sama sibuk, tapi selalu membuat “quality time for us” untuk
saling support;
14. Sahabat saya Iki, Elfa, Deasy, Niyang, Diztro, Irma, Ela yang selalu
memberi dukungan serta motivasi kepada saya untuk menyelesaikan profesi
ini, maaf bila selama ini tidak bisa menepati janji ketemuan;
15. Teman-teman seperjuangan FIK UI 2008 yang telah memberikan semangat
dan bantuan kepada saya hingga penyelesaian ini. Akhirnya kita bisa selesai
profesi guys.
v
16. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan KIA ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Penulis
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 10 Juli 2013
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 7
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 7
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 7
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 7
1.4.1 Pelayanan .......................................... ....................................... 7
1.4.2 Pendidikan................................................................................. 7
1.4.3 Riset .......................................................................................... 8
x
2.3.8 Penyebab Penyakit TB Berulang ............................................. 18
2.4 Konsep Tuberkulosis pada Dewasa .................................................. 18
2.5 Intervensi untuk Pasien Tuberkulosis .............................................. 19
2.5.1 Senam Pernapasan.................................................................... 19
2.5.1.1 Tahapan senam pernapasan.......................................... 21
2.5.1.2 Pengaruh senam pernapasan ........................................ 22
2.5.2 Batuk Efektif ............................................................................ 23
PENUTUP.............................................................................................. 41
5.1 Simpulan ........................................................................................... 41
5.2 Saran ................................................................................................. 42
5.2.1 Bagi Pelayanan ........................................................................ 42
5.2.2 Bagi Pendidikan ...................................................................... 43
5.2.3 Bagi Riset ................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 44
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Ada sekitar 450.000 kasus TB di Indonesia pada tahun 2012 (WHO, 2012). Rata-
rata kasus TB paru yang terdeteksi per Juni 2012 adalah DKI Jakarta (42,95%),
Banten (40,7%), dan disusul oleh Jawa Barat (37,41%) (Kemenkes, 2011).
1 Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Gejala-gejala penyakit TB paru seperti batuk terus menerus, sesak, dan rasa lemas
banyak dijumpai saat dilakukan skrining. Warga yang memiliki gejala tersebut
mengaku jadi lebih jarang beraktivitas. Oleh karena itu, diperlukan latihan otot
pernapasan pada warga yang mengalami gejala tersebut. Latihan otot pernapasan
dapat meningkatkan fungsi paru dan toleransi terhadap aktivitas (Sahat, 2008).
Pasien dengan TB harus patuh dalam pengobatannya, selain itu mereka harus
Universitas Indonesia
5
dapat mengontrol gaya hidupnya. Manfaat yang diperoleh oleh pasien TB yang
patuh berobat dan mengontrol gaya hidupnya antara lain berat badan meningkat,
penyebaran kuman TB dapat terkontrol, dan aktivitas tidak terbatas. Olahraga
pada pasien TB paru sangat diperlukan. Olahraga yang baik untuk meningkatkan
fungsi paru antara lain renang dan senam pernapasan (Sahat, 2008).
Universitas Indonesia
6
Senam pernapasan adalah salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan
pada pasien dengan TB paru, baik yang berulang maupun tidak. Senam
pernapasan dapat meningkatkan fungsi paru pada pasien dengan TB paru. Oleh
karena itu, penulis perlu mengetahui bagaimana penatalaksanan senam pernapasan
pada keluarga dengan pasien TB paru berulang dewasa sehingga hasil
implementasi tersebut bisa dijadikan salah satu alternatif tindakan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien TB paru.
Universitas Indonesia
7
1.4.2 Pendidikan
Karya ilmiah akhir ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya senam
pernapasan dan dapat lebih memotivasi pasien TB paru untuk melakukan senam
pernapasan secara rutin
Universitas Indonesia
8
1.4.3 Riset
Karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data untuk
dilakukannya penelitian selanjutnya mengenai efektifitas senam pernapasan pada
peningkatan fungsi paru pasien TB paru
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah penduduk yang meningkat ini dapat menimbulkan berbagai faktor risiko
masalah kesehatan seperti peningkatan polusi, peningkatan jumlah pemukiman,
dan peningkatan jumlah limbah atau sampah. Masalah kesehatan yang terjadi
pada daerah kota dapat menyebar dengan cepat karena dipengaruhi oleh kesehatan
lingkungan yang kurang diperhatikan dan juga jarak pemukiman yang berdekatan.
Kondisi lingkungan kota memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan
masyarakat kota. Oleh karena itu, terdapat dua kelompok besar dalam suatu
konsep perkotaan, yaitu kelompok risiko dan kelompok rentan.
9 Universitas Indonesia
10
genetik, lingkungan fisik dan sosial dimana seseorang tinggal. Risk factor
merupakan faktor paparan yang spesifik yang secara terus menerus bersinggungan
terhadap individu dari luar, seperti asap rokok, stres yang berlebihan, dan zat
kimia yang ada di lingkungan. Populations at risk adalah populasi yang
melakukan aktifitas-aktivitas tertentu atau memiliki ciri-ciri tertentu yang
meningkatkan potensi populasi tersebut untuk mengalami penyakit, cedera, atau
masalah kesehatan lainnya (Clemen-Stone, McGuire dan Eigsti ,2002).
Universitas Indonesia
11
Dalam suatu keluarga diperlukan pola dan proses komunikasi yang jujur, terbuka,
melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik serta adanya hierarki kekuatan
(Friedman, 1998). Setiap keluarga diharapkan dapat menjalankan fungsinya untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini meliputi lima tugas perawatan kesehatan
keluarga, seperti mengenal masalah, pengambilan keputusan, merawat anggota
keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
Universitas Indonesia
12
Gaya hidup merupakan pencetus risiko penyakit atau kecacatan pada masa
dewasa. Selain gaya hidup, komunitas dan riwayat keluarga juga merupakan
faktor risiko. Masa dewasa merupakan masa perubahan fisiologis dan masa
menghadapi realitas kesehatan tertentu. Persepsi tentang kesehatan dan perilaku
sehat merupakan faktor penting dalam mempertahankan kesehatan. Hal ini yang
menjadi penyebab stres pada dewasa. Beberapa penyakit juga dapat menjadi
pengaruhi peran dan tanggung jawab dipikul klien.
Sebagai orang dewasa, tentunya akan terpajan akan banyak stresor. Intervensi
spesifik untuk mengurangi stres dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, frekuensi
situasi yang menimbulkan stres diminimalkan. Kedua adalah persiapan
psikofisiologis untuk meningkatkan resistensi stres seperti peningkatan harga diri,
meningkatkan asertivitas, mengarahkan kembali tujuan alternatif dan
menyesuaikan kembali dengan pencapaian kognitif. Kategori yang terakhir,
respons fisiologis terhadap stres harus dihindari.
Universitas Indonesia
13
2.3.2 Penyebab
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan
ukuran 0,2-0,4 x 1-4 µ. Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih
kurang 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6-8 minggu. Suhu optimum
370C, tidak tumbuh pada suhu 250C atau lebih dari 400C (Hateyaningsih, 2009).
Universitas Indonesia
14
Kuman Tb mudah masuk ke dalam tubuh yang daya tahan tubuhnya sedang
rendah. Namun tidak semua yang terinfeksi TB menderita TB bila daya tahan
tubuhnya kuat. Kuman TB hanya akan terus tidur di dalam tubuh (dorman) dan
tidak berkembang menjadi penyakit (Hateyaningsih, 2009).
Universitas Indonesia
15
2.3.4.4 Lingkungan
Keadaan berbagai lingkungan dapat mempengaruhi penyebaran TB, salah satunya
adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang memiliki sumber air yang
buruk, pembuangan kotoran yang dekat dengan sumber air, ventilasi yang kurang,
dan kepadatan penghuni (Sukarni, 1999 dalam Hateyaningsih, 2009). Faktor
risiko lingkungan yang dapat meningkatkan probabilitas kontak dengan udara
yang terinfeksi adalah peningkatan durasi dan intimasi antara kontak dengan
kasus dan penurunan jumlah sinar ultraviolet (Lendrayani, 2006 dalam
Hateyaningsih, 2009).
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
2.3.6 Prognosis
Pasien TB yang tidak diobati setelah 5 tahun, diantaranya adalah 50% meninggal,
25% sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi, dan 25% menjadi
kasus kronis yang tetap menular (Depkes, 2005 dalam Ayunah, 2008). Hal
tersebut dapat dicegah dengan cara menutup mulut saat batuk dna bersin,
mengobati pasien TB hingga sembuh, imunisasi BCG pada bayi, membuang
dahak pada tempat yang benar, dan menjaga ventilasi udara (Kemenkes, 2011).
Universitas Indonesia
18
Umumnya setelah 1-2 kali pengobatan pasien TB sudah merasa sembuh karena
tanda dan gejala TB sudah tidak dirasa lagi. Penularan juga sudah tidak ada.
Namun, kuman di tubuh sebenarnya belum mati. Kuman TB hanya tidur sejenak.
Ketika pengobatan dihentikan pada periode sebelum 6-9 bulan, suatu saat kuman
tersebut akan bangun dari tidurnya dan pasien pun terserang TB lagi.
Saat berobat untuk pengobatan yang kedua kali, obatnya tidak sama saat
pengobatan pertama. Hal ini dikarenakan kuman TB sudah resisten dengan obat-
obatan pada pengobatan pertama. Masa pengobatan kedua akan berlangsung lebih
lama dari pengobatan pertama untuk mengefektifkan kerja obat. Menurut dr.
Hardja, ketika seorang pasien yang mengalami TB berulang kembali bosan
dengan proses pengobatannya dan merasa sembuh, akibatnya pasien tersebut akan
mengalami komplikasi yang dapat berujung kematian.
Universitas Indonesia
19
terpajan dari mana saja. Salah satu faktor risiko tersebut adalah faktor lingkungan
dan pekerjaan.
Faktor risiko lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu pemajanan terhadap
partikel udara. Hal ini dapat menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit
paru termasuk silikosis berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan emfisema
karena inhalasi asap. Faktor risiko ini yang menyebabkan cepatnya penularan TB
pada dewasa.
Selain faktor lingkungan dan pekerjaan, kebiasaan gaya hidup juga merupakan
faktor risiko pada dewasa. Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang
olahraga dan higiene personal yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit di
masa depan. Merokok adalah faktor risiko penyakit paru. Inhalasi polutan rokok
meningkatkan risiko kanker paru, emfisema, bronkitis kronis, dan tuberkulosis.
Salah satu faktor risiko penularan TB yang cepat adalah pada seseorang yang
terpajan asap rokok, baik itu perokok aktif maupun pasif.
Universitas Indonesia
20
Bernapas untuk tujuan kesehatan dilakukan secara sadar dan teratur. Senam
pernapasan mencoba mengembangkan satu sistem olahraga pernapasan tenaga
dalam melalui napas, gerak dan kosentrasi sehingga menghasilkan olahraga
sekaligus olah mental dan olah sosial yang diharapkan akan menghasilkan kualitas
sumber daya manusia seutuhnya (Nugroho, 2007). Menurut Ahmad (2013)
dengan olahraga pernapasan proses pernapasan yang biasa diubah menjadi lebih
aktif sehingga otot-otot pernapasan tambahan ikut bekerja. Oleh karena itu
olahraga pernapasan sangat baik untuk pasien dengan penyakit paru.
Beberapa keuntungan dari olahraga pernapasan antara lain
a. Volume tidal meningkat. Saat bernapas pasif, volume tidal sekitar 400-500 ml.
Latihan pernapasan dapat membuat kemampuan otot pernapasan untuk
menghirup udara menjadi meningkat 2 sampai 3 kali.
b. Fungsi saluran cerna menjadi lebih baik. Latihan pernapasan membuat perut
bagian dalam seperti dipijat sehingga peristaltik usus menjadi lebih baik.
c. Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan semangat. Gerakan dalam olahraga
pernapasan memberikan efek menenangkan. Hal ini membuat tubuh mendapat
kesempatan untuk mengganti sel-sel yang rusak dan mempercepat proses
pemulihan gangguan tubuh dan penyakit.
d. Meningkatkan kemampuan berkonsentrasi (Ahmad,2013).
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
hembuskan napas perlahan melalui mulut. Putar badan ke arah sebaliknya dan
lakukan hal yang sama.
f. Gerakan 6
Berdiri tegak dengan kaki diregangkan. Angkat kedua tangan sebatas dada sambil
menarik napas melalui hidung. Dorong kedua tangan ke arah kiri dan kanan
dengan dorongan penuh sambil menghembuskan napas melalui mulut.
g. Gerakan 7
Berdiri tegak dengan kaki diregangkan. Angkat kedua tangan sambil menarik
napas melalui hidung. Turunkan tangan dengan gerakan melingkar sambil
menghembuskan napas melalui mulut.
h. Gerakan 8
Berdiri tegak dengan kaki diregangkan. Tarik napas melalui hidung sambil
mengangkat kaki kiri dan kedua tangan sejajar perut. Hembuskan napas perlahan
melalui mulut sambil memutar badan ke arah kiri, kaki dan tangan diturunkan
perlahan.
i. Gerakan 9
Berdiri tegak dengan kaki diregangkan. Angkat kedua tangan ke arah dada sambil
menarik napas melalui hidung. Langkahkan kaki kiri ke depan sambil dorong
kedua tangan ke depan dengan kekuatan penuh. Turunkan tangan dan hembuskan
napas melalui mulut. Ulangi gerakan pada kaki kanan.
j. Gerakan 10
Berdiri tegak dengan kaki diregangkan. Angkat kedua tangan sampai sebatas
leher, kepala ditengadahkan ke atas sambil menarik napas melalui hidung.
Turunkan tangan, hembuskan napas perlahan melalui mulut (Solihin, 2013).
2.5.1.2 Pengaruh senam pernapasan terhadap kekuatan otot pernapasan dan fungsi
paru
Untuk meningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan perlu dilakukan latihan otot
pernapasan. Latihan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien. Tujuan dari senam pernapasan ini adalah untuk meningkatkan lifestyle,
meningkatkan kapasitas paru, dan mengurangi gejala seperti sesak (Sahat, 2008).
Universitas Indonesia
23
Batuk diakibatkan oleh iritasi membran mukosa dimana saja dalam saluran
pernapasan. Stimulus yang menghasilkan batuk dapat timbul dari suatu proses
infeksi atau dari suatu iritan yang dibawa oleh udara, seperti asap, kabut, debu
atau gas. Batuk adalah proteksi utama pasien terhadap akumulasi sekresi dalam
bronki dan bronkiolus (Pranowo, 2009).
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
3.1 Pengkajian
Keluarga Bapak M yang bertempat tinggal di RT 01/01 kel. Cisalak Pasar kec.
Cimanggis Kota Depok terdiri dari 5 anggota keluarga, dimana Bapak M (56
tahun) sebagai kepala keluarga memiliki satu orang istri yaitu Ibu S (50 tahun)
dan tiga orang anak, yaitu anak W (30 tahun), anak P (27 tahun), dan anak E (24
tahun). Keluarga Bapak M merupakan keluarga usila dimana semua anak-anak
Bapak M sudah menikah dan tinggal terpisah dengan Bapak M dan ibu S. Bapak
M sudah tidak memiliki orangtua, ia memiliki satu kakak kandung dan satu adik
kandung. Kakak kandung Bapak M pernah memiliki riwayat penyakit
tuberkulosis paru. Ibu S juga sudah tidak memiliki orangtua, ia memiliki 3 orang
kakak kandung dan satu orang adik. Adik ibu S merupakan seorang retardasi
mental. Bapak M dan ibu S merupakan penduduk asli Cisalak Pasar, suku Betawi
dan beragama Islam. Keluarga Bapak M masih mempercayai hal-hal mistik
seperti berobat ke orang pintar. Penghasilan keluarga Bapak M perharinya sekitar
Rp 30.000,00 sampai Rp 50.000,00. Bapak M sehari-hari membantu istrinya
berjualan nasi uduk. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh dari hasil jualan
istrinya tersebut. Keluarga mengatakan jarang pergi ke suatu tempat untuk
berlibur atau sekedar jalan-jalan.
25 Universitas Indonesia
26
Jarak antara rumah Bapak M dengan tetangganya sangat dekat, hampir tidak ada
jarak. Ventilasi udara hanya didapat dari pintu depan rumah. Pencahayaan didapat
dari lampu yang dihidupkan saat ada tamu dan malam hari. Keluarga mengatakan
jendela rumah sudah dipaku mati sehingga tidak bisa dibuka. Rumah anak-anak
Bapak M tidak terlalu jauh dari rumahnya. Keluarga Bapak M terkadang
mendapat bantuan dari saudara ibu S. Pola komunikasi keluarga Bapak M
terbuka, dimana saat akan memutuskan sesuatu keluarga besar pun diajak
bermusyawarah. Namun, dalam keluarga Bapak M sendiri pengambilan keputusan
adalah ibu S karena ibu S adalah tulang punggung ekonomi keluarga Bapak M.
nilai dan norma budaya Betawi sangat kental dalam keluarga Bapak M.
Universitas Indonesia
27
Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit plek paru yang dialami
Bapak M. Keluarga mengaku sudah membawa Bapak M ke klinik dokter dan
akan mengobati Bapak M sampai sembuh. Keluarga mengatakan Bapak M sudah
mengalami peningkatan berat badan sejak memulai pengobatan kembali. Nafsu
makan Bapak M meningkat dan Bapak M makan 3-4 kali sehari. Keluarga
mengatakan ingin mengetahui cara meningkatkan nutrisi Bapak M.
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
3.2.3 Implementasi
Tahap ini adalah tahap inisiatif dari perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan
implementasi rencana keperawatan diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan serta hasil yang diharapkan sesuai dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan. Adapun implementasi yang dilakukan pada keluarga Bapak M.
3.2.3.1 Mengenal masalah
a. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai pengertian TB paru, penyebab TB
paru, penyebaran TB paru, tanda dan gejala TB paru
b. Membantu keluarga mengidentifikasi anggota keluarga dengan masalah TB
paru
Universitas Indonesia
30
3.2.4 Evaluasi
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan, terdiri dari
pengkajian selama 2 kali pertemuan dan implementasi diagnosa ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri sebanyak 6 kali pertemuan. Evaluasi yang ingin penulis
gambarkan dalam tulisan ini terdiri rangkuman evaluasi dari semua implementasi
yang telah penulis lakukan kepada keluarga bapak M.
Universitas Indonesia
31
Keluarga mengatakan akibat dari TB jika tidak diobati adalah tidak dapat sembuh
dan dapat menularkan pada orang lain. Keluarga mengatakan bila putus obat
makan penyakit lebih susah sembuh dan waktu pengobatan menjadi lebih lama.
Keluarga mengatakan akan merawat bapak M dengan masalah TB paru dengan
mau mendengarkan informasi dari mahasiswa.
Keluarga mengatakan cara mencegah masalah TB paru, yaitu menutup hidung dan
mulut saat batuk dan bersin atau menggunakan masker, makan makanan bergizi,
tidak meludah atau membuang dahak sembarangan, dan buka jendela setiap pagi
agar sinar matahari masuk dengan bebas. Keluarga mengatakan cara perawatan
anggota keluarga dengan TB paru, yaitu pengobatan TB paru sampai tuntas
minimal 6 bulan dan melakukan senam pernapasan. Keluarga mengatakan akan
selalu mengingatkan bapak M untuk melakukan senam pernapasan setiap pagi
hari. Bapak M mengatakan setelah melakukan senam pernapasan badan terasa
lebih enak, napas seperti lebih panjang, dan sesak berkurang. Bapak M
mengatakan lebih sering mengulang 3 gerakan pertama senam pernapasan karena
lebih mudah dan dapat lebih lama waktunya dibanding melakukan gerakan
selanjutnya.
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
saat dilakukan terminasi, Bapak M masih dalam pengobatan yang kurang lebih 2
minggu lagi ia masih harus jalani.
3.2.4.4 Planning
Perawat memotivasi keluarga untuk terus mendukung pengobatan OAT Bapak M
sampai selesai dan melakukan senam pernapasan setiap pagi hari. Perawat dan
keluarga berencana untuk mendiskusikan masalah kesiapan meningkatkan nutrisi
keluarga Bapak M. kesiapan meningkatkan nutrisi pada Bapak M bertujuan untuk
meningkatkan status nutrisi dan daya tahan tubuh.
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Kelurahan Cisalak Pasar terdiri dari 8 RW. Jumlah penduduknya antara lain
17.873 jiwa, dimana penduduk berusia dewasa di kelurahan ini sebesar 3.343
34 Universitas Indonesia
35
Kelurahan Cisalak Pasar telah menjadi salah satu tempat tujuan para imigran
dimana penduduk kelurahan Cisalak Pasar beraneka ragam suku, tetapi mayoritas
Universitas Indonesia
36
Penyebab TB paru berulang salah satunya adalah tidak tuntas berobat atau putus
obat. Bapak M mengatakan ia putus obat karena merasa dirinya sudah sehat dan ia
Universitas Indonesia
37
mengaku sudah bosan meminum obat. Keluarga tidak mengetahui jika Bapak M
harus berobat sampai tuntas (6 bulan) saat itu. Keluarga mendukung hal tersebut
karena mengetahui kondisi Bapak M cukup membaik saat itu. Menurut Setyanto
dkk (2008, dalam Prassana, 2013) hal ini terjadi karena nilai sosial dan budaya
serta pengertian yang kurang mengenai TB dari pasien serta keluarganya tidak
menunjang keteraturan pasien untuk menelan obat. Hal ini sejalan dengan
pernyataan seorang narasumber di Warta Kota (23 Desember 2012), dukungan
keluarga sangat diperlukan saat seorang penderita TB merasa bosan untuk
meminum obat.
Faktor gaya hidup juga dapat menyebabkan putus obat dan TB berulang, salah
satunya adalah stres. Bapak M sudah tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan
tetap. Kesehariannya ia membantu istrinya berjualan yang merupakan penghasilan
utama keluarga. Keluarga yang tidak percaya dengan berobat di puskesmas karena
takut tidak cocok obatnya memutuskan untuk membawa Bapak M ke klinik
dokter. Setiap kali menebus obat Bapak M mengatakan harus mengeluarkan uang
Rp 100.000,00. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab Bapak M berhenti
berobat. Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh Hateyaningsih (2009),
kerugian ekonomis terlihat ketika penderita TB paru harus mengeluarkan biaya
untuk pengobatan dan lain-lain.
Universitas Indonesia
38
Latihan napas dalam yang efektif dapat membuka pori-pori khon dan
meningkatkan ventilasi kolateral ke dalam alveolus yang megalami penyumbatan,
menngkatkan relaksasi otot, meningkatkan mekanisme batuk agar efektif, dan
memperbaiki kekuatan otot-otot pernapasan (Smeltzer, 2005). Latihan pernapasan
dapat dilakukan dalam berbagai posisi, hal inilah yang memunculkan senam
Universitas Indonesia
39
Senam pernapasan juga dapat menurunkan tingkat stres pada usia dewasa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arifin (2011) yang dilakukan pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan skala stres,
terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan antara sebelum
melakukan senam pernapasan dan setelah melakukan senam pernapasan, yaitu
tingkat stres setelah melakukan senam pernapasan menjadi lebih rendah. Bapak M
yang sudah tidak produktif sebagai tulang punggung keluarga yang sekarang
posisinya digantikan oleh istrinya tentu mengalami stres, ditambah dengan
diagnosa dokter yang menyatakan bahwa ia mengalami flek paru atau TB paru.
Senam pernapasan ini diharapkan dapat mengurangi stres yang dialami oleh
Bapak M.
Universitas Indonesia
40
Rencana tindak lanjut agar Bapak M tidak mengalami TB kembali adalah dengan
meningkatkan status nutrisi dan aktivitas (senam pernapasan). Gerakan senam
yang dilakukan di pagi hari secara tidak langsung ikut membantu kuman TB
untuk tidak semakin berkembang. Hal ini didukung oleh adanya peningkatan daya
tahan tubuh, yaitu dengan meningkatkan nutrisi. Keluarga dimotivasi agar selalu
memberikan makanan yang terdiri atas sayur, buah, lauk pauk serta susu.
Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat
perkotaan. Kejadian kasus TB selalu meningkat setiap tahunnya di dunia, bahkan
di kota Depok. Kasus TB di kota Depok tahun 2012 terdapat 1.980 orang yang
diduga menderita TB. Kasus TB di wilayah Cisalak Pasar sendiri terdapat 20
kasus. Peningkatan kasus TB ini dikarenakan oleh semakin padatnya pemukiman
di wilayah Cisalak Pasar. Hal ini jelas perlu diperhatikan khususnya oleh
kesehatan salah satunya perawat. Perawat komunitas mempunyai peranan penting
dalam mangatasi masalah TB di daerah perkotaan.
Peran perawat komunitas pada tulisan ini tergambar pada asuhan keperawatan
keluarga yang dilaksanakan oleh penulis pada keluarga Bapak M, khususnya
Bapak M. Bapak M mengalami tanda dan gejala TB pada awal tahun 2013. Bapak
M merupakan penderita TB berulang dimana pada tahun 2012 ia pernah mengidap
TB dan putus obat. Hal yang menjadi penyebab putusnya pengobatan TB pada
Bapak M adalah ketidaktahuan keluarga mengenai masalah TB dan cara
mencegah penularannya. Masalah yang muncul pada keluarga Bapak M adalah
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri. Perawat komunitas memiliki
tanggung jawab untuk melakukan implementasi guna mengatasi masalah TB pada
anggota keluarga. Salah satu intervensi yang dilakukan penulis ialah mencegah
penularan TB pada penderita TB dengan senam pernapasan. Implementasi
dilakukan selama 6x50 menit. Hasil evaluasi dari implementasi yang telah
dilakukan masalah pada keluarga Bapak M teratasi.
41 Universitas Indonesia
42
5.2 Saran
Penulisan ini diharapkan mampu menggambarkan asuhan keperawatan pada
keluarga Bapak M dengan masalah TB paru. Beberapa keterbatasan dalam
penulisan ini semoga dapat disempurnakan dan dilengkapi di kemudian hari.
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut.
5.2.1 Pelayanan
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi dasar pemikiran bagi pihak puskesmas
untuk menciptakan lingkungan yang baik yang dapat mengurangi angka kejadian
TB paru. Pihak puskesmas diharapkan dapat melatih kader kesehatan untuk
melakukan senam pernapasan sehingga kader dapat mengadakan senam
pernapasan bersama.
Universitas Indonesia
43
5.2.2 Pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pendidikan untuk lebih
banyak mencoba menerapkan langsung praktik intervensi-intervensi yang dapat
diberikan pada pasien-pasien TB disamping pemberian teori di kelas. Penulis juga
berharap, pendidikan keperawatan dapat memberikan materi mengenai perkesmas
dan mengaplikasikannya langsung di lapangan dengan pembekalan-pembekalan
ilmu mengenai intervensi-intervensi sederhana yang dapat diaplikasikan oleh
masyarakat untuk menurunkan angka-angka risiko terjadinya masalah kesehatan
pada masyarakat perkotaan.
5.2.3 Riset
Diharapkan pengembangan ilmu keperawatan dapat menciptakan inovasi yang
dapat menurunkan angka kejadian TB maupun TB berulang. Inovasi tersebut
dapat diterapkan dalam pendidikan keperawatan. Inovasi yang diharapkan ialah
inovasi yang mudah dan murah, seperti deteksi penyakit TB paru melalui SMS
Gateway. Perpaduan intervensi seperti senam pernapasan dan manajemen diet
dapat dijadikan salah satu inovasi yang dapat dilakukan untuk riset selanjutnya
pada pasien TB.
Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
Universitas Indonesia
LAPORAN LENGKAP KELUARGA BINAAN UTAMA
KEPERAWATAN KELUARGA
Diantika Prameswara
0806333783
1. Data Umum
1. Nama KK: Bapak M
2. Alamat dan Telepon: RT/RW 01/01, Kel. Cisalak Pasar, Kec. Cimanggis
3. Komposisi keluarga:
No Nama Hubungan TTL/Umur Pekerjaan Pendidikan
. dengan KK
1. Bapak M KK (Suami) 56 tahun Tidak Tidak tamat
bekerja SD
2. Ibu S Istri 50 tahun Pedagang Tidak
nasi uduk sekolah
Genogram
B 56 50
Bapak M (TB) ibu S
30 27 24
Anak W Anak P Anak E
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
Diantika Prameswara
0806333783
: Entry point
: Meninggal
: Keturunan
4. Tipe Keluarga
Keluarga Bapak M merupakan keluarga usila yang terdiri dari Bapak M (56
tahun) dan Ibu S (50 tahun), serta anak W (30 tahun), anak P (27 tahun), dan anak E
(24 tahun) dimana semua anak-anak Bapak M sudah menikah dan tinggal terpisah
dengan Bapak M dan ibu S.
5. Budaya
Keluarga Bapak M dan Ibu S merupakan suku Betawi. Keluarga Bapak M
masih mempercayai hal-hal mistik seperti berobat ke orang pintar. Dalam kehidupan
sehari-hari, keluarga menggunakan bahasa Indonesia.
6. Agama
Agama yang dianut oleh seluruh anggota keluarga Bapak M adalah Islam.
Dalam kehidupan sehari-hari, Ibu S merupakan umat Islam yang taat melaksanakan
ibadah sholat 5 waktu. Walau terkadang waktu untuk sholat telat beberapa menit
dikarenakan sibuk berjualan. Saat ditanya ketaatan Bapak M dalam melaksanakan
sholat 5 waktu, Ibu S mengatakan bahwa Bapak M taat sholat. Saat ditanyakan
apakah keluarga sering sholat bersama, Ibu S mengatakan jarang sekali karena
kesibukan Ibu S berjualan. Bapak M dan Ibu S kadang-kadang mengikuti kegiatan
pengajian yang dilakukan di RT 01/RW 01 Kelurahan Cisalak Pasar yang diadakan
setiap satu minggu sekali.
Diantika Prameswara
0806333783
Diantika Prameswara
0806333783
Diantika Prameswara
0806333783
III. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali keluarga Bapak M adalah rumah tetap yang saling
berhimpitan satu sama lain. Rumah tersebut berukuran 8 meter x 3 meter. Desain
panjang ke belakang sehingga desain interior rumah terbagi menjadi 3 ruangan, yang
paling depan adalah ruang tamu, ruang kedua adalah kamar tidur dan ruang
menonton TV keluarga Bapak M, dan ruang ketiga adalah dapur dan kamar mandi,
dan di bagian luar rumah ada tempat mencuci piring dan mencuci pakaian. Pada
bagian depan rumah terdapat jendela dan pintu dan di bagian belakang rumah
terdapat pintu. Lantai rumah terbuat dari keramik berwarna putih dan terdapat
jendela berukuran 1,2 meter x 1,1 meter di samping pintu masuk.
Warna dinding rumah adalah putih. Kondisi perabotan rumah tertata dengan
rapi, dan hanya memiliki satu jendela, yaitu jendela di dekat ruang tamu. Ibu S
mengatakan jendela sudah dipaku mati sehingga tidak pernah dibuka. Pintu rumah
selalu tertutup jika Bapak M dan Ibu S berjualan di warung.
Kondisi ruang tamu kosong dan tidak terdapat kursi atau barang apapun.
Ruangan kedua terdapat 1 buah kasur yang besar, 1 buah televisi, dan 1 buah lemari.
Ruangan ketiga terbagi menjadi dua bagian yaitu dapur dan kamar mandi (toilet)
yang terdiri dari bak mandi dan WC. Sumber air untuk minum dan mandi dan
keperluan lainnya menggunakan air sumur. Air tersebut bening, bersih, dan tidak
berbau. Jarak WC dan septic tank sekitar 20 m dengan sumber air. Saluran
pembuangan air adalah selokan yang mengalir di belakang rumah. Tempat
pembuangan sampah adalah tong sampah di depan rumah. Sampah tersebut di ambil
petugas kebersihan sekali seminggu.
Keluarga Bapak M menggunakan gas elpiji untuk memasak. Toilet tampak
bersih dengan penataan sabun, odol, dan sikat gigi rapi. Pencahayaan di toilet cukup
namun untuk penerangan di malam hari dibutuhkan lampu. Ruang terakhir dibatasi
oleh pintu keluar menuju bagian luar di belakang rumah. Rumah Bapak M tidak
memiliki teras. Di depan rumah adalah jalan setapak.
Diantika Prameswara
0806333783
kamar
Kamar PINTU
Mandi
8 meter
Dapur
Pintu
Ruang Kamar Ruang nonton
Ruang Tamu
Jendela Kaca
PINTU
3 meter
Tampak Depan
Diantika Prameswara
0806333783
sekitar tempat tinggal keluarga Bapak M memiliki pekarangan/halaman yang luas dan
kosong, digunakan sebagai tempat jemuran dan tempat bermain.
Rata-rata kondisi ekonomi tetangga keluarga Bapak M adalah menengah ke
bawah dengan karakteristik suami yang bekerja dan istri sebagai Ibu Sumah Tangga
(IRT). Adapun tetangga yang kondisi ekonominya menengah keatas hanya beberapa
keluarga saja. Mata pencaharian tetangga keluarga Bapak M bervariasi. Tetapi ada
juga beberapa keluarga yang mata pencahariannya tidak menetap bahkan ada yang
pengangguran.
Diantika Prameswara
0806333783
sendiri tanpa meminta bantuan dari keluarga lain. Akan tetapi, jika ada kebutuhan
yang benar-benar mendadak, Ibu S biasanya meminta bantuan biaya dari kakak-
kakaknya.
c. Struktur peran
Bapak M : Ayah dan suami. Ia berperan sebagai kepala keluarga. Bapak M
juga membantu Ibu S mengurus rumah tangga. Peran ini diterima oleh setiap anggota
keluarga dengan baik. Dalam hal perawatan dan mengasuh anak, Bapak M dan Ibu S
menerapkan prinsip kerjasama.
Ibu S : Ibu dan istri. Ia berperan sebagai Ibu Sumah tangga dan pencari nafkah
dalam keluarga. Pekerjaan sehari-harinya yaitu berjualan dan memasak.
Diantika Prameswara
0806333783
V. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif keluarga (kedekatan, penghargaan, ikatan dan pengenalan)
Ibu S mengatakan bahwa setiap anggota keluarga di dalam rumah sudah dekat
dan saling menyayangi. Bapak M dan Ibu S saling mengenali karakter dan kebiasaan
setiap anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi antar anggota keluarga terlaksana dengan baik dan hubungan antar
anggota keluarga dengan tetangga juga baik.
Diantika Prameswara
0806333783
d. Fungsi reproduksi
Bapak M dan Ibu S memiliki tiga orang anak dalam keluarganya.
Diantika Prameswara
0806333783
Diantika Prameswara
0806333783
Ibu S
No. Pemeriksaan Hasil
1. Tanda Vital: TD: 140/80 mmHg; Nadi: 88 x/mnt
RR: 16 x/mnt Suhu: 36,7 0 C
2. TB 146 cm IMT = 23,45 (Normal)
3. BB 55 kg
4. Kepala Rambut terdistribusi secara merata, kulit kepala bersih, benjolan
(-), lesi (-), sakit kepala (-)
5. Mata Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
6. Telinga Simetris, nyeri (-), pembengkakan (-), pengeluaran cairan (-),
serumen (-), berdengung (-)
7. Hidung Mukosa lembab, tidak ada pengeluaran cairan atau lendir, tidak
ada pembengkakan
8. Mulut & gigi Mukosa lembab, mulut dan gigi bersih, karies gigi (-), kesulitan
menelan (-)
9. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
10. Dada/thorak Dada simetris, ronchi -/-, wheezing -/-, BJ I & II normal, mur-
mur (-), gallop (-), sesak (-)
11. Abdomen Datar, lemas, BU (+), nyeri tekan (-), nyeri ulu hati (-)
12. Ekstremitas Edema (-), refleks patela ++/++, rentang gerak sempurna,
kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
13. Kulit Warna putih, lesi (-), integritas kulit utuh, turgor kulit elastis,
lembab
Diantika Prameswara
0806333783
ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif
Pernah menjalankan pengobatan OAT Ketidakefektifan manajemen kesehatan
selama 3 bulan pada tahun 2012 diri pada Bapak M
Data Objektif
RR 20x/menit
Tampak sesak
Tampak lemas
Data Objektif
BB Bapak M: 60 Kg
TB: 160 cm
Bapak M tidak terlihat kurus
Berdasarkan penghitungan IMT, Bapak
M tergolong normal
Diantika Prameswara
0806333783
SCORING/PEMBENARAN
1. Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bapak M
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Sifat masalah : Saat kunjungan Bapak M tampak terlihat
ancaman sesak, RR 20 x/menit, tampak sesak dan
kesejahteraan/ 3 1 3/3 x 1= 1 lemas
aktual Keluarga mengatakan Bapak M pernah
menderita flek paru dan putus obat.
Kemungkinan Ada motivasi dari keluarga untuk mencari
masalah dapat tahu. Di sekitar rumah keluarga pun terdapat
1 2 ½ x 2= 1
diubah : fasilitas pelayanan kesehatan
sebagian (Posyandu,praktek dokter dan & Puskesmas).
Potensial Masalah yang terjadi tidak sampai membuat
masalah untuk 3 1 3/3 x 1= 1 aktivitas Bapak M terganggu.
dicegah : tinggi
Menonjolnya Keluarga mengatakan bahwa masalah pada
masalah : Bapak M merupakan masalah yang serius
masalah berat 2 1 2/2 x 1= 1 sehingga harus segera diatasi karena dapat
harus segera menimbulkan berbagai penyakit lain.
ditangani
TOTAL 4(24/6)
2. Diagnosa keperawatan :
Kesiapan meningkatkan nutrisi pada Bapak M
Diantika Prameswara
0806333783
ditangani
TOTAL 17/6
Penghitungan skor:
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bapak M : 24/6
2. Kesiapan meningkatkan nutiri pada Bapak M: 17/6
.
2. Mampu mengambil
keputusan dalam
merawat anggota
keluarga dengan
masalah kesehatan
TBC, dengan:
Menyebutkan akibat Respon Keluarga mampu 2.1.1 Diskusikan bersama keluarga apa
TBC jika tidak diobati verbal menyebutkan minimal yang diketahui keluarga mengenai
2 dari 3 akibat TBC akibat TBC jika tidak diobati
jika tidak diobati: 2.1.2 Berikan pujian kepada keluarga
- kematian tentang pemahaman akibat yang
- tidak dapat benar
sembuh 2.1.3 Berikan informasi kepada keluarga
- menular pada mengenai akibat TBC jika tidak
orang lain diobati dengan menggunakan media
lembar balik
2.1.4 Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
2.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
2.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan
2.1.7 Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
Menyebutkan akibat Respon Keluarga mampu 2.2.1 Diskusikan bersama keluarga apa
TBC jika putus obat verbal. menyebutkan minimal yang diketahui keluarga mengenai
antituberculosis 2 dari 4 akbiat putus akibat TBC jika putus pengobatan
obat antituberculosis: OAT
- penyakit lebih 2.2.2 Berikan pujian kepada keluarga
sukar sembuh tentang pemahaman akibat putus
- kuman tumbuh OAT yang benar
dan berkembang 2.2.3 Berikan informasi kepada keluarga
lebih banyak mengenai akibat putus obat TBC
- butuh biaya lebih dengan menggunakan media lembar
besar balik
- waktu pengobatan 2.2.4 Berikan kesempatan kepada keluarga
menjadi lebih untuk bertanya tentang materi yang
lama disampaikan
2.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
2.2.6 Motivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan
2.2.7 Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
Menjelaskan cara Respon Keluarga mampu 2.3.1 Diskusikan bersama keluarga apa
mencegah TBC verbal menyebutkan 4 dari 6 yang diketahui keluarga mengenai
cara mencegah TBC: cara mencegah penyakit TBC
- menutup hidung 2.3.2 Berikan pujian kepada keluarga
dan mulut saat tentang pemahaman cara mencegah
batuk atau bersin penyakit TBC
atau menggunakan 2.3.3 Berikan informasi kepada keluarga
masker mengenai cara mencegah penyakit
- tidak meludah atau TBC dengan menggunakan media
membuang dahak lembar balik
disembarang 2.3.4 Berikan kesempatan kepada keluarga
tempat untuk bertanya tentang materi yang
- makan-makanan disampaikan
yang bergizi 2.3.5 Berikan penjelasan ulang terhadap
- imunisasi BCG materi yang belum dimengerti
pada bayi 2.3.6 Motivasi keluarga untuk mengulang
- buka jendela agar materi yang telah dijelaskan
sinar matahasri 2.3.7 Berikan reinforcement positif atas
masuk usaha keluarga
- jemur kasur paling
Mengambil keputusan Respon sedikit seminggu 2.4.1 Bantu keluarga untuk mengenal dan
untuk mengatasi afektif sekali menyadari akan adanya masalah
masalah kesehatan TBC Keluarga mengatakan sesuai dengan materi yang telah
yang dialami anggota akan mengatasi diberikan
keluarga penyakit TBC pada 2.4.2 Bantu keluarga untuk memutuskan
bpk. M merawat anggota keluarga yang sakit
TBC
2.4.3 Berikan reinforcement atas keputusan
yang telah diambil
3. Mampu merawat
anggota keluarga
dengan masalah
kesehatan TBC,
dengan:
.
Menjelaskan cara Respon 3.1.1 Dorong keluarga untuk menceritakan
merawat anggota verbal apa yang dilakukan saat bpk. M sakit
keluarga dengan Keluarga mengatakan TBC dan bagaimana hasilnya
penyakit TBC 3 dari cara perawatan 3.1.2 Diskusikan cara perawatan TBC
anggota keluarga dengan menggunakan lembar balik
dengan penyakit TBC 3.1.3 Berikan kesempatan kepada keluarga
- pengobatan TBC untuk bertanya tentang materi yang
tuntas minimal 6 disampaikan
bulan 3.1.4 Berikan penjelasan ulang terhadap
- melakukan batuk materi yang belum dimengerti
efektif untuk 3.1.5 Motivasi keluarga untuk mengulang
mengeluarkan materi yang telah dijelaskan
dahak 3.1.6 Berikan reinforcement positif atas
- istirahat cukup (6- usaha keluarga
8 jam sehari)
- senam pernapasan
Mendemontrasikan cara Respon 3.2.1 Demonstrasikan cara merawat TBC
sederhana mengatasi psikomot Keluarga dapat yaitu dengan menggunakan masker
TBC or dan mendemonstrasikan 3 untuk dipakai sehari-hari, ajarkan
respon cara sederhana keluarga untuk melakukan latihan
verbal menangani TBC yaitu: senam pernapasan, menjelaskan jenis
- memakai masker pengobatan, fungsi obat masing-
untuk penderita masing dan menjelaskan efek samping
yang terinfeksi serta cara pemberian obat kepada
TBC keluarga yang menderita penyakit
- senam pernapasan TBC; menjelaskan pentingnya istirahat
- melakukan yang cukup, waktu minimal istirahat 6-
pengobatan TBC 8 jam, apa saja yang bisa dilakukan
tuntas sebelum tidur
- istirahat cukup 6-8 3.2.2 Minta keluarga menjelaskan kembali.
jam per hari 3.2.3 Beri reinforcement positif atas jawaban
yang tepat dan juga cara keluarga
mendemonstrasikan.
4. Mampu memodifikasi Respon Keluarga dapat 4.1.1 Diskusikan cara memodifikasi
lingkungan yang sesuai afektif menyebutkan lingkungan untuk penderita TBC
untuk penderita TBC, memodifikasi 4.1.2 Jelaskan kepada keluarga tentang cara
dengan mampu: lingkungan yang memodifikasi lingkungan untuk
sesuai untuk penderita penderita TBC dengan menggunakan
Menyebutkan cara TBC, yaitu lembar balik
memodifikasi modifikasi perilaku 4.1.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskan
lingkungan untuk dengan: kembali cara memodifikasi lingkungan
penderita TBC - Menutup mulut untuk penderita TBC
dan hidung saat 4.1.4 Tanyakan kepada keluarga tentang
batuk dan bersin materi yang belum dimengerti.
- Membuka jendela 4.1.5 Jelaskan kepada keluarga mengenai
dan pintu agar materi yang belum dimengerti.
sinar matahari 4.1.6 Berikan reinforcement terhadap
dapat masuk kemampuan yang dicapai oleh
- Menjemur kasur keluarga
tiap minggu
- Membuang dahak
pada tempat yang
telah ditentukan
- Tidak berganti-
ganti alat makan
dengan anggota
keluarga
5. Mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang
ada dimasyarakat,
dengan:
Menyebutkan manfaat Respon Manfaat fasilitas 5.1.1 Jelaskan manfaat fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan verbal kesehatan bagi terkait keluhan yang ada.
penderita TBC: 5.1.2 Evaluasi kembali hasil penjelasan yang
- Mendapatkan diberikan
perawatan secara 5.1.3. Beri reinforcement positif bila
langsung. jawaban sesuai dengan standar
- Memperoleh
informasi tentang
cara perawatan
dirumah.
- Mendapatkan
terapi pengobatan.
2. Setelah 1 x 40 menit
pertemuan, keluarga
mampu mengambil
keputusan dalam
merawat anggota
keluarga yang perlu
meningkatkan nutrisi,
dengan mampu:
2.1 Menyebutkan Respon verbal Anggota keluarga 2.1.1 Diskusikan bersama
akibat gizi kurang mampu menyebutkan 2 keluarga apa yang
dari 4 akibat gizi kurang, diketahui keluarga
yaitu: mengenai akibat gizi
1. Gangguan kurang
pertumbuhan dan 2.1.2 Berikan pujian kepada
perkembangan keluarga tentang
2. Mudah terserang pemahaman keluarga
penyakit mengenai akibat gizi
3. Menurunkan daya kurang
pikir/ kecerdasan 2.1.3 Berikan informasi
kepada keluarga
4. Tonus otot buruk mengenai gizi kurang
dengan menggunakan
media lembar balik dan
leaflet
2.1.4 Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang disampaikan
2.1.5 Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum dimengerti
2.1.6 Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan
2.1.7 Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga
2.2 Pengambilan Respon afektif Keluarga memutuskan 2.2.1 Bantu keluarga untuk
keputusan untuk untuk merawat Bapak M mengenal dan
mengatasi anggo yang perlu menyadari adanya
ta keluarga yang meningkatkan nutrisi. masalah gizi kurang
perlu sesuai dengan materi
meningkatkan yang telah diberikan
nutrisi 2.2.2 Bantu keluarga untuk
memutuskan merawat
anggota keluarga yang
mengalami gizi kurang
2.2.3 Berikan reinforcement
atas keputusan yang
telah diambil keluarga
3. Setelah 1 x 40 menit
pertemuan, keluarga
mampu merawat
anggota keluarga
yang mengalami gizi
kurang, dengan
mampu:
3.1 Menyebutkan Respon verbal Keluarga menyebutkan 3.1.1 Diskusikan bersama
Triguna makanan komponen Triguna keluarga apa yang
makanan beserta 2 diketahui keluarga
contohnya: mengenai Triguna
1. Zat tenaga, sebagai makanan
sumber tenaga untuk 3.1.2 Berikan pujian kepada
beraktivitas dan keluarga tentang
sumber makanan pemahaman keluarga
pokok (karbohidrat), mengenai Triguna
seperti: nasi, roti, makanan yang benar
gula, singkong, ubi, 3.1.3 Berikan informasi
dll kepada keluarga
2. Zat pembangun, mengenai Triguna
sebagai pupuk untuk makanan dengan
proses berpikir, menggunakan media
terdapat dalam lauk lembar balik dan leaflet
pauk (protein dan 3.1.4 Berikan kesempatan
lemak), seperti: ikan, kepada keluarga untuk
telur, tempe, daging, bertanya tentang materi
susu, dll yang disampaikan
3. Zat pengatur, sebagai 3.1.5 Berikan penjelasan
pengatur lalu lintas ulang terhadap materi
(polisi) makanan, yang belum dimengerti
terdapat dalam buah 3.1.6 Motivasi keluarga
dan sayur (vitamin untuk mengulang
dan mineral), seperti: materi yang telah
wortel, jeruk, nanas, dijelaskan
bayam, kangkung, dll 3.1.7 Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga
3.2 Menyebutkan Respon verbal Anggota keluarga 3.2.1 Dorong keluarga untuk
cara dan psikomotor mampu menyebutkan 3 menceritakan apa yang
meningkatkan dari 5 cara dilakukan untuk
nutrisi meningkatkan nutrisi, meningkatkan nutrisi
yaitu: Bapak M
1. Makan makanan yang 3.2.2 Diskusikan cara
seimbang (Triguna meningkatkan nutrisi
makanan), menyusun Bapak M
menu makanan 3.2.3 Berikan informasi
dengan gizi seimbang kepada keluarga
2. Makanan sesuai mengenai cara
dengan kebutuhan/ meningkatkan nutrisi
porsi makan anak Bapak M dengan
3. Cara mengolah menggunakan media
makanan yang benar lembar balik dan leaflet
4. Pengaturan jadwal 3.2.4 Motivasi keluarga
makan yang teratur untuk menjelaskan
5. Cemilan/makanan kembali materi yang
selingan sehat untuk telah disampaikan
anak 3.2.5 Berikan reinforcement
terhadap kemampuan
yang dicapai oleh
keluarga
makanan Analisa:
Diantika Prameswara
0806333783
FORMAT EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN UTAMA
Diantika Prameswara
0806333783
Kesimpulan:
Keluarga Bapak M berada pada tahap kemandirian tingkat III