Anda di halaman 1dari 20

Status Ujian

Skizofrenia Paranoid

Disusun Oleh: Niswati Handayani


NIM: 171 0221 024

Penguji :
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
dr. Hasrini R, Sp.KJ (K), MHA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEJIWAAN


RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN
PERIODE 10 SEPTEMBER – 12 OKTOBER 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
Jl. RS. Fatmawati, Pondok labu, Cilandak, Jakarta

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
SMF ILMU JIWA
RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan

Nama : Niswati Handayani


NIM : 171 0221 024

Nama Pasien : Tn. M


Masuk RS pada tanggal : 28 September 2018
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang dibawa ibunya
Riwayat Perawatan : Ini merupakan kedua kalinya pasien dirawat
di rumah sakit jiwa.

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 6 April 1995
Usia : 24 tahun
Alamat : Ciledug, Tangerang
Suku bangsa : Batak
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Belum menikah
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis:
• Tanggal 5 Oktober 2018, pukul 16.30 WIB, di Bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan
• Tanggal 6 Oktober 2018, pukul 09.00 WIB, di Bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan
• Tanggal 8 Oktober 2018, pukul 10.00 WIB, di Bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan
Alloanamnesis:
• Tanggal 6 Oktober 2018, pukul 16.00 WIB via telfon (ibu pasien)

A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh ibunya karena beberapa kali pasien hendak
kabur dari rumah sejak 1,5 bulan SMRS

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


Pasien datang ke IGD RSJSH tanggal 28 September diantar oleh ibunya
karena pasien beberapa kali mencoba kabur dari rumah. Perilaku pasien yang
selalu ingin kabur dari rumah terjadi sejak 1,5 bulan SMRS. Saat ditanya
kenapa hendak kabur dari rumah pasien mengatakan ingin pindah rumah. Akan
tetapi pasien selalu berhasil ditangkap dan diajak pulang oleh orangtuanya,
meskipun awalnya pasien sempat menolak untuk diajak pulang.
3 hari SMRS pasien juga tidak mau memakan makanan yang
diambilkan oleh ibunya. Tetapi apabila pasien diberikan makan oleh orang lain
pasien mau memakannya. Menurut ibunya pasien terlihat curiga ibunya akan
berbuat kepadanya. Hal ini bermula setelah ibu pasien bercerita kepada
kerabatnya mengenai keluh kesahnya selama merawat pasien, seketika itu
wajah pasien yang sedang berada disebelahnya berubah terlihat sedih. Pasien
juga tidak mau meminum obat yang rutin dikonsumsi karena pasien merasa
tidak sakit. Menurut ibunya pasien juga sering terlihat senyum-senyum sendiri
dan ketika ditanya kenapa pasien senyum ia mengatakan tidak ada apa-apa.
Setelah menjalani 7 hari perawatan di ruang rawat nuri RSJSH pasien
tampak tenang dan dapat bersosialisasi dengan baik. Ketika ditanyakan apakah
pasien mendengar suara-suara yang terdengar ditelinganya pasien menjawab
tidak. Namun ketika ditanyakan apakah pasien pernah melihat bayangan orang
atau makhluk yang tidak dilihat orang lain pasien menjawab ia sering melihat
ada pocong dan kuntilanak saat di ruang perawatan. Pasien juga mengatakan
bahwa ia adalah pelindung sedunia, ia merasa melindungi orang-orang saat
terjadi gempa bumi. Saat ini pasien merasa dirinya sehat dan tidak sakit.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Tahun 2016, pasien pertama kali dirawat di RSJ Soeharto Heerdjan karena
keluhan tidak mau makan sejak 1 minggu SMRS. Saat ditanyakan
alasannya pasien menjawab karena ia mendengar bisikan yang
menyuruhnya untuk tidak makan. Saat itu pasien di rawat inap selama
kurang lebih 3 minggu. Pasien mengatakan penyebab sakitnya karena ada
orang yang mengguna-guna dirinya. Saat di rumah keadaan pasien
membaik. Pasien sudah mau makan, bisikan sudah berkurang dan pasien
juga dapat bekerja di warung milik keluarganya. Sejak saat itu pasien
menjalani perawatan rawat jalan.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak mengalami sakit berat sebelumnya. Pasien tidak pernah kejang
demam. Kecelakaan atau trauma pada kepala yang menyebabkan adanya
pingsan atau penurunan kesadaran disangkal.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, narkoba ataupun kebiasaan
merokok
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Grafik Perjalanan Penyakit

2016 2017 2018

Keterangan:
• tahun 2016 : pasien memiliki keluhan tidak mau makan karena
mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk tidak makan. Pasien
juga meyakini ada orang yang membuatnya sakit sehingga ia harus
di rawat di rumah sakit Halusinasi auditorik (+). Waham kejar (+)
• Tahun 2017 : pasien membaik, keluhan halusinasi membaik, pasien
masih bisa membantu pekerjaan menjaga toko dirumah. Pasien
masih rutin kontrol dan mengkonsumsi obat rawat jalan.
• Tahun 2018 : pasien kembali masuk rumah sakit karena beberapa
kali pasien hendak kabur dari rumah. Pasien juga tidak mau
memakan makanan yang diambilkan oleh ibunya yang menurut
ibunya saat itu pasien terlihat seperti curiga. Pasien juga terlihat
senyum-senyum sendiri

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien merupakan anak tunggal. Pasien lahir cukup bulan dalam keadaan
sehat dan langsung menangis. Riwayat komplikasi kelahiran, trauma dan
cacat bawaan disangkal.
2. Riwayat Perkembangan Fisik :
Tidak terdapat kelainan, pasien diakui berkembang baik secara berat badan
dan tinggi badan menurut anak seusianya.

3. Riwayat Perkembangan Mental dan Kepribadian:


a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Menurut ibu pasien, perkembangan pasien kurang lebih sama dengan
perkembangan anak seusianya dalam hal berbicara, berjalan, bergerak
motorik maupun sensorik.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Pasien tidak pernah mengalami tinggal kelas. Selama usia sekolah
pasien tampak tidak pernah ada masalah. Pasien merupakan anak yang
baik, penurut, dan tertutup
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien sekolah hingga lulus SMA. Menurut ibu pasien, pasien tidak
memiliki teman dekat. Pasien lebih suka untuk bepergian bersama
ibunya.
d) Masa Dewasa (> 18 tahun)
Pasien merupakan orang yang tertutup. Pasien jarang menceritakan
masalahnya kepada orang lain termasuk ibunya yang sangat dekat
dengannya.

4. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga bangku SMA. Pasien menyelesaikan
pendidikan SD selama 6 tahun di SD 02 Ciledug. Setelah itu pasien masuk
ke SMP selama 3 tahun di MTs Al Islamiyah. Kemudian pasien
melanjutkan SMK selama 3 tahun di SMK PGRI 11 Ciledug. Selama
bersekolah dari SD hingga SMA pasien tidak pernah memiliki masalah
apapun.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di Family Mart selama 2 tahun pada tahun 2013-2015
kemudian pasien keluar dan bekerja kembali di Timezone selama 1 minggu.
Di tahun yang sama pasien juga pernah bekerja di Baleno selama 2 minggu,
Sport station selama 3 minggu dan di Mister Bakso selama 1 tahun hingga
2016.

6. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien rajin beribadah.

7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien belum pernah menikah dan menurut ibunya pasien belum pernah
menjalin hubungan.

8. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

E. RIWAYAT KELUARGA
Genogram keluarga Tn. M
Keterangan:

Pasien Perempuan Laki- laki

: Meninggal dunia

: Tinggal serumah

Pasien merupakan anak tunggal. Pasien tinggal bersama ayah dan


ibunya. Dikeluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama ataupun
riwayat gangguan jiwa seperti pasien.

F. KEHIDUPAN SOSIOEKONOMI SEKARANG


Kebutuhan hidup sehari-hari pasien terpenuhi dari kedua orang tuanya.
Ibu pasien bekerja menjaga toko di rumah dan terkadang menjadi pengawas
ujian di Universitas Bina Nusantara. Sedangkan ayah pasien bekerja sebagai
pegawai.

G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA


Pasien merasa dirinya adalah orang baik sedunia. Pasien juga merasa
dirinya sebagai peliindung dunia karena dapat melindungi orang-orang dari
gempa.
III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 5 Oktober 2018 pukul 16.30)
a. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien laki-laki usia kurang lebih 24 tahun, tampak sesuai dengan
usianya, memakai kaos berwarna hijau muda dan , celana pendek
berwarna abu-abu tua, tampak terawat.
2. Kesadaran neurologik : compos mentis
3. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : pasien sedang dalam posisi duduk.
b. Selama wawancara : pasien duduk sambil menatap dan
melakukan kontak mata dengan pemeriksa tetapi tiba-tiba
pasien mengatakan kalau ia melihat ada seorang anak sedang
membangun rel kereta dihadapannya.
c. Sesudah wawancara : pasien tampak masih tetap duduk
dengan posisi dan berada di tempat yang sama dan ketika
pemeriksa berdiri pasien juga ikut berdiri.
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
5. Pembicaraan :
• Cara berbicara : spontan, volume dan intonasi cukup, artikulasi
jelas.
• Gangguan berbicara: tidak terdapat hendaya bicara.

b. ALAM PERASAAN
1. Mood : eutim
2. Afek : luas
3. Keserasian : serasi

c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : halusinasi auditorik (disangkal), halusinasi
visual (+)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

d. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : cukup
b. Kontinuitas : koheren
c. Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : + (waham kebesaran)
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada

e. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik (pasien tahu presiden saat ini)
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi dan perhatian : Cukup baik (ketika diajak berbicara pasien
fokus kepada lawan bicara tetapi tiba-tiba pasien menngatakan ia
melihat ada anak kecil sedang membangun rel kereta dihadapannya)
5. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam
hari)
b. Tempat: Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di
RSJ Soeharto Herdjan)
c. Orang : Baik (pasien mengetahui nama teman yang ada di
ruangan bersama pasien)
6. Daya ingat:
a. Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat riwayat
pendidikan dan pekerjaan)
b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat lauk yang
dimakan saat pagi)
c. Segera : Baik (pasien dapat mengingat nama
dokter muda yang mewawancarai)
7. Pikiran abstrak : Baik (pasien dapat membedakan antara pensil
dengan pulpen)
8. Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambar jam sesuai
instruksi pemeriksa)
9. Kemampuan menolong diri: Baik (pasien bisa makan, mandi, buang air
kecil dan berpakaian sendiri)

f. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat diwawancara pasien tampak tenang dan kooperatif.

g. DAYA NILAI
1) Daya nilai sosial : pasien tidak pernah melakukan kekerasan
kepada teman-temannya selama di ruangan, pasien juga bersikap baik
kepada perawat dan dokter.
2) Uji daya nilai : tidak terganggu (jika pasien menemukan
dompet dijalan yang didalamnya terdapat ktp, pasien akan
mengembalikan dompet tersebeut ke alamtnya aau memberikan ke
pihak yang berwajib)
3) Daya nilai realitas : terganggu, karena pasien mengalami halusinasi
visual dan auditorik meskipun jika ditanya pasien menyangkal, terdapat
waham kebesaran.
h. TILIKAN
Derajat 1 → Menyangkal bahwa dirinya sakit

i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
• Keadaan umum:
o Kesan gizi : cukup (BB 81 kg, TB 185 cm)
o IMT : 23,66 kg/m2
o Kesadaran : compos mentis
• Tanda vital:
o Tekanan darah : 130/80 mmHg
o Nadi : 88 x/menit
o Suhu : 36,20C
o Pernapasan : 20 x/menit
• Kulit : kecoklatan, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
• Kepala : normosefal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
rontok
• Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
• Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
• Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil normal T1/T1,
tonsil-faring hiperemis (-)
• Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
• Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris kanan dan kiri
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Auskultasi: bising usus (+) normal
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
• Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik,oedem (-)

B. STATUS NEUROLOGIK
• Saraf kranial : dalam batas normal
• Refleks fisiologis : dalam batas normal
• Refleks patologis : tidak ada
• Motorik : tidak terganggu
• Sensibilitas : dalam batas normal
• Fungsi luhur : tidak terganggu
• Gejala EPS : akathisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
resting tremor (-), distonia (-), tardive diskinesia
(-)

VI. PENEMUAN BERMAKNA

Pada tahun 2016 pasien pertama kali di rawat di RSJSH karena pasien tidak
mau makan sejak 1 minggu SMRS. Alasan pasien tidak mau makan karena ia
mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk tidak makan. Pasien juga menganggap
penyebab sakitnya karena ada orang yang mengguna-guna dirinya. Setelah pulang dari
rumah sakit keluhan pasien membaik.
Tahun 2018 pasien kembali dirawat di RSJSH karena pasien beberapa kali
hendak kabur dari rumah. Keluhan ini muncul sejak 1,5 bulan SMRS. Ibunya juga
merasa pasien mencurigainya karena pasien tidak mau memakan makanan yang
diberikan olehnya sedangkan makanan dari orang lain pasien mau memakannya. Pasien
juga tidak mau meminum obat yang rutin diminum. Ibu pasien juga mengatakan sering
meihat pasien senyum-senyum sendiri tetapi ketika ditanya pasien mengatakan tidak
ada apa-apa.
Setelah menjalani 7 hari perawatan di ruang rawat nuri RSJSH pasien tampak
tenang dan dapat bersosialisasi dengan baik. Ketika ditanyakan apakah pasien
mendengar suara-suara yang terdengar ditelinganya pasien menjawab tidak. Namun
ketika ditanyakan apakah pasien pernah melihat bayangan orang atau makhluk yang
tidak dilihat orang lain pasien menjawab ia sering melihat ada pocong dan kuntilanak
saat di ruang perawatan. Pasien juga mengatakan bahwa ia adalah pelindung sedunia,
ia merasa melindungi orang-orang saat terjadi gempa bumi. Saat ini pasien merasa
dirinya sehat dan tidak sakit.
Pada pemeriksaan status mental setelah pasien menjalani perawatan selama 7
hari didapatkan mood pasien eutim, afek luas dan keserasian serasi. Pasien memiliki
halusinasi visual yaitu pasien sering melihat adanya makhluk halus seperti pocong dan
kuntilanak saat di ruang perawatan. Pada saat wawancara pasien juga mengatakan ada
anak kecil yang sedang membangun rel kereta api dihadapannya. Halusinasi auditorik
disangkal oleh pasien. Pasien juga memiliki gangguan pada isi pikir dimana pasien
merasa ia adalah orang baik sedunia dan penolong sedunia yang dapat menyelamatkan
orang dari gempa. Daya nilai realitas pada pasien juga terganggu. Tilikan pasien derajat
1 yaitu pasien merasa dirinya sehat dan tidak sakit.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus


Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan kedalam:
a. Gangguan kejiwaan karena adanya:
- Gangguan/hendaya dan disabilitas: pada saat awal masuk didapati
hendaya dalam fungsi sosial yaitu tidak bekerja, tidak bisa tidur.
- Distress/penderitaan: perubahan perilaku (pasien terlihat senyum-
senyum sendiri dan selalu ingin pergi dari rumah)
b. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
- Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
- Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik,
infeksi, penyakit vaskuler, neoplasma)
- Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif
c. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya riwayat:
- Terdapat halusinasi visual (Pasien sering melihat adanya makhluk
halus seperti pocong dan kuntilanak saat di ruang perawatan, pasien
juga melihat ada anak kecil sedang membangun rel kereta
dihadapannya saat sedang diwawancara )
- Terdapat waham kebesaran (Pasien juga merasa orang baik sedunia
dan pelindung sedunia karena dapat menolong orang-orang dari
gempa)
d. Termasuk gangguan skizofrenia paranoid karena:
- Memenuhi kriteria skizofrenia.
- Terdapat halusinasi
- Terdapat waham kebesaran.
- Adanya gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu
lebih dari 1 bulan.
- Terdapat perubahan dalam perilaku secara sosial.

• Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Berdasarkan hasil autoanamnesis dan alloanamnesis (ibu pasien),
pasien cenderung orang yang pendiam dan tertutup. Pasien lebih suka untuk
bepergian bersama ibunya daripada teman-temannya. Pasien tidak pernah
menceritakan masalahnya kepada orang lain termasuk ibunya yang sangat
dekat dengannya. Menurut ibunya pasien juga belum pernah menjalin
hubungan dengan lawan jenis

• Aksis III : Kondisi Medis Umum


Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan
sehingga aksis III tidak ada diagnosis.

• Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan


Berdasarkan hasil alloanamnesis, didapatkan masalah putus obat karena
pasien merasa sudah sembuh dan tidak mau meminum obat yang diberikan

• Aksis V : Penilaian Fungsi secara Global


▪ GAF current : 40 – 31 (beberapa gangguan dalam uji realitas atau
komunikasi)
▪ GAF HLPY : 60 – 51 (gejala sedang dan kesulitan sedang dalam
fungsi social, pekerjaan)

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : 20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : ciri kepribadian skizoid
Aksis III : tidak ada
Aksis IV : kepatuhan minum obat
Aksis V : GAF current : 40-31
GAF HLPY : 60-51

IX. DAFTAR MASALAH


• Organobiologi : tidak ditemukan faktor herediter pada pasien, tidak terdapat
gangguan kepribadian
• Psikologik : terdapat halusinasi visual, waham kebesaran
• Sosial / keluarga : pemicu kondisi pasien karena pasien tidak mau meminum
obat yang sebelumnya rutin diminum

X. PENATALAKSANAAN
- Rawat inap, dengan indikasi:
o Perlu pengawasan pada perilku pasien yang sering kabur
o Meresahkan keluarga
o Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
o Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
- Psikofarmaka:
Risperidon tab 2 x 2 mg
- Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis
penyakit
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai
aturan dan bila nantinya keluar dari RS harus datang kontrol ke poli secara
rutin.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien.
- Psikoterapi Suportif
o Ventilasi: pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi hatinya.
o Sugesti: menanamkan kepada pasien bahwa keluhan-keluhannya akan
hilang atau dapat dikendalikan.
o Reassurance: memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk menghilangkan halusinasi dan pikiran-pikiran
pasien yang tidak sesuai dengan kenyataan.
- Sosioterapi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan pasien

XI. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : Ad bonam
- Quo ad functionam : Dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

XI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


• Faktor yang memperberat:
o Kepatuhan minum obat
• Faktor yang memperingan:
o Dukungan keluarga untuk berobat
FOLLOW UP PASIEN

S O A P

05/10/ Pasien tampak - Kesadaran Aksis I : F20.0 Risperidone


2018 eutim, dapat neurologis : Skizofrenia paranoid tab 2x2 mg
duduk diam Compos mentis
saat sedang - Perilaku dan Aksis II: : ciri
wawancara. aktivitas psikomotor
kepribadian skizoid
Pasien mau : normoaktif
menjawab - Sikap terhadap
Aksis III : tidak ada
pertanyaan pemeriksa :
yang diberikan kooperatif
Aksis IV : kepatuhan
- Mood: eutim
- Afek: luas minum obat
- Keserasian:serasi Aksis V :
- gangguan persepsi: GAF current : 40-31
halusinasi (+)
GAF HLPY : 60-51
- isi pikir: waham (+)
- preokupasi: (-)
- daya nilai : RTA
terganggu
- tilikan derajat I

06/10/ Pasien - Kesadaran Aksis I : F20.0 Risperidone


2018 langsung neurologis : Skizofrenia paranoid tab 2x2 mg
menghampiri Compos mentis
pemeriksa - Perilaku dan Aksis II: : ciri
ketika aktivitas psikomotor
kepribadian skizoid
pemeriksa : normoaktif
datang dan - Sikap terhadap
Aksis III : tidak ada
mau menjawab pemeriksa :
pertanyaan kooperatif
Aksis IV : kepatuhan
yang diberikan - Mood: eutim
- Afek: luas minum obat
- Keserasian:serasi Aksis V :
- gangguan persepsi: GAF current : 40-31
halusinasi (+)
- isi pikir: waham (+) GAF HLPY : 60-51:
- preokupasi: (-)
- daya nilai : RTA
terganggu
- tilikan derajat I

08/10/ Pasien mau - Kesadaran Aksis I : F20.0 Risperidon


2018 menjawab neurologis : Skizofrenia paranoid tab 2x2 mg
pertanyaan Compos mentis
dengan lebih - Perilaku dan Aksis II: : ciri
terbuka aktivitas psikomotor
kepribadian skizoid
: normoaktif
- Sikap terhadap
Aksis III : tidak ada
pemeriksa :
kooperatif
Aksis IV : kepatuhan
- Mood: eutim
- Afek: luas minum obat
- Keserasian: serasi Aksis V :
- Gangguan persepsi: GAF current : 40-31
halusinasi (+)
GAF HLPY : 60-51
- Isi piker: waham (+)
- preokupasi: (-)
- daya nilai : RTA
terganggu
- tilikan derajat I

Anda mungkin juga menyukai