Skizofrenia Paranoid
Penguji :
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
dr. Hasrini R, Sp.KJ (K), MHA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
Jl. RS. Fatmawati, Pondok labu, Cilandak, Jakarta
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
SMF ILMU JIWA
RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 6 April 1995
Usia : 24 tahun
Alamat : Ciledug, Tangerang
Suku bangsa : Batak
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Belum menikah
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis:
• Tanggal 5 Oktober 2018, pukul 16.30 WIB, di Bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan
• Tanggal 6 Oktober 2018, pukul 09.00 WIB, di Bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan
• Tanggal 8 Oktober 2018, pukul 10.00 WIB, di Bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan
Alloanamnesis:
• Tanggal 6 Oktober 2018, pukul 16.00 WIB via telfon (ibu pasien)
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh ibunya karena beberapa kali pasien hendak
kabur dari rumah sejak 1,5 bulan SMRS
Keterangan:
• tahun 2016 : pasien memiliki keluhan tidak mau makan karena
mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk tidak makan. Pasien
juga meyakini ada orang yang membuatnya sakit sehingga ia harus
di rawat di rumah sakit Halusinasi auditorik (+). Waham kejar (+)
• Tahun 2017 : pasien membaik, keluhan halusinasi membaik, pasien
masih bisa membantu pekerjaan menjaga toko dirumah. Pasien
masih rutin kontrol dan mengkonsumsi obat rawat jalan.
• Tahun 2018 : pasien kembali masuk rumah sakit karena beberapa
kali pasien hendak kabur dari rumah. Pasien juga tidak mau
memakan makanan yang diambilkan oleh ibunya yang menurut
ibunya saat itu pasien terlihat seperti curiga. Pasien juga terlihat
senyum-senyum sendiri
4. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga bangku SMA. Pasien menyelesaikan
pendidikan SD selama 6 tahun di SD 02 Ciledug. Setelah itu pasien masuk
ke SMP selama 3 tahun di MTs Al Islamiyah. Kemudian pasien
melanjutkan SMK selama 3 tahun di SMK PGRI 11 Ciledug. Selama
bersekolah dari SD hingga SMA pasien tidak pernah memiliki masalah
apapun.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di Family Mart selama 2 tahun pada tahun 2013-2015
kemudian pasien keluar dan bekerja kembali di Timezone selama 1 minggu.
Di tahun yang sama pasien juga pernah bekerja di Baleno selama 2 minggu,
Sport station selama 3 minggu dan di Mister Bakso selama 1 tahun hingga
2016.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien belum pernah menikah dan menurut ibunya pasien belum pernah
menjalin hubungan.
E. RIWAYAT KELUARGA
Genogram keluarga Tn. M
Keterangan:
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : eutim
2. Afek : luas
3. Keserasian : serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : halusinasi auditorik (disangkal), halusinasi
visual (+)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
d. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : cukup
b. Kontinuitas : koheren
c. Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : + (waham kebesaran)
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik (pasien tahu presiden saat ini)
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi dan perhatian : Cukup baik (ketika diajak berbicara pasien
fokus kepada lawan bicara tetapi tiba-tiba pasien menngatakan ia
melihat ada anak kecil sedang membangun rel kereta dihadapannya)
5. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam
hari)
b. Tempat: Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di
RSJ Soeharto Herdjan)
c. Orang : Baik (pasien mengetahui nama teman yang ada di
ruangan bersama pasien)
6. Daya ingat:
a. Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat riwayat
pendidikan dan pekerjaan)
b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat lauk yang
dimakan saat pagi)
c. Segera : Baik (pasien dapat mengingat nama
dokter muda yang mewawancarai)
7. Pikiran abstrak : Baik (pasien dapat membedakan antara pensil
dengan pulpen)
8. Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambar jam sesuai
instruksi pemeriksa)
9. Kemampuan menolong diri: Baik (pasien bisa makan, mandi, buang air
kecil dan berpakaian sendiri)
f. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat diwawancara pasien tampak tenang dan kooperatif.
g. DAYA NILAI
1) Daya nilai sosial : pasien tidak pernah melakukan kekerasan
kepada teman-temannya selama di ruangan, pasien juga bersikap baik
kepada perawat dan dokter.
2) Uji daya nilai : tidak terganggu (jika pasien menemukan
dompet dijalan yang didalamnya terdapat ktp, pasien akan
mengembalikan dompet tersebeut ke alamtnya aau memberikan ke
pihak yang berwajib)
3) Daya nilai realitas : terganggu, karena pasien mengalami halusinasi
visual dan auditorik meskipun jika ditanya pasien menyangkal, terdapat
waham kebesaran.
h. TILIKAN
Derajat 1 → Menyangkal bahwa dirinya sakit
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
B. STATUS NEUROLOGIK
• Saraf kranial : dalam batas normal
• Refleks fisiologis : dalam batas normal
• Refleks patologis : tidak ada
• Motorik : tidak terganggu
• Sensibilitas : dalam batas normal
• Fungsi luhur : tidak terganggu
• Gejala EPS : akathisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
resting tremor (-), distonia (-), tardive diskinesia
(-)
Pada tahun 2016 pasien pertama kali di rawat di RSJSH karena pasien tidak
mau makan sejak 1 minggu SMRS. Alasan pasien tidak mau makan karena ia
mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk tidak makan. Pasien juga menganggap
penyebab sakitnya karena ada orang yang mengguna-guna dirinya. Setelah pulang dari
rumah sakit keluhan pasien membaik.
Tahun 2018 pasien kembali dirawat di RSJSH karena pasien beberapa kali
hendak kabur dari rumah. Keluhan ini muncul sejak 1,5 bulan SMRS. Ibunya juga
merasa pasien mencurigainya karena pasien tidak mau memakan makanan yang
diberikan olehnya sedangkan makanan dari orang lain pasien mau memakannya. Pasien
juga tidak mau meminum obat yang rutin diminum. Ibu pasien juga mengatakan sering
meihat pasien senyum-senyum sendiri tetapi ketika ditanya pasien mengatakan tidak
ada apa-apa.
Setelah menjalani 7 hari perawatan di ruang rawat nuri RSJSH pasien tampak
tenang dan dapat bersosialisasi dengan baik. Ketika ditanyakan apakah pasien
mendengar suara-suara yang terdengar ditelinganya pasien menjawab tidak. Namun
ketika ditanyakan apakah pasien pernah melihat bayangan orang atau makhluk yang
tidak dilihat orang lain pasien menjawab ia sering melihat ada pocong dan kuntilanak
saat di ruang perawatan. Pasien juga mengatakan bahwa ia adalah pelindung sedunia,
ia merasa melindungi orang-orang saat terjadi gempa bumi. Saat ini pasien merasa
dirinya sehat dan tidak sakit.
Pada pemeriksaan status mental setelah pasien menjalani perawatan selama 7
hari didapatkan mood pasien eutim, afek luas dan keserasian serasi. Pasien memiliki
halusinasi visual yaitu pasien sering melihat adanya makhluk halus seperti pocong dan
kuntilanak saat di ruang perawatan. Pada saat wawancara pasien juga mengatakan ada
anak kecil yang sedang membangun rel kereta api dihadapannya. Halusinasi auditorik
disangkal oleh pasien. Pasien juga memiliki gangguan pada isi pikir dimana pasien
merasa ia adalah orang baik sedunia dan penolong sedunia yang dapat menyelamatkan
orang dari gempa. Daya nilai realitas pada pasien juga terganggu. Tilikan pasien derajat
1 yaitu pasien merasa dirinya sehat dan tidak sakit.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
X. PENATALAKSANAAN
- Rawat inap, dengan indikasi:
o Perlu pengawasan pada perilku pasien yang sering kabur
o Meresahkan keluarga
o Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
o Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
- Psikofarmaka:
Risperidon tab 2 x 2 mg
- Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis
penyakit
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai
aturan dan bila nantinya keluar dari RS harus datang kontrol ke poli secara
rutin.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien.
- Psikoterapi Suportif
o Ventilasi: pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi hatinya.
o Sugesti: menanamkan kepada pasien bahwa keluhan-keluhannya akan
hilang atau dapat dikendalikan.
o Reassurance: memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk menghilangkan halusinasi dan pikiran-pikiran
pasien yang tidak sesuai dengan kenyataan.
- Sosioterapi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan pasien
XI. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : Ad bonam
- Quo ad functionam : Dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
S O A P