Anda di halaman 1dari 4

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Jl. Menur 127 Kampus Diploma Teknik Sipil ITS Surabaya

PRAKTIIKUM BERAT JENIS ASPAL

1. Standart Uji
SNI 06 – 2441– 1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Aspal Padat.
RSNI S-01-2003 : Persyaratan Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi.

2. Tujuan Test
 Untuk memahami, mengetahui dan menentukan berat jenis aspal.
 Untuk mendapatkan nilai berat jenis aspal padat dengan menggunakan rumus berat
jenis hasil pengujian.

3. Dasar Teori
Aspal merupakan material perekat (comentitious), berwarna hitam atau coklat tua
dengan unsure utama bitumen. Aspal adalah material yang digunakan untuk bahan pengikat
bahan agregat. Pada suhu ruang, aspal adalah material yang berbentuk padat sampai agak padat
dan bersifat termoplastis, (Sukima, 2003).

Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat jenis aspal padat dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu 15,6˚C atau 25 ˚C, (SNI 06 – 2441 – 1991).

Berat jenis diperlukan sebagai data konversi di lapangan, yaitu mengkonversi dari berat
ke volume atau dari volume ke berat. Berdasarkan LASTON (SKBI 2.4.26.1987) parameter
yang digunakan untuk menunjukkan berat jensi aspal optimum pada pengujian mashall yaitu 1
(satu). Hal ini juga sesuai dengan persyaratan aspal keras menurut RSNI S – 01 – 2003, yaitu
spesifikasi berat jenis aspal keras berdasarkan penetrasi minimal 1 ( >1 ).
DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Jl. Menur 127 Kampus Diploma Teknik Sipil ITS Surabaya

4. Metode Pelaksanaan
4.1 Alat dan Bahan
 Piknometer
 Bahan aspal alami
 Air
 Timbangan

4.2 Langkah Kerja


1. Mengambil piknometer dan timbang pada timbangan digital seperti pada gambar.
2. Mengisi piknometer dengan air kurang lebih seleher. Kemudian timbang dan catat
hasilnya.
3. Kemudian buang air dalam piknometer.
4. Menuangkan aspal panas ke dalam piknometer. Tunggu hingga aspal mendingin dan
berubah menjadi keras.
5. Menimbang piknometer dan aspal setelah aspal mengeras. Catat hasil penimbangan
6. Setelah ditimbang lalu diberi air setinggi leher dan timbang kembali. Catat hasil
penimbangan

5. Hasil Praktikum dan Perhitungan


Hasil Praktikum :
URAIAN A Satuan
Berat Picnometer (W1) 79,111 Gram
Berat Picnometer + aspal (W2) 113,105 Gram
Berat Picnometer + air (W3) 226,928 Gram
Berat Picnometer + air + aspal (W4) 227,886 Gram

Berat Air (A) = W3 – W1

= 226,928 gram – 79,111 gram

= 147,817 gram
DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Jl. Menur 127 Kampus Diploma Teknik Sipil ITS Surabaya

Berat Aspal (A) = W2 – W1

= 113,105 gram – 79,111 gram

= 33,994 gram

Volume Air (A) = W4 – W2

= 227,886 gram – 113,105 gram

= 114,781 cc

Volume Aspal (A) = Berat Air – Volume Air

= 147,817 gram – 114,781 gram

= 33,036 cc

Berat Aspal
Berat Jenis Aspal (A) = Volume Aspal
33,994 cc
= 33,036 cc

= 1,028998668
Berat Air 147,817 Gram
Berat Aspal 33,994 Gram
Volume Air 114,781 Cc
Volume Aspal 33,036 Cc
Berat Jenis Aspal 1,029

6. Kesimpulan
Berdasarkan LASTON (SKBI 2.4.26.1987) dan RSNI S – 01 – 2003 parameter yang
digunakan untuk menunjukkan berat jenis aspal agar memenuhi syarat adalah minimal satu (
>1). Dari hasil praktikum dan perhitungan diperoleh berat jenis aspal (A) = 1,029. Berarti hasil
percobaan yang dilakukan memenuhi syarat/spesifikasi 1,029 > 1.
DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Jl. Menur 127 Kampus Diploma Teknik Sipil ITS Surabaya

7. Dokumentasi

Gambar 2. Timbangan

Gambar 1. Piknometer

Gambar 4. Aspal cair


Gambar 3. Piknometer di isi air

Gambar 5. Piknometer+ aspal

Anda mungkin juga menyukai