Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“MULTIMODA FREIGHT FORWARDING“

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH FORWARDING

DOSEN PENGAMPU : ISKANDAR ZULKARNAIN, S.Sos, MM

Disusun Oleh :

Adetiya Wulawarman

NIM : 171011487

SEMESTER VI-C

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEPELABUHANAN


(STIAMAK) BARUNAWATI SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
karena berkat rahmat dan hidayahnya, kami bisa menyusun dan menyajikan
tugas yang berisi tentang “MULTIMODA FREIGHT FORWARDING“ sebagai salah
satu tugas mata kuliah FORWARDING Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna meyempurnakan dan dapat menjadi acuan dalam menyusun
tugas-tugas selanjutnya.

Penulis juga mohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat
kesalahan pengetikan dan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami
maksud penulis.

Surabaya, April 2020


DAFTAR ISI

BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Landasan Teori...................................................................................................1
1.2 Latar Belakang...................................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah.............................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................4
2.1. Pengertian dan Klasifikasi Cargo......................................................................4
2.2. Jenis Pengiriman Barang....................................................................................6
a. Pengiriman Melalui Laut....................................................................................6
b. Pengiriman Melalui Darat..................................................................................7
c. Pengiriman Melalui Udara.................................................................................7
2.3. Pihak – pihak Terkait dalam Pengiriman Cargo................................................8
2.4. Standard Operation Prosedure (SOP) : Warehousing Aktivities.......................8
a. Aktifitas Inbound...............................................................................................8
b. Aktifitas Outbound ACCEPTANCE (Outbond) AREA........................................11
2.5. CARGO HANDLING...........................................................................................12
2.6. Prosedur Handling Kargo Ekspor Impor..........................................................12
BAB III..............................................................................................................................14
PENUTUP.........................................................................................................................14
A. KESIMPULAN........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori

1. Pengertian Freight Forwarding


Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (freight forwading) adalah
kegiatan usaha yang ditujukan mengurus semua kegiatan yang
diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang
melalui transportasi darat, laut atau udara yang dapat mencakup
kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan,
pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen,
penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan,
klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan
dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-
barang tersebut sampai dengan diterimanya oleh yang berhak
menerimanya.

2. Multimoda, Menurut Konvensi International Multimoda Transport


of Goods, Pasal 1 ayat (2), angkutan multimoda intinya adalah
cara mengangkut barang dengan menggunakan sedikitnya 2 (dua)
moda angkutan (yang berbeda) berdasarkan satu dokumen
perjanjian angkutan multimoda, barang diangkut dari suatu
tempat/negara ke suatu tempat/negara lain di mana barang akan
diserahkan. Pada angkutan multimoda, barang yang diangkut,
resiko yang timbul dialihkan ke pelaksana angkutan multimoda.
1.2 Latar Belakang

Bagaimana menciptakan angkutan umum yang nyaman efisien dan efektif


senyaman angkutan pribadi, sehingga dapat menarik penumpang angkutan
pribadi (mobil, motor) menjadi penumpang angkutan umum secara tetap.
Langkah dan terobosan untuk ini dikenal dengan melakukan sistem angkutan
umum yang terpadu (multimoda), terkombinasikan dengan baik, efisien dan
efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan
lainnya dengan cepat, murah dan nyaman.

Angkutan multimoda (PP Nomor 8 Tahun 2011) merupakan Angkutan


barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang
berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda ke
suatu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke
suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima
barang angkutan multimoda.Transportasi multimoda, berperan sebagai
penggerak utama angkutan barang di Indonesia sehingga mampu meningkatkan
daya saing produk nasional baik di pasar domestik, regional maupun
internasional.

Angkutan multimoda diantaranya seperti truk peti kemas, kapal peti kemas dan
lai-lain. Mengapa sangat dibutuhkannya angkutan multimoda ? angkutan
multimoda sangatlah penting karena untuk :

1. Mengurangi waktu yang hilang pada transhipment point ;


2. Mengangkut lebih cepat, menekan kerugian terhadap jarak, dan
menghemat permodalan ;
3. Mengurangi beban dokumentasi, formalitas dan birokrasi ;
4. Menghemat biaya karena tarif rata-rata dan biaya asuransi turun ;
5. Memerlukan satu agen saja sebagai penanggung jawab ;
6. Menurunkan harga barang ekspor ;
7. Meningkatkan daya saing barang ekspor di pasar global.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut :

1. Apa Saja Klasifikasi Cargo ?


2. Jenis Apa Saja Cargo Pengiriman Barang ?
3. Siapa Saja Pihak Yang Terkait dalam Pengiriman Cargo ?
4. Syarat – syarat prosedur Handling Cargo Ekspor Impor
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Klasifikasi Cargo

Menurut Suharto Abdul Majid & Eko Probo D. Warpani (2009:95) kargo
adalah ”Semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal)
atau darat (truk kontainer) untuk diperdagangkan, baik antar wilayah atau kota
di dalam negeri maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan istilah
ekspor-impor.” Apapun jenisnya, semua barang kiriman kecuali benda–benda
pos dan bagasi penumpang, baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun
untuk keperluan lainnya (non komersial) dikategorikan sebagai kargo. Pengertian
kargo menurut IATA (2005:50) adalah Semua barang yang diangkut atau yang
akan diangkut dengan pesawat udara dengan menggunakan Airwaybill / SMU
tetapi tidak termasuk pos atau barang lain yang dimuat dalam perjanjian
konvensi pos internasional dan bagasi yang disertai tiket penumpang atau check
baggage.

Secara umum Cargo dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. General cargo adalah kargo atau barang yang pada umumnya memiliki
sifat yang tidak membahayakan, tidak mudah rusak, busuk atau mati,
barang yang tidak memerlukan penanganan khusus, persyaratan
pengangkutan memenuhi ketentuan yang berlaku, serta ukuran dan
beratnya dapat ditampung kedalam ruangan ( Compartment ) pesawat
udara, sehingga barang-barang tersebut dapat diberangkatkan seperti
garmen, spare part, elektronik.
2. Special Cargo adalah kargo atau barang-barang yang memerlukan
penanganan khusus baik dalam penerimaan, penyampaian, atau
pengangkutan, seperti :
a. Live Animal ( AVI ) adalah hewan-hewan hidup yang dikirim
melalui pesawat udara seperti anak ayam, kuda, kambing, ikan dll.
b. Human Remain ( HUM ) adalah mayat manusia. HUM, yang dibagi
menjadi dua yaitu :
 Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad
yang diangkut dengan menggunakan peti jenazah.
 Cremated yaitu jenazah yang sudah berupa abu ( ashes ) dan
biasanya dikirim dengan menggunakan kotak guci atau kotak
kayu.
c. Perishable goods ( PER ) adalah barang - barang yang mudah
sekali rusak, hancur, atau busuk, seperti buahbuahan, sayuran,
daging, bunga, ikan dan bibit tanaman.
d. Valuable goods ( VAL ) adalah barang-barang yang memiliki nilai
yang tinggi atau barang-barang berharga seperti emas, intan,
berlian, cek, platina, dll.
e. Strongly smelling goods yaitu barang yang memiliki bau yang
sangat menyengat seperti durian, minyak wangi, minyak kayu
putih.
f. Live Human Organ ( LHO ) adalah barang - barang yang berupa
organ tubuh manusia yang masih berfungsi seperti bola mata,
ginjal, hati.
g. Diplomatic Pouch (DIP) yaitu barang-barang kiriman diplomatik.
3. Dangerous goods ( DG ) adalah kargo atau barang-barang yang berbahaya
yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan, dan keselamatan
penerbangan. Dangerous goods terbagi menjadi sembilan kelas yaitu :
 Exsplosive goods ( REX ) adalah barang-barang berbahaya yang
mudah meledak
seperti mesiu, peluru, petasan, kembang api.
 Gasses ( RPG ) adalah barang - barang yang mudah menguap seperti
Butane, Hydrogen, Propane.
 Flammable liquids ( RFL ) adalah barang -barang yang barsifat zat cair
dan mudah terbakar seperti certain paints, Alcohols, Varnishes.
 Flammable Solids ( RFS ) adalah barang - barang zat padat dan mudah
terbakar seperti Matches ( Korek api ).
 Oxidizing Substances ( ROX ) & Organic peroxide adalah barang -
barang yang mudah menguap, jika dihirup manusia mengakibatkan
pusing atau mengantuk seperti Calcium chlorate, ammonium nitrate.
 Toxic ( RPB ) & Infectious Substances ( RIS ) adalah barang -barang
yang mengandung racun seperti sianida,pestisida, virus hidup,bakteri
hidup, virus HIV.
 Radioactive Material ( RFW ) adalah zat yang bila terkena sinar akan
bereaksi dan dapat membahayakan bagi manusia, hewan dan
beberapa jenis kargo.
 Corrosives ( RCM ) adalah barang-barang yang mengandung karat
seperti asam baterai dan merkuri.
 Miscellaneous Dangerous goods ( RMD ) adalah barang-barang lain
yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan
apabila diangkut dengan menggunakan moda udara seperti magnet,
biang es, kendaraan, kursi roda elektrik
dll.

2.2. Jenis Pengiriman Barang

a. Pengiriman Melalui Laut

Mungkin cukup mengejutkan bahwa lalu lintas pelayaran yang


paling populer saat ini adalah melalui laut, dimana rute lain seperti darat
dan udara yang sering dianggap sebagai terpopuler justru lebih rentan
terhadap kehilangan dan keterlambatan pengiriman. Pengiriman darat
yang paling rentan terhadap resiko keterlambatan & kehilangan, disusul
pengiriman melalui jalur udaara.
Memang pengiriman melalui lalu lintas air bukanlah yang paling
efektif untuk semua jenis pengiriman, dikarenakan waktu tempuh yang
dibutuhkan relative lebih lama. Jadi bagi Anda yang membutuhkan
kecepatan, pengiriman udara adalah pilihan yang paling tepat. Namun
lain halnya bila dibandingkan dengan pengiriman darat. Mungkin banyak
yang akan terkejut mengetahui bahwa pengiriman lalu lintas air lebih
cepat dari lalu lintas darat. Hal ini dikarenakan perahu bisa menyusuri
rute perjalanan langsung ke tujuan, tanpa perlu berhenti untuk mengisi
bahan bakar, atau terjebak kemacetan, dan berbagai alas an lain.
Sehingga sering kali pengiriman jalur lalu lintas air memiliki waktu
tempuh yang lebih cepat, dibanding pengiriman melalui lalu lintas darat.

b. Pengiriman Melalui Darat

Pengiriman melalui jalur darat unggul dari sisi efektifitas biaya.


Untuk pengiriman lokal regular, biasanya akan ditangani oleh transportasi
jalur darat, seperti truk & kereta api. Terkadang mengkombinasikan
penggunaan kendaraan roda 4, lalu meneruskan paket dengan kereta api
sampai di kota / provinsi tujuan, kemudian dilanjutkan kembali dengan
kendaraan roda 4 untuk sampai ke alamat tujuan. Meskipun metode ini
memakan banyak waktu, tapi cukup tergolong handal dan murah. Sekali
lagi, hanya cocok untuk kebutuhan pengiriman lokal yang sifatnya regular
(tidak ekspress). Kelemahan utamanya adalah kemungkinan kehilangan
paket. Sehingga, apabila pengirim mengetahui pengiriman akan dilakukan
melalui jalur darat, maka sebagiknya pelanggan pengirim dapat
melakukan pelacakan pengiriman, dan di sisi lain perusahaan pengiriman
harus siap mengkompensasi kerugian bila terjadi kehilangan atau
kerusakan paket di perjalanan.

c. Pengiriman Melalui Udara


Sementara, pengiriman express biasanya akan diproses melalui
lalu lintas udara. Banyak jasa pengiriman yang memiliki gudang di sekitar
areal bandar udara. Lokasi gudang ini menjadi sanat vital, untuk
meminimalisir proses transfer barang, sehingga pengiriman bisa
dilakukan lebih cepat, disamping meningkatkan keamanan pengiriman
paket. Karena tingkat kecepatan & keamanan yang lebih baik, pengiriman
melalui lalu lintas udara tentu saja menjadi pengiriman yang paling mahal
dari sisi biaya.

2.3. Pihak – pihak Terkait dalam Pengiriman Cargo

Ada tiga pihak utama yang terkait dengan pengiriman kargo, yaitu :
a. Pihak pengirim ( shipper ) : Shipper bisa berupa perorangan, badan usaha,
dilakukan secara langsung tanpa perantara, atau melalui jasa freight
forwarder.
b. Pihak pengangkut ( carrier ) : Carrier bisa berupa cargo sales airline, cargo
sales agent, airline / air charter yang juga berfungsi sebagai pengangkut
kargo.
c. Pihak penerima ( consignee ) : Consignee bisa berupa perorangan, badan
usaha maupun dalam bentuk cargo agent.

2.4. Standard Operation Prosedure (SOP) : Warehousing Aktivities

a. Aktifitas Inbound
Pada gudang inbound ada beberapa unit yang terkait dengan
penanganan kargo, seperti unit acceptance, document processing,
storage, dan break down area. Pada prinsipnya penerimaan dan
pengiriman kargo ada dua hal yaitu dokumen dan kargo.
 ACCEPTANCE (Inbound) AREA
Acceptance di gudang impor adalah unit yang bertugas melakukan
verifikasi dokumen sebelum menjalani proses lebih lanjut. Tata cara
acceptance cargo dengan terlebih dahulu memilah dokumen dan
selanjutnya didistribusikan ke unit storage, cargo delivery, rush
handling, transfer/transit, bea cukai, dan karantina, kantor pos
tukar bandara setempat ataupun warehouse operator lain untuk
proses over bringen (OB) Memeriksa data pada MAWB antara lain :
a. Special Handling Information
b. Commodity
c. Sistem Pembayaran (collect atau prepaid)
d. Tujuan akhir pengiriman
e. Nama dan alamat consignee
 BREAK DOWN AREA
Break down area adalah tempat kargo dibongkar atau diturunkan
dari ULD. Pelaksanaan breakdown adalah sebagai berikut:
a. Petugas mendapatkan break down plan dari petugas
acceptance
b. Petugas akan memeriksa kondisi ULD secara saksama
sebelum kargo diturunkan.
Pada saat kargo dibongkar, petugas akan mencatat :
 Kondisi ULD
 Nomor ULD
 Kondisi segel
 Nomor MAWB dan jumlahnya per ULD
 Nomor HAWB dan jumlahnya per ULD
 Jenis, warna, dan ciri kemasan
c. Apabila ada special cargo, petugas akan segera
mengalokasikannya sesuai dengan jenis kargonya, kecuali
ada permintaan sendiri dari pemilik kargo.
d. Apabila ada kargo angkut lanjut, petugas akan segera
menyiapkan kargo dan dokumennya untuk diproses lebih
lanjut.
e. Petugas menyerahkan hasil breakdown ke petugas storage
untuk ditempatkan.
f. Setelah selesai, petugas akan mengirimkan hasil break
down ke unit-unit terkait lainnya melalui telex dan atau
email.
 STORAGE
Seperti telah dibahas sebelumnya, mekanisme storage harus
mengikuti seperti yang tercantum dalam AHM 330. Storage import
terbagi menjadi beberapa area seperti be handle area,overflow
area, dan area-area lain untuk special cargo.
Adapun proses storage dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Petugas menerima kargo yang telah selesai proses break
down
b. Petugas mendapatkan cargo dalam area storage sesuai
dengan lokasi yang telah ditetapkan. Pengelompokkan
kargo dalam storage bisa didasarkan atas beberapa hal,
antara lain jenis kargo, nomor airwaybill, jenis
komoditas, ukuran atau beratnya.
c. Petugas juga harus menyiapkan kargo yang akan
diserahkan kepada consignee.
d. Petugas melaksanakan stock opname tiap hari.

 CARGO DELIVERY
Cargo delivery adalah unit yang berhubungan langsung dengan
consignee, freight forwarder, atau PPJK (Perusahaan Pengurusan
Jasa Kepabeanan). Pekerjaan unit ini dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
a) Petugas menerima dokumen yang telah diproses oleh unit
acceptance.
b) Petugas melakukan Notice of Arrival (NOA) melalui telepon,
fax, atau email.
c) Pada saat consignee/freight forwarder/PPJK datang, petugas
akan meminta kartu identitas (KTP,passport,SIM, dan lain-
lain) baru setelah itu dokumen asli diserahkan untuk diproses
lebih lanjut.
d) Apabila kewajiban kepabeanan dan sewa gudang telah selesai
diakukan, petugas akan mengeluarkan surat/form yang
menyatakan bahwa kargo sudah boleh dibawa keluar gudang.

b. Aktifitas Outbound ACCEPTANCE (Outbond) AREA

Acceptance Area adalah area tempat shipper/freight forwarder


melaporkan cargo yang akan dikirim. Ada dua cara pelaporan :
1. Pelaporan secara lisan.
2. Pelaporan dengan menggunakan Shipper Letter of Instructions.
    Informasi yang disampaikan shipper kepada petugas, meliputi :
a. Nama sarana pengangkut dan nomor penerbangan
b. Rencana tanggal keberangkatan
c. Nama dan alamat shipper
d. Nama dan alamat consignee
e. Airport asal
f. Airport tujuan
g. Nomor MAWB
h. Jumlah kargo
i. Berat kargo
j. Dimensi kargo
k. Dan data-data penunjang lain
    Petugas acceptance dapat menerima kargo dan pos dari :
1. Shipper
2. Freight forwarder/cargo agent
3. Transfer dari airline lain.
2.5. CARGO HANDLING

Cargo Handling adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian


kargo saat mulai diterima sampai dimuat ke dalam pesawat untuk
diangkut dari suatu kota ke kota lain di
dalamdanluarnegeri.Prosespekerjaanantaralainadalah:
1. Penerimaan (Acceptance).
2. Timbang barang.
3. Pembuatan Dokumen Angkut (Documentation).
4. Build-up / Break-down dari dan pallet/container atau gerobak.
5. Penarikan dari gudang ke pesawat dan sebaliknya.
6.Loading ke pesawat dan unloading dari pesawat.
7. Penyimpanan (storage).
8. Pengiriman (delivery) Cargo Handling dapat berjalan baik apabila
sistem dan prosedur serta sarana dan prasarana yang dimiliki gudang dan
pergudangan di masing–masing stasiun mencukupi dan pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan benar sesuai operating procedure.

2.6. Prosedur Handling Kargo Ekspor Impor

Ada beberapa syarat prosedural yang harus dilakukan baik untuk mengekspor
maupun mengimpor barang. Untuk mengirim barang, hal-hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Bila seseorang ingin mengirim barang/kargo, yang
harus dilakukan adalah mendatangi kantor cargo
agent/freight forwarder dengan membawa
barangnya. Di sana barang akan ditimbang dan
diperiksa packingnya. Bila memenuhi syarat,
maka akan dibuatkan dokumen Air Waybill (untuk
pengiriman dalam negeri dibuatkan surat muatan
udara). Biaya pengiriman bisa dibayar di muka
(prepaid) atau di tempat tujuan (collect).
b. Selanjutnya cargo agent atau freight forwarder
akan datang ke area pergudangan, khususnya ke
Acceptance Counter untuk memproses kargo
tersebut.
c. Dokumen-dokumen pelengkap kargo dibawa ke
pabean untuk diperiksa dan disetujui. Bila
nemenuhi syarat, barang siap untuk dikirim.
d. Selanjutnya barang disimpan dan di built up di
gudang outbound sampai tiba waktunya untuk
dinaikkan atau dimasukkan ke dalam cargo
compartment pesawat.
e. Tahap berikutnya adalah proses pengeluaran
barang yang diterima, yaitu setelah barang
diturunkan dari pesawat terbang, barang akan
disimpan lebih dahulu di gudang impor dan
gudang rush handling.
f. Si penerima barang akan mendapatkan
pemberitahuan tentang adanya barang kiriman
(notice of arrival) berupa surat, email, atau
melalui telepon dari petugas di gudang inbound.
g. Consignee dalam hal ini bisa diwakili oleh freight
forwarder, datang ke gudang inbound untuk
melakukan proses pengambilan kargo tersebut.
h. Barang digudang impor hanya bisa dikeluarkan
setelah diperiksa (dinyatakan clearance) oleh
pihak pabean dan pembayaran pajak dan atau
bea masuk atas barang tersebut telah
diselesaikan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Angkutan multimoda (PP Nomor 8 Tahun 2011) merupakan Angkutan


barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang
berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan
multimoda ke suatu tempat diterimanya barang oleh badan usaha
angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan
barang kepada penerima barang angkutan multimoda.
2. Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (freight forwading) adalah kegiatan
usaha yang ditujukan mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi
darat, laut atau udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan,
penyimpanan, sortasi, pengepakan, pengukuran, penimbangan,
pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan,
perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta
penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan
pengiriman barang- barang tersebut sampai dengan diterimanya oleh
yang berhak menerimanya.
3. Multimoda, Menurut Konvensi International Multimoda Transport of
Goods, Pasal 1 ayat (2), angkutan multimoda intinya adalah cara
mengangkut barang dengan menggunakan sedikitnya 2 (dua) moda
angkutan (yang berbeda) berdasarkan satu dokumen perjanjian angkutan
multimoda, barang diangkut dari suatu tempat/negara ke suatu
tempat/negara lain di mana barang akan diserahkan. Pada angkutan
multimoda, barang yang diangkut, resiko yang timbul dialihkan ke
pelaksana angkutan multimoda.

DAFTAR PUSTAKA

WWW.GOOGLE.COM

WWW.WIKIPEDIA.COM

http://mahfurnurdini.blogspot.com/2013/05/angkutan-multimoda.html

http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-2012/1387-peraturan-menteri-
perhubungan-nomor-pm

http://dishub.surabaya.go.id/backend/upload/files/peraturan/KMHUB/pm_no._
8_tahun_2012.pdf

http://dipocindy21.blogspot.com/
http://www.dephub.go.id/berita/baca/modal-dasar-pendirian-
perusahaan-jasa-pengurusan-transportasi-minimal-sebesar-25-miliar/?
cat=QmVyaXRhfHNlY3Rpb24tNjU=

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2010/08/Penyelenggaraan-dan-
Pengusahaan-Jasa-Pengurusan-Transportasi

http://www.gultomlawconsultants.com/tata-cara-mendapatkan-izin-
usaha-jasa-perusahaan-transportasi-iujpt/

Academia multimoda freight forwarding

Anda mungkin juga menyukai