Disusun Oleh :
Putri Wulan Dari ( 191098)
Wini Nuramalia ( 191118)
Zulfahmi (191121)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ’’
ANALISIS PERANAN FREIGHT FORWADING DALAM PROSES PENGURUSAN
DOKUMEN’’.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Sahudiyono. MPA selaku dosen
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan
kepada penulis mau pun pembaca.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul manajemen penjaminan mutu
dalam perguruan tinggi ini memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
a. Kesimpulan 13
b. Saran 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri freight forwarding adalah ndustry yang tidak akan pernahmati, selama ndustry
ini masih berdiri maka ndustry ini akan tetap hidup.mengingat kegiatan ekonomi negara
yang bertujuan untuk mendapatkandevisa sangat berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan inti dari kegiatan bisnis
industrifreight forwarding itu sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi dunia meningkat tinggi, hal
tersebut tentunya berpengaruh besar terhadap kegiatan ekspor impor.Dimana jumlah dan jenis
barang yang diekspor maupun dimpor semakin banyak dengan seiring perkembangan zaman.
Perdagangan atau pertukaran barang maupun jasa melewati batas suatu Negara terjadi
karena kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut
memperoleh barang atau jasa yang mempunyai mutu yang lebih baik dari Negara
lain.Perdagangan atau petukaran barang maupun jasa melewati batas suatu Negara biasa
disebut dengan istilah ekspor.Pengertian ekspor adalah mengeluarkan barang dari daerah
pabean Indonesia sedangkan yang dimaksud eksportir adalah perusahaan atau perorangan
yang melakukan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia.
Perdagangan internasional memiliki berbagai kendala dan resiko dalam proses
pelaksanaannya. Kendala yang paling utama yaitu dalam hal tranportasi. Khususnya di
Indonesia sendiri masih banyak eksporitr yang mengirimkan barang dalam jumlah kecil
sehingga perlu dilakukannya konsolidasi barang ekspor guna memberikan efisiensi kepada
eksportir. Terdapat beberapa metode atau cara dalam proses pengiriman, barang ekspor yaitu
dengan menggunakan multimoda transportasi baik melaui darat, laut, udara atau hanya
menggunakan salah satu moda transportasi. Alat tansportasi ekspor merupakan sarana untuk
memudahkan dalam pengiriman barang ekspordari suatu Negara ke Negara lain. Dalam
proses pengiriman barang keluar negeri, para pelaku usaha tidak mengerjakan sendiri seluruh
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Biasanya kegiatan tersebut dibantu oleh perusahaan
jasa yang disebut Freight Forwarder, dengan pertimbangan untuk memudahkan dalam proses
pengiriman, pengangkutan, dan penerimaan serta meminimalisir biaya yang timbul selama
proses tersebut.
Bentuk produk jasa pengangkutan muatan dengan peti kemas yangditawarkan oleh
Freight Forwarder yaitu FCL (Full Container Load) danLCL (Less than Container
Load).Pengangkutan dengan sistem LCLdigunakan pada komoditi ekspor dalam partai kecil
sehingga sangat berkembang pesat di Indonesia yang merupakan Negara berkembang.
1
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil pokok bahasan “PROSES
PENANGANAN BARANG KONSOLIDASI EKSPOR MENGGUNAKAN SISTEM LCL
(LESS THAN CONTAINER LOAD) OLEH PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDING
PT. KN SIGMA TRANS SEMARANG BRANCH”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis akan membahas pokok-pokok
permasalahan yang ada dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah penelitian secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui analisis ini adalah memberikan arah dan pedoman dalam membuat makalah serta
melihat teori yang telah didapat pada saat perkuliahan. Untuk mengetahui dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan freight forwading dalam pelaksanaan kegiatan pengiriman barang
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pihak – pihak yang terkait dalam pengurusan dokumen ekspor.
2. Untuk mengetahui peranan ff dalam proses pengiriman barang melalui transportasi
laut.
3. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pengiriman barang ekspor.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang di harapkam dari penelitian antara lain :
Bagi taruna/i
Melalui penulisan ini berharap taruna/I dapat memahami tentang jasa pengankutan
seperti Freight Forwading yang merupakan jasa inermoda berguna sebagai
perusahaan pengiriman barang ekspor juga membutuhkan perusahaan trucking
(trailer) berguna untuk memperlancar ekspor yang sesuai dengan kenyataan di
apangan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Freight forwarder dapat bertindak atas nama pengirim barang dan dapat pula atas nama
penerima barang. Peranan freight forwarder dalam dunia angkutan makin penting dan besar
peranannya karena terdapat kecenderungan pemilik barang lebih senang hanya berhubungan
dengan satu pihak saja, yang akan mengambil alih semua tanggung jawab sejak barang
diserahkan di gudang pengirim sampai barang diterima di gudang penerima one stop
shipping. Freight forwarder di Indonesia dikenal dengan nama “ Jasa Pengurusan
Transportasi “ sesuai S. K Menteri Perhubungan No. KM 10 tahun 1988. Usaha jasa freight
forwarder di Indonesia baru dikenal di era tahun 1980.
Perusahaan freight forwarder di Indonesia membentuk Asosiasi Freight Forwarder
Indonesian freight forwarder Association ( INFA ). INFA merupakan anggota dari FIATA
(The International Federation of Freight Forwarder Association) adalah untuk
mempromosikan jasa freight forwarder serta melindungi kepentingan para anggota.
Dokumen yang diperlukan oleh freight forwarder adalah :
Forwarder Bill of Lading atau House Bill of Lading
Master Ocean Bill of Lading untuk muatan petikemas yang diangkut secara FCL
(Full Container Load).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Freight Forwarder dapat bertindak atas nama
( consigner / eksportir ) atau bertindak atas nama penerima ( consignee / importir ) atau
bertindak atas nama pengirim dan penerima, bergantung dari lingkup pekerjaan ( scope of
work ) yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah disetujui antara kedua belah pihak
yaitu antara pemberi order kerja dan freight forwarder bersangkutan. Freight forwarder
sangatlah fleksibel dalam menerima lingkup pekerjaan tersebut. Dapat hanya sebagian saja
dari aktivitas pengurusan barang dari tempat asal sampai ke tempat tujuan akhir atau dapat
secara keseluruhan. Oleh karena itu, lingkup pekerjaan freight forwarder sangat berkaitan
dengan ketentuan – ketentuan kesepakatan dari incoterm.
Jenis dokumen yang dipakai adalah Fiata Combined Transport Bill of Lading (FBL) yang
dimasukkan dalam golongan freight forwarding document. FBL adalah dokumen
pengangkutan antar moda yang dipakai oleh International Freight Forwarder yang bertindak
sebagai badan usaha jasa angkutan bersambung atau Intermodal Transport Operator. Dalam
mengeluarkan FBL, forwarder bertanggung jawab tidak hanya dalam memenuhi perjanjian
pengangkutan dan penyerahan barang ditempat tujuan, tetapi juga harus bertanggung jawab
atas segala tindakan dan juga keteledoran dari pengangkut atau pihak ke-3 yang
dipekerjakan olehnya.
a. Dokumen yang diterima dari pelanggan
Jenis dokumen yang diterima dari pelanggan adalah :
1) FIATA forwarding instruction (FFI) atau shipping instruction. Dengan cara ini,
terjadi kontrak antara freight forwarder dengan pelanggan untuk membawa
barang dari tempat langganan ke tujuan.
2) FIATA SDT (Shipper Declaration of Dangerous Goods) Dipakai bila akan
mengirimkan barang berbahaya. Forwarder tidak bertanggung jawab apakah
pengisian FIATA SDT ini betul atau tidak.
b. Dokumen yang diberikan kepada pelanggan
Dokumen yang diberikan freight forwarder kepada pelanggan adalah
1) FIATA FCR ( Forwarder Certificate of Receipt )
Dokumen ini menyatakan bahwa forwarder sanggup mengirim barang kepada
consignee ditempat tujuan setelah barang diterima.
2) FIATA FCT ( Forwarder Certificate of Transport)
Perjanjian dari forwarder untuk mengangkut barangnya ke tempat tujuan
melalui agen yang ditunjuk oleh forwarder. FCT ini dapat segera diterima oleh
consigne setelah barang sudah berada di tangan forwarder, namun FIATA
FCT sekarang jarang digunakan karena sudah ada FBL
3) FBL Negotiable FIATA Combined Transport Bill of Lading
Dokumen pengangkut multimodal yang digunakan secara umum oleh
multimodal transport operator dan dapat diperdagangkan.
6
Freight Forwarder dianggap bertanggung jawab untuk untuk menerima dan
mengirimkan barang-barang kepada pihak yang dikehendaki oleh congsignee.
Catatan Khusus :
1. FIATA FCR bukan surat berharga, karena pengirim barang-barang kepada
congsignee tidak tergantung kepada penyerahan dokumen ini.
2. Dibagikan belakang dokumen ini mencantumkan Standart Conditions dari
negara dimana dokumeen ini diterbitkan.
3. Ketika menerbitkan dokumen ini, freight forwarder harus yakin bahwa :
a. Barang-barang yang bersangkutan telah diterima olehnya atau agen yang
ditunjuknya dalam pelaksanaan pengiriman barang tersebut diperuntutkan
semata-mata untuknya
b. Barang-barang tersebut sesuai dan kelihatan dalam keadaan baik
c. Data-data yang tercantum dalam dokumen sudah sesaui dengan intrusksi
yang diterima.
Isi/informasi yang dalam dokumen FCR :
1. Nama principal dari supplier atau forwader
2. Nama dan alamat consignee
3. Marks and numbers
4. Jumlah dan jenis barang
5. Keterangan tentang brang
6. Berta kotor
7. Ukuran barang
8. Tempat dan tanggal penerbitan FCR
9
1. Nama shipper.
2. Namaconsignee.
3. Pihak ketiga yang turut diberitahu.
4. Pelabuhan/Airport pemuatan
5. Tanggal keberangkatan
6. Tanggal tiba.
7. Pelabuhan pembongkaran
8. Tujuan akhir
9. Freight dibayar di ...
10. Jumlah BL asli.
11. Merek dan nomer.
12. Jumlah dan jenis kemasan.
13. Berat kotor.
14. Kondisi penyerahan.
15. Keterangan tentang keadaan barang.
16. Tempat dan tanggal penerbitan HBL.
17. Nama dan alamat agen penyerahan barang.
10
d. Beberapa freight forwarder yang menerbitkan HBL bertanggungjawab secara
penuh seperti yang tercantum dalam FBL.
Isi dan informasi yang terdapat dalam FBL :
Tidak ada keseragaman dalam isi dokumen yang diterbitkan oleh forwarder,
tetapi pada umumnya, berisi data-data sebagai berikut :
1. Nama shipper.
2. Namaconsignee.
3. Pihak ketiga yang turut diberitahu.
4. Pelabuhan/Airport pemuatan
5. Tanggal keberangkatan
6. Tanggal tiba.
7. Pelabuhan pembongkaran
8. Tujuan akhir
9. Freight dibayar di ...
10. Jumlah BL asli.
11. Merek dan nomer.
12. Jumlah dan jenis kemasan
11
Bill Of Lading
Suatu surat yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh pengangkut yang menerangkan
telah menerima barang muatan dari pengirim dengan persetujuan mengangkutnya serta
menyerahkannya kepada penerima barang muatan tersebut di tempat tujuan yang
ditunjuk.
Certificate of Origin (COO)
Merupakan surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang yang
ditandatangani untuk membuktikan / menerangkan negara asal suatu barang. Instansi
yang berwenang ini misalnya : Departemen perdagangan, Kantor Dagang, Bea Cukai,
dan sebagainya.
Outward Manifest Outward Manifest
adalah daftar muatan barang niaga yang diangkut oleh sarana pengangkut melalui laut,
udara, dan darat pada saat meninggalkan Kawasan Pabean.
Certiface of Fumigation
Dokumen yang menyatakan bahwa perlakuan fumigasi telah dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan atau standar yang telah ditentukan. Serifikat ini dikeluarkan oleh Perusahaan
Fumigant yang telah mendapat jamiinan dari Badan Karantina Pertanian.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermunculannya perusahaan-perusahaan jasa freight forwarding, terutama di kota-kota
besar di Indonesia akan membuat masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak
sebelum menentukan perusahaan jasa Freight forwarding mana yang memiliki service
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan jasa Freight forwarding lainnya. Dengan
demikian perusahaan jasa freight forwading harus mampu memberikan service yang lebih
baik agar kelangsungan perusahaan dapat terus terjaga. Pada bisnis jasa, pelanggan
merasa puas jika telah mampu memenuhi keinginan atau minimal sesuai dengan harapan
sehingga perusahaan harus meningkatkan kinerjanya guna memenuhi kebutuhan
pelanggan, salah satunya adalah dalam hal ketepatan waktu pengiriman barang dengan
aman sampai di tujuan.
B. Saran
1. Bagi shipper Adapun saran untuk shipper adalah lebih selektif lagi dalam
pemilihan forwarder/ ekspedisi sebagai penyedia jasa konsolidasi. Hal ini semata-
mata untuk meminimalkan risiko penundaan pengiriman barang karena kapasitas
terpakai belum mencapai load factor yang memenuhi yaitu 80%.
2. Bagi Forwarder/Ekspedisi Adapun saran bagi forwarder/ ekspedisi adalah lebih
peka lagi terhadap pasar perdagangan, sehingga dapat merencanakan berapa
jumlah petikemas yang harus dibooking ke perusahaan pelayaran. Hal ini sebagai
antisipasi agar tidak merugikan pihak pelayaran selaku pengangkut petikemas
(carrier) jika melakukan penundaan karena load factor belum memenuhi.
3. Adapun saran untuk penelitian ini kedepannya adalah perlu dilakukannya studi
untuk pembuatan program stuffing barang LCL ke dalam petikemas untuk
meminimalisasi waktu stuffing
13
DAFTAR PUSTAKA
iii