Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

ANALISIS PERANAN FREIGHT FORWADING


DALAM PROSES PENGURUSAN DOKUMEN

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata kuliah Multimoda Transportasi & Jasa Pengurusan
Transportasi (FF)
Manajemen Transportasi Laut

Disusun Oleh :
Putri Wulan Dari ( 191098)
Wini Nuramalia ( 191118)
Zulfahmi (191121)

SEKOLAH TINGGI MARITIM YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2021

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ’’
ANALISIS PERANAN FREIGHT FORWADING DALAM PROSES PENGURUSAN
DOKUMEN’’.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Sahudiyono. MPA selaku dosen
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan
kepada penulis mau pun pembaca.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul manajemen penjaminan mutu
dalam perguruan tinggi ini memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tanjung batu, 10 Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

a. Latar Belakang Masalah 1


b. Rumusan Masalah 2
c. Tujuan 2
d. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

a. Pengertian Freight Forwading 3


b. Peran Freight Forwading Dalam Dokumentation 4
c. Dokumen yang Timbul Dalam Kegiatan Freight Forwading 11

BAB III PENUTUP 13

a. Kesimpulan 13
b. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA iii

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri freight forwarding adalah ndustry yang tidak akan pernahmati, selama ndustry
ini masih berdiri maka ndustry ini akan tetap hidup.mengingat kegiatan ekonomi negara
yang bertujuan untuk mendapatkandevisa sangat berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan inti dari kegiatan bisnis
industrifreight forwarding itu sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi dunia meningkat tinggi, hal
tersebut tentunya berpengaruh besar terhadap kegiatan ekspor impor.Dimana jumlah dan jenis
barang yang diekspor maupun dimpor semakin banyak dengan seiring perkembangan zaman.
Perdagangan atau pertukaran barang maupun jasa melewati batas suatu Negara terjadi
karena kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut
memperoleh barang atau jasa yang mempunyai mutu yang lebih baik dari Negara
lain.Perdagangan atau petukaran barang maupun jasa melewati batas suatu Negara biasa
disebut dengan istilah ekspor.Pengertian ekspor adalah mengeluarkan barang dari daerah
pabean Indonesia sedangkan yang dimaksud eksportir adalah perusahaan atau perorangan
yang melakukan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia.
Perdagangan internasional memiliki berbagai kendala dan resiko dalam proses
pelaksanaannya. Kendala yang paling utama yaitu dalam hal tranportasi. Khususnya di
Indonesia sendiri masih banyak eksporitr yang mengirimkan barang dalam jumlah kecil
sehingga perlu dilakukannya konsolidasi barang ekspor guna memberikan efisiensi kepada
eksportir. Terdapat beberapa metode atau cara dalam proses pengiriman, barang ekspor yaitu
dengan menggunakan multimoda transportasi baik melaui darat, laut, udara atau hanya
menggunakan salah satu moda transportasi. Alat tansportasi ekspor merupakan sarana untuk
memudahkan dalam pengiriman barang ekspordari suatu Negara ke Negara lain. Dalam
proses pengiriman barang keluar negeri, para pelaku usaha tidak mengerjakan sendiri seluruh
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Biasanya kegiatan tersebut dibantu oleh perusahaan
jasa yang disebut Freight Forwarder, dengan pertimbangan untuk memudahkan dalam proses
pengiriman, pengangkutan, dan penerimaan serta meminimalisir biaya yang timbul selama
proses tersebut.
Bentuk produk jasa pengangkutan muatan dengan peti kemas yangditawarkan oleh
Freight Forwarder yaitu FCL (Full Container Load) danLCL (Less than Container
Load).Pengangkutan dengan sistem LCLdigunakan pada komoditi ekspor dalam partai kecil
sehingga sangat berkembang pesat di Indonesia yang merupakan Negara berkembang.

1
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil pokok bahasan “PROSES
PENANGANAN BARANG KONSOLIDASI EKSPOR MENGGUNAKAN SISTEM LCL
(LESS THAN CONTAINER LOAD) OLEH PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDING
PT. KN SIGMA TRANS SEMARANG BRANCH”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis akan membahas pokok-pokok
permasalahan yang ada dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara menganalisis peranan freight forwading dalam proses pengurusan


dokumen ?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengurusan dokumen ?
3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk menganalisis peranan freight forwading dalam
proses pengurusan dokumen ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah penelitian secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui analisis ini adalah memberikan arah dan pedoman dalam membuat makalah serta
melihat teori yang telah didapat pada saat perkuliahan. Untuk mengetahui dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan freight forwading dalam pelaksanaan kegiatan pengiriman barang
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pihak – pihak yang terkait dalam pengurusan dokumen ekspor.
2. Untuk mengetahui peranan ff dalam proses pengiriman barang melalui transportasi
laut.
3. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pengiriman barang ekspor.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang di harapkam dari penelitian antara lain :
 Bagi taruna/i
Melalui penulisan ini berharap taruna/I dapat memahami tentang jasa pengankutan
seperti Freight Forwading yang merupakan jasa inermoda berguna sebagai
perusahaan pengiriman barang ekspor juga membutuhkan perusahaan trucking
(trailer) berguna untuk memperlancar ekspor yang sesuai dengan kenyataan di
apangan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Freight Forwading


Freight forwarding merupakan salah satu metode transportasi internasional yang paling
banyak digunakan untuk keperluan bisnis maupun pribadi. Perusahaan-perusahaan
pengangkutan barang, salah satunya seperti Top Kargo Utama, mengatur pengiriman
barang dari satu tujuan ke tujuan lain menggunakan sejumlah pengangkut, termasuk
angkutan udara, angkutan laut, dan dalam beberapa kondisi juga dapat menggunakan
angkutan darat.
Dalam mengeluarkan maupun memasukan barang ke kapal, pengirim, eksportir, dan
importir sering mempergunakan jasa dari EMKL atau freight forwarder. Kedua badan ini
khusus bergerak dalam ekspedisi barang, baik melalui darat, laut, maupun udara.
Menurut Capt.R.P.Suyono dalam Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor
Melalui Laut, 2003. Freight forwarder adalah badan usaha yang bertujuan untuk
memberikan jasa pelayanan pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan
multimodal transport baik melalui darat, laut, maupun udara. Freight Forwarder
melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh
adanya peraturan – peraturan pemerintah negara ekspor, negara transit, dan negara impor.
Serta sesuai dengan ruang lingkup usahanya, Freight forwarder juga menyelesaikan biaya-
biaya yang timbul akibat dari kegiatan-kegiatan transportasi, penanganan muatan di
pelabuhan/gudang, pengurusan dokumentasi, dan juga mencakup insurance liabilities yang
umumnya diperlukan pemilik barang.
Freight forwarder adalah usaha yang ditujukan untuk mengurus semua kegiatan yang
diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat,
laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, pengepakan,
penimbangan barang, pengurusan, penyelesaian dan penerbitan dokumen angkutan,
perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi, penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya
berkenaan dengan pengiriman barang sampai dengan diterimanya oleh pihak yang berhak.
Freight forwarder bertanggung jawab mulai dari barang diterima di tempat pengirim sampai
barang diserahkan di tempat penerima (consignee) dan akan mengatur pengangkutan
menggunakan beberapa moda transportasi laut, darat, dan udara.

3
Freight forwarder dapat bertindak atas nama pengirim barang dan dapat pula atas nama
penerima barang. Peranan freight forwarder dalam dunia angkutan makin penting dan besar
peranannya karena terdapat kecenderungan pemilik barang lebih senang hanya berhubungan
dengan satu pihak saja, yang akan mengambil alih semua tanggung jawab sejak barang
diserahkan di gudang pengirim sampai barang diterima di gudang penerima one stop
shipping. Freight forwarder di Indonesia dikenal dengan nama “ Jasa Pengurusan
Transportasi “ sesuai S. K Menteri Perhubungan No. KM 10 tahun 1988. Usaha jasa freight
forwarder di Indonesia baru dikenal di era tahun 1980.
Perusahaan freight forwarder di Indonesia membentuk Asosiasi Freight Forwarder
Indonesian freight forwarder Association ( INFA ). INFA merupakan anggota dari FIATA
(The International Federation of Freight Forwarder Association) adalah untuk
mempromosikan jasa freight forwarder serta melindungi kepentingan para anggota.
Dokumen yang diperlukan oleh freight forwarder adalah :
 Forwarder Bill of Lading atau House Bill of Lading
 Master Ocean Bill of Lading untuk muatan petikemas yang diangkut secara FCL
(Full Container Load).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Freight Forwarder dapat bertindak atas nama
( consigner / eksportir ) atau bertindak atas nama penerima ( consignee / importir ) atau
bertindak atas nama pengirim dan penerima, bergantung dari lingkup pekerjaan ( scope of
work ) yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah disetujui antara kedua belah pihak
yaitu antara pemberi order kerja dan freight forwarder bersangkutan. Freight forwarder
sangatlah fleksibel dalam menerima lingkup pekerjaan tersebut. Dapat hanya sebagian saja
dari aktivitas pengurusan barang dari tempat asal sampai ke tempat tujuan akhir atau dapat
secara keseluruhan. Oleh karena itu, lingkup pekerjaan freight forwarder sangat berkaitan
dengan ketentuan – ketentuan kesepakatan dari incoterm.

B. Peran Freight Forwading dalam Dokumentation


Dengan belum adanya kekuatan konversi internasional, maka operator multimodal
transport bebas untuk membuat kontrak maupun syarat kondisi yang dapat diterima oleh
para pelangannya. Sebagian basar operator mengikuti ketentuan yang disusun oleh gabungan
International Chambere of Commerce (ICC) yang dikenal Uniform Rules for Combined
Transport Dokument. Berdasarkan ketentuan tersebut, dokumen-dokumen multimodal
transport telah dikembangkan oleh BIMCO (Baltic International Maritime Conference) dan
FIATA (The International Federation of Freight Forwarder Association). Dokumen yang
dikenal sebagai multimodal transport document dapat diberikan kekuatan hukum sesuai
dengan kontrak yang dibuat.

Jenis dokumen yang dipakai adalah Fiata Combined Transport Bill of Lading (FBL) yang
dimasukkan dalam golongan freight forwarding document. FBL adalah dokumen
pengangkutan antar moda yang dipakai oleh International Freight Forwarder yang bertindak
sebagai badan usaha jasa angkutan bersambung atau Intermodal Transport Operator. Dalam
mengeluarkan FBL, forwarder bertanggung jawab tidak hanya dalam memenuhi perjanjian
pengangkutan dan penyerahan barang ditempat tujuan, tetapi juga harus bertanggung jawab
atas segala tindakan dan juga keteledoran dari pengangkut atau pihak ke-3 yang
dipekerjakan olehnya.
a. Dokumen yang diterima dari pelanggan
Jenis dokumen yang diterima dari pelanggan adalah :
1) FIATA forwarding instruction (FFI) atau shipping instruction. Dengan cara ini,
terjadi kontrak antara freight forwarder dengan pelanggan untuk membawa
barang dari tempat langganan ke tujuan.
2) FIATA SDT (Shipper Declaration of Dangerous Goods) Dipakai bila akan
mengirimkan barang berbahaya. Forwarder tidak bertanggung jawab apakah
pengisian FIATA SDT ini betul atau tidak.
b. Dokumen yang diberikan kepada pelanggan
Dokumen yang diberikan freight forwarder kepada pelanggan adalah
1) FIATA FCR ( Forwarder Certificate of Receipt )
Dokumen ini menyatakan bahwa forwarder sanggup mengirim barang kepada
consignee ditempat tujuan setelah barang diterima.
2) FIATA FCT ( Forwarder Certificate of Transport)
Perjanjian dari forwarder untuk mengangkut barangnya ke tempat tujuan
melalui agen yang ditunjuk oleh forwarder. FCT ini dapat segera diterima oleh
consigne setelah barang sudah berada di tangan forwarder, namun FIATA
FCT sekarang jarang digunakan karena sudah ada FBL
3) FBL Negotiable FIATA Combined Transport Bill of Lading
Dokumen pengangkut multimodal yang digunakan secara umum oleh
multimodal transport operator dan dapat diperdagangkan.

 FIATA FORWARDING INSTRUCTIONS – FFIOR SHIPPER’S


INSTRUCTIONS.
Kita mengenal adanya sebuah dokumen yang disebut sebagai Shipping
Instructions, yang merupakan instruksi dari customer kepada forwarder untuk
melaksanakan pengangkutan barang miliknya. Bentuk Shipping Instructions
tersebut sangat beragam, dimana masing-masing customer memiliki kebebasan
untuk membuatnya.

FIATA Forwarding Instructions ini dibuat oleh FIATA untuk menyeragamkan


bentuk bagi semua anggota asosiasi Freight Forwarding diseluruh dunia,
disamping itu untuk meningkatkan standard profesionalitas kita sebagai
forwarder. Gafeksi merupakananggota FIATA, jadi anggota GAFEKSI dapat
menggunakandokumen ini dalam kegiatannya.
Kegunaan:
Customer menerbitkan dokumen ini kepada forwarder, sehingga timbul hubungan
kontraktual antara forwarder dengan customer untuk mengatur pengangkutan dari
point A ke point B. Customer diharapkan untuk dapat melengkapi semua data
yang diperlukan sehubungan dengan rencana pengiriman abrang miliknya,
termasuk dokumen-dokumen pendukunglainnya,yangdibutuhkan.
Forward bisa membantu customer dalam pengisian FIATA Forwading
Instructions.
FIATA SDT-SHIPPER DECLARATION FOR THE TRANSPORT OF
DANGEROUS GOODS. Customer wajib mengisi, mendatangani dan
mengwmballikan dokumen pengiririman ini kepada freight forwader yang
ditunjukan untuk melaksankan pengiriman barang, apabila barang yang akan
dikirimnya termasuk dalam kategori BARANG BERBAHAYA!. Dokumen ini
berisi informasi yang mendetail, termasuk didalamnya informasi mengenai
klasifikasi barang berbahaya sesuai dengan peraturan pengangkutan barang.
Isi dari dokumen FIATA SDT adalah sebagai berikut :
1. Nama shipper dan alamat
2. Nama forwader
3. Marking, jumlah dan jenis kemasan- nama terkahir dari barang yang
Bersangkutan
4. Berat kotor dan berat bersih
5. Klasifikasi atau karakteristik barang yang akan dikirim
6. Dan lain-lain

 FIATA FCR – Forwarder’s Certificate of Receipt


Kegunaanya :
Dokumen ini merupakan pernyataan secara resmi dari pihak freight forwader
sudah mengambil alih kekuasaan atas barang-barang.
Tanggung jawab forwader :

6
Freight Forwarder dianggap bertanggung jawab untuk untuk menerima dan
mengirimkan barang-barang kepada pihak yang dikehendaki oleh congsignee.
Catatan Khusus :
1. FIATA FCR bukan surat berharga, karena pengirim barang-barang kepada
congsignee tidak tergantung kepada penyerahan dokumen ini.
2. Dibagikan belakang dokumen ini mencantumkan Standart Conditions dari
negara dimana dokumeen ini diterbitkan.
3. Ketika menerbitkan dokumen ini, freight forwarder harus yakin bahwa :
a. Barang-barang yang bersangkutan telah diterima olehnya atau agen yang
ditunjuknya dalam pelaksanaan pengiriman barang tersebut diperuntutkan
semata-mata untuknya
b. Barang-barang tersebut sesuai dan kelihatan dalam keadaan baik
c. Data-data yang tercantum dalam dokumen sudah sesaui dengan intrusksi
yang diterima.
Isi/informasi yang dalam dokumen FCR :
1. Nama principal dari supplier atau forwader
2. Nama dan alamat consignee
3. Marks and numbers
4. Jumlah dan jenis barang
5. Keterangan tentang brang
6. Berta kotor
7. Ukuran barang
8. Tempat dan tanggal penerbitan FCR

 FIATA FCT- Forwarder’s Certificate Of Transport


Kegunaanya:
Dengan menerbiatkan FCT kepada pengirim barang,forwarder dianggap
bertanggung jawab untuk mengirimkan barang-barang ke tujuan melalui agen
yang ditunjuk olehnya.
Tanggung jawab forwarder :
Forwarder dianggap bertanggung jawab atas pengiriman barang-barang ke
tujuan,melalui agen yang ditunjuk olehnya, kepada pemegang dokumen sesuai
dengan kondisi-kondisi yang tercantum dalam FCT.
Catatan Khusus :

1. FIATA FCT adalah surat berharga dan penyerahan barang barang-barang


handa dapat berlaku apabila ditunjukan dokumen FCT asli.
2. Dibagia belakang dokumen ini mencantumkan Standard Tranding Conditions
dari negara dimana dokumen ini di terbitkan.
3. Ketika menerbitkan FIATA FCT, freight forwader harus yakin bahawa:
a. Barang-barang sudah sesuai dan kelihatan dalam keadaan baik.
b. Data-data yang tercantum dalam dokumen sudah sesuai dengan intrusksi
yang diterima.
c. Kondisi-kondisi dalam dokumen-dokumen pengapalj, misalnya B/L,tidak
bertentangan dengan tanggung jawab sehubungan dengan FCT.
Isi/informasi yang terdapt dalam FIATA FCT :
1. Nama principal
2. Nama consignee
3. Nama pihak ke 3 yang ikut diberitahu
4. Pelabhan maut
5. Pelabhan tujuan
6. Marks dan numbers
7. Jumlah dan jenis kemasan
8. Keterangan tentang barang
9. Berat koro
10. Ukuran barang
11. Asuransi
12. Freight dan biaya-biaya kepada
13. Tanggal dan tempat penerbiatan FIATA FCT

 FBL-Negotiable FIATA Combined Transport Bill Of Landing


Kegunaanya:
FBL merupakan dokumen lanjutan ( Throught Document ) yang dipergunakan
oleh International Freight Forwarder yang bertindak sebagai Multimoda
Transportasi Operator ( MTO).
Tanggungjawab Forwarder :
Dengan menerbitkan FBL, maka forwarder bertanggung awab tidak hanya
terhadap pelaksanaan kontrak angkutan barang saja, dan penyerahan barang
ditempat tujuan tetapi juga terhadap tindakan dan kesalahan dari carrier dan pihak
ketiga lainnya yang terkait.
Catatan Khusus :

1. FBL itu negotiable kecuali dinyatakan sebaliknya.


2. Diterima oleh bank untuk pengurusan L/C (Documentary Credit)
3. Dapat juga dipergunakan sebagai marine B/L (Ocean B/L)
4. Ketika menerbitkan FBL, Freight Forwarder harus yakin bahwa:
a. Dia atau agennye talah mangambil alih pengapalam barang yang
tercantum didalamanya dan hak dari pengirimanya semata-mata
tergantung pada dirinya daja.
b. Barangnya kelihatan dalam keadaan baik
c. Data-data yang tercantum dalam dokumen sesuai dengan intruski

 FWR- FIATA Warehouse Receipt


Kegunaannya :
Apabila freight forwarder bertidak sebagai carrier dengan melakukan cargo
consolidation atau groupage dengan angkutan laut atau angkutan udara, maka
freight forwarder tersebut menerbitkan Bill of Ladingnya sendiri kepada masing-
masing shipper.
Tanggung Jawab Freight Forwarder :
Tidak ada keseragaman isi atau kondisi dari House Bill of Lading, karena freight
forwarder menikmati ‘Kebebasan Berkontrak’.
Ini dijelaskan sebagai berikut :
a. Beberapa forwarder tidak menerima tanggungjawab terhadap hilang atau
rusaknya barang yang terjadi, apabila barang itu berada dibawah kekuasaan
atau pengawasan actual carrier.
b. Yang lainnya bertanggungjawab sebagai agen meskipun mereka bertindak
sebagai principal dan menerbitkan Bill of Ladingnya sendiri.
c. Beberapa freight forwarder menerima pertanggunganjawab, dalam hal ini
memebayar kerugian kepada shipper, sebagaimana dia juga menerima ganti
rugi dari carrier yang bertanggungjawab.
d. Beberapa freight forwarder yang menerbitkan HBL bertanggungjawab secara
penuh seperti yang tercantum dalam FBL.
Isi dan informasi yang terdapat dalam FBL :
Tidak ada keseragaman dalam isi dokumen yang diterbitkan oleh forwarder,
tetapi pada umumnya, berisi data-data sebagai berikut :

9
1. Nama shipper.
2. Namaconsignee.
3. Pihak ketiga yang turut diberitahu.
4. Pelabuhan/Airport pemuatan
5. Tanggal keberangkatan
6. Tanggal tiba.
7. Pelabuhan pembongkaran
8. Tujuan akhir
9. Freight dibayar di ...
10. Jumlah BL asli.
11. Merek dan nomer.
12. Jumlah dan jenis kemasan.
13. Berat kotor.
14. Kondisi penyerahan.
15. Keterangan tentang keadaan barang.
16. Tempat dan tanggal penerbitan HBL.
17. Nama dan alamat agen penyerahan barang.

 House Bill of Lading/House Airway Bill


Kegunaannya :
Apabila freight forwarder bertidak sebagai carrier dengan melakukan cargo
consolidation atau groupage dengan angkutan laut atau angkutan udara, maka
freight forwarder tersebut menerbitkan Bill of Ladingnya sendiri kepada masing-
masing shipper.
Tanggung Jawab Freight Forwarder :
Tidak ada keseragaman isi atau kondisi dari House Bill of Lading, karena freight
forwarder menikmati ‘Kebebasan Berkontrak’.
Ini dijelaskan sebagai berikut :
a. Beberapa forwarder tidak menerima tanggungjawab terhadap hilang atau
rusaknya barang yang terjadi, apabila barang itu berada dibawah kekuasaan
atau pengawasan actual carrier.
b. Yang lainnya bertanggungjawab sebagai agen meskipun mereka bertindak
sebagai principal dan menerbitkan Bill of Ladingnya sendiri.
c. Beberapa freight forwarder menerima pertanggunganjawab, dalam hal ini
memebayar kerugian kepada shipper, sebagaimana dia juga menerima ganti
rugi dari carrier yang bertanggungjawab.

10
d. Beberapa freight forwarder yang menerbitkan HBL bertanggungjawab secara
penuh seperti yang tercantum dalam FBL.
Isi dan informasi yang terdapat dalam FBL :
Tidak ada keseragaman dalam isi dokumen yang diterbitkan oleh forwarder,
tetapi pada umumnya, berisi data-data sebagai berikut :
1. Nama shipper.
2. Namaconsignee.
3. Pihak ketiga yang turut diberitahu.
4. Pelabuhan/Airport pemuatan
5. Tanggal keberangkatan
6. Tanggal tiba.
7. Pelabuhan pembongkaran
8. Tujuan akhir
9. Freight dibayar di ...
10. Jumlah BL asli.
11. Merek dan nomer.
12. Jumlah dan jenis kemasan

C. Dokumen yang Timbul Dalam Kegiatan Freight Forwading


Shippping Instruction
Adalah dokumen yang dibuat oleh Shipper (Pengirim Barang) kepada pihak agen yang berisi
perintah pengiriman barang, terdapat rincian yang jelas memngenai Pengirim barang,
penerima barang dan deskripsi barang.
 Packing List
Daftar perincian barang (desrkripsi) yang dibuat oleh shipper, meliputi Jumlah satuan
barang, berat kotor (Gross Weight), berat bersih (Nett Weight) dan Volume barang
(Measurement).
 Invoice
Adalah dokumen yang merupakan faktur penjualan yang dibuat oleh penjual (eksportir)
dan dikirimkan kepada pembeli (Importir).
 DO / Booking Confirmation
Adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Maskapaip pelayaran sebagai bukti atas
penggunaan jasanya dan sebagai surat jalan yang ditujukan ke Depo Container dari
maskapai pelayaran untuk pengambilan container kosong.

11

 Bill Of Lading
Suatu surat yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh pengangkut yang menerangkan
telah menerima barang muatan dari pengirim dengan persetujuan mengangkutnya serta
menyerahkannya kepada penerima barang muatan tersebut di tempat tujuan yang
ditunjuk.
 Certificate of Origin (COO)
Merupakan surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang yang
ditandatangani untuk membuktikan / menerangkan negara asal suatu barang. Instansi
yang berwenang ini misalnya : Departemen perdagangan, Kantor Dagang, Bea Cukai,
dan sebagainya.
 Outward Manifest Outward Manifest
adalah daftar muatan barang niaga yang diangkut oleh sarana pengangkut melalui laut,
udara, dan darat pada saat meninggalkan Kawasan Pabean.
 Certiface of Fumigation
Dokumen yang menyatakan bahwa perlakuan fumigasi telah dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan atau standar yang telah ditentukan. Serifikat ini dikeluarkan oleh Perusahaan
Fumigant yang telah mendapat jamiinan dari Badan Karantina Pertanian.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermunculannya perusahaan-perusahaan jasa freight forwarding, terutama di kota-kota
besar di Indonesia akan membuat masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak
sebelum menentukan perusahaan jasa Freight forwarding mana yang memiliki service
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan jasa Freight forwarding lainnya. Dengan
demikian perusahaan jasa freight forwading harus mampu memberikan service yang lebih
baik agar kelangsungan perusahaan dapat terus terjaga. Pada bisnis jasa, pelanggan
merasa puas jika telah mampu memenuhi keinginan atau minimal sesuai dengan harapan
sehingga perusahaan harus meningkatkan kinerjanya guna memenuhi kebutuhan
pelanggan, salah satunya adalah dalam hal ketepatan waktu pengiriman barang dengan
aman sampai di tujuan.

B. Saran

Adapun beberapa saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi shipper Adapun saran untuk shipper adalah lebih selektif lagi dalam
pemilihan forwarder/ ekspedisi sebagai penyedia jasa konsolidasi. Hal ini semata-
mata untuk meminimalkan risiko penundaan pengiriman barang karena kapasitas
terpakai belum mencapai load factor yang memenuhi yaitu 80%.
2. Bagi Forwarder/Ekspedisi Adapun saran bagi forwarder/ ekspedisi adalah lebih
peka lagi terhadap pasar perdagangan, sehingga dapat merencanakan berapa
jumlah petikemas yang harus dibooking ke perusahaan pelayaran. Hal ini sebagai
antisipasi agar tidak merugikan pihak pelayaran selaku pengangkut petikemas
(carrier) jika melakukan penundaan karena load factor belum memenuhi.
3. Adapun saran untuk penelitian ini kedepannya adalah perlu dilakukannya studi
untuk pembuatan program stuffing barang LCL ke dalam petikemas untuk
meminimalisasi waktu stuffing

13

DAFTAR PUSTAKA
iii

Anda mungkin juga menyukai