Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MUATAN BARANG BERBAHAYA

NAMA : SHINTA NOVALIA KAWANGUNG


NIM : 1562 4081

JURUSAN KEPELABUHANAN
BITUNG LOGISTIC COMMUNITY COLLEGE
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya semata penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik sebagai
tugas yang penulis terima dari dosen dengan isi makalah tentang MUATAN BARANG
BERBAHAYA

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dan ikut serta dalam penyusunan makalah ini agar menjadi hasil yang dapat
atau bisa di terima oleh dosen maupun pembaca.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen Jurusan
Kepelabuhanan atas ilmu yang telah diberikan, serta teman-teman yang telah membantu,
dan juga Orang Tua yang telah mendoakan sehingga Laporan Penelitian ini bisa
terselesaikan. Semoga apa yang terkandung di dalam Laporan Penelitian ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kata kalimat maupun dari struktur makalah
ini memang belum sempurna untuk itu penulis sebagai penyusun mohon kritik atau saran
yang bersifat konstruktif agar dapat terbentuknya makalah yang lebih sempurna dari ini di
kemudian hari.

Sekian dari penulis , sekali lagi penulis ucapkan terima kasih kepada semua.

Bitung,

23 September 2016

Penulis

Shinta Novalia Kawangung

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB I...................................................................................................... 4
A.

Latar Belakang.................................................................................. 4

B.

Perumusan Masalah............................................................................ 5

BAB II..................................................................................................... 6
JENIS - JENIS MUATAN.............................................................................6
Pengertian Muatan.................................................................................... 6
Jenis-Jenis Muatan Kapal Laut.....................................................................6
Tingkatan Kelas Barang-Barang Berbahaya dalam Kegiatan Expor-Impor.............11
Stowage (Pemadatan Ruang/Palka Kargo Muatan)...............................15
Syarat-Syarat Peti Kemas.........................................................................15
Daftar Pustaka...................................................................................... 17

BAB I
A. Latar Belakang
Dalam pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang, kegiatan
perdagangan internasional yang dikenal dengan istilah ekspor impor semakin
pesat sehingga memacu para penyedia jasa transportasi terutama transportasi laut
yaitu perusahaan pelayaran untuk memberikan suatu pelayanan yang baik, aman
dan efisien.
Kegiatan ekspor sebagian besar menggunakan moda transportasi laut dengan
sarana kapal, karena dalam pengiriman barang ekspor maupun impor biaya yang
dikeluarkan akan lebih murah dan dapat memuat lebih banyak barang sehingga
transportasi laut merupakan pilihan utama dalam melakukan kegiatan ekspor
impor.
Untuk menambah efisiensi dan keamanan barang yang menggunakan
transportasi laut maka diciptakanlah sebuah sarana atau alat yang dipergunakan
sebagai suatu tempat untuk menempatkan barang yang akan diekspor, yaitu peti
kemas (container) tersebut, maka perusahaan pelayaran dituntut untuk
memberikan suatu penanganan pelayaran barang ekspor pada khususnya dengan
menggunakan peti kemas (container). Dengan semakin meningkatnya permintaan
dari pengguna jasa untuk melakukan kegiatan pengiriman barang yang beragam
jenisnya maka diperlukan suatu penanganan muatan ekspor yang penanganannya
dari beragam jenis barang tersebut.
Penanganan container adalah hal yang sangat dibutuhkan dikarenakan dapat
mempengaruhi waktu pengiriman, sehingga harus dapat terus menerus dilakukan
pemantauan atau penanganan baik dilapangan penumpukan container sampai
dengan di muat di atas kapal. Dalam hal ini perusahaan pelayaran
Sehubungan dengan hal tesebut diatas dan dilihat dari segi efisiensi kerjanya
maka diperlukan suatu penanganan muatan terutama dalam muatan ekspor yang
dapat dilihat dari banyaknya muatan. Sehingga dapat memberikan suatu
pelayanan yang baik kepada para pengguna jasa transportasi laut terutama
perusahaan pelayaran lainnya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba

untuk mengambil dan mengulas dalam makalah dengan judul MUATAN


BARANG BERBAHAYA

B. Perumusan Masalah
1.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasikan masalah yang


dihadapi yaitu:
a. Penanganan muatan ekspor yang belum sesuai dengan prosedur.
b. Adanya Human Error pada saat di lapangan.
c. Informasi yang kurang akurat dari shipper masalah shipment untuk ekspor.

2.

Pembatasan Masalah

Melihat dari identifikasi masalah tersebut maka penulis membatasi masalah yaitu
bagaimana penanganan muatan ekspor ditinjau dari volume peti kemas ekspor
time series bulan Januari 2010 sampai dengan bulan September 2011.
3. Pokok Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses penanganan muatan ekspor
b.

Bagaimana penanganan hasil muatan ekspor ditinjau dari volume


peti kemas ekspor ?

c.

Bagaimana hasil gambaran terhadap target pelayanan penanganan


muatan ekspor?

BAB II
MUATAN BARANG BERBAHAYA
Pengertian Muatan
Muatan kapal (cargo) merupakan objek dari pengangkutan dalam sistem
transportasi laut, dengan mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga
dapat memperoleh pendapatan dalam bentuk uang tambang (freight) yang sangat
menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai kegiatan
dipelabuhan.
Pengertian Muatan Kapal menurut Sudjatmiko (1995:64) adalah:
Muatan kapal adalah; segala macam barang dan barang dagangan (goods
and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan
kapal, guna diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan
tujuan.
Pengertian Muatan Kapal menurut PT Pelindo II (1998:9) adalah:
Muatan kapal dapat disebut, sebagai seluruh jenis barang yang dapat dimuat
ke kapal dan diangkut ke tempat lain baik berupa bahan baku atau hasil
produksi dari suatu proses pengolahan.
Menurut Arwinas (2001:9) muatan kapal laut dikelompokkan atau dibedakan
menurut beberapa pengelompokan sesuai dengan jenis pengapalan, jenis
kemasan, dan sifat muatan
1. Muatan berbahaya (Dangerous Cargo)
Muatan berbahaya (Dangerous Cargo) adalah muatan yang dapat terbakar atau
meledak. Oleh karena itu muatan berbahaya perlu mendapatkan perhatian
khusus dari berbagai pihak, baik pemilik barang, stevedore, pengangkut,
keagenan maupun instansi terkait. Pengangkutan muatan berbahaya harus
mengikuti ketentuan International Maritime Dangerous Goods (IMDG) tahun
1992.

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan muatan berbahaya adalah:

Pengemasan (packing) yang sesuai peraturan.


Tanda tanda (remarks) dan label harus tertera jelas sesuai peraturan.
Dokumen khusus untuk muatan berbahaya.
Persyaratan penyimpanan (stowage requirements)
Dalam memuat atau membongkar muatan berbahaya, stevedore sebaiknya
meminta pihak kapal agar ikut mengawasi juga. Selain itu, dangerous cargo-

list dan instruksi


Tentang pemadatan dan pemuatan harus diperhatikan.
Muatan berbahaya dikelompokan dalam beberapa kelas dan setiap kelas
mempunyai label tersendiri.

Tingkatan Kelas Barang-Barang Berbahaya dalam Kegiatan


Expor-Impor
Peraturan International Maritime Dangerous Goods (IMDG) secara khusus

menunjuk pada pennggunaan peti kemas untuk mengangkut barang-barang


berbahaya (Kelas-kelas dibawah sesuai tingkat bahayanya:

1. Class 1.
Explosive (Bahan Peledak)
2. Class 1.1.

Substances and articles wich have a Mass explosion hazard (zat dan
barang yang mempunyai sifat ledakan hebat).
3. Class 1.2.
Substances and articles wich have a projection hazard but no a mass
explosion hazard (zat dan bahan yang mempunyai sifat bahaya peledakan
namun bukan peledakan hebat).
4. Class 1.3.
Substances and articles wich have a fire hazard and either a minor blast
hazard or a minor projection hazard or both, but not a mass explosion
hazard (zat dan barang yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau
ledakan kecil atau keduanya, namun bukan menimbulkan ledakan hebat).
5. Class 1.4.
Substances and articles wich present on significant hazard(zat dan bahan
yang tidak begitu membahayakan).
6. Class 1.5.
Very itensive substance(zat yang sangat peka).
7. Class 2.
Gases: sompresed, liqified or disolved under pressure(gas: dipadatkan,
dicairkan atau dilarutkan dibawah tekanan).
8. Class 3.
Flammable liquids(cairan yang mudah terbakar)
9. Class 3.1.
Low flash point of liquids (cairan dengan titik bakar rendah)
10. Class 3.2.
Intermediate flash point of liquids (cairan dengan titik bakar sedang).
11. Class 3.3.
High flash point of liquids (cairan dengan titik bakar tinggi).
12. Class 4.1
Flammable solids (bahan padat mudah terbakar)
13. Class 4.2.
Flammable solids, or substance, liable to spontaneous combustion (bahan
padat, mudah terbakar, atau zat yang mudah mengeluarkan uap panas).

14. Class 4.3.


Flammable solids, or substance, which in contact with water emit
flammable gasses (bahanpadat mudah terbakar, atatu zat yang bila terkena
air akan mengeluarkan gas yang mudah terbakar).
15. Class 5.1.
Oxidizing substances (zat oksidasi).
16. Class 5.2.
Organic peroxides (zat yang dapat beroksidasi).
17. Class 6.1.
Poisonous (toxic) substance (zat beracun).
18. Class 6.2.
Infectious substance (zat yang dapat menimbulkan gangguan atau iritasi).
19. Class 7.
Radioactive substance (zat radioaktif).
20. Class 8.
Corrosives (bahan yang menimbulkan karat).
21. Class 9.
Miscellaneous dangerous substances (aneka bahan berbahaya).

IMO code berisi peraturan mengenai


pengemasan, memberitanda, pengangkutan,
stowage dan penanganan muatan berbahaya.
Berbagai jenis pengemasan untuk berbagai jenis
barang dengan perincian teknis dan gambar telah
dimasukan dalam kode ini. Kode ini
menghasurkan shipper bertanggung jawab
terhadap pengemasan, label atau etiket dan
menandatangani pernyataan (declaration) bahwa
kemasan dan pengamanan telah mengikuti peraturan IMO. EMKL atau forwader

tidak berhak menandatangani declaration dan bila hendak mengerjakan dan


mengurus muatan ini harus mendapatkan informasi yang lengkap dari shipper.

Stowage (Pemadatan Ruang/Palka Kargo Muatan)


Broken Stowage
adalah prosentase ruang muatan yg tdk terisi oleh muatan karena bentuk & jenis
muatan tsb.
Stowage Plan
adalah suatu bag, kpl. dimana muatan ditempatkan, dilengkapi data tujuan, jml,
berat muatan serta pelabuhan muatnya masing2.
Stowage Factor
adalah jumlah ruangan effectif dalam m3 yg digunakan utk memadat muatan
seberat 1 ton.
Full & Down
adalah suatu keadaan dimana kapal dimuati hingga seluruh ruang muat penuh &
mencapai sarat maximum yg diijinkan.

Syarat-Syarat Peti Kemas

Secara fisik mempunyai sifat-sifat yg tetap & harus cukup kuat untuk dapat

digunakan berulang kali.


Dilengkapi peralatan khusus sehingga mampu untuk di pindah-pindahkan dari

satu jenis alat pengangkutan lainnya dengan cepat & mudah.


Dirancang sedemikian rupa sehingga mudah untuk diisi barang & mudah untuk
mengosongkan

Bay
adalah tanda nomor membujur mulai dari depan ke belakang dengan catatan no.
ganjil untuk container 20 kaki, genap untuk continer 40 kaki.
Row
adalah tanda nomor melintang dimulai dari tengah & di lihat dari arah belakang,
Ke kanan Row 01,03,05, 07,09 dst.
Ke kiri Row 02,04,06,08, 010 dst.
Tier
adalah tanda nomor tegak dimulai dengan angka-angka
On deck Tier 82,84,86,88.
On hold Tier 02,04,06,08.

FCL/FCL (Full Continer Load)


Adalah container yang berisi muatan milik satu shipper.
LCL/LCL (Less than Cont Load)
Adalah container yang berisi muatan milik beberapa shipper.
Guna penganginan diatas kapal:
Mengalirkan udara bersih/ kering ke dalam ruang palka.
Mengeluarkan udara lembab, kotor, panas, bau dsb dari ruang palka.
Ada 2 macam peranginan di kapal:

Sistem Alam, biasanya berbentuk leher angsa bekerja berdasarkan tekanan

udara di dalam ruang muat dan di luar.


Sistem Buatan, di sebut juga ventilasi mekanis karena udara kering di
masukan ke dalam palka secara paksa dengan bantuan alat lain.

Salah satu cara peranginan :


Dng meletakkan corong korsel ke dua-duanya ke bawah angin jadi ruangan tetap
dingin karena panasnya di ambil. Cara ini tergantung udara luar.

Daftar Pustaka

Maritim Media, BAB 5 Tipe Kargo & Kemasan Hal 76-79


http://www.maritimeworld.web.id/2011/04/pengertian-muatan.html
http://kapal-cargo.blogspot.com/
http://finowaspodo.blogspot.com/2012/02/penanganan-muatan_15.html

Anda mungkin juga menyukai