Disusun sebagai laporan hasil Praktek Kerja Lapangan yang bertempat di Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Cirebon
JULIAN ALHABIB
NRP 2212081
MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt karena atas rahmat
dan karunianya laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu yang
mana merupakan sebagai bemtuk pertanggungjawaban selama melakukan
Praktek Kerja Lapangan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas II Cirebon dalam jangka waktu selama Dua bulan. Laporan yang
berjudul tentang “Penanganan Muatan Berbahaya Di Atas Kapal Sesuai
SOLAS Chapter VII (Carriage of Dangerous Goods) Untuk Menunjang
Keselamatan Pelayaran”
Julian Al-Habib
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................5
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN..................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................6
2.1 PENGERTIAN MUATAN BERBAHAYA............................6
2.2 PRINSIP PEMUATAN DI ATAS KAPAL...........................6
2.3 PENTINGNYA PENANGANAN MUATAN BERBAHAYA. 7
2.4 TINDAKAN PENCEGAHAN KETIKA MEMBAWA MUATAN
BERBAHAYA....................................................................7
2.5 AREA BERBAHAYA DI ATAS KAPAL UNTUK MUATAN
BERBAHAYA.....................................................................9
2.6 KLASIFIKASI MUATAN BERBAHAYA..............................10
2.7 KEMASAN MUATAN BERBAHAYA..................................12
2.8 PEMBERIAN TANDA PADA MUATAN BERBAHAYA......13
2.9 ATURAN DOKUMEN MUATAN BERBAHAYA.................14
2.10 PELAPORAN INSIDEN YANG MELIBATKAN BARANG
BERBAHAYA.....................................................................14
BAB 3 PENUTUP.........................................................................16
3.1 KESIMPULAN...................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................17
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kapal merupakan alat transportasi laut yang digunakan untuk
mengangkut dan memindahkan barang maupun orang dari suatu tempat
ketempat yang lainnya, pada awalnya kapal terbuat dari kayu dan digerakan
menggunakan tenaga angin dengan menggunakan layar. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan pengembangan zaman kapal dibuat dari besi
dan menyempurnakan konstruksi kapal serta menggunakan mesin sebagai
tenaga penggeraknya.
Sampai saat ini Kapal merupakan transportasi yang menjadi prioritas
utama dan lebih efisien dibandingkan transportasi lain untuk memindahkan
dan mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, karena
kapal dapat mengangkut barang atau muatan dengan jumlah yang cukup
banyak dan dengan biaya angkut yang cukup murah.
Mengikuti perkembangannya, kapal dibedakan menurut tipenya dan
berdasarkan dangan muatan yang akan dimuat, Seperti Kapal Tanker yang
digunakan untuk memuat muatan dalam bentuk cair, Bulk Carrier digunakan
untuk memuat muatan dalam bentuk curah atau tidak dikemas, dan banyak
lagi jenis kapal yang lain dengan fungsi yang berbeda untuk memuat muatan
dalam bentuk yang berbeda juga.
Berbanding lurus dengan perkembangan kapal serta tipe dan macam
bentuk muatan yang dimuat, bahaya yang ditimbulkan oleh muatan juga
bertambah. Bahaya yang ditimbulkan beragam yang dapat mebahayakan
awak kapal, dapat merusak kapal serta dapat mengakibatkan kerusakan
terhadap muatan yang lainnya.
Seperti contoh kasus, kebakaran yang terjadi pada Kapal minyak
bernama Kandy (Venice) berisi 17 awak kapal dari Turki dan India dan kapal
lainnya bernama Maestro membawa 14 pelaut. Dalam peristiwa tersebut
melibatkan dua kapal barang yakni kapal minyak dan kapal kargo yang
berbendera Tanzania di Laut Hitam dekat Selat Kerch pada Senin (21/1)
waktu setempat. Kebakaran tersebut berasal dari kapal minyak ketika satu
kapal memindahkan bahan bakar tersebut ke kapal lain diikuti dengan
ledakan besar yang mengakibatkan kapal lainnya terbakar.
https://www.republika.co.id/berita/plpogy377/kapal-muatan-bahan-bakar-
terbakar-11-orang-tewas
Maka untuk mencegah dan menanggulangi bahaya, pelaut dibekali
dengan berbagai aturan yang terdapat pada SOLAS ( Safety Of Life At Sea)
yang mengatur tentang keselamatan para pelaut diatas kapal terutama
bahaya yang disebabkan oleh muatan berbahaya. Pada SOLAS Chapter VII
(Carriage of Dangerous Goods) sudah diatur tentang penerpan
pengangkutan dan penanganan terhadap muatan berbahaya diatas kapal
serta segala sesuatu yang berkaitan dengan muatan berbahaya
4
Pada hasil laporan ini penulis ingin memberikan hasil dan diharapkan
khususnya bagi para pelaut agar mengetahui tentang muatan berbahaya
serta macamnya dan mengerti cara penanganan terhadap muatan berbahaya
diatas kapal serta hal-hal yang berkaitan dengan muatan berbahaya. Maka
berdasarkan dari uraian latar belakang masalah tersebut penulis tertarik
untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk laporan
dengan judul “Penanganan Muatan Berbahaya Di Atas Kapal Sesuai
SOLAS Chapter VII (Carriage of Dangerous Goods) Untuk Menunjang
Keselamatan Pelayaran”.
5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MUATAN BERBAHAYA
Muatan Berbahaya adalah muatan yang apabila dimuat diatas kapal
dapat menyebabkan sesuatu hal yang dapat merusak hal – hal disekitar
kapal, seperti muatan yang lainnya, merusak kapal serta peralatan kapal
lainnya, serta dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia.
Muatan berbahaya adalah Barang yang oleh karena sifatnya, apabila
didalam penanganan, pekerjaan, penimbun atau penyimpangan tidak
mengikuti petunjuk-petunjuk, peraturan-peraturan serta persyaratan yang ada
maka dapat menimbulkan bencana atau dampak dan resiko bagi manusia,
benda lainnya maupun lingkungan sekitar. (Ridwan, Diklat Keselamatan
Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta,1995).
Muatan berbahaya adalah semua jenis muatan yang memerlukan
penanganan khusus, semua barang yang sifat, ciri khas dan keadaanya
merupakan bahaya terhadap keselamatan jika atau kesehatan manusia dan
makhluk hidup lainnya, Seperti yang dikemukakan oleh R.P. Suyono
(2015:371) muatan berbahaya adalah muatan yang dapat terbakar atau
meledak. Oleh karena itu, muatan berbahaya perlu mendapatkan perhatian
khusus dari berbagai pihak, baik pemilik barang, stevedore, pengangkut,
keagenan maupun instansi terkait.
6
sehingga dapat menghindari kerusakan muatan yang diakibatkan
oleh :
1) Keringat kapal;
2) Keringat Muatan;
3) Kebocoran atau kebasahan muatan;
4) Pergesekan muatan;
5) Penangasan (Spontaneous Heating);
6) Pencurian (Pilferage).
7
muatan berbahaya bertanggung jawab untuk mengetahui peraturan-
peraturan tersebut dan menjamin bahwa aturan-aturan tersebut harus
dipatuhi sepenuhnya.
Daftar dari muatan berbahaya tersebut yang disusun berdasarkan
kategorinya, dapat dilihat pada terbitan buku “Dangerous Cargoes
Handbook” yang secara populer dikenal sebagai “BLUE BOOK” yang
bertujuan untuk mengurangi konsekuensi kecelakaan dan hal hal berbahaya
lainnya yang dapat disebabkan oleh muatan berbahaya dan menjamin
keselamatan pelayaran.
Tujuan Dari aturan tentang muatan berbahaya :
A. Untuk mencegah cedera atau kerusakan pada kapal dan kargo.
B. Untuk mencegah kerusakan lingkungan laut
C. Untuk meningkatkan keamanan transportasi barang berbahaya.
(http://www.noltime.com/muatanberbahaya-dangerous-goods.html).
8
2.5 AREA BERBAHAYA DI ATAS KAPAL UNTUK MUATAN
BERBAHAYA
9
4) Bungkusan dengan lubang ventilasi harus selalu dalam
keadaan tegak.
(https://juanpratamamanalu.blogspot.com/2012/05/muatan-berbahaya.html)
10
A. UN Number / Nomor UN (Bahasa Inggris: UN numbers) atau UN ID
adalah nomor terdiri dari 4 angka atau digit yang mengidentifikasi
bahan berbahaya, dan barang-barang berbahaya (seperti bahan
peledak, cairan mudah terbakar, bahan beracun, dsb.) dalam
jaringan perhubungan internasional. Tidak ada nomor UN untuk
bahan tidak berbahaya. Bahan tidak berbahaya tidak diberi nomor
UN. (https://id.wikipedia.org/wiki/Nomor_UN).
B. Propper Shipping Name (PSN) adalah nama teknis standar untuk
menggambarkan sifat bahaya dan komposisi barang
berbahaya.Berisi 15 nomor (UN Number biasanya, 4 digit) dan nama
pengirim dari Daftar Barang Berbahaya. PSN akan digunakan untuk
label barang berbahaya yang akan dimasukkan dalam Deklarasi
Barang Berbahaya dan Lembar Data Keselamatan.
(https://www.chemsafetypro.com/Topics/TDG/Propper_Shipping_Na
me .html).
C. Packing Group Barang-barang berbahaya memiliki tingkat bahaya
yang berbeda juga tingkat bahaya yang banyak sekali. Secara garis
besar tingkat bahaya dari barang berbahaya dapat dilihat dari tingkat
Packing Group nya :
1) Packing Group I : Bahaya tinggi
2) Packing Group II : Bahaya sedang
3) Packing Group III : Bahaya rendah
D. Classes Barang-barang berbahaya memiliki jenis dan tingkat bahaya
yang berbeda, namun dapat dibedakan menurut klasnya :
1) Klas 1 Explosives (Bahan peledak yang mempunyai bahaya
ledakan.)
2) Klas 2 Gases (Gas yang didalam wadah Bersifat terbakar,
dapat meledak.)
3) Klas 3 Flammable liquids (Cairan yang dapat terbakar.)
4) Klas 4 Flammable Solids (Benda padat yang dapat terbakar.)
5) Klas 5 Oxidizing Substances (Benda padat atau cair yang
mengandung zat asam, dapat bersifat beracun, berkarat, yang
dapat menimbulkan uap panas yang mudah terbakar atau
mengeluarkan oksigen bila terbakar.)
11
6) Klas 6 Toxic Substances (Benda padat atau cair yang beracun.)
7) Klas 7 Radioactive Materials
8) Klas 8 Corrosive (Benda yang dapat menimbulkan karat yang
bersifat merusak, merusak kulit, merusak muatan lainnya
maupun peralatan kapal, ada yang bersifat mudah menyala.)
9) Klas 9 Miscellaneous Dangerous Substances Which Present
Adangers Not Covered by Otherclasses (Jenis benda lain yang
tidak termasuk salah satu dari golongan tersebut diatas. Yang
tidak dapat dengan jelas digolongkan secara tepat dalam salah
satu class, karena dapat menimbulkan bahaya khusus yang
tidak dapat diliput oleh golongan lain.)
12
kemungkinan suhu lebih tinggi selama pengangkutan yang normal
berlangsung.
D. Silinder-silinder atau wadah-wadah untuk gas dibawah tekanan harus
dikonstruksikan, diuji, dirawat secara layak dan diisi secara benar.
13
2.9 ATURAN DOKUMEN MUATAN BERBAHAYA
14
2.10 PELAPORAN INSIDEN YANG MELIBATKAN BARANG
BERBAHAYA
15
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Proses penanganan muatan berbahaya harus memperhatikan prinsip-
prinsip pemuatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
wikipedia. (2019). Nomor UN. https://id.wikipedia.org/wiki/Nomor_UN.
Muslimah, Awalin. (2016, Juni 15). 9 Klas Muatan Berbahaya Sesuai SOLAS
1974. https://awalinmuslimah.wordpress.com/2016/06/15/9-class-
muatanberbahaya-sesuai-solas-1974/.
17