Anda di halaman 1dari 18

PAKET PENYULUHAN

SKIZOFENIA

OLEH:
Mahasiswa Praktik Ruang 24B

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
NOVEMBER 2018
HALAMAN PENGESAHAN
PAKET PENYULUHAN ” SKIZOFENIA “

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(..................................................) (..............................................)

Mengetahui,
Kepala Ruangan R.24B

(...............................................)
Pokok Bahasan : Skizofrenia
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari / tanggal : Kamis/ 15 November 2018
Jam : 10:00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Tunggu 24B

A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna , baik
fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari pnetakit dan kelemahan.
Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat, secara sederhana ,sakit
atau dapat pula disebut penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan
diluar batas normal. Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi
penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai-nilai rata-rata normal yang telah
ditetapkan ( Asmadi, 2008).
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat
dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat
ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi
fisik, psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya
sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (Depkes, 1992).
Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1%
populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% Penderita skizofrenia mulai
mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang
berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering
terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian
dari tahap penyesuaian diri. Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan
psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan
kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat.
Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke
psikiater dan psikolog.

Hasil pengkajian pada keluarga didapatkan masalah dengan skizofrenia .


Usaha untuk menciptakan anggota keluarga yang sehat, mandiri dan produktif
yaitu melalui pelayanan kesehatan preventif, promotif tanpa mengabaikan kuratif
dan rehabilitatif.
Untuk menunjang usaha tersebut, kami merencanakan akan memberikan
pendidikan kesehatan tentang skizofrenia pada keluarga,

B. TUJUAN
a. Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan
keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan skizofrenia.
b. Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan lansia
dapat :
1. Memahami apa itu skizofrenia
2. Memahami penyebab skizofrenia
3. Memahami tanda dan gejala skizofrenia
4. Memahami bagaimana penanganan skizofrernia
5. Memahami apa itu defisit perawatan diri
6. Memahami tanda dan gejala defisit perawatan diri
7. Memahami bagaimana penanganan keluarga deficit perawatan diri

C. SASARAN
Sasaran : keluarga pasien

D. METODE
- Ceramah
- Diskusi / tanya jawab

E. MEDIA DAN ALAT


Leaflet
Power Point
F. PENGORGANISASIAN
1.Moderator : Dhea Awp
2. Fasilitator : Riza, Asmara
3. Narasumber : Angga
4. Peserta : Pasien dan Keluarga
5. Dokumentasi : Suhesti, Afifatul,

G. SETING TEMPAT

: pembimbing
: Fasilitator
: Moderator
:Narasumber
: Peserta
H. SUSUNAN ACARA

Tahap Kegiatan Waktu


Pembukaan  Mengucapkan salam 5 menit
 Melakukan perkenalan diri

Proses  Memahami apa itu skizofrenia 20 menit


 Memahami penyebab skizofrenia
 Memahami tanda dan gejala skizofrenia
 Memahami bagaimana penanganan skizofrernia
 Memahami apa itu defisit perawatan diri
 Memahami tanda dan gejala defisit perawatan
diri
 Memahami bagaimana penanganan keluarga
deficit perawatan dir
 Diskusi / tanya jawab
 Menjelaskan tentang 5K, 6 langkah cuci tangan,
etika batuk, pemilahan tempat sampah

Penutup  Menutup dengan mengucapkan salam, dan 5 menit


meminta maaf apabila dalam pertemuan ada
kesalahan

Jumlah 30 menit

I. KRITERIA EVALUASI

Tahap Indikator keberhasilan


Struktur  Tersedianya pre planning
 Terbentuknya kontrak dengan keluarga
Proses  Perawat diterima oleh keluarga
 Penkes dapat berlangsung sesuai dengan waktu dan tujuan
tanpa ada kesulitan dari keluarga maupun dari perawat
 keluarga kooperatif dalam diskusi / demonstrasi
Hasil  Perawat dapat melakukan pen-kes sesuai dengan TIK secara
benar
 keluarga :
Memahami apa itu skizofrenia
Memahami penyebab skizofrenia
Memahami tanda dan gejala skizofrenia
Memahami bagaimana penanganan skizofrernia
Memahami apa itu defisit perawatan diri
Memahami tanda dan gejala defisit perawatan diri
Memahami bagaimana penanganan keluarga defisit
perawatan diri
Lampiran Materi

SKIZOFRENIA

1. PENGERTIAN

Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa


gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang
khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri.
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan
pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa
psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons
emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali
diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa
ada rangsang pancaindra). Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar
transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin,
yang menyebabkan permasalahan pada fluida cerebrospinal. Skizofrenia bisa
mengenai siapa saja.
Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan
gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi
kronis dan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena
menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya.
Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya sekitar 1% dari kelompok lanjut
usia (lansia) (Dep.Kes.1992)

2. PENYEBAB

Factor-faktor
1. Factor lingkungan yang menimbulkan stress
2. Psikologis (kematian orang terdekat)
3. Epigenetic (penyalahgunaan obat,stress, trauma)
4. Factor genetic/keturunan

3. TANDA DAN GEJALA


1. Delusi adalah ekspresi kepercayaan yang timbul dalaam kehidupan nyata.
Mis : merasa di racuni, dicintai, disakiti
Istilah ini menunjukkan adanya ide-ide atau keyakinan-keyakinan yang salah.
Jenis-jenis waham ini mencakup :
(1) Kebesaran
Seseorang memiliki suatu perasaan berlebihan dalam kepentingan
atau kekuasaan.
(2) Curiga
Seseorang merasa terancam dan yakin bahwa orang lain bermaksud
untuk membahayakan atau mencurigai dirinya.
Semua kejadian dalam lingkungan sekitarnya diyakini
merujuk/terkait kepada dirinya.
(3) Kontrol
Seseorang percaya bahwa obyek atau orang tertentu mengontrol
perilakunya.

2. Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin
meliputi salah satu dari kelima pancaindra. Halusinasi pendengaran dan
penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman, perabaan, dan
pengecapan juga dapat terjadi.

3. Munculnya sikap katatonik (gangguan respon) dimana pasien akan


sangat malas

4. Kelainan emosional

4. PENANGANAN DIRUMAH
1. Terapi obat-obatan antipsikotik
2. Sikap menerima, tetap berkomunikasi, dan tidak mengasingkan klien
3. Hindari tindakan kasar, membentak atau mengucilkan klien
4. Saat berbicara tidak sampai memancing kembali emosi penderita

5. PENGERTIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Defisit perawatan diri adalah Kelemahan kemampuan untuk melengkapi


aktivitas kebersihan diri

6. TANDA DAN GEJALA DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Gangguan kebersihan diri
2. Ketidakmampuan berhias atau berpakaian
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri
4. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri

7. PENANGANAN KELUARGA
1. Latih cara perawatan kebersihan diri
2. Latih cara berdandan dan berkhias
3. Latih pasien makan teratur
4. Latih pasien bab dan bak secara mandiri
5K ( Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan )

1. Menggerakkan Kebersihan
a. Kebersihan pasien
 Mandi atau di seka sehari dua kali pagi dan sore mulai dari wajah
tangan perut punggung sampai anus terus kaki
b. Lingkungan ruangan / pembungan sampah
 Buang sampah pada tempatnya jika sampah kuning itu sampah
medis buat kasa kapas sedangkan sampah hijau untuk nonmedis
seperti makanan .
 Sampah medis (kuning) gunanya untuk membuang semua yang
berasal dari pasien seperti muntahan , batuk lendir, pampers pasien
dll. Sampah non medis (hijau) seperti tisu, sampah makanan/
minuman dll
 Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
 Di atas tempat tidur ada selimut, bantal , dan lainya tidak boleh.
harus ditaruh di lemari kecil. Seperti barang pribadi penunggu taruh
di luar seperti tikar, selimut ,bantal keluarga yang menunggu
2. Menggerakkan Ketertiban
a. Sistem administrasi
 Tepat waktu membayar adminitrasi
b. Peraturan penunggu pasien
 Harus menaati aturan jam berkunjung. kalau tanggal merah pukul
10.00- 12.00 WIB. kalau hari biasa pukul 16.00 – 19.00.
 Bagi penunggu hanya diperbolehkan 1 orang.
 Bagi penunggu pasien harus memabawa kartu identitas kartu itu
tidak boleh di pinjamkan ke orang lain.
 Tidak boleh ngecharge hp di ruangan. kalau mau ngecharge hp ada
diruang tunggu dikenakan tarif RP.2000 .
 Tidak boleh membawa anak kecil ke ruangan
 Keluarga pasien atau penunggu pasien harus mandi di luar jangan di
toilet pasien .
 Tempat cuci piring / gelas diluar tidak boleh di wastafel ruangan.
3. Keselamatan Pasien
a. Pastikan semua pasien selalu memakai gelang identitas. tidak boleh
sobek atau hilang jika hilang sgera lapor
b. Memastikan penempatan pasien dalam keadaan aman. Pasang
pengaman yang ada di bed pasien menghindari pasien jatuh apabila
jika pasien gelisah atau tidak tenang bisa dengan restrain atau
pengikatan di atas tempat tidur
c. Memastikan penempatan oksigen dalam keadaan aman. jika pasien
gelisah agar tidak terbentur tabung oksigen.
d. Memastikan lantai kamar mandi tidak licin. Jika ada air di lantai bekas
ke kamar mandi atau air minum tumpah segera bersihkan keringkan
agar lantai tidak licin mnghindri pasien jatuh
e. Memastikan alat transportasi brankar, kursi roda dalam keadaan siap
pakai.
f. Usahakan jika pasien ke kamar mandi di temani keluarga agar tidak
jatuh
4. Keamanan
a. Memasikan penyimpanan milik pasien dalam keadaan aman. Jangan
membawa barang berharga seperti laptop kalung gelang yang
berlebihan di tas dan jangan membawa uang yang sangat berlebihan
membawa secukupnya saja tempatkan tas di dalam lemari kecil yg
aman
b. Jika ada orang yang mencurigakan yang bukan keluarga pasien di tegur
atau segera lapor satpam
c. Tidak boleh meminjamkan kartu identitas penunggu atau pengunjung
ke orang lain
d. Jika meminjam kursi roda untuk mengantar pulang dengan jaminan ktp
keluarga. jika ada petugas yg mengantar tidak mnggunakam jaminan
ktp
5. Kenyamanan
a. Jangan membuat gaduh di lingkungan rumah sakit
b. Jangan terlalu banyak membawa barang ke ruangan
c. Menjaga tempat tidur, meja dan ruangan pasien tetap rapi.
6 Langkah Cuci Tangan

A. PENGERTIAN MENCUCI TANGAN


Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air
mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada
dua prosedur pencucian tangan yang dapat dilakukan.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat
dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan
kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai
kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah

B. PENTINGNYA MENCUCI TANGAN


Penularan lewat Tangan
- Infeksi fecal-oral: gastroenteritis (virus, kuman, parasit), kolera, disenteri,
tifus, cacingan, hepatitis A, leptospirosis, candidiasis, polio.
- Tak langsung lewat tangan: SARS, flu burung.
- Langsung lewat kuku tangan: bisul, jerawat, makanan tercemar (basi)

C. MANFAAT MENCUCI TANGAN


Hal utama dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
- Sederhana dan efektif mencegah infeksi
- Menciptakan lingkungan yang aman
- Pelayanan kesehatan menjadi aman
- Bila tangan kotor,cuci dengan sabun atau antiseptic di air mengalir
- Bila tangan tak tampak kotr,bersikamn denga gosok cairan berbasis alcohol
atau hand sanitizer

D. WAKTU PENTING MELAKUKAN CUCI TANGAN SEHARI-HARI


- sebelum memasukan makanan ke dalam mulut
- sebelum mengolah makanan
- sebelum memegang bayi
- setelah menceboki anak
- setelah buang air kecil(BAK) dan buang air besar (BAB)
E. 5 WAKTU PENTING MELAKUKAN CUCI TANGAN DI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
1. Sebelum Kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan asepsis
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

F. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan
kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian
diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat )

A. PENGERTIAN PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku yang berkaitan
dengan upaya seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan atas kesadaran
sendiri sehingga individu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan
aktif dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat. Perilaku hidup bersih dan
sehat dapat dijadikan sebagai program untuk memberikan pengalaman
belajar dan membuka jalur komunikasi dalam menerapkan cara-cara hidup
sehat (Notoatmodjo, 2003 dalam Maryunani 2013).

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu prioritas


untuk meningkatkan pembangunan kesehatan dengan sasaran yang lebih
luas mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi, dan
lingkungan sosial budaya masyarakat. Lingkungan fisik seperti hygiene
perorangan, keluarga, dan masyarakat. Lingkungan biologi adalah flora
dan fauna. Lingkungan sosial
budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku, dan budaya setempat yang
berhubungan dengan perilaku hidup sehat (Kemenkes, 2011).

B. MANFAAT PHBS
1. Meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas lintas
sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim
penggerak PKK, dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS.
2. Meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan PHBS dan berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
3. Meningkatkan derajat kesehatan dan tidak mudah terserang penyakit.
4. Anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas.
5. Produktivitas kerja (lingkungan keluarga) meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota keluarga sehingga biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan sebagai biaya investasi.
C. INDIKATOR PHBS
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan
pertama pada persalinan balita termuda dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, bidan, perawat).
2. Bayi diberi ASI eksklusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat
ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
3. Menimbang bayi dan balita, dilakukan setiap bulan untuk memantau
pertumbuhan dan mencatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).
4. Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, adalah anggota keluarga
mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, JKN, dan
lainnya.
5. Ketersediaan air bersih, adalah setiap rumah memiliki akses terhadap air
bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal
dari air dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung, dan
penampungan air hujan. Sumber air pompa, mata air, dan sumur
terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran
atau limbah.
6.Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, dilakukan setiap tangan
kotor, setelah BAB, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum dan
sesudah makan/menyuapi, sebelum menyusui.
7.Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah yang memiliki atau
menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang
penampung kotoran sebagai pembuangan akhir.
8.Memberantas jentik seminggu sekali, Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) dilakukan di tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada
didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas,
jika diluar rumah seperti talang air, alas pot bunga, pagar bambu.
9.Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah rumah yang
mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk
keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9 m2 per
orang).
10. Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah yang mempunyai rumah
dengan bawah atau dasar terbuat dari semen, papan ubin, dan kayu.
11. Tidak merokok dalam rumah, adalah penduduk/anggota keluarga
umur 10 tahun ke atas tidak merokok dalam rumah selama/ketika
berada bersama anggota keluarga dalam 1 bulan terakhir.
12. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, adalah anggota keluarga 10
tahun keatas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik
(sedang atau berat) minimal 30 menit setiap hari.
13. Makan buah dan sayur, adalah anggota keluarga umur 10 tahun
keatas mengonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya dalam 1 minggu terakhir.

D. DAMPAK KURANGNYA PENERAPAN PHBS


Kurangnya penerapan PHBS akan berdampak pada status kesehatan
masyarakat yaitu mudah terserang penyakit. Penyakit tersebut dapat
dirasakan dalam jangka waktu yang singkat atau dalam jangka waktu
panjang. Gejala-gejala awal yang biasanya muncul seperti pegal-pegal,
lemas, pusing, mual, dan nafsu makan menurun. Kondisi tersebut juga
akan menjadikan individu sebagai sumber penularan penyakit yang dapat
mengancam kesehatan masyarakat sekitar. Individu
juga menjadi tidak produktif karena menjadi beban keluarga dan
memerlukan biaya untuk pengobatan.

E. USAHA KESEHATAN PRIBADI DALAM MENUNJANG


PHBS
1. Memelihara kebersihan
a) Kebersihan badan
Kebersihan kulit
Kebersihan kulit harus selalu dijaga dan dipelihara dengan
mandi. Mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang
melekat pada kulit, menghilangkan bau keringat,
merangsang peredaran darah, melemaskan otot, dan
memberikan kesegaran. Mandi hendaknya dilakukan
dengan menggunakan air bersih dan sabun sebanyak
minimal 2 kali dalam sehari.
Kebersihan rambut
Pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara mencuci
rambut. Frekuensi mencuci rambut dilakukan tergantung
pada keadaan rambut. Rambut akan terlihat bersih dan tidak
akan menjadi sarang kutu serta ketombe jika dirawat
dengan baik,
Kebersihan kuku
Kuku seharusnya tidak dibiarkan terlalu panjang karena
dapat menjadi sarang berbagai kuman penyakit yang
selanjutnya dapat ditularkan ke bagian tubuh yang lain.
Perawatan kuku dilakukan dengan menggunting/memotong
secara rutin.
Kebersihan gigi dan rongga mulut
Kebersihan gigi dan rongga mulut dapat dilakukan dengan
menyikat gigi dengan menggunakan air bersih dan pasta
gigi. Dalam menyikat gigi yang perlu diperhatikan adalah
area penyikatannya yaitu dari gusi ke permukaan gigi, lidah
disikat, gerakan ke atas ke bawah, gerakan maju mundur.
Penyikatan dilakukan sampai semua permukaan gigi
tersikat atau tergosok.
Perawatan kaki dan sepatu
Perawatan kaki dapat dilakukan dengan cara menggunakan
sepatu yang nyaman dan kaos kaki yang bersih. Sesudah
beraktifitas hendaknya kaki dibersihkan dengan sabun atau
air hangat untuk mencagh tumbuhnya jamur di sela-sela
yang akan berdampak pada timbulnya luka.
b) Kebersihan pakaian
Pakaian yang digunakan sehari-hari harus bersih. Pakaian
hendaknya diganti selesai mandi. Pencucian pakaian dilakukan bila
pakaian kotor, basah, kena air, atau keringat dengan menggunakan
air bersih dan deterjen. Pakaian yang dijemur dibawah sinar
matahari dapat membunuh hama penyakit. Seseorang seharusnya
memakai pakaian yang dapat menyerap keringat.
2. Makanan yang sehat
Makanan yang sehat adalah makanan yang bersih, bebas dari bibit
penyakit, cukup kualitas dan kuantitasnya. Makanan yang sehat terdiri
dari bahan makanan utama, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan
susu. Makanan yang sehat adalah makanan dengan gizi teratur dan
tidak berlebihan karena jika berlebihan akan meningkatkan kadar gula
darah dan menyebabkan penyakit diabetes mellitus.
3. Cara hidup yang teratur
a) Melakukan aktifitas sesuai dengan jam yang ditentukan (sekolah,
bekerja)
b) Tidur secara teratur selama ± 8 jam dalam sehari.
c) Rekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani
a) Mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang dapat
mencegah penyakit.
b) Vaksinansi untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
c) Olahraga secara teratur agar perkembangan dan kesehatan
jasmaninya terpelihara.
5. Menghindari terjadinya penyakit
a) Menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit.
b) Menghindari pergaulan yang tidak baik.
c) Selalu berpikir dan berbuat baik.
d) Membiasakan diri untuk mematuhi aturan-aturan kesehatan.
6. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniah
a) Patuh pada ajaran agama
b) Cukup santapan rohani.
c) Meningkatkan pengetahuan dari belajar dan pengalaman hidup.
7. Melengkapi rumah dengan fasilitas yang menjamin hidup sehat
a) Tersedianya sumber air yang baik
b) Tersedianya jamban yang sehat.
c) Tersedianya tempat buang sampah dan air limbah yang baik.
8. Pemeriksaan kesehatan
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik.
b) Segera memeriksakan diri apabila merasa sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2002). Modul Pedoman Kader PHC. Magelang Bapelkes


Salaman Magelang
Referensi : http://www.psychologymania.com/2011/09/gangguan-
skizofrenia-merupakan-gangguan.html
Harlinawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar
Pustaka As-Salam.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta :
Trans Info Media.
Nicholson, J. A., Naeeni, M., Hoptroff, M., Matheson, J. R., Roberts,
Anthony J., et al. (2014). An Investigation of the Effects of a
Handwashing Intervention on Health Outcomes and School Absence
Using a Randomised Trial in Indian Urban Communities. Tropical
Medicine and International Health. 284-292.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai