SKIZOFENIA
OLEH:
Mahasiswa Praktik Ruang 24B
(..................................................) (..............................................)
Mengetahui,
Kepala Ruangan R.24B
(...............................................)
Pokok Bahasan : Skizofrenia
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari / tanggal : Kamis/ 15 November 2018
Jam : 10:00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Tunggu 24B
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna , baik
fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari pnetakit dan kelemahan.
Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat, secara sederhana ,sakit
atau dapat pula disebut penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan
diluar batas normal. Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi
penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai-nilai rata-rata normal yang telah
ditetapkan ( Asmadi, 2008).
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat
dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat
ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi
fisik, psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya
sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (Depkes, 1992).
Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1%
populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% Penderita skizofrenia mulai
mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang
berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering
terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian
dari tahap penyesuaian diri. Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan
psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan
kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat.
Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke
psikiater dan psikolog.
B. TUJUAN
a. Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan
keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan skizofrenia.
b. Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan lansia
dapat :
1. Memahami apa itu skizofrenia
2. Memahami penyebab skizofrenia
3. Memahami tanda dan gejala skizofrenia
4. Memahami bagaimana penanganan skizofrernia
5. Memahami apa itu defisit perawatan diri
6. Memahami tanda dan gejala defisit perawatan diri
7. Memahami bagaimana penanganan keluarga deficit perawatan diri
C. SASARAN
Sasaran : keluarga pasien
D. METODE
- Ceramah
- Diskusi / tanya jawab
G. SETING TEMPAT
: pembimbing
: Fasilitator
: Moderator
:Narasumber
: Peserta
H. SUSUNAN ACARA
Jumlah 30 menit
I. KRITERIA EVALUASI
SKIZOFRENIA
1. PENGERTIAN
2. PENYEBAB
Factor-faktor
1. Factor lingkungan yang menimbulkan stress
2. Psikologis (kematian orang terdekat)
3. Epigenetic (penyalahgunaan obat,stress, trauma)
4. Factor genetic/keturunan
2. Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin
meliputi salah satu dari kelima pancaindra. Halusinasi pendengaran dan
penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman, perabaan, dan
pengecapan juga dapat terjadi.
4. Kelainan emosional
4. PENANGANAN DIRUMAH
1. Terapi obat-obatan antipsikotik
2. Sikap menerima, tetap berkomunikasi, dan tidak mengasingkan klien
3. Hindari tindakan kasar, membentak atau mengucilkan klien
4. Saat berbicara tidak sampai memancing kembali emosi penderita
7. PENANGANAN KELUARGA
1. Latih cara perawatan kebersihan diri
2. Latih cara berdandan dan berkhias
3. Latih pasien makan teratur
4. Latih pasien bab dan bak secara mandiri
5K ( Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan )
1. Menggerakkan Kebersihan
a. Kebersihan pasien
Mandi atau di seka sehari dua kali pagi dan sore mulai dari wajah
tangan perut punggung sampai anus terus kaki
b. Lingkungan ruangan / pembungan sampah
Buang sampah pada tempatnya jika sampah kuning itu sampah
medis buat kasa kapas sedangkan sampah hijau untuk nonmedis
seperti makanan .
Sampah medis (kuning) gunanya untuk membuang semua yang
berasal dari pasien seperti muntahan , batuk lendir, pampers pasien
dll. Sampah non medis (hijau) seperti tisu, sampah makanan/
minuman dll
Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
Di atas tempat tidur ada selimut, bantal , dan lainya tidak boleh.
harus ditaruh di lemari kecil. Seperti barang pribadi penunggu taruh
di luar seperti tikar, selimut ,bantal keluarga yang menunggu
2. Menggerakkan Ketertiban
a. Sistem administrasi
Tepat waktu membayar adminitrasi
b. Peraturan penunggu pasien
Harus menaati aturan jam berkunjung. kalau tanggal merah pukul
10.00- 12.00 WIB. kalau hari biasa pukul 16.00 – 19.00.
Bagi penunggu hanya diperbolehkan 1 orang.
Bagi penunggu pasien harus memabawa kartu identitas kartu itu
tidak boleh di pinjamkan ke orang lain.
Tidak boleh ngecharge hp di ruangan. kalau mau ngecharge hp ada
diruang tunggu dikenakan tarif RP.2000 .
Tidak boleh membawa anak kecil ke ruangan
Keluarga pasien atau penunggu pasien harus mandi di luar jangan di
toilet pasien .
Tempat cuci piring / gelas diluar tidak boleh di wastafel ruangan.
3. Keselamatan Pasien
a. Pastikan semua pasien selalu memakai gelang identitas. tidak boleh
sobek atau hilang jika hilang sgera lapor
b. Memastikan penempatan pasien dalam keadaan aman. Pasang
pengaman yang ada di bed pasien menghindari pasien jatuh apabila
jika pasien gelisah atau tidak tenang bisa dengan restrain atau
pengikatan di atas tempat tidur
c. Memastikan penempatan oksigen dalam keadaan aman. jika pasien
gelisah agar tidak terbentur tabung oksigen.
d. Memastikan lantai kamar mandi tidak licin. Jika ada air di lantai bekas
ke kamar mandi atau air minum tumpah segera bersihkan keringkan
agar lantai tidak licin mnghindri pasien jatuh
e. Memastikan alat transportasi brankar, kursi roda dalam keadaan siap
pakai.
f. Usahakan jika pasien ke kamar mandi di temani keluarga agar tidak
jatuh
4. Keamanan
a. Memasikan penyimpanan milik pasien dalam keadaan aman. Jangan
membawa barang berharga seperti laptop kalung gelang yang
berlebihan di tas dan jangan membawa uang yang sangat berlebihan
membawa secukupnya saja tempatkan tas di dalam lemari kecil yg
aman
b. Jika ada orang yang mencurigakan yang bukan keluarga pasien di tegur
atau segera lapor satpam
c. Tidak boleh meminjamkan kartu identitas penunggu atau pengunjung
ke orang lain
d. Jika meminjam kursi roda untuk mengantar pulang dengan jaminan ktp
keluarga. jika ada petugas yg mengantar tidak mnggunakam jaminan
ktp
5. Kenyamanan
a. Jangan membuat gaduh di lingkungan rumah sakit
b. Jangan terlalu banyak membawa barang ke ruangan
c. Menjaga tempat tidur, meja dan ruangan pasien tetap rapi.
6 Langkah Cuci Tangan
F. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan
kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian
diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat )
A. PENGERTIAN PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku yang berkaitan
dengan upaya seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan atas kesadaran
sendiri sehingga individu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan
aktif dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat. Perilaku hidup bersih dan
sehat dapat dijadikan sebagai program untuk memberikan pengalaman
belajar dan membuka jalur komunikasi dalam menerapkan cara-cara hidup
sehat (Notoatmodjo, 2003 dalam Maryunani 2013).
B. MANFAAT PHBS
1. Meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas lintas
sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim
penggerak PKK, dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS.
2. Meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan PHBS dan berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
3. Meningkatkan derajat kesehatan dan tidak mudah terserang penyakit.
4. Anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas.
5. Produktivitas kerja (lingkungan keluarga) meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota keluarga sehingga biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan sebagai biaya investasi.
C. INDIKATOR PHBS
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan
pertama pada persalinan balita termuda dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, bidan, perawat).
2. Bayi diberi ASI eksklusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat
ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
3. Menimbang bayi dan balita, dilakukan setiap bulan untuk memantau
pertumbuhan dan mencatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).
4. Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, adalah anggota keluarga
mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, JKN, dan
lainnya.
5. Ketersediaan air bersih, adalah setiap rumah memiliki akses terhadap air
bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal
dari air dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung, dan
penampungan air hujan. Sumber air pompa, mata air, dan sumur
terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran
atau limbah.
6.Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, dilakukan setiap tangan
kotor, setelah BAB, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum dan
sesudah makan/menyuapi, sebelum menyusui.
7.Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah yang memiliki atau
menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang
penampung kotoran sebagai pembuangan akhir.
8.Memberantas jentik seminggu sekali, Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) dilakukan di tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada
didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas,
jika diluar rumah seperti talang air, alas pot bunga, pagar bambu.
9.Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah rumah yang
mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk
keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9 m2 per
orang).
10. Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah yang mempunyai rumah
dengan bawah atau dasar terbuat dari semen, papan ubin, dan kayu.
11. Tidak merokok dalam rumah, adalah penduduk/anggota keluarga
umur 10 tahun ke atas tidak merokok dalam rumah selama/ketika
berada bersama anggota keluarga dalam 1 bulan terakhir.
12. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, adalah anggota keluarga 10
tahun keatas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik
(sedang atau berat) minimal 30 menit setiap hari.
13. Makan buah dan sayur, adalah anggota keluarga umur 10 tahun
keatas mengonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya dalam 1 minggu terakhir.
DAFTAR PUSTAKA