NIM : 17111101098
Kelas : 3-B
MK : Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Topik : Demensia
1. Adakah suatu keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap faktor risiko terjadinya
demensia?
Jawaban:
Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi terjadinya demensialingkungan yang
dimaksudkan yaitu lingkungan keluarga. Jika dalam keluarga ada yang perokok maka
anggotakeluarganya atau dia sendiri akan berisiko untuk terkena demensiakarena asap
rokok dapat merusak pembuluh darah tubuh, mengganggu sirkulasi darah, dan
meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung sehingga faktor-faktor inilah yang
menyebabkan seseorang mengalami demensia.
Selain itu lingkungan keluarga yang tidak harmonis juga bisa menyebabkan anggota
keluarganya mengalami depresi. Depresi diduga kuat menjadi penyebab demensia di usia
lanjut lantaran gejala depresi yang membuat seseorang menarik diri dari lingkungan
sekitarnya. Isolasi sosial lama-kelamaan dapat berdampak negatif pada fungsi dan
kesehatan otak.
Sumber :
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/faktor-penyebab-demensia-adalah/
6. Apakah orang yang sakit jiwa bisa terjadi demensia? Jika ya, jelaskan bagaimana hal itu
bisa terjadi
Jawaban:
Ya, seseorag yang sakit jiwa bisa saja terjadi demensia, karena demensia bisa menyerang
siapa. Jika seseorang sering terpapar faktor risiko dari demensia maka orang tersebut akan
berisiko tinggi terkena demensia. contohnya jika seseorang sering mengalami trauma
yang bisa menyebabkan depresi, hal ini akan sangat memengaruhi terjadinya demensia.
Akan tetapi demensia yang terjadi pada orang yang sakit jiwa tidak akan terlalu terlihat
karena orang yang sakit jiwa menalakmi gangguan fungsi otak, berperilaku tidak teratur,
dan berhalusinansi.
Sumber: Penjelasan Kelompok
7. Mengapa malas berolahraga dikatakan faktor risiko demensia?
Jawaban:
Minimnya waktu berolahraga dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit
kronis yang memengaruhi fungsi otak. Misalnya saja, penyakit jantung, gangguan
sirkulasi darah, kelebihan berat badan atau obesitas, hingga diabetes, semua hal ini
merupakan faktor risiko dari demensia. Selain itu, orang dewasa yang memasuki usia
senja dan tidak berolahraga secara teratur akan lebih mungkin mengalami masalah
dengan memori atau kemampuan berpikir.
Sumber:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/faktor-penyebab-demensia-adalah/
Nama : Mega Porajow
NIM : 17111101098
Kelas : 3-B
MK : Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
1. Saat ini banyak sekali kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Apa yang menjadi
kendala dalam upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba sehingga bukannya
berkurang malah bertambah?
Jawaban:
Kendala dalam upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba yaitu yang pertama
berkaitan dengan jumlah personil. Saat ini, jumlah personil BNN hanya mencapai 4.600-
an orang. Padahal jumlah ideal personil yang harus dimiliki negara seluas Indonesia
personil BNN harusnya mencapai 74.000. Kedua, BNN juga terkendala oleh biaya
operasional penyelidikan yang besar dan sampai saat ini belum tercukupi, dan upaya
pemberantasan narkoba BNN juga terkendala oleh persenjataan dan alat pemantau yang
kurang dan kalah dengan yang dimiliki oleh jaringan. BNN, juga dihadapkan pada
keterlibatan oknum aparat penegak hukum yang dilapangan justru menghambat
pemberantasan peredaran narkoba.
Sumber:
https://m.kontan.co.id/news/bnn-akui-kendala-dalam-berantas-narkoba
2. Bagaimana cara membujuk seseorang agar mau di rehabilitasi? Dia sebenarnya ingin
sembuh tetapi malu jika orang-orang tau kalau dia sedang dalam proses pengobatan dari
jerat narkoba?
Jawaban:
Cara untuk membujuk seorang pecandu narkoba agar mau direhabilitasi tanpa
membuatnya malu jika orang lain mengetahuinya yaitu dengan berikan dukungan.
Dukungan sosial dari teman dan keluarga sangat penting dalam proses pemulihan dari
penyalahgunaan narkoba. Berkomunikasilah dengan hati-hati dan pelajari cara
memberikan dukungan yang tepat kepada pecandu agar dia tidak minder atau merasa
dirinya hina. Proses intervensi mengharuskan kita untuk membicarakan gaya hidup dan
masalah yang dimilikinya. Akan tetapi, kita juga harus berhati-hati untuk tidak membuat
dia merasa kebebasaannya dalam memilih menjadi terkekang, dan juga jangan
mengkritik atau menghakimi. Jika kita menghormatinya, maka dia akan menghormati kita
juga. Dengan mendapatkan rasa hormatnya, pendapat yang kita berikan akan semakin
dihargai olehnya.
Sumber:
https://id.wikihow.com/Membawa-Seseorang-ke-Pusat-Rehabilitasi
3. Apa yang menyebabkan seseorang ingin mencoba narkoba padahal dia sudah tahu akibat
buruknya?
Jawaban:
Kebanyakan orang hanya ingin mencoba-coba menggunakan narkoba karena penasaran
bagaimana rasanya walaupun mereka tahu bahwa itu berbahaya, Ada juga yang
menggunakan narkoba sebagai pelarian karena banyak masalah yang dihadapi,
Dan ada juga yang menggunakan narkoba untuk mengurangi kebosanandan hal yang
paling berpengaruh juga yaitu lingkungan, karena jika orang bergaul di lingkungan yang
banyak pengguna narkoba otomatis di akan tertarik untuk mencoba menggunakan
narkoba juga.
Sumber:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/alasan-pecandu-narkoba-kecanduan/
4. Jika orang tua menjadi pecandu narkoba dan ibunya mengandung. Apakah anaknya bisa
terpengaruh dan menjadi pecandu juga nantinya?
Jawaban:
Ya, jika anaknya tumbuh dari ibu seorang pecandu narkoba sejak anak itu dalam
kandungan maka anak tersebut memiliki berbagai risiko untuk terkena berbagai penyakit
dan berisiko juga menjadi pecandu narkoba di kemudian hari karena pengaruh negatif
dari orangtuanya sendiri.
Sumber:
https://www.alodokter.com/bayi-turut-terkena-efek-narkotika
6. Apa resiko yang bisa terjadi ketika mengkonsumsi narkoba dan alkohol secara
bersamaan?
Jawaban:
Penggunaan narkoba dan alkohol secara bersamaan terutama dalam jumlah yang
berlebihan akan saling mempengaruhi, dan hampir semua efek samping yang ditimbulkan
adalah efek samping yang merugikan. Obat penghilang rasa sakit dan antidepresan adalah
jenis narkoba yang berbahaya apabila dikonsumsi bersamaan dengan alkohol.
Penggunaan alkohol dengan antidepresan dapat membahayakan. Interaksi keduanya dapat
mempengaruhi kerja sistem saraf pusat, sehingga mengakibatkan penurunan kerja otak
dan penurunan kemampuan berpikir. Kombinasi ini juga dapat menimbulkan rasa kantuk
dan mengurangi kemampuan koordinasi serta refleks. Akibat yang paling parah adalah
interaksi keduanya akan semakin memperburuk gejala depresi.
Penggunaan antidepresan seperti trisiklik antidepresan ( amitriptilin, doxepin,
trimipramin) dengan alkohol akan menyebabkan peningkatan efek sedatif melalui
interfensi alkohol pada proses farmakodinamik. Alkohol akan mempengaruhi proses
metabolisme lintas pertama dari amitriptilin di hati, sehingga menyebabkan peningkatan
kadar amitriptilin dalam darah.
Ada juga Interaksi antara alkohol dan kokain menurut NIDA (The national institute
on drug abuse) interaksi antara keduanya di hati akan menghasilkan suatu senyawa
(Thirdsubtituen) yang disebut kokaetilen, senyawa ini dapat meningkatkan efek euphoria
dari kokain bersamaan dengan meningkatkanyaresiko kematian mendadak.
Sumber:
https://www.kompasiana.com/nurrizkah/57150f961d23bd640bad03bf/narkoba-dan-
alkohol-hubungan-tiada-akhir-yang-berujung-kematian?page=all