Anda di halaman 1dari 13

TUGAS IKM

BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS


DAMPAK PAPARAN BENZENA TERHADAP MANUSIA

K
K
Kelompok B-7

Reyhan Muhammad Farras 1102015196

Restu Kania Madani 1102015195

Nisa Austriana Nuridha 1102015167

Ramadhan 1102015186

Rara Elvira Glarica N 1102015189

Really Mal Karamah 1102015192

Zalila Angelica Aliffani 1102015249

Nandi Rusnandi 1102013208

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI
2018
A. Definisi Benzena

Benzena merupakan senyawa aromatik tersederhana. Cincin benzena


dianggap sebagai induk sama seperti alkana rantai lurus. Gugus alkil, halogen
dan gugus nitro dinamai dalam bentuk awalan pada benzena itu. Untuk
pertama kalinya benzena diisolasi pada tahun 1825 oleh Michael Faraday dari
residu minyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Dewasa ini
sumber utama benzena, adalah benzena yang tersubstitusi dan senyawa
aromatik lain adalah petroleum. Sampai tahun 1940, batu bara merupakan
sumber utama. Bermacam-macam senyawa aromatik yang diperoleh dari
sumber ini adalah hidrokarbon, fenol dan senyawa heterosiklik aromatik

B. Struktur Benzena

Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun


1865. Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara
melingkar membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-
masing 120 derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan
tunggal yang berselang seling, Benzena termasuk senyawa aromatik dan
memiliki rumus molekul Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat
ketidakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap.Tetapi ketika dilakukan uji
bromine benzena tidak memperlihatkan sifat ketidakjenuhan karena benzena
tidak melunturkan warna dari air bromine. Hal ini membuat benzena
istimewa. Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada
benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-
pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini
menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya
tidak dapat diadisi oleh air bromine (Hetiny, 2011).
C. Sifat Fisik dan Kimia

Seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzena dan hidrokarbon


aromatik lain bersifat non polar. Mereka tak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelaut organik seperti dietil eter, karbon tetraklorida atau heksana. Benzena
merupakan senyawa aromatik hidrokarbon yang mempunyai rantai karbon
tertutup dengan 6 atom hidrogen yang mempunyai sifat tidak jenuh. Benzena
sendiri digunakan secara luas sebagai palarut. Benzena secara umum disebut
sebagai benzol yang merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau yang
segar. Senyawa benzena memiliki sifat yang berguna yakni membentuk
azetrotop dengan air (azetotrop yakni campuran yang tersuling pada susunan
konstan terdiri dari 91% benzena, 9% air dan mendidih pada azetrorop
tersebut. Benzena menguap keudara dengan sangat cepat dan cepat terlarut
didalam air. Benzena sangat mudah terbakar. Secara umum orang dapat
mencium bau benzena mulai dari konsentrasi 60 ppm sampai dengan 100 ppm
dan untuk dapat merasakan benzena di air pada konsentrasi 0,5 – 4,5 ppm

NO Sifat Fisik dan Kimia Informasi


1. Rumus Kimia C6H6
2. Berat Molekul 78.11 gr/mol
3. Titik nyala -11,1oC
4 Titik leleh 5,5oC
5 Titik didih 80,1oC
6 Berat jenis pada suhu 15 C 0,8787 gl/L
7 Kelarutan dalam air papa 25 188% (w/w) atay 1,8 gr/L
8 Kelarutan dalam pelarut Alkohol, kloroform, eter, karbon
sulfide, aseton, minyak, karbon
tetraklorida, asam asetat glasial
9 Klasifikasi NFPA Kesehatan = 2, Penyalaan = 3,
Reaktivitas = 0
10 Klasifikasi HMIS Kesehatan = 2, Penyalaan = 3,
Reaktivitas = 0
11 Batas Penyalaan Batas atas 7,8%, batas bawah
1,2%
12 Batas Paparan -ACGIH (TWA:0,5 ; STEL:2,5
ppm)

-NIOSH (TWA:1,6 STEL: 1 ppm)

-OSHA (TWA: 1, STEL :5 ppm)

Sumber : MSDS Benzene from Science Laboratory, USA

D. Sumber dan Pemanfaatan Benzena

Benzena merupakan suatu cairan yang tidak berwarna dengan bau yang manis
(sweet odor), mudah menguap di udara, larut dalam air dan mudah terbakar.
Kadar benzena dalam jumlah kecil di alam dihasilkan bila bahan yang kaya
karbon mengalami pembakaran tidak sempurna, biasanya dihasilkan pada
letusan gunung berapi dan kebakaran hutan, juga merupakan salah satu
komponen yang terkandung dalam asap rokok. Di Amerika Serikat, setengah
dari sumber paparan berasal dari asap rokok. Rata-rata jumlah asupan benzena
yang terserap perokok (32 batang per hari) adalah sekitar 1,8 mg per hari.
Jumlah tersebut lebih besar 10 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata asupan
benzena per hari dari orang yang tidak merokok. Benzena Pertama kali
diisolasi oleh Michael Faraday pada tahun 1825 dari residu minyak dan diberi
nama bikarburet hidrogen. Pada tahun 1833, Eilhard Mitscherlich dari Jerman
berhasil menghasilkan benzena dari destilasi asam benzoat dan diberi nama
benzin. Pada tahun 1845, Charles Mansfield mengisolasi benzena dari tir (coal
tar) yang merupakan hasil akhir dari pengolahan minyak bumi, dan dengan
metode ini kemudian dilakukan produksi benzena dalam skala besar untuk
industri (Hetiny, 2011).
Benzena pertama kali diproduksi secara komersial dari coal tar pada tahun
1849 dan dari minyak pada tahun 1941. Setelah Perang Dunia II, kebutuhan
benzena bagi industri sangat besar, terutama untuk kebutuhan industri plastik,
sehingga benzena kemudian diproduksi secara besar-besaran dari industri
minyak bumi. Terdapat empat proses kimia dalam produksi benzena :
catalytic reforming, toluene hydrodealkylation , toluene disproportionation,
dan steam cracking (ATSDR, 2007).
Benzena merupakan salah satu senyawa kimia yang paling banyak digunakan
dalam industri di dunia. Di Amerika Serikat, benzena merupakan salah satu
dari 20 zat kimia terbanyak yang diproduksi. Benzena digunakan secara luas
sebagai pelarut dan industri obat sebagai bahan baku atau bahan intermediet
dalam pembuatan banyak senyawa kimia, dan juga sebagai zat aditif pada
bensin. Penggunaan utama benzena adalah untuk produksi etilbenzena,
cumene, dan sikloheksan. Etil benzena (penggunaan 55% benzena yang
diproduksi) adalah senyawa intermediet untuk pembentukan stirena, yang
digunakan untuk pembentukan plastik. Cumene (24%) digunakan untuk
memproduksi fenol dan aseton. Fenol digunakan untuk membuat resin dan
nylon sebagai serat sintetik, sementara aseton digunakan sebagai pelarut dan
industri obat. Sikloheksan (12%) digunakan untuk membual nylon. Benzena
juga merupakan salah satu komponen dalam bensin tanpa timbal untuk
meningkatkan nilai oktan bensin, oleh karena itu polusi udara yang
disebabkan senyawa aromatik terutama benzena dalam bensin tanpa timbal
meningkat (ATSDR,2007).
EPA telah menggolongkan benzena sebagai zat karsinogenik terhadap
manusia (GrupA) (EPA, 1998). Karena penggolongan oleh EPA ini, di masa
sekarang penggunaan benzena sebagai pelarut semakin dibatasi, tetapi diganti
oleh pelarut organik lain. Tetapi, karena benzena masih tetap terdapat dalam
pelarut organik pengganti ini sebagai impuritis (pengotor), maka manusia
masih dapat terpapar oleh benzena di lingkungan kerja. Benzena juga
digunakan dalam industri pembuatan sepatu dan industri percetakan (ATSDR,
2007). Sebagai zat aditif pada bensin, benzena dapat meningkatkan nilai
oktan. Konsekuensinya adalah bensin mengandung benzena beberapa persen,
ketika pada tahun 1950-an diganti oleh Tetraetil timbal sebagai zat anti ketuk.
Tapi, karena timbal (Pb) juga merupakan zat berbahaya, maka benzena
kembali digunakan sebagai aditif pada bensin di beberapa negara.

E. Toksikinetika Benzena : Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi

a. Absorbsi
Benzena yang masuk melalui inhalasi apabila tidak segera dikeluarkan
melalui ekspirasi, maka akan diabsorpsi ke dalam darah. Benzena larut dalam
cairan tubuh dalam konsentrasi sangat rendah dan secara cepat dapat
berakumulasi dalam jaringan lemak karena kelarutannya yang tinggi dalam
lemak.
Uap benzena mudah diabsorpsi oleh darah, yang sebelumnya diabsorpsi
dengan baik oleh jaringan lemak. Absorbsi benzena kedalam jaringan tubuh
dapat melalui beberapa cara yaitu, pernapasan (inhalasi), melalui kulit
(dermal) dan melalui saluran pencernaan (gastrointestinal).

1). Inhalasi (Pernafasan)

Benzena masuk ke dalam tubuh dalam bentuk uap melalui inhalasi, dan
absorpsi terutama melalui paru-paru, jumlah yang diinhalasi sekitar 40-50%
dari keseluruhan jumlah benzena yang masuk ke dalam tubuh. Benzena
mudah diabsorpsi melalui pernafasan, ketahanan paru-paru mengabsorpsi
benzena mencapai lebih kurang 50% untuk beberapa jam pada paparan di
antara 2-100 cm 3 / m3.

2). Dermal (kontak kulit)

Diperkirakan dari studi in vitro yang dilakukan pada kulit manusia, bahwa
absorpsi gas benzena melalui kulit, lebih kecil dibandingkan dengan total
absorbsi, tetapi absorpsi dari gas benzena dapat merupakan rute paparan yang
signifikan. Ada penemuan yang menyatakan bahwa kontak melalui kulit
merupakan rute utama absorpsi benzena pada pekerja yang terpapar bensin
cair.

3).Gastrointestinal (pencernaan)

Absorpsi benzena yang efektif melalui pencernaan dapat mengakibatkan


intoksikasi akut, walaupun data kuantitatif pada manusia masih kurang.
Walaupun tidak ada informasi tentang absorpsi oral dari benzena pada larutan
encer, diasumsikan bahwa absorpsi oral dari air adalah hampir 100%

b. Distribusi

Benzena terdistribusi ke seluruh tubuh melalui absorpsi dalam darah, karena


benzena adalah lipofilik, maka distribusi terbesar adalah dalam jaringan
lemak. Jaringan lemak, sumsum tulang, dan urin mengandung benzena kira-
kira 20 lebih banyak dari yang terdapat dalam darah. Kadar benzena dalam
otot dan organ 1-3 kali lebih banyak dibandingkan dalam darah. Sel darah
merah mengandung benzena dua kali lebih banyak dari dalam plasma.

c. Metabolisme

Metabolic pathway dan interaksi biokimia di dalam tubuh melalui serangkaian


reaksi biokimia. Benzena dioksidasi pertama-tama di dalam hati (liver) oleh
cytochrome P-450-monooksigenase menjadi benzena oksida. Setelah reaksi
ini, beberapa metabolit sekunder terbentuk secara enzymatis dan non
enzymatis.

Metabolit adalah bahan yang dihasilkan secara langsung oleh reaksi


biotransfusi. Setelah reaksi oksidasi ini, beberapa metabolit sekunder akan
terbentuk secara enzimatik dan non-enzimatik. Biotransformasi benzena
dalam tubuh berupa metabolit akhir yang utama adalah fenol yang diekskresi
lewat urin dalam bentuk terkonjugasi dengan asam sulfat atau glukuronat
Sejumlah kecil dimetabolisme menjadi kathekol, hidrokuinon, karbon
dioksida, dan asam mukonat.

d. Ekskresi

Eliminasi benzena dalam tubuh melalui eksresi dan ekhalasi, benzena


terutama dieksresikan di dalam urine sebagai metabolit khususnya konjugasi
phenol dan glucuronic dan sulphuric acid, dan ekhalasi ke udara dalam bentuk
yang tidak berubah sebanyak 8-17%.

F. Toksisitas Benzena

Paparan benzena terhadap tubuh mempunyai dampak yang sangat buruk pada
kesehatan antara paparan benzena yang berasal dari pelarut yang mengandung
benzena dengan kejadian acute myelogenous leukemia (AML)(ATSDR, 2007;
Young at al, 1999;US Dept.of Health and Human Service, 1988). Pengujian
secara in vivo dan in vitro pada hewan dan manusia juga mengindikasikan
benzena dan zat metabolitnya bersifat genotoksik, merubah gen, perubahan
kromosom pada limfosit, dan sel sumsum tulang. Kerusakan pada sistem
immune juga terjadi pada paparan benzena melalui inhalasi. Hal ini
ditunjukkan oleh menurunnya jumlah antibodi dan menurunnya jumlah
leukosit pada pekerja terpapar. Efek paling sistemik yang dihasilkan pada
paparan benzena kronis dan sedang adalah kegagalan pembentukan sel darah
merah. Biomarker awal untuk paparan benzena tingkat rendah adalah
berkurangnya jumlah sel darah. Penemuan klinis yang biasa dalam
hematoksisitas benzena adalah cytopenia, yaitu penurunan unsur-unsur yang
terkandung dalam sel darah yang mengakibatkan anemia, leukopenia, atau
thrombocytopenia pada manusia dan hewan percobaan. Benzena dapat
menyebabkan kerusakan dalam tubuh yang sangat berbahaya yang disebut
anemia aplastik, yaitu dimana tubuh tidak berhasil membentuk sel darah
merah karena rusaknya sum-sum tulang yang memproduksi sel darah. Anemia
aplastik ini merupakan indikasi awal terjadinya acute non-limphocytic
leukemia (leukemia nonlimfosit akut) (Lee et al. 2005; Smith, 1996; Young
dan Kaufman, 2008).
Paparan benzena dengan kadar tinggi melalui inhalasi (pernafasan) dapat
menyebabkan kematian, sementara pajanan dosis rendah menyebabkan
pusing, detak jantung cepat, kepala pusing, tremor, kebingungan dan tidak
fokus. Apabila termakan atau terminum bahan dengan kandungan benzena
tinggi dapat menyebabkan batuk, serak, dan rasa terbakar pada mulut, faring,
dan kerongkongan, iritasi pada lambung, rasa mengantuk berlebihan, dan
akhirnya kematian. Efek neurologik telah dilaporkan pada manusia yang
terpapar benzena kadar tinggi. Paparan fatal melalui inhalasi menyebabkan
terjadinya vascular congestion pada otak. Paparan inhalasi kronis dapat
menyebabkan terjadinya distal neuropathy, susah tidur, dan kehilangan
memori. Paparan melalui oral mempunyai efek yang sama dengan pajanan
melalui inhalasi. Studi pada hewan menyatakan bahwa paparan benzena
melalui inhalasi menyebabkan berkurangnya aktivitas listrik di otak,
kehilangan refleks, dan tremor. Paparan benzena melalui kulit tidak
menyebabkan kerusakan pada syaraf. Paparan akut melalui oral dan inhalasi
dengan kadar benzena tinggi dapat menyebabkan kematian, yang
berhubungan dengan depresi sistem syaraf pusat (SSP).

Paparan tingkat rendah yang kronis berhubungan dengan efek terhadap sistem
syaraf peripheral. Paparan kronis benzena menyebabkan toksisitas yang lebih
besar dibandingkan paparan akut, karena paparan ini dapat terjadi pada kadar
di bawah ambang batas. Paparan pada lingkungan kerja lebih banyak melalui
pernafasan (inhalasi), selain melalui ingesti (tertelan) dan melalui kulit. Gejala
dan tanda keracunan kronis ini dapat muncul dengan cepat, tapi periode laten
dari benzena ini adalah selama 29 tahun, yaitu sejak paparan terakhir hingga
toksisitasnya dalam tubuh hilang (Hamilton et.al. 2003).

G. Efek Paparan Akut Benzena


Efek paparan akut terhadap benzena dengan kadar tinggi (terhadap syaraf/
neurological, kulit/ dermal, pernafasan/ respiratory, dan pencernaan/
gastrointestinal) dapat terjadi langsung setelah paparan. Efek neurologikal
karena sifat anestetis benzena yang langsung menyerang sistem syaraf pusat,
didahului dengan perasaan melayang, depresi, dan apabila paparan benzena
kadar tinggi terus terjadi, dapat menyebabkan kematian. Efek dermal,
respirasi, dan gastrointestinal disebabkan oleh sifat iritatif benzena (ATSDR,
2007).
Toksisitas benzena terhadap sistem syaraf pusat muncul setelah paparan
benzena melalui inhalasi/ pernafasan dengan konsentrasi tinggi (3.000 ppm
selama 5 menit) atau 30 hingga 60 menit melalui pencernaan. Efek paparan
benzena konsentrasi sedang dapat menimbulkan sakit kepala, pusing, mual,
sempoyongan, dan mata perih/ terasa terbakar. Efek paparan yang terus
berlanjut dapat menyebabkan tremor, sesak nafas, kebingungan, hilang
kesadaran, koma, hingga kematian. Paparan akut uap benzena dapat
mengiritasi membran mukosa pada saluran pernafasan. Dengan paparan
sebesar 20.000 ppm selama 5 menit, terdapat akumulasi cairan di paru-paru
sehingga susah dan sesak untuk bernafas, efek yang terjadi ketika mengirup
uap benzena yang terus menerus atau tertelan cairan benzena akan
menyebabkan radang paru-paru. Efek paparan akut benzena (lebih dari 1.000
ppm) juga berbahaya terhadap sistem cardiovascular tubuh (jantung).

Benzena dapat menyebabkan iritasi kulit karena benzena merupakan pelarut


lemak yang dapat merusak kulit apabila terjadi paparan berulang dan lama.
Efek bila terkena cairan benzena adalah kulit terasa terbakar, dan dapat
menyebabkan eritema, dan edema pada kulit. Bila dihirup, benzena dapat
mengiritasi lambung, menyebabkan mual, muntah, dan diare (ATSDR, 2007).
H. Efek Paparan Kronis Benzena

Paparan benzena konsentrasi tinggi (minimal 200 ppm) yang terus berulang
dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf pusat permanen. Paparan kronis
benzena di tempat kerja dihubungkan dengan gangguan hematologik (seperti
thrombocytopenia, anemia aplastik, pancytopenia, dan leukemia akut). Efek
kronik benzena lebih berbahaya pada anak-anak karena mereka memiliki
periode laten yang lebih panjang (ATSDR, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Agency for T oxic Substance and Disease Registry (ASTDR). T oxicological Profiles
for Benzena. US Departement of Health and Human Services, Public Health Services,
Atlanta, Georgia, USA. September. 2007.

Brautbar, Nachman. Benzene and Diseases of the Blood:Revisited. CWCE. 1992.

Integrated Risk Information System (IRIS). Benzene. Chemical Assessment


Summary. 2003.

Mahi TT. Benzene Workplace Exposure Standard. Information Sheet. 2010

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.


PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia
di Tempat Kerja. 2011.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Ikm
    Tugas Ikm
    Dokumen13 halaman
    Tugas Ikm
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • .,.,.
    .,.,.
    Dokumen3 halaman
    .,.,.
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Kunlap Perumusan Masalah
    Kunlap Perumusan Masalah
    Dokumen1 halaman
    Kunlap Perumusan Masalah
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ....
    ....
    Dokumen4 halaman
    ....
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • .
    .
    Dokumen19 halaman
    .
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • .....
    .....
    Dokumen1 halaman
    .....
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Wrap Up SK 2 Emergency - A15
    Wrap Up SK 2 Emergency - A15
    Dokumen37 halaman
    Wrap Up SK 2 Emergency - A15
    annisafadhilah24
    Belum ada peringkat
  • COVER Nisa
    COVER Nisa
    Dokumen3 halaman
    COVER Nisa
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ....
    ....
    Dokumen34 halaman
    ....
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ....
    ....
    Dokumen34 halaman
    ....
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ,,,
    ,,,
    Dokumen3 halaman
    ,,,
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ....
    ....
    Dokumen43 halaman
    ....
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • .....
    .....
    Dokumen1 halaman
    .....
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Usg Kepala Bayi
    Daftar Isi Usg Kepala Bayi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Usg Kepala Bayi
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Manifestasi - Prognosis
    Manifestasi - Prognosis
    Dokumen16 halaman
    Manifestasi - Prognosis
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ....
    ....
    Dokumen4 halaman
    ....
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • .
    .
    Dokumen18 halaman
    .
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Radionuklir Dalam Dunia Kedokteran: Referat
    Radionuklir Dalam Dunia Kedokteran: Referat
    Dokumen31 halaman
    Radionuklir Dalam Dunia Kedokteran: Referat
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Wrap-Up SK2
    Wrap-Up SK2
    Dokumen43 halaman
    Wrap-Up SK2
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • .
    .
    Dokumen18 halaman
    .
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Dermatitis Kontak Iritan
    Lapsus Dermatitis Kontak Iritan
    Dokumen15 halaman
    Lapsus Dermatitis Kontak Iritan
    eka
    Belum ada peringkat
  • Alopesia Areata Referat
    Alopesia Areata Referat
    Dokumen26 halaman
    Alopesia Areata Referat
    Normawati Rahman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Wrap Up SK 2 Emergency - A15
    Wrap Up SK 2 Emergency - A15
    Dokumen37 halaman
    Wrap Up SK 2 Emergency - A15
    annisafadhilah24
    Belum ada peringkat
  • Tengkorak Dan Pergelangan Kaki PDF
    Tengkorak Dan Pergelangan Kaki PDF
    Dokumen1 halaman
    Tengkorak Dan Pergelangan Kaki PDF
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ..
    ..
    Dokumen3 halaman
    ..
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • 3.1 Definisi
    3.1 Definisi
    Dokumen21 halaman
    3.1 Definisi
    Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • ..
    ..
    Dokumen3 halaman
    ..
    nisa austriana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    nisa austriana
    Belum ada peringkat