SISTEM SENSORIK
I. TUJUAN
1. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin
2. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit.
3. Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil).
4. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada
perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksetif).
5. Menentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan mekanisme terjadinya
(afterimage).
6. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda:
a. Kekerasan permukaan
b. Bentuk
c. Bahan pakaian
7. Memeriksa daya menetukan sikap anggota tubuh.
8. Mengukur waktu reaksi.
9. Menyebutkan faktor-faktor sikap anggota tubuh.
Lokalisasi taktil di tiap bagian tubuh berbeda, dan paling sulit melokalisasi di lengan
bawah dapat terlihat di hasil percobaan dimana jarak perangsangan dan lokalisasi nya
berbeda cukup jauh.
Jika kurang dari 5 cm maka hasilnya adalah baik, dan jika lebih dari 5 cm maka hasilnya
adalah tidak baik pada syaraf perabanya.
TPL (Two Point Localization) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung,
mata, bibir, dan lain-lain; merupakan suatu system yang bersifat menyebar dan
melingkar
Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi.
D. Menjawab Pertanyaan
VII.4. Apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk seluruh
bagian tubuh?
Jawab: kemampuan lokalisasi taktil tidak sama besarnya di seluruh bagian tubuh,
reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan jumlah reseptor yang berbeda
di setiap bagian tubuh mempengaruhi lokalisasi seseorang.
VII.5. Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang taktil?
Jawab: Topognosia, sensasi somatik (sensasi eksteroseptif =propioseptif)
E. Kesimpulan
Kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besar pada seluruh bagian tubuh,
Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda
spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. TPL (lokalisasi taktil) lebih peka
pada bagian yang menonjol, seperti hidung, mata, bibir, dan lain-lain.
IV. Diskriminasi Taktil
A. Dasar Teori
Kemampuan panca indra untuk membedakan keberadaan 2 titik yang mendapat
rangsangan sangat dipengaruhi oleh mekanisme inhibisi lateral yang meningkatkan
derajat kontras pada pola spasial yang disadari.
Setiap jaras sensorik bila dirangsang, secara simultan akan menghasilkan sinyal
inhibitorik lateral; sinyal ini menyebar ke sisi sinyal eksitatorik dan menghambat neuron
yang berdekatan. Sebagai contoh, ingat lah neuron yang dirangsang di nukleus kolumna
dorsalis. Selain dari pusat sinyal eksitatorik, jaras lateral pendek juga menjalarkan sinyal
inhibitorik ke neuron di sekitarnya. Jadi, sinyal ini lewat melelui interneuron tambahan
yang mensekresi transmitter inhibitorik.
Pentingnya inhibisi lateral adalah bahwa inhibisi ini menghambat penyebaran sinyal
eksitatorik ke lateral sehingga meningkatkan derajat kontras dalam pola sensorik yang
dirasakan di korteks serebralis.
B. Tata Kerja
1. Menentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan
menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit
ujung jari.
2. Mendekatkan kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian
jauhkan berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan
sebagai 2 titik.
VII.6. Bagaimana caranya saudara mengatahui bahwa jarak antar kedua ujung
jangka dibawah ambang diskriminasi taktil?
3. Mengulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan diatas ambang. Mengambil
angka ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.
4. Melakukan percobaan diatas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan
kedua ujung jangka secara berturut-turut (suksetif).
5. Menentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksetif) ambang membedakan
dua titik ujung jari, tengkuk, bibir, pipi dan lidah.
6. Memberikan sekarang jarak kedua ujung jangka yang sebesar-besarnya yang masih
dirasakan oleh kulit pipi depan telinga sebagai satu titik. Dengan jarak ini
menggerakan jangka itu dengan ujungnya pada kulit kearah pipi muka, bibir atas dan
bibir bawah. Arah gerakan harus tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan
kedua ujung jangka.
7. Mencatat apa yang dialami.
C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
o.p.: Nadilla Yasinta
Ambang Diskriminasi Taktil
Lokasi Kiri Kanan
Ujung Jari 0,5 cm 0,5 cm
Tengkuk 3 cm
Bibir 0,5 cm
Pipi 0,5 cm 1,5 cm
Lidah 0,5 cm
Bagian yang terbesar ambang diskriminasi taktilnya yakni tengkuk, dan yang terkecil di
bibir dan ujung jari. Ini membuktikan bahwa sentuhan dua titik di tengkuk sulit dibedakan,
karena reseptor peraba lebih banyak namun lapang reseptif kecil di ujung jari atau bibir.
D. Menjawab Pertanyaan:
Bagaimana caranya saudara mengatahui bahwa jarak antar kedua ujung jangka dibawah
ambang diskriminasi taktil?
Jawab:
Dengan bertanya ke OP apakah ia bisa membedakan sentuhan yang terasa satu atau
dua titik, jika terasa dua titik dimana sebelumnya ia merasa satu, maka itu ambang
diskriminsi taktilnya.
Apabila kedua titik menyentuh lapangan reseptif yang sama, keduanya akan dirasakan
sebagai satu titik. Seseorang dapat menentukan jarak minimal sebagai 2 titik yang
terpisah dan bukan menjadi satu yang mencerminkan dari ukuran lapangan reseptif di
daerah tersebut. Ambang 2 titik berkisar antara 2mm di ujung jari. Bila di kulit betis
terangsang 48mm.
E. Kesimpulan
Apabila kedua titik menyentuh lapangan reseptif yang sama, keduanya akan dirasakan
sebagai satu titik
E. Kesimpulan
Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan,
getaran dan sifat-sifat fisik benda,mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda
tersebut
b. Bentuk benda
Jenis Benda:
Jam tangan :
Tutup botol sabun :
Paperclip :
o.p.menebak dengan benar semua bentuk benda.
c. Bahan pakaian
Kain I ( kain Kain 2 (Kain Kain 3 (Bahan Kain 4 ( Bahan
Kain 5 (katun)
songket) batik) kaos) satin)
Keterangan:
: o.p. menebak dengan benar jenis permukaan benda
: o.p. menebak dengan salah jenis permukaan benda