Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Fisiologi Fisiologi Kulit

Disusun Oleh :

Inten Novita Sari Ageng Hasna Lela Laelatu R. Vina Fauziah Beryl Zahyin Ahmad Fauzi

1111102000087 1111102000088 1111102000099 1111102000100 1111102000106 1111102000105

KELAS : II D FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

FISIOLOGI KULIT MEKANISME SENSORIK/ PERABAAN Tujuan 1. Mampu membedakan perasaan subjektif panas dan dingin. 2. Memeriksa daya (kemampuan) menentukkan tempat rangsangan taktil (lokalisasitaktil). LANDASAN TEORI Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh. Integumen terdiri dari kulit dan beberapa derivatif kulit. Kulit adalah salah satu komponen integumen. Kulit adalah organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5kg dan menutupi area seluas 18 kaki persegi pada laki-laki dengan berat badan 75kg. a. Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel. b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan mengikat epidermis dengan struktur yang ada dibawahnya. Peran kulit dalam termogulasi: panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti itulah yang harus dikeluarkan, atau suhu tubuh akan naik di atas batas normal; pada lingkungan bersuhu dingin, panas harus dipertahankan, atau suhu tubuh akan turun di bawah batas normal. Kulit sensitif, diagnosisnya didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan kulit, kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka. Rangsangan pada kulit yang berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit dimediasi oleh ujung saraf dendrite dari saraf sensorik yang berbeda. Sensasi sentuhan dimediasi oleh ujung dendritik telanjang yang berada di sekitar folikel rambut dengan ujung-ujung dendritiknya yang diperluas, disebut juga ujung reseptor Ruffini dan Merkel. Selain itu sentuhan dan tekanan dapat dimediasi juga dengan ujung reseptor Meissner dan Pacini. Terdapat ujung saraf yang lebih bebas lagi yang dapat merespon rangsang dingin dan panas. Untuk reseptor dingin letaknya di atas lapisan dermis tepat di bawah lapisan epidermis, kerjanya sangat dipengaruhi dingin dan dihambat dengan adanya pemanasan. Sedangkan ujung reseptor panas terdapat agak lebih dalam dermis sangat peka terhadap panas akan tetapi dihambat oleh pendinginan.Temperatur yang panas menghasilkan sensai rasa sakit melalui aksi dari protein membrane tertentu dalam dendrite sensorik. Protein ini disebut reseptor capsaicin, berfungsi baik sebagai ion saluran dan reseptor untuk capsaicinmolekul dalam cabai yang menyebabkan sensasi panas dan nyeri. Menanggapi rangsang suhu tinggi, atau capsaicin dalam cabai, saluran ion ini terbuka. Hal ini memungkinkan Ca2 + dan Na + untuk berdifusi ke dalam neuron, potensial aksi menghasilkan depolarisasi dan menghasilkan yang ditularkan ke SSP dan dirasakan sebagai panas dan nyeri. Sementara reseptor untuk nyeri capsaicin diaktifkan oleh intens panas, nociceptors lainnya dapat diaktifkan dengan mekanik rangsangan yang menyebabkan kerusakan sel.

ALAT DAN BAHAN :

1. Tiga waskom dengan air bersuhu 20, 30,40 derajat celcius. 2. Gelas beaker 3. Termometer raksa 4. Es batu 5. Pensil 6. Jangka 7. Pelbagai jenis amplas 8. Benda-benda kecil 9. Bahan-bahan pakaian TATA KERJA a. Perasaan Subjektif Panas dan Dingin 1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 20, 30, dan 40 derajat celcius. 2. Masukkan tangan kanan kedalam air bersuhu 20 derajat celcius dan tangan kiri suhunya 40 derajat celcius selama kurang lebih 2 menit. Catat kesan apa yang saudara alami. 3. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak kedalam air bersuhu 30 derajat celcius. Catat kesan apa yang saudara alami. b. Lokalisasi Taktil 1. Tutup mata OP dan takankan ujung pensil pada suatu titik dikulit ujung jari. 2. Kemudian perintahkan OP melokalisasikan tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung pensil pula. 3. Tetapkan antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk 4. Ulangi percobaan ini sampai 5kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan atas, dan tengkuk. HASIL PENGAMATAN a. Perasaan subyektif panas dan dingin Tangan kanan No 1. 2. Suhu 20C 30C Perasaan Dingin Hangat Tangan kiri No. 1. 2. Suhu 40C 30C Perasaan Panas Dingin / sejuk

b. Lokalisasi taktil

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Lokasi Pemeriksaan Ujung jari Telapak tangan Lengan bawah Lengan atas Tengkuk

I (cm) 0 0,5 2 2 0

II (cm) 0 0,8 1,5 2 0

III (cm) 0 0,7 1,5 1 1

IV (cm) 0 0,5 0,5 0,5 0

V (cm) 0 0,5 0,5 0,5 0

Rata-rata (cm) 0 0,6 1,2 1,2 0,2

PEMBAHASAN a. Percobaan dengan suhu Berdasarkan tabel hasil pengamatan OP merasakan sensasi yang berbeda di kedua tangannya ketika kedua tangannya direndam di dalam air yang memiliki suhu berbeda. Tangan kanan yang direndam dengan air bersuhu 20C merasa dingin karena reseptor dingin sangat peka terhadap suhu lingkungan yang dingin, sedangkan reseptor panas dihambat dengan adanya pendinginan. Tangan kiri OP yang direndam dengan air bersuhu 30 C merasa panas karena reseptor panas yang bekerja dan reseptor dingin dihambat dengan pemanasan. Ketika kedua tangan dicelupkan ke dalam air yang bersuhu sama tetap menghasilkan sensasi yang berbeda. Hal ini dikarenakan tangan memiliki suhu yang berbeda pada awalnya karena merupakan terusan dari percobaan pertama. Tangan masih mengingat sensasi sebelumnya. Ketika tangan direndam dalam air yang bersuhu sama (30C), tangan yang sebelumnya berada di air yang lebih dingin akan merasakan sensasi hangat karena ada kenaikan suhu. Sedangkan yang sebelumnya berada di suhu yang lebih tinggi akan merasa sejuk karena ada penurunan suhu. b. Percobaan lokalisasi taktil Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.

Luas masing-masing bidang reseptif di kulit berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor di wilayah tersebut. Daerah yang lebih peka terdapat pada bagian yang menonjol seperti hidung, mata, bibir, dan lain-lain. Berdasarkan hasil percobaan, penyimpangan penunjukkan yang dialami OP paling besar ketika diberi rangsang pada bagian lengan bawah dan lengan atas. Sedangkan yang sedikit penyimpangannya adalah ketika di bagian ujung jari dan tengkuk. Pada bagian telapak tangan penyimpangannya tidak terlalu besar, sekitar 0,2cm. Di ujung jari dan tengkuk (leher bagian belakang), luas bidang reseptifnya kecil sehingga kepadatan reseptor di wilayah ini cukup besar. Seddangkan pada lengan atas dan lengan bawaah permukaannya luas, kepadatan reseptornya relative kurang sehingga kurang peka.

KESIMPULAN Respon rangsang terhadap suhu dipengaruhi oleh adanya ujung saraf yang mampu merasakan sensasi panas dan dingin, untuk reseptor dingin letaknya di atas lapisan dermis tepat di bawah lapisan epidermis, kerjanya sangat dipengaruhi dingin dan dihambat dengan adanya pemanasan. Sedangkan ujung reseptor panas terdapat agak lebih dalam dermis sangat peka terhadap panas akan tetapi dihambat oleh pendinginan, reseptor dingin akan sangat peka dengan keadaan lingkungann yang dingin dan reseptor panas akan sangat peka dengan keadaan lingkungan yang panas. Lokalisasi taktil di setiap bagian tubuh berbeda, dan paling sulit melokalisasi di lengan bagian bawah, ini dapat dilihat dari percobaan dimana jarak perangsangan dan lokalisasinya berbeda cukup jauh. Jika kurang dari 5 cm, maka hasilnya adalah baik. Dan jika, lebih dari 5 cm maka hasilnya adalah tidak baik pada saraf perabanya. Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Pada epidermis terdapat reseptor untuk rasa sakit dan tekanan lemah. Reseptor untuk tekanan disebut mekanoreseptor. Pada dermis terdapat reseptor untuk panas, dingin, dan tekanan yang kuat. Masingmasing reseptor tersebut adalah sebagai berikut: a. Korpuskula Pacini, merupakan ujung saraf perasa tekanan kuat. b. Ujung saraf sekeliling rambut, merupakan ujung araf peraba. c. Korpuskula Ruffini, merupakan ujung saraf peraba. d. Ujung saraf Krause, merupakan ujung saraf perasa dingin. e. Korpuskula Meissner, merupakan ujung saraf peraba. f. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan perasa nyeri. g. Lempeng Merkel, merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan.

Sebagaimana reseptor lain, masing-masing reseptor ini dihubungkan dengan neuron sensori. Reseptor indra yang didistribusikan ke seluruh otot rangka dan tendon dinamakan proprioseptor. Regangan atau kontraksi otot memacu reseptor ini untuk mengenali impuls saraf.

DAFTAR PUSTAKA Djuanda A. 2007.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Puteri, Eka, dan Ratna Pelawati. 2012. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi. Jakarta. The McGrawHill Companies.2003.Fox Human Physiology 8th Ed. Ward, Jeremy dan Clarke, roben.2002.at glance fisiologi.Jakarta: Erlangga medicial.

Anda mungkin juga menyukai