Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

ACARA XI
INDRA PERABA KULIT

Disusun Oleh:
YULIDA QURRATA AINI
(E1A012062)
Kelas A/ Semester VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015

ACARA XI
INDRA PERABA KULIT
A. Pelaksanaan Praktikum
1 Tujuan praktikum

Mahasiswa terampil dalam melaksanakan


prosedur untuk memahami jenis dan fungsi
indra peraba
kulit.

Hari, tanggal praktikum

Sabtu, , 30 Mei 2015

Tempat praktikum

Laboratorium
Mataram.

Biologi

FKIP,

Universitas

B. Landasan Teori
Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, dengan berat
sekitar 16 % dari berat badan total . kulit terdiri atas dua lapisan utama
epidermis, yaitu lapisan epitel yang berasal dari ektoderm dan dermis
yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang bersal dari mesoderm. Batas
epidermis dan dermis tidak teratur, dan tonjolan dermis disebut papila
saling mengunci dengan tonjolan epidermis yang disebut epidermis ridges
(rabung epidermis) (Junquiera.2007:590).
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus
untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit berfungsi sebagai
alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba
dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai
rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan
dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis
yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas,
ujung reseptornya terletak di dekat epidermis(Isnaeni,2006:87).
Reseptor untuk temperatur tersebar dibawah kulit tidak sama dan
seluruh bagian tidak sama pekanya. Tiitk dingin 8 kali lebih banyak dari
titik panas. Panas badan menjadi faktor juga, yaitu rasa dingin jika lebih
dingin dari panas, badan dan panas bila temperatur lebih panas dari panas
badan. Reseptor sakit (nyeri) tersebar di seluruh tubuh agak teratur. Pada
setiap cm2 terdapat kurang lebih 100 noktah nyeri. Reseptor rabaan
sebetulnya campuran dari reseptor-reseptor tersebut. Kehalusan kita
tergantumg dari jarak reseptor-reseptor (Tim Dosen.2015:14).
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas
pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam

kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin,
atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan
pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang
berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabangcabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir
mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima
perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak
cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut
dalam dermis (Pearce, 2009:200).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a)
Alat tulis
b)
Pulpen
c)
Penggaris
d)
Tipe-x
e)
Garputala
f)
Pemanas
g)
Gelas kimia
h)
Pisau bedah
2. Bahan
a)
Air dingin
b)
Air panas
c)
Air normal
D. Cara Kerja
1. Rasa Panas dan Dingin
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunkan,
b. Memanaskan air hingga setengah mendidih di atas pemanas,
c. Menyiapkan 3 gelas kimia yang berukuran sama,
d. Menuangkan air panas, air dingin dan air biasa(normal) pada masingmasing gelas kimia berukuran sama,
e. Meletakkan air panas disebelah kanan, air dingin disebelah kiri dan air
normal di tengah,
f. Memasukkkan tangan kanan ke air panas dan tangan kiri ke air dingin
secara bersamaan,
g. Mencatat rasa yang dirasakan kulit tangan,
h. Mengangkat kedua tangan dari air panas dan air dingin tersebut secara
bersamaan kemudian memasukkan kedua tangan ke air normal secara
bersamaan,
i. Mencatat kembali rasa yang dirasakan pada kedua kulit tangan,
j. Melakukan kegiatan diatas untuk setiap praktikan dalam satu kelompok,
k. Mencatat hasil pengamatan yang didapat kedalam tabel,

l. Membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan.


2. Penempatan Tekanan dan Pengenalan Sentuhan Dasar
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. Menutup mata praktikan yang akan menjadi objek pengamatan,
c. Membuka telapak tangan praktikan yang akan diamati kemudian menandai
telapak tangan tersebut dengan pulpen,
d. Meyuruh praktikan yang telah ditutup matanya untuk mencari tanda yang
diberikan pada telapak tangannya kemudian praktikan memberi tanda
dengan pulpen pada daerah tersebut,
e. Mengukur jarak tanda yang diberikan ke tanda yang di buat praktikan
yang ditutup matanya,
f. Mengulangi kegitan tersebut selama 3 kali pengulangan kemudian
mencatat dan menghitung rata-rata jarak tersebut,
g. Mengulangi semua kegiatan di atas dengan menggati bagian yang di tandai
yaitu lengan dan tengkuk,
h. Mengulangi kegiatan diatas untuk setiap praktikan dalam kelompok,
i. Mencatat semua hasil pengamtan yang didapat ke dalam tabel hasil
pengamatan,
j. Mebersihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
3. Penilaian Bentuk
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. Menutup mata praktikan yang akan menjadi objek pengamatan,
c. Menyiapkan 5 bahan dengan bentuk yang berbeda-beda,
d. Menyuruh praktikan yang ditutup matanya untuk meraba kelima bahan
tersebut,
e. Menggoreskan satu persatu bahan-bahan tersebut ke lengan praktikan
kemudian menyuruh praktikan untuk menebak bahan yang digoreskan,
f. Mencatat benar atau salah tebakan dari praktikan tersebut,
g. Mencatat hasil pengamatan ke dalam sebuah tabel,
h. Membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

E. Hasil pengamatan
1. Rasa Panas dan Dingin
NO
1
2
3

NAMA
WIWI
SYIFA
RISKA

AIR ES
(KIRI)
DINGIN
DINGIN
DINGIN

RESPON
AIR PANAS
AIR BIASA
(KANAN)
KIRI
KANAN
PANAS
PANAS
DINGIN
PANAS
PANAS
DINGIN
PANAS
PANAS
DINGIN

4
5
6

CHUNO
YULIS
YULIDA

DINGIN
DINGIN
DINGIN

PANAS
PANAS
PANAS

PANAS
PANAS
PANAS

DINGIN
DINGIN
DINGIN

2. Penempatan tekanan dan pengenalan suhu dasar


Keterangan:
I= TELAPAK TANGAN
II= LENGAN BAWAH
III= TENGKUK
a. WIWI
N
O

PERCOBAAN

I.

II.

3
III.
b. CHUNO
N
O
1

PERCOBAAN

I.

2
II.
3
III.
c. YULIDA
N
O

Telapa
k
tangan
Tengk
uk
Leher

I.

2
3

II.
III.

JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0,5 cm

3,63 cm

0,7 cm

1,3 cm

0,6 cm

RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,5 cm

Telapak
tangan
Tengkuk 0,93 cm
Leher
0,97 cm

PERCOBAAN

RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,67 cm

RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
3,97 cm

Telapak
tangan
Tengkuk 2,57 cm
Leher
1,57cm

JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0,1 cm
0
0,6 cm
JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
2,3 cm
1,7 cm
0,5 cm

d. SYIFA
N

PERCOBAAN

RATA-RATA

JARAK

O
1

I.

2
3

II.
III.

JARAK
KESALAHAN
0,27 cm

Telapak
tangan
Tengkuk 1,17 cm
Leher
3,17 cm

KESALAHAN
TERKECIL
0
0,5 cm
2 cm

e. RISKA
N
O

PERCOBAAN

I.

2
3

II.
III.

RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,6 cm

Telapak
tangan
Tengkuk 2 cm
Leher
0,8 cm

JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0
1 cm
0,5 cm

f. YULIS
NO

PERCOBAAN

I.

2
3

II.
III.

RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,57 cm

Telapak
tangan
Tengkuk 1,5 cm
Leher
1,63 cm

JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0,4 cm
0,9 cm
1,2 cm

3. Penilaian bentuk
NO

1
2
3
4
5
6

NAMA

WIWI
SYIFA
RISKA
CHUNO
YULIS
YULIDA

NAMA BENDA
TIP-X

BOLPOIN

PENGGARIS

GARPUTAL
A

PISAU

X
X
X
X
X
X

X
X
X

X
X
X

X
X
X

F. Pembahasan
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada
kulit. Tujuan dari praktikum indra peraba kulit ini adalah agar mahasiswa
terampil dalam melaksanakan prosedur untuk memahami jenis dan fungsi indra
peraba kulit. Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus
untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar
yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.
Pada epidermis tidak
terdapat
pembuluh
darah
dan
sel
saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Sebagai alat peraba, kulit
dilengkapi
bermacam
reseptor
yang
peka
terhadap
berbagai
rangsangan.. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang
jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung
reseptornya terletak di dekat epidermis. Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai
alat ekskresi serta pengatur suhu tubuh
Dalam praktikum ini dilakukan tiga kali percobaan untuk indra peraba
kulit, yaitu rasa panas dan dingin, Penempatan tekanan dan pengenalan suhu
dasar dan ketiga pengenalan bentuk. Pada percobaan rasa panas dan dingin,
digunakan 3 air dengan suhu yang berbeda, yaitu air panas, air dingin dan air
dengan suhu normal. Pada percobaan penempatan tekanan, dilakukan dengan
menusuk atau memeberi tekanan pada kulit praktikan dimana mata praktikan
ditutup kemudian praktikan menunjukkan posisi tekanan yang dirasakan.
Sedangkan pada respon pengenalan bentuk juga dilakukan dengan menutip
mata praktikan kemudian menggoreskan benda yang berbeda pada kulit
praktikan. Benda yang digunakan adalah lima benda yang berbeda yaitu tip-x,
polpen, penggaris, garputala dan pisau. Respon yang dirasakan terhadap setiap
perlakuan dalam percobaan merupakan respon yang diterima karena adanya
reseptor pada kulit.

Dari hasil percobaan, pada saat percobaan rasa panas dan dingin,
praktikan mencelupkan kedua tangan pada dua baskom yang berbeda, baskom
kanan berisi air hangat dan baskom kiri berisi air dingin. Kemudian setelah
dicelupkan beberapa lama, mengangkat kedua tangan lalu pindahkan ke
baskom yang berisi air biasa. Dari keenam praktikan diperoleh hasil bahwa
setelah dimasukkan ke baskom yang berisi air normal, tangan kanan yang
tadinya terasa panas menjadi terasa dingin dan tangan kiri yang tadinya terasa
dingin menjadi terasa hangat. Hal ini sesuai dengan fungsi kulit sebagai
thermoreseptor, yaitu dapat mendeteksi panas dan dingin. Bagian kulit yang
menerima rangsang tersbut adalah bagian dermis. Pada lapisan dermis kulit
terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujungujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan
sebagainya. Pada percobaan ini, kulit dapat merasakan berbagai macam respon
yang terjadi.
Pada percobaan pengenalan bentuk dengan lima benda yang berbeda, dan
praktikan menjawab benda yang digoreskan pada kulit lengan dengan mata
tertutup. Diperoleh hasil yang berbeda setiap praktikan, yaitu pada praktikan
Wiwi, riska dan syifa menjawab benar pada benda 2 dan 3 yaitu polpen dan
penggaris, dan salah pada tip-x, garputala dan pisau. Husnul menjawab benar
pada benda 4 dan 5 yaitu garoutala dan pisau dan salah pada tip-x, polen dan
penggaris, yulis menjawab benar pada benda 3, 4, 5 yaitu penggaris, garputala
dan pisau, dan salah pada tip-x dan polpen, sedangkan yulida hanya menjawab
benar pada benda 3 yaitu penggaris, dan salah pada 4 benda lainnya. Kita dapat
membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan
adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan
reseptor tekanan yang digeserkan. Ketika mata ditutup, kita mencoba untuk
berkonsentrasi penuh.
Percobaan terakhir yaitu pada penempatan tekanan yaitu Praktikan
diminta untuk menutup mata. Kemudian praktikan yang lain membuat titik
pada telapak tangan, tengkuk lengan tangan dan leher praktikan dengan spidol
atau polpen, lalu praktikan diminta untuk mencocokan titik yang telah dibuat
sebelumnya dengan pulpen. Hasil yang diperoleh juga berbeda. Pada praktikan
wiwi jarak rata-rata telapak tangan 0,67 cm dengan jarak kesalahan terkecil 0,5
cm, tengkuk 3,63 cm, dengan jarak kesalahan 0,7, dan leher 1,3 cm, dengan
jarak kesalahan terkecil 0,6 cm. Husnul jarak rata-rata pada telapak tangan 0,5
cm dengan jarak kesalahan terkecil 0,1 cm, tengkuk 0,93 cm dengan jarak
kesalahan 0, dan leher 0,97 cm dengan jarak kesalahan 0,6 cm. Yulida dengan
jarak rata-rata pada telapak tangan 3,97 cm dengan jarak kesalahan terkecil 2,3
cm, tengkuk 2,57 cm dengan jarak kesalahan terkecil 1,7 cm, leher 1,57 cm
dengan jarak kesalahan terkecil 0,5 cm. Praktikan syifa jarak rata-rata pada

telapak tangan 0,27 c, dengan jarak kesalahan terkecil 0, tengkuk 1,17 cm


dengan jarak kesalahan terkecil 0,5 cm, dan leher 3,17 cm dengan jarak
kesalahan terkecil 2 cm. Praktikan riska jarak rata-rata pada telapak tangan 0,6
cm, dengan jarak kesalahan terkecil 0, tengkuk 2 cm dengan jarak kesalahan
terkecil 1 cm, dan leher 0,8 cm dengan jarak kesalahan terkecil 0,5 cm.
Praktikan yulis jarak rata-rata pada telapak tangan 0,57 cm, dengan jarak
kesalahan terkecil 0,4, tengkuk 1,5 cm dengan jarak kesalahan terkecil 0,9 cm,
dan leher 1,63 cm dengan jarak kesalahan terkecil 1,2 cm.
Dari keenam praktikan diketahui bahwa jarak rata-rata dari penempatan
tekanan tidak lebih dari 5 cm. Apabila dikaitkan dengan teori, bila jarak kurang
dari 5 cm, maka syaraf peraba baik dan sbaliknya bila jarak lebih dari 5 cm,
maka syaraf peraba kurang baik. Dari hasil tersebut semua praktikan dapat
dikataakn memiliki indra peraba yang masih baik. Proses yang terjadi pada
system saraf dimulai dengan adanya stimulus yang diterima oleh organ-organ
sensorik yang disebut dengan reseptor sensorik. Reseptor sensorik terdapat di
seluruh tubuh manusia, salah satunya yaitu ada reseptor taktil yang berada di
permukaan tubuh. Sebenarnya reseptor taktil merupakan mekanoreseptor yang
dipakai untuk mengenali rangsangan secara mekanis. Dalam hal ini kita
mencoba fokus untuk mengingat titik pertama yang ditekankan pada
permukaan kulit oleh praktikan lain.
kulit kita mempunyai kepekaan terhadap rangsang seperti panas,
dingin, tekanan, sentuhan dan rasa sakit karena di bagian tersebut banyak
terdapat saraf-saraf sensori yang bekerja secara spesifik. Ujung saraf tersebut
yaitu sebagai berikut, Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka
terhadap rangsangan berupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut. Ruffini,
merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas.
Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap
sentuhan. Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap
rangsangan dingin. Lempeng Merkel, merupakan ujung perasa sentuhan dan
tekanan ringan, terletak dekat permukaan kulit. Ujung saraf tanpa selaput,
merupakan ujung saraf perasa nyeri.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan:
a. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan
sel saraf.

b. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot


dan tulang, sebagai alat peraba kulit dilengkapi dengan bermacam
reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan.
c. Ada beberapa reseptor kulit diantaranya ujung saraf bebas yaitu
serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas
pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik
utama dalam kulit.
d. Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor untuk mendeteksi rasa
panas yang berperan adalah Ruffinis dan untuk mendeteksi rasa
dingin yang disebut End Krause.
e. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan
yang digeserkan. Tanpa melihat benda tersebut, ketika mata ditutup
kita mencoba untuk berkonsentrasi penuh untuk menjawab benda
yang kita rasakan. Ini sesuai dengan fungsi kulit sebagai
mekanoreseptor.
f. Kita dapat membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya.
Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat
benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.
Ketika mata ditutup, kita mencoba untuk berkonsentrasi penuh.
g. Proses yang terjadi pada sistem saraf dimulai dengan adanya
stimulus yang diterima oleh organ-organ sensorik yang disebut
dengan reseptor sensorik.
h. Reseptor taktil merupakan mekanoreseptor yang dipakai untuk
mengenali rangsangan secara mekanis. . Dalam hal ini kita
mencoba fokus untuk mengingat titik pertama yang ditekankan
pada permukaan kulit oleh praktikan lain.
i. Bila jarak titik kecocokan dari penekanan sebelumnya kurang dari
5 cm, maka syaraf peraba baik dan sbaliknya bila jarak lebih dari 5
cm, maka syaraf peraba kurang baik.
2. Saran
-

Daftar Pustaka

Junquiera, Luiz Carlos.2007.Histologi Dasar, Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta: penerbit kasinius.
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Tim Dosen.2015.Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Mataram: Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai