ACARA XI
INDRA PERABA KULIT
Disusun Oleh:
YULIDA QURRATA AINI
(E1A012062)
Kelas A/ Semester VI
ACARA XI
INDRA PERABA KULIT
A. Pelaksanaan Praktikum
1 Tujuan praktikum
Tempat praktikum
Laboratorium
Mataram.
Biologi
FKIP,
Universitas
B. Landasan Teori
Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, dengan berat
sekitar 16 % dari berat badan total . kulit terdiri atas dua lapisan utama
epidermis, yaitu lapisan epitel yang berasal dari ektoderm dan dermis
yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang bersal dari mesoderm. Batas
epidermis dan dermis tidak teratur, dan tonjolan dermis disebut papila
saling mengunci dengan tonjolan epidermis yang disebut epidermis ridges
(rabung epidermis) (Junquiera.2007:590).
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus
untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit berfungsi sebagai
alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba
dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai
rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan
dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis
yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas,
ujung reseptornya terletak di dekat epidermis(Isnaeni,2006:87).
Reseptor untuk temperatur tersebar dibawah kulit tidak sama dan
seluruh bagian tidak sama pekanya. Tiitk dingin 8 kali lebih banyak dari
titik panas. Panas badan menjadi faktor juga, yaitu rasa dingin jika lebih
dingin dari panas, badan dan panas bila temperatur lebih panas dari panas
badan. Reseptor sakit (nyeri) tersebar di seluruh tubuh agak teratur. Pada
setiap cm2 terdapat kurang lebih 100 noktah nyeri. Reseptor rabaan
sebetulnya campuran dari reseptor-reseptor tersebut. Kehalusan kita
tergantumg dari jarak reseptor-reseptor (Tim Dosen.2015:14).
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas
pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam
kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin,
atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan
pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang
berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabangcabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir
mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima
perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak
cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut
dalam dermis (Pearce, 2009:200).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a)
Alat tulis
b)
Pulpen
c)
Penggaris
d)
Tipe-x
e)
Garputala
f)
Pemanas
g)
Gelas kimia
h)
Pisau bedah
2. Bahan
a)
Air dingin
b)
Air panas
c)
Air normal
D. Cara Kerja
1. Rasa Panas dan Dingin
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunkan,
b. Memanaskan air hingga setengah mendidih di atas pemanas,
c. Menyiapkan 3 gelas kimia yang berukuran sama,
d. Menuangkan air panas, air dingin dan air biasa(normal) pada masingmasing gelas kimia berukuran sama,
e. Meletakkan air panas disebelah kanan, air dingin disebelah kiri dan air
normal di tengah,
f. Memasukkkan tangan kanan ke air panas dan tangan kiri ke air dingin
secara bersamaan,
g. Mencatat rasa yang dirasakan kulit tangan,
h. Mengangkat kedua tangan dari air panas dan air dingin tersebut secara
bersamaan kemudian memasukkan kedua tangan ke air normal secara
bersamaan,
i. Mencatat kembali rasa yang dirasakan pada kedua kulit tangan,
j. Melakukan kegiatan diatas untuk setiap praktikan dalam satu kelompok,
k. Mencatat hasil pengamatan yang didapat kedalam tabel,
E. Hasil pengamatan
1. Rasa Panas dan Dingin
NO
1
2
3
NAMA
WIWI
SYIFA
RISKA
AIR ES
(KIRI)
DINGIN
DINGIN
DINGIN
RESPON
AIR PANAS
AIR BIASA
(KANAN)
KIRI
KANAN
PANAS
PANAS
DINGIN
PANAS
PANAS
DINGIN
PANAS
PANAS
DINGIN
4
5
6
CHUNO
YULIS
YULIDA
DINGIN
DINGIN
DINGIN
PANAS
PANAS
PANAS
PANAS
PANAS
PANAS
DINGIN
DINGIN
DINGIN
PERCOBAAN
I.
II.
3
III.
b. CHUNO
N
O
1
PERCOBAAN
I.
2
II.
3
III.
c. YULIDA
N
O
Telapa
k
tangan
Tengk
uk
Leher
I.
2
3
II.
III.
JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0,5 cm
3,63 cm
0,7 cm
1,3 cm
0,6 cm
RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,5 cm
Telapak
tangan
Tengkuk 0,93 cm
Leher
0,97 cm
PERCOBAAN
RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,67 cm
RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
3,97 cm
Telapak
tangan
Tengkuk 2,57 cm
Leher
1,57cm
JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0,1 cm
0
0,6 cm
JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
2,3 cm
1,7 cm
0,5 cm
d. SYIFA
N
PERCOBAAN
RATA-RATA
JARAK
O
1
I.
2
3
II.
III.
JARAK
KESALAHAN
0,27 cm
Telapak
tangan
Tengkuk 1,17 cm
Leher
3,17 cm
KESALAHAN
TERKECIL
0
0,5 cm
2 cm
e. RISKA
N
O
PERCOBAAN
I.
2
3
II.
III.
RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,6 cm
Telapak
tangan
Tengkuk 2 cm
Leher
0,8 cm
JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0
1 cm
0,5 cm
f. YULIS
NO
PERCOBAAN
I.
2
3
II.
III.
RATA-RATA
JARAK
KESALAHAN
0,57 cm
Telapak
tangan
Tengkuk 1,5 cm
Leher
1,63 cm
JARAK
KESALAHAN
TERKECIL
0,4 cm
0,9 cm
1,2 cm
3. Penilaian bentuk
NO
1
2
3
4
5
6
NAMA
WIWI
SYIFA
RISKA
CHUNO
YULIS
YULIDA
NAMA BENDA
TIP-X
BOLPOIN
PENGGARIS
GARPUTAL
A
PISAU
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
F. Pembahasan
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada
kulit. Tujuan dari praktikum indra peraba kulit ini adalah agar mahasiswa
terampil dalam melaksanakan prosedur untuk memahami jenis dan fungsi indra
peraba kulit. Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus
untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar
yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.
Pada epidermis tidak
terdapat
pembuluh
darah
dan
sel
saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Sebagai alat peraba, kulit
dilengkapi
bermacam
reseptor
yang
peka
terhadap
berbagai
rangsangan.. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang
jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung
reseptornya terletak di dekat epidermis. Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai
alat ekskresi serta pengatur suhu tubuh
Dalam praktikum ini dilakukan tiga kali percobaan untuk indra peraba
kulit, yaitu rasa panas dan dingin, Penempatan tekanan dan pengenalan suhu
dasar dan ketiga pengenalan bentuk. Pada percobaan rasa panas dan dingin,
digunakan 3 air dengan suhu yang berbeda, yaitu air panas, air dingin dan air
dengan suhu normal. Pada percobaan penempatan tekanan, dilakukan dengan
menusuk atau memeberi tekanan pada kulit praktikan dimana mata praktikan
ditutup kemudian praktikan menunjukkan posisi tekanan yang dirasakan.
Sedangkan pada respon pengenalan bentuk juga dilakukan dengan menutip
mata praktikan kemudian menggoreskan benda yang berbeda pada kulit
praktikan. Benda yang digunakan adalah lima benda yang berbeda yaitu tip-x,
polpen, penggaris, garputala dan pisau. Respon yang dirasakan terhadap setiap
perlakuan dalam percobaan merupakan respon yang diterima karena adanya
reseptor pada kulit.
Dari hasil percobaan, pada saat percobaan rasa panas dan dingin,
praktikan mencelupkan kedua tangan pada dua baskom yang berbeda, baskom
kanan berisi air hangat dan baskom kiri berisi air dingin. Kemudian setelah
dicelupkan beberapa lama, mengangkat kedua tangan lalu pindahkan ke
baskom yang berisi air biasa. Dari keenam praktikan diperoleh hasil bahwa
setelah dimasukkan ke baskom yang berisi air normal, tangan kanan yang
tadinya terasa panas menjadi terasa dingin dan tangan kiri yang tadinya terasa
dingin menjadi terasa hangat. Hal ini sesuai dengan fungsi kulit sebagai
thermoreseptor, yaitu dapat mendeteksi panas dan dingin. Bagian kulit yang
menerima rangsang tersbut adalah bagian dermis. Pada lapisan dermis kulit
terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujungujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan
sebagainya. Pada percobaan ini, kulit dapat merasakan berbagai macam respon
yang terjadi.
Pada percobaan pengenalan bentuk dengan lima benda yang berbeda, dan
praktikan menjawab benda yang digoreskan pada kulit lengan dengan mata
tertutup. Diperoleh hasil yang berbeda setiap praktikan, yaitu pada praktikan
Wiwi, riska dan syifa menjawab benar pada benda 2 dan 3 yaitu polpen dan
penggaris, dan salah pada tip-x, garputala dan pisau. Husnul menjawab benar
pada benda 4 dan 5 yaitu garoutala dan pisau dan salah pada tip-x, polen dan
penggaris, yulis menjawab benar pada benda 3, 4, 5 yaitu penggaris, garputala
dan pisau, dan salah pada tip-x dan polpen, sedangkan yulida hanya menjawab
benar pada benda 3 yaitu penggaris, dan salah pada 4 benda lainnya. Kita dapat
membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan
adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan
reseptor tekanan yang digeserkan. Ketika mata ditutup, kita mencoba untuk
berkonsentrasi penuh.
Percobaan terakhir yaitu pada penempatan tekanan yaitu Praktikan
diminta untuk menutup mata. Kemudian praktikan yang lain membuat titik
pada telapak tangan, tengkuk lengan tangan dan leher praktikan dengan spidol
atau polpen, lalu praktikan diminta untuk mencocokan titik yang telah dibuat
sebelumnya dengan pulpen. Hasil yang diperoleh juga berbeda. Pada praktikan
wiwi jarak rata-rata telapak tangan 0,67 cm dengan jarak kesalahan terkecil 0,5
cm, tengkuk 3,63 cm, dengan jarak kesalahan 0,7, dan leher 1,3 cm, dengan
jarak kesalahan terkecil 0,6 cm. Husnul jarak rata-rata pada telapak tangan 0,5
cm dengan jarak kesalahan terkecil 0,1 cm, tengkuk 0,93 cm dengan jarak
kesalahan 0, dan leher 0,97 cm dengan jarak kesalahan 0,6 cm. Yulida dengan
jarak rata-rata pada telapak tangan 3,97 cm dengan jarak kesalahan terkecil 2,3
cm, tengkuk 2,57 cm dengan jarak kesalahan terkecil 1,7 cm, leher 1,57 cm
dengan jarak kesalahan terkecil 0,5 cm. Praktikan syifa jarak rata-rata pada
Daftar Pustaka
Junquiera, Luiz Carlos.2007.Histologi Dasar, Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta: penerbit kasinius.
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Tim Dosen.2015.Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Mataram: Universitas Mataram.