Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI

FISIOLOGI MANUSIA
RESEPTOR SENSORIK
Kelompok 6:
Siti Anjar Fatimah 110122043
Asra Agustini Salsabila 110122064
Dhimas Dwi Pangestu 110122095
Vernon Daren Jade P. 110122243
Eka Yulia Fitriarni 110122337
Titin Batmomolin 110122365
AKTIVITAS 1
RASA-RASA PANAS DAN DINGIN
1.

2. A. Punggung tangan terasa dingin ketika ditiup.


B. Setelah punggung tangan dioleskan air lalu ditiup, punggung tangan terasa dingin .
C. Ketika punggung tangan dioleskan alkohol lalu ditiup, punggung tangan terasa lebih dingin dari
pada saat punggung tangan dioleskan air lalu ditiup.
 
PEMBAHASAN
AKTIVITAS 1
1. Pada percobaan rasa panas dan dingin, ketika telunjuk kanan di celupkan ke air es
akan terasa dingin dan telunjuk kiri di celupkan ke air dengan suhu 40 derajat maka
telunjuk kiri akan terasa panas. Akan tetapi ketika kedua telunjuk kanan dan kiri setelah di
celupkan ke air panas dan air es segera di celupkan ke air biasa dengan suhu kurang lebih
30 derajat, akan terasa kebalikannya dimana telunjuk kanan yang terasa dingin setelah di
celupkan ke air es akan mati rasa saat di celupkan di air biasa, tetapi ketika telunjuk kiri
yang sebelumnya di celupkan ke air panas 40 derajat terasa panas kemudian dicelupkan ke
air biasa akan terasa dingin.
Hal ini karena kulit sebagai thermoreseptor mendeteksi panas dan dingin. Telunjuk
kanan terasa dingin dan kebas karena adanya badan Krausse pada kulit sensorik,
sementara telunjuk kiri terasa panas atau hangat karena adanya badan ruffini pada
kulit sensorik tangan ini dikarenakan pada tangan kanan terjadi penurunan kalor sehingga
terasa mati rasa. Sementara pada tangan kiri terjadi pelepasan kalor sehingga terasa
dingin.
2 A. Saat bagian kulit punggung tangan yang kering ditiup dirasakan dingin karena
terjadi penguapan pada permukaan pungung tangan dengan mengambil panas dari
kulit

B. Sementara bagian kulit punggung tangan yang basah ditiup dirasakan dingin
karena terjadi penguapan air yang mengambil kalori dari bagian kulit yang basah.

C. Saat pungung tangan dioleskan alkohol tangan akan terasa lebih dingin karena titik
penguapan alkohol lebih rendah dari air sehingga mengambil kalor lebih banyak dari
permukaan kulit.
KESIMPULAAN
Kita dapat membedakan secara subjektiv antara suhu
panas dan suhu dingin, karena kita memiliki reseptor pada
tubuh yang dapat mengenali perbedaan suhu dan mampu
beradaptasi terhadap suhu, kita dapat merasakan panas pada
kulit karena adanya badan krausse pada kulit sensorik tangan.
 
AKTIVITAS 2
REAKSI-REAKSI DIKULIT
PEMBAHASAN
AKTIVITAS 2
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa dalam
kotak pada telapak tangan lengan bawah, kuduk dan pipi memiliki lebih dari satu
respon terhadap dua jenis rangsangan yang berbeda (panas, dingin,). Hal ini dapat
terjadi karena pada tangan terutama pada bagian telapak tangan terdapat banyak
sekali reseptor dengan ujung saraf bebas. Reseptor – reseptor ini terletak pada
titik – titik yang berbeda dan terpisah, selain itu reseptor – reseptor ini hanya
bekerja sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, tidak semua dalam satu kotak
tersebut memiliki semua respon dari rangsang yang diberikan. Sama halnya
dengan percobaan I bahwa rangsang panas hanya akan dirasakan oleh reseptor
panas saja, yaitu ujung ruffini, rangsang dingin oleh badan Krause, Rangsang
tekan atau taktil oleh badan paccini dan rangsang nyeri oleh ujung – ujung saraf
yang tak bermielin
Sesuai dengan reaksi yang kelompok kami cobai, ada perbedaan antara titik rasa panas
dengan titik rasa dingin pada telapak tangan, lengan bawah,pipih,kuduk, seperti ;
 telapak tangan, titik rasa panasnya 4 titik sedangkan pada rasa dingin terdapat
pada semua titik.
 lengan bawah, titik rasa panasnya 4 titik sedangkan pada rasa dingin terdapat pada
6 titik.
 pipih, titik rasa panasnya 5 titik sedangkan pada rasa dingin terdapat pada 8 titik.
 kuduk, titik rasa panasnya 7 titik sedangkan pada rasa dingin terdapat pada 8 titik.
pada permukaan kulit, distribusi reseptor berbeda dan tidak merata.reseptor dingin
lebih banyak dibandingkan dengan reseptor panas. Hilangnya sensasi
disebabkan oleh kenyataan bahwa reseptor beradaptasi terhadap stimuli.
Dengan demikian tidak membentuk impuls saraf sampai terjadi perubahan stimulus.
Nyeri acuan adalah fenomena asing penerimaan nyeri dalam satu cara tubuh jika area
lain menerima stimulus.
Pada kegiatan ini kita dapat mengetahui bahwa suhu dingin pada kulit 3-4 kali lebih banyak
daripada reseptor hangat dan tidak merasakan rasa nyeri karena badan krausse memiliki
ujung-ujung saraf yang bermielin. Sedangkan pada reseptor hangat merasakan rasa nyeri
pada kulit karena pada ujung ruffrini ujung sarafnya tidak bermielin.
AKTIVITAS 3
LOKALISASI RASA TEKAN
Area Jarak Rata-rata

I II III

Ujung jari 6 3 5 4,6

Lengan Bawah 5 1 0 2

Lengan Atas 10 9 12 10,3

Pipi 8 7 1 5,3

Kuduk 11 4 15 10

Telapak 3 14 10 9
MBAHASAN AKTIVITAS 3
Sesuai hasil kami lengan bawah memiliki jarak yang paling pendek, karena lengan
bawah pada manusia coba memiliki kepekaan peraba yang sangat besar, sedangkan
pada lengan atas memiliki jarak yang paling lebar, karena memiliki kepekaan peraba
yang rendah.
Istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsangan taktil
disebut Two Point Localization (TPL).
Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua
ujung disebut diskriminasi dua titik. Bila jarak kurang dari 50 mm(5 cm) berarti
syaraf raba baik dan bila jarak lebih dari 50 mm(5 cm) menunjukkan syaraf
raba kurang baik. Berdasarkan data yang diperoleh pada telapak tangan, lengan
bawah,lengan atas, tengkuk,pipi dan ujing jari jarak antara titik tekan dan titik yang
ditunjuk dengan rata-rata jarak yang didapat antara lain, 9 mm (0,9 cm); 2 mm(0,2
cm); 10,3(1,03) mm; 10 mm (1 cm); 5,3 mm(0,53); 4,6 mm(0,46 cm), menunjukkan
bahwa persyarafan kulit pada manusia coba yang diuji masih dalam keadaan baik.
KESIMPULAN
Manusia memiliki kemampuan untuk melokalisasi taktil atau merasakan
dan memastikan secara tepat dimana rangsangan diberikan di bagian
tubuhnya. Ujung jari memiliki ketepatan paling tinggi untuk melokalisasi
taktil karena ujung jari kaya akan saraf sehingga fokus terhadap rangsang
yang diberikan lebih tinggi dan akurat. Hal ini sesuai dengan homunkulus
sensorik bahwa tangan memiliki porsi saraf yang paling banyak, dengan
melihat fungsi tangan yang sangat penting.
AKTIVITAS 4 RASA TEKAN
PEMBAHASAN AKTIVITAS
4 Pada percobaan kali ini diskriminasi di lakukan pada ujung jari, kuduk, dan pipi,sesuai
dengan hasil percobaan kami Rangsang ambang pada ujung jari tangan sangat kecil
dikarenakan sensitifitas reseptor untuk mendeteksi rasa nyeri lebih tinggi pada ujung jari
dibandingkan pada kuduk dan juga pipi. Sehingga rangsang ambang pada ujung jari lebih
rendah dibandingkan dengan rangsang ambang pada kuduk dan pipi yang ditunjukkan
melalui jumlah titik nyeri yang dirasakan oleh manusia coba. Ambang diskriminasi taktil
untuk tiap reseptor berbeda-beda tergantung dari kepekaan reseptor. Rangsang yang  
diberikan secara simultan ( serentak ) memiliki ambang diskriminasi yang lebih besar
dibandingkan secara suksesif (berturut-turut ) pada percobaan khususnya pasa suksesif ujung
jari.Uji simultan diskriminasi dua titik adalah salah satu aplikasi pengecekan ke normalan
sistem motorik seseorang . Hasil normal uji ini adalah antara 0,2,4,6,8,10. Rata rata yang di
gunakan yaitu simultan ataupun suksesif yang bertitik 2,Teknik lainnya yang digunakan saat
ini adalah uji monofilamen dan sensitometer punggungan. Pada kedua teknik initingkat
kepulihan fungsional diketahui dengan membandingkan terhadap ekstremitas
kontralateral(jika normal).
KESIMPULAN
Manusia memiliki kemampuan untuk mendiskriminasikan 2
titik, yang disebut sebagai two-point discrimination. Ambang 2
titik yang terkecil dapat ditemukan pada ujung jari sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa ujung jari memiliki medan reseptif yang
kecil dengan komposisinya yang kaya akan saraf. Sedangkan,
pemisahan 2 titik di tengkuk lebih sulit dibedakan.
AKTIVITAS 5
DISKRIMINASI KEKUATAN
RANGSANGAN. Hukum Weber-
Fechner
PEMBAHASAN AKTIVITAS 5
Percobaan ini adalah untuk membuktikan hukum Weber-Fechner yang berbunyi,
“kemampuan membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa pada umumnya
tidaktergantung pada kekuatan mutlak rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan
relatifnya
Dalam percobaan ini kedua ujung sikut menempel pada meja, lalu kedua lengan bawah
dilarang menempel pada meja. Dan telapak tangan manusia diberi wadah untuk
mengetahui apa yang dirasakan, awal mula telapak tangan diberi beban 5g namun
belum merasakan apapun, beban ditambah 10g dan juga belum merasakan berat apapun,
namun saat ditambahkan beban 50 g manusia coba mulai merasakan berat pada telapak
tangan kiri, semakin beban bertambah maka semakin terasa berat pada kedua telapak
hingga berat beban 500 g telapak tangan beratnya mulai seimbang, disini manusia coba
sudah dapat membedakan berat secara relative sesuai dengan apa yang dia rasakan.
iter
KESIMPULAN
JupDiskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)Pada percobaan ini, manusia coba tidak dapat
membandingkan beban pada tangan saat menggunakan berat 10 g. Namun semakin berat beban yang digunakan,
mahasiswa coba semakin dapat membandingkan dan merasakan beban yang diletakkan pada jari
tangan.Percobaan ini adalah untuk membuktikan hukum Weber-Fechner yang berbunyi,
“kemampuan membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan
mutlak rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan Relatifnya.’’
AKTIVITAS 6
KEMAMPUAN DISKRIMINASI
PEMBAHASAN AKTIVITAS 6
Percobaan kali ini Orang percobaan dapat membedakan benda-benda yang di coba
dengan cara memegang dan meraba bentuk benda tersebut.OP dapat membedakan
kekasaran, bentuk dan bahan benda, karena perasaan taktil dapat dibedakan menjadi
perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus, juga OP memiliki memori di otaknya
yaitu memori jangka panjang, yang akan diingat selamanya. Dengan ingatan bahwa
benda-benda memiliki bentuk, kekasaran, dan bahan yang khas, sehingga dapat
membedakan dengan meraba atau memegang benda tersebut. Sesuai hasil dari
percobaan kami Orang percobaan dapat menjawab secara benar, apa yang di tunjuk,
dan berarti orang tersebut adalah normal. Itu disebabkan karena orang tersebut
memiliki otak yang berfungsi sebagai memori, dimana dia dapat menghafal lokasi
organ tubuhnya, dan juga op tersebut memiliki reseptor yang baik dimana reseptor
reseptor ini dapat bekerja sesuai dengan fungsinya sehinga membantu dalam
membedakan kekasaran, ukuran dan bentuk dengan tepat.
KESIMPULAN AKTIVITAS 6
Venus is the seconManusia coba dapat membedakan derajat
kekasaran amplas, mendeskripsikan bentuk benda-benda yang
disediakan, dan dapat menyebutkan sifat bahan pakaian yang
dirabanya, hal ini dikarenakan adanya reseptor kinaesthesia,
yang membuat manusia dapat membedabedakan benda tanpa
memerlukan penglihatan secara visual (mata tertutup). Reseptor
tersebut juga bisa membuat sensasi raba, tekanan dan getaran.

Anda mungkin juga menyukai