OLEH :
ANGGUN OCTAVIEARLY P.
121610101042
LABORATORIUM FISIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
BAB I
DASAR TEORI INDERA RASA KULIT
Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris
pada reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
philogenesis, jalur-jalur syaraf spinal, dan daerah cortex cerebri.
Golongan pertama, yakni paleo-sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif
atau rasa-rasa vital, antara lain rasa raba, rasa tekan, nyeri, dingin, dan panas.
Syaraf-syaraf afferen dari rasa-rasa ini bersinap dengan interneuron-interneuron
yang bersinap lagi dengan motor-motor neuron dari medulla spinalis dan juga
dengan thalamus dan cortex cerebri melalui traktus spinotalamicus. Indera
somatik merupakan mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari
tubuh. Indera somatik dapat digolongkan menjadi tiga jenis fisiologis yaitu indera
somatik mekanoreseptif yang dirangsang oleh pemindahan mekanis sejumlah
jaringan tubuh, indera termoreseptor yang mendeteksi panas dan dingin, dan
indera nyeri yang digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan.
Percobaan untuk mendeteksi rasa panas dan dingin dilakukan dengan
memasukkan telunjuk ke dalam air es, air panas 40⁰C, dan air dengan suhu kamar
(air PDAM). Jari telunjuk yang dimasukkan ke dalam air es lalu dimasukkan ke
dalam air dengan suhu kamar (air PDAM) terasa lebih hangat, sedangkan jari
telunjuk yang dimasukkan ke dalam air panas 40⁰C terasa lebih dingin saat
dimasukkan ke dalam air dengan suhu kamar (air PDAM). Hal ini disebabkan
karena adanya perbandingan atau perbedaan relatif indera rasa kita saat merasakan
panas dan dingin, bukan kekuatan mutlak dari suhu suatu benda.
Pada percobaan meniup punggung tangan, mahasiswa coba merasa dingin
karena terjadi penguapan pada permukaan punggung tangan dengan mengambil
panas dari kulit. Saat punggung tangan dibasahi oleh air kemudian ditiup, air akan
menyerap kalor untuk menguap, tetapi proses penguapan air lebih lama
dibandingkan dengan proses penguapan alkohol. Maka dari itu, saat mahasiswa
coba mengoleskan alkohol terlebih dahulu, tiupan akan terasa lebih dingin
dibanding saat diberi air. Hal ini disebabkan karena titik penguapan alkohol lebih
2
rendah dari air sehingga mengambil kalor lebih banyak dari permukaan kulit dan
mahasiswa coba merasa lebih dingin.
Pada percobaan dengan alkohol pada kulit, mula-mula timbul rasa dingin
lalu disusul rasa panas. Rasa dingin ini disebabkan oleh penguapan alkohol, tetapi
karena proses penguapan alkohol berlangsung cepat, maka lama-kelamaan alkohol
menguap habis dan suhu permukaan kulit kembali normal. Saat permukaan kulit
kembali ke suhu normal, mahasiswa coba merasakan panas karena kulit
mengalami kenaikan suhu.
Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan, bila suatu rangsang tetap
diberikan secara terus-menerus pada suatu reseptor, frekuensi potensial aksi di
saraf sensorik lama-kelamaan akan menurun. Hal ini yang dinamakan dengan
adaptasi. Dengan adanya proses adaptasi pada tubuh seseorang, rasa panas yang
dirasakan pada percobaan meniup punggung tangan dengan mengoleskan alkohol
sebelumnya akan hilang dan tidak berlangsung terus-menerus.
Golongan kedua adalah gnostic atau neo-sensibilities yang meliputi rasa-
rasa yang sangat dideferensiasikan, antara lain sensasi raba yang membutuhkan
rangsangan dengan derajat lokalisasi tinggi, sensasi getaran, sensasi posisi tubuh,
sensasi tekan yang berkaitan dengan derajat penentuan intensitas tekanan. Syaraf-
syaraf afferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama
dialirkan melalui traktus dorsospinalis ke daerah sensoris di dalam cortex cerebri
setelah diintegrasikan seperlunya.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dibuktikan bahwa tubuh memiliki
tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan
kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada hasil
percobaaan kami, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling
tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk, lengan bawah, dan telapak tangan. Pada
pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat 21 titik reseptor, dengan
kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah pada percobaan
ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa panas
yang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan telapak
3
tangan lebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga dirasakan
rasa tekan.
Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni
pada titik-titik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan
kira-kira 1 mm. Pada sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-
kira tiga sampai sepuluh kali reseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh
jumlah reseptor bervariasi, 3-5 titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik
dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaan dada yang luas. Sedangkan
jumlah titik hangatnya lebih sedikit. Alat indera untuk nyeri adalah ujung saraf
telanjang yang terdapat di hampir semua jaringan tubuh.
Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang
sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba
umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi
tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam,
dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat sensoris yang berulang dengan cepat,
tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan
untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi.
Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat
ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat
mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba dengan kepekaan khusus adalah
korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang merangsang serabut
saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak di dalam ujung jari,
bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan
sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor ini
terutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat letak
tubuh bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang diraba.
Guyton menyebut golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem
anterolateral. Sedangkan untuk golongan neo-sensibilities, guyton menyebut
dengan golongan sistem kolumna dorsalis-lemnikus medialis. Sistem anterolateral
atau paleo-sensibilities mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh
4
sistem dorsalis, yaitu kemampuan unutk menjalarkan modalitas sensasi yang
sangat luas.
5
BAB II
HASIL PENGAMATAN
DATA PENGAMATAN I
2.3.1.1. Rasa Panas dan Dingin
A. Jari Tangan
6
DATA PENGAMATAN II
Jumlah Reseptor
Perlakuan
rasa-rasa Kulit
Telapak
No.
Lengan
Bawah
Kuduk
tangan
Pipi
Telapak Tangan 1. Nyeri 9 9 9 9
Lengan Bawah 2. Tekan 9 9 9 9
Suhu
3. 9 9 9 9
Dingin
Suhu
4. 9 9 9 9
Panas
Sensibilitas
7
DATA PENGAMATAN III
DATA PENGAMATAN IV
8
B. Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan
DATA PENGAMATAN V
Neosensibilitas
2.3.3. Diskriminasi kekuatan rangsangan- hukum Weber-Fechner
Ulangan (mm)
No. Beban Awal (g) Rerata
I II III
1. Beban awal 5 g - + + +
2. Beban awal 10 g ++ ++ + ++
3. Beban awal 50 g +++ +++ +++ +++
4. Beban awal 100 g ++++ ++++ ++++ ++++
5. Beban awal 200 g +++++ +++++ ++++++ +++++
Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan
100
Beban yang Dirasakan (g)
80
60
40
20
0
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
9
PERTANYAAN
Mengapa :
DATA PENGAMATAN VI
Telapak Lengan
Kekasaran Jari Tangan Kuduk
Tangan Bawah
No. Kertas
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
Gosok
I II III I II III I II III I II III
1. 0
2. 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ×
3. 2 √ √ √ √ √ √ × √ √ √ √ √
4. 3 √ √ √ × √ √ √ √ √ √ √ √
Telapak Lengan
Jari Tangan Kuduk
Tangan Bawah
No. Bentuk
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
I II III I II III I II III I II III
1. Bulat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Balok √ √ √ √ √ √ √ × √ × √ √
3. Kotak √ √ √ √ √ √ √ × √ × √ √
4. Segitiga √ √ √ √ √ √ √ √ √ × × √
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jari Tangan
B. Punggung Tangan
11
2.3.1.2 Reaksi – Reaksi di Kulit
Jika dilihat dari hasil percobaan, menunjukkan bahwa pada bagian telapak
tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi memiliki saraf sensorik terhadap
rangsangan nyeri, tekan, suhu dingin dan suhu panas yang sama. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil percobaan yang membuktikan orang coba dapat
merasakan keempat macam rangsangan tersebut di berbagai bagian yang
berbeda dari telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi. Ini
menunjukkan bahwa di seluruh kulit terdapat saraf sensorik terhadap
rangsangan nyeri, tekan, suhu dingin, suhu panas, dan lainnya.
12
2.3.2.2 Neosensibiltas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan
13
Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk mendeskriminasi ukuran
suatu benda dengan menggunakan bagian tubuh yaitu jari tangan dan lengan
bawah dan menggunakan ukuran 1; 2; 3; dan 4, didapatkan hasil bahwa
orang coba kesulitan mengenali ukuran 1 dan 2 dengan menggunakan jari
tangan. Namun dapat mengenali benda ukuran 3 dan 4. Namun dengan
menggunakan lengan bawah, orang coba hanya dapat mengenali benda
dengan ukuran 4 saja. Yang artinya orang coba kesulitan mengenali benda
ukuran 1; 2; dan 3. Jadi dapat disimpulkan bahwa jari tangan lebih peka
dibandingak dengan lengan bawah.
14
BAB IV
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall.2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
16
17