Referat Forensik Toksikologi
Referat Forensik Toksikologi
BAB I
PENDAHULUAN
pada vaskularisasi plasenta, (4) teori adaptasi kardiovaskular, (5) teori defisiensi
5
gizi, (6) teori inflamasi, dan (7) teori genetik .
Preeklamsia merupakankan komplikasi kurang lebih 9 persen dari
kehamilan di seluruh dunia. Preeklamsia dan eklamsia merupakan kausa utama
morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Setiap tahun hampir 40000
wanita terutama di negara berkembang meninggal oleh karena preeklamsia atau
eklamsia. Preeklamsia atau eklamsia merupakan kausa utama kedua terjadinya
kematian maternal di Pakistan. kekurangan asupan kalsium didapatkan pada
sebagian besar kasus studi yang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.
Hipotesis yang menyatakan kalsium merupakan faktor predisposisi pertama kali
disebutkan pada tahun 1980. Pada suku Indian maya di amerika selatan yang
mendapatkan asupan kalsium tinggi dari jeruk nipis, memiliki insidensi
preeklamsia yang rendah. Wanita dengan asupan kalsium yang rendah memiliki
peningkatan rata-rata tekanan darah, yang menjadi predisposisi terjadinya
6
preeklamsia .
Faktor Mineral dan gizi memainkan peran sebagai salah satu etiologi
7
preeklamsia . Beberapa studi melakukan penelitian asupan kalsium pada
kehamilan normal dan kehamilan dengan komplikasi. Korelasi antara asupan
kalsium, kadar plasma kalsium, dan insidensi dari preeklamsia telah diteliti.
Manfaat potensial yang didapat pada suplemen kalsium selama kehamilan yang
menurunkan preeklamsia, telah banyak digali. Perubahan fungsi vaskuler
8
memainkan peran penting dalam kontrol resistensi vaskuler dan tekanan darah .
Menurut epidemiologik dan studi klinik menunjukkan adanya hubungan yang
―berkebalikan‖ antara asupan kalsium dengan perkembangan preeklamsia dan
eklamsia. Banyak penelitian menghubungkan efek protektif dari pemberian
kalsium pada wanita hamil. Terdapat data-data substansial suplemen kalsium
selama kehamilan berhubungan dengan penurunan penyakit hipertensi dalam
kehamilan. Walaupun menunjukkan pengaruh yang berbeda-beda dari nilai dasar
asupan kalsium pada populasi dan faktor resiko yang sebelumnya ada. Penelitian
sebelumnya oleh Hofmyer dan kawan-kawan, suplemen kalsium selama
kehamilan memiliki efek yang signifikan untuk menurunkan resiko preeklamsia.
3
Efek yang menonjol ditunjukkan pada beberapa studi dimana partisipan yang
mendapatkan asupan kalsium rendah dibandingkan dengan yang mendapatkan
9
asupan kalsium yang adekuat .
Suplemen kalsium memainkan peranan yang penting dalam pencegahan
hipertensi dalam kehamilan dengan menjaga kadar ion kalsium dalam rentang
(range) fisiologis. Pada beberapa studi menunjukkan bahwa menjaga rentang ini
adalah sangat penting dalam sintesis substansi vasoaktif seperti prostasiklindan
nitric oxide pada endotel dalam mempertahankan fungsi endotel normal dan
menurunkan tekanan darah. Efek penurunan tekanan darah oleh suplemen
kalsium nampak secara jelas oleh beberapa studi pada populasi dengan pada
hipertensi ringan sampai sedang. Repke dan villar mengamati 65% penurunan
serum hormon paratiroid. Penurunan serum hormon paratiroid oleh asupan
suplemen kalsium menghasilkan penurunan ion kalsium intraseluler menyebabkan
10
relasasi myocite tingkat arteriolar dan mengakibatkan penurunan tekanan darah .
Peningkatan kalsium intraseluler menyebabkan vasokontriksi, dan peningkatan
peripheral resisten, akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah11.
Hipotesis menyatakan asupan kalsium yang rendah menyebabkan
peningkatan tekanan darah tinggi dengan merangsang pelepasan hormone
paratiroid dan atau renin yang mengarah terjadinya peningkatan konsentrasi
kalsium intra seluler dalam vaskuler sel otot polos dan mengakibatkan
vasokontriksi.
Peranan suplemen kalsium dalam menurunkan gangguan preeklamsia dan
eklamsia adalah dengan menurukan pelepasan kalsium paratiroid dan konsentrasi
kalsium intraseluler, akhirnya terjadi penurunan kontraksi otot polos dan
9
peningkatan vasodilatasi .
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PREEKLAMSIA
2.1.1 Definisi
Preeklamsia merupakan suatu kelainan multisistem spesifik pada
kehamilan yang mempengaruhi baik ibu (melalui disfungsi pembuluh darah)
maupun janin (melalui hambatan pada pertumbuhan janin). Kelainan ini ditandai
dengan adanya vasospasme dan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer
1,2,3
yang menyebabkan terjadinya penurunan perfusi organ .
Preeklampsia adalah suatu sindrom spesifik pada kehamilan dengan gejala
1,2,3
klinis berupa penurunan perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel .
Preeklamsia hingga saat ini masih merupakan komplikasi serius dalam kehamilan dan
2
patofisiologinya masih belum diketahui dengan pasti . Kelainan yang bersifat
progresif cepat ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah, edema ekstrimitas
bawah dan timbulnya protein dalam urin. Preeklamsia memberikan dampak bagi
kesehatan baik ibu maupun janin yang dikandungnya. Bagi janin, preeklamsia
menyebabkan terjadinya hambatan pertumbuhan. Bagi ibu, komplikasi preeklamsia
meliputi kegagalan ginjal, HELLP syndorme (haemolysis, elevated liver enzymes,
1,3
and thrombocytopenia), kejang dan stroke atau bahkan kematian .
2.1.2 Epidemiologi
Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi medis yang paling sering
dalam kehamilan, dan mengenai sekitar 5 - 15% dari seluruh kehamilan.
Diseluruh dunia dilaporkan adanya 50.000 sampai 70.000 kematian tiap tahunnya
akibat preeklampsia. Kelainan ini merupakan penyebab dari sekitar 16% kematian
ibu di negara maju. Di Amerika Serikat dilaporkan angka kejadian preeklampsia
4
sekitar 5% hingga 8% dari seluruh kehamilan .
Angka kejadian preeklampsia di Indonesia bervariasi antara 2,1-8,5%. Di
RSUP Sanglah Denpasar, Ardhana, 1997, melaporkan angka kejadian
preeklampsia sebesar 1,8%, sedangkan Oka dan Surya, 2002-2003, melaporkan
4
5
kejadian preeklampsia sebesar 5,83% dari 7.552 persalinan dalam kurun waktu
tersebut. Dengan demikian, dari data tersebut dapat disimpulkan terdapat
5
kecenderungan peningkatan angka kejadian preeklampsia .
2.1.4 Diagnosis
Hipertensi dalam kehamilan dalam adalah : preeklamsia, eklamsia,
4
gestational hipertensi, superimposed preeklamsia . Preeklamsia muncul pada
umur kehamilan setelah 20 minggu disertai hipertensi dan proteinuria. Hipertensi
dalam kehamilan didefinisikan dengan tekanan sistolik ≥ 140 atau tekanan
diastolic ≥ 90 mmhg, pada wanita tanpa tekanan darah normal sebelum
4
kehamilan. Proteinuria adalah ekskresi protein urin ≥ 300 mg/24 jam
Kriteria penegakkan diagnosis dan klasifikasi preeklamsia yang digunakan
saat ini adalah menurut National High Blood Pressure Education Program
12,13
Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (2000) , yaitu :
Preeklampsia :
Kriteria minimal
- Tekanan darah 140/90 mm Hg setelah umur kehamilan 20 minggu
6
2.1.5 Etiopatogenesis
Pelbagai penelitian pada preeklampsia telah dilakukan untuk mencari
faktor risiko, etiologi, maupun intervensi yang terbaik untuk preeklampsia, tetapi
konsensus yang telah ada untuk preeklampsia masih kurang. Sejumlah teori
mengenai mekanisme etiopatofisiologi preeklamsia telah banyak didiskusikan,
tetapi teori-teori etiologi dan patogenesis tersebut masih belum dapat dibuktikan
1
secara pasti . Karena itulah preeklamsia masih digambarkan sebagai sebuah
―disease of theories”. Dari banyak teori yang telah dikemukakan, tidak ada satu
pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori tersebut diantaranya
adalah (1) teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel, (2) teori
intoleransi imunologik antara ibu dan janin, (3) teori kelainan pada vaskularisasi
plasenta, (4) teori adaptasi kardiovaskular, (5) teori defisiensi gizi, (6) teori
4
inflamasi, dan (7) teori genetik .
penurunan tekanan darah, penurunan resistensi, dan peningkatan aliran darah pada
daerah uteroplasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi
jaringan meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.
5
Proses ini dikenal dengan istilah remodeling arteri spiralis .
Pada preeklampsia tidak terjadi invasi sel – sel trofoblas pada lapisan otot
arteri spiralis. Lapisan otot menjadi kaku dan keras, sehingga lumen arteri spiralis
tidak mungkin menjadi distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif
mengalami vasokonstriksi, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan
terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta yang tentunya akan berpengaruh juga
5
terhadap keadaan janin intra uterin .
Normal
Preeklamsia
Gambar 2.1 Plasentasi pada kehamilan normal dan plasentasi abnormal pada
2
preeklamsia
8
1,14
proses peroksidasi lemak . Peroksida lemak ini merupakan komponen yang
sangat reaktif sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel endotel,
bahkan juga dapat merusak komponen sel lainnya. Kerusakan atau gangguan pada
struktur endotel karena produk peroksidasi lemak ini berperan penting
1,15
menyebabkan gangguan fungsi endotel
rusak yang juga akan menghasilkan tromboksan A2, (3) perubahan khas pada
kapilar glomerulus berupa glomerular endotheliosis, (4) peningkatan
permeabilitas kapiler, (5) peningkatan faktor koagulasi. Keseluruhan dari
gangguan disfungsi endotel ini secara bersama-sama dianggap bertanggung jawab
1,5
menyebabkan timbulnya gejala klinis preeklampsia .
Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel diatas telah
didukung oleh banyak peneliti yang menganggap preeklamsia sebagai salah satu
penyakit dengan ketidak seimbangan antioksidan / oksidan. Bukti-bukti telah
bertambah terus selama lebih dari 20 tahun terakhir. Banyak peneliti yang
menemukan bahwa preeklampsia merupakan keadaan dengan disfungsi endotel
menyeluruh, termasuk perubahan respon vaskular yang kehilangan resistensinya
terhadap agen-agen vasokonstriktor seperti norepinephrine dan angiotensin II,
berkurangnya produksi prostasiklin endothelial, dan peningkatan produksi
fibronektin selular. Semua gambaran preeklamsia diatas dimiliki juga oleh
sejumlah kelainan medis (atherosclerosis, diabetes, sepsis, dan cedera iskemik-
reperfusi) yang bersama-sama diperkirakan penyebab utamanya adalah adanya
1,16
stres oksidatif .
2.2 KALSIUM
2.2.1 Metabolisme kalsium
Kalsium memegang peranan penting dalam berbagai proses fungsi
fisiologis didalam tubuh yaitu proses pembekuan darah , bersama dengan natrium
dan kalium mempertahankan potensial membran, tranduksi sinyal antara reseptor
hormon, Eksitabilitas neuromuskuler, integritas membran sel, reaksi-reaksi
enzymatik, proses neurotranmisi, membentuk struktur tulang dan sebagai
17
cadangan kalsium tubuh.
Kadar kalsium dalam plasma ditentukan oleh absorbsi kalsium pada
saluran cerna, resorbsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui tinja,
urin, dan keringat. Pengaturan keseimbangan kalsium dipengaruhi oleh hormon
18
paratiroid, kalsitonin dan vitamin D .
11
vitamin D (1,25 D2 ) dan hormon paratiroid. Sediaan obat yang mengandung besi
dan kalsium dalam obat multivitamin juga menghambat absorbsi besi. Suatu
cara ,tepat efektif dan tidak mahal untuk menghindari gangguan absorbsi besi
adalah memisahkan ke dua sediaan tersebut.
2. Ekskresi
Kalsium melalui urin rata-rata 100-400 mg/hari, kalsium yang difiltrasi
glomerulus sebagian besar diabsorbsi kembali pada bagian proximal tubulus
renalis loop henle dan sedikit pada bagian distal tubulus renalis.
3. Keseimbangan pembentukan dan resorsbsi tulang
4. Regulasi hormonal
A. Hormon paratiroid
Hormon paratiroid berfungsi untuk mempertahankan kadar kalsium dalam
cairan ekstraseluler dengan mekanisme umpan balik.
B. Vitamin D
Bentuk aktif vitamin D yang disebut dengan 1,25 dihidroxykolecalsiferol
(1,25-(OH)2 D3 secara langsung mempengaruhi absorbsi kalsium di usus
bersama dengan hormon paratiroid bekerja secara sinergis meningkatkan
resorbsi kalsium dari tulang.
C. Kalsitonin
Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yang mempunyai sifat yang
berlawanan dengan hormon paratiroid, yaitu menyebabkan efek
hipokalsemia. Sekresi kalsitonin berbanding lurus dengan kadar kalsium
12
Nilai normal kadar kalsium adalah sebagai berikut: kalsium total 8,9-109
mg/dL (2,2-2,5 mmol/L), kalsium yang terikat protein 4,1-4,7 mg/dL (1,0.-
1,2 mmol/L); kalsium yang terionisasi 4,1-4,7 mg/dL (1,0-1,2 mmol/L) ;
kalsium kompleks 0,7-0,8 mg/dL (0,18-1,2 mmol/L). Nilai untuk kalsium
total dibawah 8,9 mg/dL (2,2 mmol/L) menunjukkan hipokalsemia dan
17
nilai diatas 10,1 mg/dL (2,5 mmol/L) menunjukkan hiperkalsemia
tidak mengalami perubahan rerata kadar kalsium total darah pada wanita. Hasil
akan menurun sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan yaitu: trimesrter I:
9,6±0,26 mg/dL, trimester II: 9,12 ± 0,28mg/dL, dan pada trimester III: 8,92±0,32
20,21
mg/dL .
terjadi peningkatan 1,25 dihidroxi vitamin D(1,25 D3) sampai 2 kali lipat
darah pada bayi. Secara kontras pada beberapa studi ditemukan asupan suplemen
kalsium sebanyak 2 gram setiap hari tidak berpengaruh menurunkan insiden atau
6
beratnya hipertensi dalam kehamilan .
Vitamin D (cholecalciferol) faktor utama dalam absorbsi kalsium dan
metabolismenya. Cholecalsiferol dibentuk oleh kulit selama terpapar oleh sinar
matahari (radiasi ultraviolet), dan juga diabsorsi dari makanan. Absorbsi
cholecalsiferol dirubah didalam hati menjadi 25(OH) cholecalsiferol atau
25(OH)D, dan kemudian di hidroksilasi oleh 1α –hydoxilase dalam ginjal menjadi
1,25 dihydroxycholecalciferol atau 1,25(OH)2D3, bentuk paling aktif dari group
2+ 8
Gambar 2.2 Regulasi dari Ca plasma .
2+
memelihara dari penurunan kadar Ca terutama dengan menghambat osteoklas
2+ 8
dan menekan mobilisasi Ca dari tulang .
2+ 2+
Selama kehamilan Ca ditransfer ke fetus melalui plasenta. Syarat Ca
tinggi selama kehamilan membutuhkan adaptasi fisiologis dari mekanisme
2+
homeostatik termasuk absorbsi, ekskresi urin, dan menyerahkan Ca tulang
maternal. Mekanisme ini sebagian dipengaruhi oleh estrogen plasenta,
2+
progesterone dan HCG. Absorsbi Ca oleh intestinal muncul selama minggu
pertama kehamilan dan maksimal pada trimester terakhir. Sebaliknya, ekskresi
2+
Ca melalui urin menurun selama kehamilan. Biochemical penanda pembentuk
tulang (osteocalcin serum dan alkali fosfate tulang) dan degradasi tulang (N-
2+
telopeptida tipe kolagen 1) meningkat selama kehamilan. Absorbsi Ca
berhubungan dengan serum 1,25(OH)2D3 dan PTH. Kadar Plasma 1,25(OH)2D3
meningkat pada awal kehamilan melalui peningkatan aktifitas 1α-hydrroxylase,
tetap tinggi sampai dengan kelahiran, dan menjadi normal selama laktasi. Kadar
2+
estrogen, prolaktin dan laktogen plasenta, yang terlibat dalam absorsi Ca ,
8,27
meningkat bersamaan .
2+
Selama kehamilan normal, peningkatan kadar 1,25(OH) 2D3, absorbsi Ca
intestinal menjadi hiperkalsemia, yang menyebabkan kadar PTH turun. Sebagai
2+
respon dari hiperkalsemia, kalsitonin disekresikan dan menekan reabsorsi Ca di
tubulus renalis menjadi hiperkalsiuria. Kalsitonin juga memiliki meniadakan efek
resorpsi 1,25(OH)2D3 dari tulang dan akhirnya melindungi tulang maternal. Beberapa
2+
studi, Ca dalam urin pada kehamilan berhubungan dengan peningkatan serum PTH.
Kadar PTH rendah pada awal kehamilan.rendah pada pertengahan kehamilan. Tetapi
28
meningkat pada akhir kehamilan . Penelitian lain menunjukkan selama kehamilan
kadar PTH tidak berbeda dari kadar kontrol yang tidak hamil. Pada 2 tikus yang
hamil, kadar PTH lebih tinggi,daripada tikus tidak hamil. Hasil berlawanan
2+
ditunjukkan bahwa kadar PTH dan Ca lebih rendah pada tikus dengan kehamilan
28
normal dibandingkan tikus tidak hamil .
sel-tergantung NO— alur guanylate cyclase. Level terendah dari maternal total
kalsium berhubungan dengan peningkatan permintaan fetal kalsium dan
berhubungan dengan peningkatan maternal oestiogen yang menghalangi resorbsi.
Sebagai mekanime kompensatori produksi produksi parathormon meningkatkan
intestinal absorbsi tetapi di waktu yang bersamaan meningkatkan intraseluler ion
2+
Ca bebas yang menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah.
Suplemen kalsium menurunkan keadaan hiperparatiroid yang pada akhirnya
6
menurunkan kalsium intraseluler dan tekanan darah . Pada kehamilan aterm, fetus
mengambil hampir 30 gram kalsium dari kalsium ibu, yang diambil dari tulang
ibu, apabila asupan kalsium ibu rendah. Sebagai tambahan wanita yang
mengkomsumsi kalsium yang tinggi sewaktu kehamilan memiliki kadar kalsium
yang lebih tinggi didalam ASI dan bayi yang dilahirkan pada ibu dengan
konsumsi kalsium yang tinggi mempunyai mineralisasi tulang yang lebih baik dan
6
tekanan darah yang lebih rendah pada kehidupan nantinya .
↑Dietary ca
↓
↓ PTH, ↓Vit D, ↓Aldosterone
↓ Digoxin like substances, Other factors
Na/Ca exchange
Na+ Efflux of Ca++
Ca/Mg Atpase Ca ++ Reduced Intracellular [Ca i]
Asupan kalsium yang rendah penyebab tekanan darah tinggi yang dipicu
oleh pelepasan hormon paratiroid atau renin yang menyebabkan peningkatan
kalsium intraseluler pada vascular smooth muscle dan memicu vasokontriksi. Aksi
dari suplemen kalsium menurunkan pelepasan paratiroid dan intraseluler kalsium
dan menyebabkan penurunan kontraktilitas smooth muscle. Dengan mekanisme
yang sama suplemen kalsium juga menurunkan kontraksi smooth muscle uterus
30
dan mencegah kelahiran preterm serta persalinan .
2+
Beberapa studi menunjukkan kadar plasma Ca menurun sedikit pada
31
kehamilan normal dan menurun tajam pada preeklamsia . Walaupun pada satu
2+ 2+
studi serum Ca menurun dan fraksi renal eksresi Ca meningkat selama
kehamilan normal dibandingkan kontrol yang tidak hamil. Pada preeklamsia,
2+
serum Ca tidak berbeda dibandingkan kelompok kehamilan normal, tetapi
2+
Fraksi renal ekskresi Ca rendah. PTH nampak rendah selama kehamilan normal
dibandingkan setelah kelahiran tapi tidak menyimpang (berbeda) dengan dari
kelompok tidak hamil pada preeklamsia, PTH tidak menyimpang/berbeda di
bandingkan dibandingkan kehamilan normal. Juga, kalsitonin memiliki kadar
yang sama pada umur kehamilan trimester ketiga pada kedua group.Termasuk
keduanya kehamilan normal dan preeklamsia menyertai dianggap berubah dalam
2+
metabolism Ca . PTH dan kalsitonin tidak banyak berubah dari kadar non-
2+
pregnant, dan meningkat dan menurun dalam ekskresi renal Ca pada kehamilan
normal dan preeklamsia. Studi lain menyebutkan tidak ada perbedaan pada
kalsitonin pada umur kehamilan trimester ketiga pada preeklamsia dan kehamilan
8,10
normal .
20
Tabel 2.1
2+
Kadar Ca Plasma dan sel vaskuler pada wanita sehat, hamil normal, dan
8
preeklamsia .
2+
Studi eksperimental menunjukkan total plasma Ca pada tikus dengan
2+
kehamilan yang normal dibandingkan tidak hamil. Pada konsentrasi ion Ca
plasma total lebih rendah pada kehamilan dengan hipertensi dibandingkan hamil
32
normal pada tikus .
21
2+
Tabel 2.2 Kadar Ca sel plasma dan vaskular pada tikus tidak hamil, hamil
32
dan hipertensi dalam kehamilan .
2+
Ion Ca intra seluler adalah regulator utama fungsi sel vaskuler.
2+ 2+ 2+
Homeostasis Ca diregulasi oleh mobilisasi Ca dan mekanisme ektrusi Ca .
2+
Mekanisme mobilisasi Ca termasuk melepaskannya dari intraseluler, dan influx
2+
Ca dari ruangan ektraseluler melalui ―pintu voltage‖, pintu ligand dan tempat
2+ 2+
chanel Ca . Ekses Ca diambil oleh Ca-ATPase pada membran intraseluler, atau
+ 2+ 2+
keluar melalui plasma lemmal Ca-ATPase dan Na /Ca . Regulasi Ca agak
32
berbeda dalam adaptasi sel vaskuler untuk fungsi sel spesifik .
22
2+ 2+ 8
Gambar 2.4. Regulasi Ca dan Ca tergantung respon seluler .
2+
Selama aktivasi sel, Ca dilepaskan dari cadangan intraseluler melalui
2+ 2+
channel IP3-sensitif Ca dan ryanodine-sensitif Ca - menginduksi mekanisme
2+. 2+
pelepasan Ca Ca masuk kedalam sel melalui gerbang voltage, gerbang-ligand,
2+
cadangan operasional dan chanel non-spesifik. Peningkatan Ca memicu respon
spesifik pada sel darah merah, platelet, sel imun, sel endothelial, dan vascular
2+
smooth muscle sel. Ketika sel distimulus untuk berpindah, Ca kembali ke level
2+
normal melalui pompa Ca -ATPase dan perubahan Na/Ca . juga pompa Na/K
dan perubahan Na/H memberikan potensial efek pada membran dan PH
2+8
intraseluler serta merubah respon Ca .
23
33
Gambar 2.5. Regulasi dari endothelial dan VSM selama kehamilan .
2+
mekanisme pelepasan Ca . Vasokontriktor juga menstimulasi Ca masuk melalui
gerbang ligand dan VGCSs. Faktor relaksing dilepaskan dari aksi ECs di VSM
34
dan menghambat phospolipase C .
Banyak studi menyarankan suplemen kalsium berkisar antara range 375-
2000 mg, memberikan manfaat selama kehamilan. Kekurangan kalsium dapat
meningkatkan resiko preeklamsia terutama diantara para wanita muda. Suplemen
kalsium dapat menurunkan insidensi preeklamsia. Walaupun, efek yang
menguntungkan dari suplemen kalsium kelihatannya bergantung pada umur ibu
dan status sosial ekonominya, terutama lokasi geograpis dimana intake kalsium
35
rendah . Randomized controlled clinical trails menunjukkan suplemen kalsium
berhubungan dengan penurunan resiko dan preeklamsia dan menyarankan
suplemen kalsium pada populasi dengan asupan kalsium rendah adalah aman,
efektif, dan tidak mahal untuk menurunkan reiko preeklamsia. Suplemen kalsium
menurunkan resiko preeklamsia dan kelahiran preterm terutama pada wanita
nulipara. Randomized controlled clinical trails yang dilakukan World Health
Organization mendapatkan hasil suplemen kalsium pada wanita hamil dengan
intake rendah kalsium tidak mencegah preeklamsia, namun menurunkan
10
preeklamsia berat, kesakitan ibu dan kematian bayi . Walaupun pada beberapa
penelitian hasilnya menunjukkan peran kalsium tidak menurunkan secara statistik
bermakna kelahiran preterm. Namun pada peneltian kumar di india menunjukkan
36
efek yang signifikan dalam menurunkan resiko kelahiran preterm .
26
BAB III
KESIMPULAN
26
27
DAFTAR PUSTAKA
4. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JH, Wenstrom
KD. Hipertensive disorders in pregnancy. Williams obstetrics, 21st edition.
McGraw-Hill, New York, 2001:567-618.
10. Villar J, Abdel A, Meriadi M, Mathai M, Ali MM. World health organization
randomized trial of calcium supplementation among low calcium intake
pregnant women. AmJ Obstet Gynecol, 2006: 194:639-49
28
29
12. Angsar, M.D. Kuliah Dasar Hipertensi dalam Kehamilan, edisi kedua, Lab /
UPF Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UNAIR / RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. 2003.
14. Roberts JM, Hubel CA. The Two Stage Model of Preeclampsia: Variations
on the Theme. Placenta 30, Supplement A, Trophoblast Research, 2009: 23:
S32–S37
16. Chelbi ST, Vaiman D. Genetic and epigenetic factors contribute to the onset
of preeclampsia. Molecular and Cellular Endocrinology, 2008: 282: 120–129.
17. Agus P, John MF, Metabolisme kalsium. Buku ajar ilmu penyakit ; jilid III
edisi V; Balai penerbit FKUI 2009: 378: 2385-401
18. Bambang S, Struktur dan metabolisme tulang. Buku ajar ilmu penyakit ; jilid
III edisi V; Balai penerbit FKUI 2009:322:2074-77
21. Power ML, Heaney RP, Kalkwarf HJ. The role of calcium in health and
disease. Am J Obstet Gynecol, 1999:181:1500-9
22. Bronner, Hawkins AS, Holt ML, et al. Models for nutrion education to
increase consumption of calcium and dairy products among african
American, 2004:136(4):1103-6
26. Perez-lopez FR. Vitamin D the secosteroid hormone and human reproduction.
Gynecol endokrin, 2007:23(1):13-24
28. Gonen E, Sahin L, AtesY. Effect of pregnancy and lactation on bone mineral
density and their relation to serum calcium, phosphorus, calcitonin and
parathyroid hormone levels in rats. J Endocrinol Invest, 2005:28(4):322-6
31. Sukonppong, Phopong. Serum calcium and serum magnesium in normal and
preeclampsia pregnancy. Arch. Gynecol Obst, 2005:214(1):12-16
33. Nillus B, Drogmans G. Ion channels and their functional role in vascular
endothelium. Physiol Rev, 2001:81(4):1415-59
36. Kumar A, Devi SG, BatraS, Singh C, Shukla DK. Calcium supplementation
for the prevention of preeclamsia. Int J Gynecol Obstet, 2009:104(1):32-36