Anda di halaman 1dari 6

Jenis kegiatan individu diklasifikasikan menurut jenis perjalanan yakni: perjalanan untuk

bekerja, ke sekolah, berbelanja, rekreasi, dan sebagainya. Hampir semua orang didunia,
melakukan perjalanan yang sama. Perjalanan ke tempat kerja menentukan ruang aktifitas
orang dewasa. Sebelumnya banyak orang berjalan kaki atau rute dan jadwal sistem angkutan
masal, namun jumlah para pekerja terus meningkat di eropa dan kota amerika serikat. Setiap
individu sering melakukan perjalanan, entah itu untuk berbelanja mingguan atau harian, dan
mayoritas kontak sosial kita, cenderung jarak pendek baik dalam lingkungan kita sendiri
ataupun teman-teman yang relatif dekat dengan kita.

INTERAKSI KERUANGAN DAN JUMLAH INFORMASI

Jarak yang jauh bahkan untuk kegiatan yang sama, berbeda untuk setiap orang. Dalam
kehidupan mobilitas, dan pekerjaan merupakan tuntutan kepentingan setiap individu, dari situ
bisa menentukan seberapa jauh, dan seberapa sering seseorang melakukan perjalanan di
daerah luar.

ARUS INFORMASIH

Ruang memiliki arti penting dalam pergerakan barang atau komoditas. Komoditas
terbentuk akibat perbedaan fisik, dan geografis. Oleh karena itu, komoditas bisa berupa salura
ide, manusia, dan barang. Dalam proses interaksi keruangan diperlukan media untuk
membantu penyaluran komoditas untuk menjadi lebih efisien dan lebih mudah. Contohnya
perkembangan bidang telekomunikasi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
memudahkan arus informasi. Dimulai dari teknologi telepon berkabel, sampai pada
perkembangan teknologi internet. Teknologi yang sama yang telah menyebabkan komunikasi
ruang-waktu berubah menjadi konvergensi ruang-biaya.
Arus informasi keruangan makna terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Arus Individu (orang ke orang)
b. Komunikasi.
Interaksi keruangan manusia dipermudah oleh kemudahan komunikasi. Contoh kemudahan
komunikasi maju dalam masyarakat contohnya perkembangan jarimngan media masa,
televisi dan radio, buku dan ceramah, brosur perjalanan dan internet. Ketika informasi
tentang tempat samar, gambar kabur berkembang. Pengaruh ini memiliki kesan persepsi
tentang tempat dan tidak dapat diabaikan. Banyak keputusan penting yang dibuat berdasarkan
informasi yang tidak lengkap dari laporan bias, seperti keputusan untuk mengunjungi atau
tidak, untuk bermigrasi atau tidak, membenci atau tidak, bahkan untuk berperang atau tidak.
Kesadaran tempat biasanya disertai dengan pendapat tentang mereka, tetapi tidak ada
hubungan yang diperlukan antara kedalaman pengetahuan dan persepsi yang dimiliki. Secara
umum, lebih akrab kita dengan lokal, semakin terdengar dasar faktual gambar logam kami
akan. Tetapi individu membentuk kesan yang kuat dari tempat yang sama sekali tidak mereka
kenal secara pribadi, dan ini dapat mewarnai keputusan interaksi
INFORMASIH DAN PRESEPSI

Interaksi keruangan manusia, dikondisikan oleh faktor yang saling berpengaruh yakni
melengkapi, pengiriman dan intervensi. Yang membantu pola pergerakan komoditas dan
masyarakat. arus antara titik yang lebih luas di pengaruhi oleh jarak yang jauh seperti yang
dijelaskan dalam teori gravitasi. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu melakukan
interaksi keruangan misalnya mobilitas dan berbagai kegiatan ekonomi sosial lainnya. Lebih
tepatnya, tindakan dan keputusan di dasarkan pada presepsi atau kesadaran kita. Setiap
individu mempunyai rumah dan tempat-tempat yang jauh dari wilayah perkotaan atau
industri, sehingga mereka cenderung berpindah dan tinggal di daerah sekitar industri. Ketika
masyarakat ingin melakukan interaksi keruangan, maka akan berpengaruh pula terhadap
waktu, biaya dan tenaga.

PRESEPSI LINGKUNGAN

Psikolog dan ahli geografi tertarik dalam menentukan lingkungan yang baik dengan interaksi
keruangan yang normal. TV, Radio, majalah dan surat kabar dapat membantu masyarakat
untuk memperoleh informasih mengenai interaksi keruangan antar wilayah. Namun untuk
penyampaian informasih ke daerah letaknya jauh dari wilayah kota, masyarakat cenderung
memperoleh informasih dari mulut ke mulut, atau melalui surat, teman dll. Masyarakat
memandang bahwa, jika suatu wilayah letaknya dekat dengan kota, maka wilayah tersebut
akan dengan cepat memperoleh informasih dari pada wilayah yang letaknya jauh dari kota.

Persepsi bencana alam


Dampak negatif dari interaksi terutama yang tidak merata dan berkesinambungan
adalah terciptanya bencana alam. Bencana alam terjadi akibat perilaku manusia maupun
memang bawaan dari lingkungan alam daerah tujuan migrasi. Contoh bahaya dapat berupa
tingkat tinggi maupun tingkat rendah. Tingkat tinggi seperti badai, gempa bumi, dan
tsunami, sedangkan bencana tingkat rendah bersifat mikro berupa tingkat kesehatan dan
ketersediaan air mineral.
Respon manusia dalam menanggapi bencana alam berbeda-beda antara individu
dengan yang lain. Penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana gunung berapi merasakan
hal yang biasa pada saat gunung mulai mengeluarkan erupsi berbeda dengan persepsi
masyarakat yang tinggal di dataran rendah dalam menghadapi bencana gunung berapi. Begitu
pula sebaliknya, bahaya alam seperti diartikan bahaya umum jika penduduk yang tinggal di
daerah tersebut merasakan hal yang lumrah pada bencana.
Ancaman bencana terjadi pada setiap daerah. Tidak ada daerah yang tidak terjadi
potensi bencana. Akan tetapi, risiko bahaya alam tidak menghalangi keputusan perilaku
manusia untuk tinggal berdomisili di tempat tersebut. Keputusan yang diambil individu
bersedia menempati daerah yang rawan bencana yaitu:
a. Ketidakpastian terjadinya bencana. Penduduk memiliki keyakinangigih bahwa
kemungkinan gempa bumi atau banjir atau bencana alam lainnya cukup jauh sehingga
tidak masuk akal atau menekan untuk mengubah perilaku apalagi sampai berpindah
domisili. Oleh karena itu, individu dipengaruhi oleh optimisme bawaan dan
ketidakpastian prediksi tentang waktu atau keparahan peristiwa bencana. Selain itu,
sikap optimis dalam penduduk dan pengalaman masa lalu menjadikan penduduk
optimis untuk bisa menghadapi daerah timpet tinggalnya yang penuh bencana.
b. Daerah bertopografi tinggi misalnya gunung dan pegunungan memiliki sumber daya
yang diinginkan atau pemandangan indah. Contoh lain adalah daerah pesisir yang
indah padahal memiliki potensi bencana dan kerusakan akibat badai.

Migrasi Manusia
Manusia tidak selamanya merespon terhadap interaksi keruangan, tetapi untuk
bertahan hidup, manusia harus bergerak dan kolektif bereaksi terhadap jarak, waktu , dan
pertimbangan biaya pergerakan dalam ruang yang juga dipengaruhi oleh transferabilitas,
intervensi oportuniti dan komplementaritas. Pergerakan manusia dari dalam tempat ke tempat
lain disebut juga dengan mobilitas.
Pada dasarnya ada dua pengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor-faktor pendorong
antara lain sebagai berikut:
a. Semakin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung
lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya
makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
b. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di
wilayah pedesaan yang makin menyempit).
c. Ada beberapa tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga
mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
d. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
e. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau
panjang atau adanya wabah penyakit.
Sedangkan, Faktor-faktor penarik terjadinya migrasi sebagai berikut:
a. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.
b. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
c. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
d. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan
sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.

Mobilitas manusia terbagi menjadi 2 sifat yaitu


a. Mobilitas jangka pendek. Mobilitas jangka pendek merupakan pergerakan manusia
dalam waktu singkat dan dapat dilakukan dengan media yang sederhana dan tidak
memerlukan banyak persiapan terlebih dahulu. Contoh dari mobilitas jangka pendek
adalah mobilitas dalam kehidupan sehari-hari seperti: perjalanan ke toko-toko,
bekerja, dan sekolah
b. Mobilitas jangka panjang. Mobilitas jangka panjang merupakan pergerakan manusia
dalam waktu lama, biasanya terjadi pada tempayt yang jauh dari daerah asal dan
memerlukan persiapan yang matang dalam melakukan mobilitas jangka panjang.
Contohnya mobilitas jangka panjang merujuk pada sirkulasi dan perpindahan tempat
tinggal misalnya untuk berekreasi atau anak kuliah yang mulai memasuki asrama. Jika
keputusan untuk berpindah tempat ini bersifat menetap maka bukan lagi disebut
mobilitas melainkan migrasi.
Mobilitas dan migrasi berkaitan erat dengan proses pemindahan. Proses pemindahan
individu ini berhubungan juga dengan dimensi waktu. Alasan mengapa dimensi waktu sangat
berpengarh dalam mobilitas individu adalah bagaimana waktu mempengaruhi keputusan
untuk bermobilitas ataupun bahkan bermigrasi. Oleh karena itu, tindakan interaksi keruangan
dalam diri manusia itu sendiri tidak terjadi secara seketika.
Interaki keruangan setiap individu berbeda. Satu hari yang dihitung dalaam waktu 24
jam memiliki perbedaan besar terhadap kegiatan yang sudah dihabiskan individu satu dengan
yang lain. Perbedaan mobilitas individu tersebut dipengaruhi oleh:
a. Umur. Mobilitas individu dalam kehidupan, mengacu pada kelompok usia tertentu .
Anak usia sekolah biasanya memiliki perjalanan jarak pendek ke sekolah yang lebih
rendah dan semakin tua dan naik tingkat pendidikannya semakin jauh jarak ke
sekolahnya. Kegiatan setelah sekolah pada anak usia sekolah dasar cenderung terbatas
untuk berjalan atau bersepeda perjalanan ke lokasi terdekat. Mobilitas yang lebih
besar adalah karakteristik dari siswa sekolah menengah terlebih bagi orang dewasa.
Individu yang dewasa yang bertanggung jawab pada tugas-tugas rumah tangga
sehingga melakukan perjalanan belanja dan perjalanan yang berhubungan dengan
perawatan anak serta perjalanan jauh dari rumah untuk tujuan sosial, budaya , atau
rekreasi . Dewasa pada usia produktif menempuh perjalanan lebh jauh diantaranya
untuk bekerja dan berekreasi. Sedangkan, anggota keluarga yang berusia sudah tidak
produktif lagi (60 tahun ke atas) biasanya memiliki ruang aktivitas yang kurang luas
karena terbentur oleh usia dan ketahanan fisik.
b. Sarana mobilitas. Satu pertimbangan dalam mobilitas individu adalah biaya dan upaya
yang diperlukan untuk mengatasi gesekan jarak. Hal ini berpengaruh pada tingkat
pendapatan individu. Hubungan tingkat pendapatan tersebut berhubungan dengan
kemampuan dalam menyedianakn sarana dan prasarana ntuk pendukung mobilitas
seperti kemampuan menyediakan mobil dan membeli bahan bakar. Dalam
masyarakat atau lingkungan di mana mobil bukan sarana standar transportasi, ruang
non aktivitas darurat sehari-hari mungkin terbatas pada berjalan, bersepeda, atau
jarang melakukan mobilitas. Orang kaya yang tinggal di daerah pedesaan lebih sering
melakukan mobilitas dibandingkan oleh orang miskin yang berada di kota karena
adanya kemampuan melakukan perjalanan dan ketersediaan fasilitas yang diperlukan
lebih lengkap di kota daripada di daerah asalnya.
c. Peluang dan permintaan. Dalam ekonomi subsisten di mana kebutuhan hidup sehari-
hari puas di rumah, dorongan untuk perjalanan jauh dari rumah minimal. Jika dalam
suatu tempat tidak ada took atau pasar penyedia kebutuhan di sekitar wilayah tempat
tinggal, maka harapan dan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan juga terbatas.
Keadaan ini memungkinkan manusia untuk memulai mobilitas untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Kurangnya fasilitas menyebabkan tidak hanya hanya kegiatan
keruangan dibatasi, tetapi juga menjadikan keadaan keruangan meningkat.
Lingkungan kota dengan penghasilan rendah, maraknya kemiskinan, did an peluang
pemenuhan kebituhan yang rendah menjadikan kebutuhan bermobilitas semakin
tinggi (Walii, 2012).
Setiap kegiatan sehari-hari manusia terikat dengan waktu. Contoh dalam kasus sehari-
hari adalah makan perjalanan antara rumah ke tempat kerja, ke sekolah, manusia memerlukan
waktu untuk menyelesaikannya. Jangkauan keruangan individu dibatasi karena seseorang
tidak bisa berada di dua tempat yang berbeda pada saat yang sama atau terlibat secara
bersamaan dalam kegiatan yang secara keruangan terpisah. Selain itu, penjara waktu
menjadikan manusia memerlukan biaya dalam hal membayar biaya perjalanan dalam urusan
mobilitas (pergerakan) individu. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan media
pengantar agar menjadikan waktu yang diperlukan berkurang dan menambah efisiensi dalam
interaksi keruangan.
Pengaruh waktu menjadikan manusia melakukan lebih banyak perjalanan jarak
pendek daripada perjalanan jarak panjang. Kecenderungan yang terjadi akibat pembatasan
waktu adalah frekuensi perjalanan jarak jauh menjadi jarang karena dipengaruhi oleh biaya
yang diperlukan serta ketersediaan tenaga yang diperlukan untuk menempuh jarak yang jauh.
Perjalanan ke daerah tujuan memainkan peran penting dalam menentukan ruang
aktivitas kebanyakan orang dewasa. Orang dewasa dibantu dengan alat transportasi untuk
mempermudah mobilitas individu. Apabila keterbatasan sarana dan prasarana transportasi
kurang tersedia, maka kontak sosial cenderung pada jarak pendek dalam lingkungan individu
itu sendiri atau dengan teman-teman yang tinggal relatif dekat, perjalanan panjang sosial
untuk mengunjungi kerabat kurang sering.

Anda mungkin juga menyukai