Pendahuluan
Kota Batu terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo
dan Kecamatan Bumiaji. Kecamatan Bumiaji merupakan kecamatan yang paling
luas wilayahnya yaitu 12.797,89ha. Desa sumber brantas merupakan salah satu
desa yang terdapat di Kecamatan Bumi Aji, Desa yang terletak di wilayah barat
daya lereng gunung arjuno yang merupakan daerah pegunungan dan mempunyai
hamparan lahan pertanian yang memberikan kesejateraan bagi
masarakatnya. Penduduk desa sumber brantas hampir keseluruhannya adalah
petani yang pada umumnya menghasilkan produk pertanian sayur mayur.
Desa sumber brantas merupakan desa yang terletak di wilayah barat daya
lereng gunung arjuno yang merupakan daerah pegunungan dan mempunyai
hamparan lahan pertanian yang memberikan kesejateraan bagi
masarakatnya. Penduduk desa sumber brantas hampir keseluruhannya adalah
petani yang pada umumnya menghasilkan produk pertanian sayur mayur. Di desa
sumber brantas terdapat mata air sungai brantas yang mengalir ke 9 kabupaten di
jawa timur.
Luas desa Sumber Brantas yaitu 541,1364Ha, adapun batas wilayah desa
Sumber brantas meliputi:
kondisi geografis
Luas wilayah Desa Sumber Brantas sebesar 541,1364 Ha dan berada pada
ketinggian 1.400 s/d 1.700 di atas permukaan laut. Penggunaan lahan di Desa
Sumber Brantas didominasi oleh lahan pertanian yakni sebesar 58,82%, hal ini
dipengaruhi oleh kondisi tanah yang subur dan iklim yang menunjang untuk
kegiatan pertanian. Jumlah penduduk Desa Sumber Brantas sebanyak 4.100 jiwa
dan sebagian besar bekerja sebagai petani sebanyak 21,17%. Tingkat pendidikan
terakhir penduduk Desa Sumber Brantas sebagian besar adalah tamat
SD/sederajat, yaitu sebesar 58%.
Di wilayah Dukuh Sumber Brantas terdapat sumber mata air Sungai
Brantas. Aliran sungai brantas ini membentang di Provinsi Jawa Timur yang
melewati tujuh Kabupaten/Kota dan merupakan pemasok air terbesar bagi
kehidupan 56 % dari penduduk Jawa Timur.
Peta bentuk lahan skala 1 : 16.000 merupakan dasar untuk peta bentuk
lahan semi detil, skala 1 : 50.000. Secara umum Sub DAS Brantas Hulu
merupakan wilayah perbukitan yang terdiri dari 4 relief makro, yaitu lembah
aluvial dan lembah lahar, dataran intervolkanik dan plato, daerah berbukit, dan
kompleks pegunungan volkanik. Bentukan lahan di lokasi studi tersebut
membentuk suatu pola dalam 3 jalur (lihat Gambar 3.3.1 ), yaitu:
Kondisi Sosial-Ekonomi
Alih fungsi lahan membuat kondisi hutan di Kota Batu menjadi kritis. Dari
total 11,071 hektar hutan diluar pengelolaan perum perhutani di Kota Batu 2,705
hektar diantaranya sudah masuk kategori kritis. Pemkot Batu pun berupaya untuk
mengembalikan fungsi hutan dengan melakukan penghijauan. Kondisi hutan kritis
di kota batu tersebar hampir di semua desa dan kelurahan yang ada di kota Batu.
Banyaknya aksi penebangan pohon di hutan milik pemkot Batu tersebut membuat
kondisi lahan menjadi tandus. Beralih fungsi menjadi tanaman holtikultura.
Menurut Heru Waskito Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Dinas
Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) pemkot Batu, lahan kritis di Kota Batu
cukup luas. Dari 11,07 hektar hutan diluar milik perum perhutani 2,705 hektar
diantaranya sudah masuk kategori kritis. Dengan rincian sangat kritis seluas 308
hektar, kritis 179 hektar, agak kritis 1.266 hektar dan berpotensi kritis 952 hektar.
Kondisi hutan yang masuk kategori tersebut berada di beberapa kecamatan di
Kota Batu.
Selain itu juga terdapat lahan untuk tanaman holtikultura. Lahan tersebut
dibuat teras-teras, akan tetapi dalam pembuatan teras tersebut tidak sesuai dengan
kaidah konservasi karena teras-teras tersebut searah dengan kemiringan lereng.
Teras yang searah dengan kemiringan lereng, maka akan mempercepat laju erosi.
Dari pernyataan diaatas, nampak adanya alih fungsi lahan yang dulunya hutan
berubah menjadi lahan pertanian holtikultura. Hal ini disebabkan karena adanya
pertambahan penduduk yang menyebabkan perlu adanya alih fungsi lahan karena
meningkatnya kebutuhan manusia. Penggunaan lahan tahun 2009 daerah ini masih
didominasi dengan kawasan hutan, namun saat ini, terlihat pada pengamatan
kawasan hutan daerah ini berkurang dan menjadi lahan pertanian holtikultura.
Metode Penelitian
mengambil data yang tersedia dalam buku cetak, laporan, ataupun lainnya. Dalam
penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berisi
flow chart: