DISUSUN OLEH:
A. Diagnosa
1) Impairment
a. tonus postural fluktuatif
b. involuntary movement positif
c. head control inadekuat
d. trunk control inadekuat
e. hand support inadekuat
f. joint laxity positif pada hip, knee, dan ankle
2) Activity Limitation
a. Belum bisa duduk stabil
3) Participation Restriction
a. Tidak dapat bermain dengan teman seusia
4) Diagnosa Fisioterapi
Adanya gangguan gerak dan fungsi duduk stabil terkait tonus
postural fluktuatif, involuntary movement positif, head control, trunk
control hand support inadekuat, joint laxity positif pada hip, knee, dan
ankle sehingga pasien tidak dapat bermain dengan teman seusia.
B. Tujuan Fisioterapi
1) Jangka Panjang
Pasien dapat duduk stabil
2) Jangka Pendek
a. Membuat pasien selalu berada di midline
b. Menghambat involuntary movement
c. meningkatkan head control, trunk control, hand support
d. Mencegah joint laxity pada hip, knee, dan ankle
C. Rencana Intervensi
NO BENTUK METODE DAN PELAKSANAAN
LATIHAN TEKNIK
1. Terapi Koreksi postur Posisi pasien: terlentang
Latihan Posisi FT : di depan pasien
a. Berikan mainan di depan
pasien
b. Jaga posisi pasien selalu
dalam midline (garis lurus)
D. Home Program
1. Duduk di kursi bersandar dengan posisi kaki menumpu, punggung
menempel pada sanggahan kursi, dan berikan meja di depan pasien dengan
mainan supaya pandangan mata ke depan.
2. Posisi makan seperti posisi duduk dengan makanan disuap di depan pasien
3. Duduk di lantai dengan posisi kaki lurus ke depan.
4. Hindari memberikan mainan yang memiliki bunyi kencang atau mainan
yang mobile (bola) dan dapat diganti dengan buku cerita
2. Anak dengan CP spastic Quadriplegi usia 3 tahun, belum bisa berguling,
spastic UE/LE = 1+ SA, pola ATNR masih menetap, bergerak miring miring
dengan neck dan trunk extensi, shoulder retraksi. ditelungkupkan head
control dan forearm support negative.
A. Diagnosa
1) Impairment
a. spastic UE/LE = 1+ SA
b. pola ATNR masih menetap
c. neck dan trunk extensi
d. shoulder retraksi
e. head control negatif
f. forearm support negative
2) Activity Limitation
a. Belum bisa berguling
3) Participation Restriction
a. Tidak dapat bermain dengan teman seusia
4) Diagnosa Fisioterapi
Adanya gangguan gerak dan fungsi berguling terkait spastic
UE/LE = 1+ SA, masih ada pola ATNR, neck dan trunk extensi,
shoulder retraksi, head control negative, forearm support negative
sehingga pasien tidak dapat bermain dengan teman seusia.
B. Tujuan Fisioterapi
1) Jangka Panjang
Pasien dapat berguling mandiri
2) Jangka Pendek
a. Mengurangi spastic pada UE/LE
b. pola ATNR
c. neck dan trunk extensi
d. shoulder retraksi
e. meningkatkan head control
f. meningkatkan forearm support
C. Rencana Intervensi
Bentuk
No. Metode dan Teknik Pelaksanaan
Latihan
Tujuan : Mengurangi spastik
Posisi pasien : terlentang
Posisi terapis : di samping pasien
D. Home Program
1. Tidur terlentang dengan bantal dan sanggahan di bawah lutut
2. Posisi mengangkat pasien dimulai dari posisi terlentang lalu angkat
dengan posisi dimiringkan terlebih dahulu
3. Down syndrome 2 tahun sudah bisa berguling dan duduk stabil di lantai
terlentang dengan hip wide abduksi (abduksi, semifleksi, exorotasi) knee
semiflexi, ankle netral. Belum bisa gross motor berikutnya. Joint laxity
positif.
A. Diagnosa
1) Impairment
a. Tonus postural rendah
b. Kelemahan core muscle
c. hip joint laxity
d. fiksasi hip negative
2) Activity Limitation
a. Belum bisa ke duduk
3) Participation Restriction
a. Tidak dapat bermain dengan teman seusia
4) Diagnosa Fisioterapi
Adanya gangguan gerak dan fungsi ke duduk terkait tonus postural
rendah, hip joint laxity, dan fiksasi hip negatif sehingga pasien tidak
dapat bermain dengan teman seusia.
B. Tujuan Fisioterapi
1) Jangka Panjang
Pasien mampu berjalan mandiri
2) Jangka Pendek
a. Meningkatkan tonus postural
b. Menguatkan core muscle
c. Mengontrol joint laxity
d. Meningkatkan fiksasi hip
e. Mampu ke duduk mandiri
C. Rencana Intervensi
Bentuk
No. Metode dan Teknik Pelaksanaan
Latihan
1. Terapi a. Mengembangkan Posisi pasien: terlentang
Latihan taktil dan Posisi FT : di depan pasien
proprioseptif a. Fleksikan kedua hip dan knee
b. mencegah joint pasien
laxity b. Buat telapak kaki menempel di
matras
c. fiksasi pada knee dan ankle
d. Berikan aproksimasi pada knee
dan ankle
Latihan ke duduk Posisi pasien : terlentang
Posisi FT : di samping pasien
a. berikan mainan dan arahkan
pasien miring ke salah satu sisi
b. tunggu hingga muncul forearm
support lalu hand support
c. berikan fiksasi pada hip yang
menumpu di lantai
D. Home Program
1) Posisi mengangkat/menggendong pasien dimulai dari posisi terlentang lalu
angkat dengan posisi dimiringkan terlebih dahulu
2) Duduk di kursi bersanggah dengan posisi kaki menumpu, punggung
menempel pada sanggahan kursi, dan berikan meja di depan pasien
4. Anak dengan CP spastic Diplegi usia 5 tahun sudah bisa duduk stabil dan ke
duduk dari posisi telungkup dengan flexi hip kemudian tangan mendorong
sampai ke posisi duduk W(W sitting). Diposisikan berdiri pegangan bed
dengan perut masih menempel, pola spatic pada hip (adduksi, endorotasi,
semiflexi), knee semiflexi, ankle plantarflexi, WB pada ujung jari kaki.
Belum bisa berdiri stabil.
A. Diagnosa
1) Impairment
a. spastic pada lower extremity
b. kelemahan core muscle
c. weight bearing pada ujung kaki
d. transfer weight bearing negatif
2) Activity Limitation
Belum bisa berdiri stabil
3) Participation Restriction
Tidak dapat bermain dengan teman seusia
4) Diagnosa Fisioterapi
Adanya gangguan gerak dan fungsi berdiri stabil terkait spastic
pada lower extremity, kelemahan core muscle, weight bearing pada ujung
kaki, dan transfer weight bearing negatif sehingga pasien tidak dapat
bermain dengan teman seusia.
B. Tujuan Fisioterapi
1) Jangka Panjang
Pasien dapat berdiri stabil
2) Jangka Pendek
a. Mengurangi spastic pada lower extremity
b. menguatkan core muscle
c. memperbaiki weight bearing
d. meningkatkan transfer weight bearing
C. Rencana Intervensi
D. Home Program
1. Duduk di kursi tapa sandaran dengan kaki menumpu di lantai