Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah Transmisi Otomatis Pada
Mobil ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pendidikan dalam otomotif.
Harapan saya semoga Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah
Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini.
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah................................................................................................. 3
B.Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
C.Manfat/Tujuan ................................................................................................................ 3
Bab II : Pembahasan
A.Kopling Transmisi Otomatis ......................................................................................... 4
B.Kopling Transmisi Manual............................................................................................ 14
Bab III : Kesimpulan dan Saran
A.Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B.Saran .............................................................................................................................. 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi penghantar energidari mesin ke
diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar danmenggerakkan mobil.Transmisi
diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalammobil merupakan mesin
pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm. Sedangkan,
roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai2500 rpm.Sekarang ini, terdapat dua sistem
transmisi yang umum, yaitu transmisi manualdan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem
transmisi yang merupakan gabunganantara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan
perkembangan terakhir yang barudapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-
merek tertentu saja.Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan
dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Biasanya pada transimimanual terdiri dari 3 sampai
dengan 7 speed.Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat membuat kita dapatmerasakan
sistem transmisi manual atau otomatis, bila kita sedang menggunakan sistemtransmisi manual kita
tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisiini pedal kopling sudah teratur
secara otomatis.Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque converter,Planetary
gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter berfungsi sebagaikopling otomatis dan dapat
memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner,
dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF
(Automatic Transmition Fluid). Momenmesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan
menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk
bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan
menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan. Hubungan antara
kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut: Pada saat kendaraan berhenti dan mau
berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk
menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tingi maka akan dibutuhkan gigi yang
tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.
Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.
Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion
berputar. Gigi-gigi pada planetary carrierberhubungan satu sama lainnya.
Gigi pinionmempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh
karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrierdikombinasikan dalam unit
planetary carrier.
4
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi,
mundur, hubungan langsung dan akselerasi.
Komponen Fungsi
O/D clutch . Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear.
O/D Brake . Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.
O/D one way clutch . Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin.
Forward Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan intermediate shaft.
Direct Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun
. gear.
2nd Coast Brake . Menahan / mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar.
2nd Brake . Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar
. berlawanan arah jarum jam.
Reverse Brake . Menahan putaran front planetary carrier.
One way clutch 1 . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan jarum
. jam ketika 2nd brake bekerja.
One way clutch 1 . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum jam.
5
Gambar 7. Potongan planetary gear dan clutch
Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D,
2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi,
demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi
terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.
6
Posisi tuas transmisi sebagai berikut :
Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan.
Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan
mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.
Posisi R (Reverse)
Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.
Posisi N (Netral)
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan.
Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi netral, biasanya
digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau ketika kendaraan
berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan jalan.
Posisi D (Drive)
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat
mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON,
transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi
ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.
Posisi 2
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan
untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.
Posisi L
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat
tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.
Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front wheel
drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin
depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung dihubungkan dengan
mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle.
7
Gambar 1. Transmisi otomatis tipe front engine, front wheel drive (FF)
dan front engine, rear drive (FR)
Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain berbeda
dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah dengan mekanisme
yang lain.
Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik untuk
penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.
1.Torque converter
2.Planetary gear unit
3.Hydraulic control unit
8
Gambar 2. Bagian utama dari transmisi otomatis
1.Torque Converter
Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat
ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk
menghidupkan mesin.
Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju
ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine runner, dan stator.
Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang di
pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di derek dan roda
yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta bearing tidak terdapat
pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada jarak yang jauh atau pada
kecepatan yang cukup tinggi.
Lock up mechanism
Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1,
tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan
9
karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut di buat
mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer converter ketika kendaraan berjalan pada
kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga putar
dari mesin akan di salurkan 100 % menuju ke transmisi.
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang
diperoleh dari pompa oli. Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
10
Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:
Pompa oli
Valve body
Primary regulator valve
Manual valve
Shift valve
Solenoid valve
Throttle valve
11
Automatic Transmision Fluid
Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan tambah.
Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke gear shift dan
melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.
Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien geseknya. Hal
ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda tiap tipe kendaraan.
Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga, tetapi juga
bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.
Perhatikan Buku pedoman reparasi untuk mengetahui jenis minyak pelumas yang digunakan pada
kendaraan.
Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >> [Differential >> Drive Shaft >> Roda]
pada penggerak roda belakang, bagian didalam kurung kotak diganti [As Kopel>> Gardan/
Differential>>Roda]
1. Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque converter
ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter terdapat 3buah
baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan mesin. Yang kedua
"turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir adalah stator. Cara kerjanya,
baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk memompakan Oli transmisi didalam sebuah
ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut mendorong turbin layaknya air bertekanan yang
menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas
angin lalu tepat didepannya anda letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas
angin yang mati tadi akan berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang
menyala. Dari sistem tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin
meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran
tinggi pada mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi
bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah berputar 1:1
saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat "lock up" yang akan
mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan
overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3
baling baling. Dimana baling diantara pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan
stator (statis:diam) dan fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbi
12
2. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah
rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda dengan fungsi
transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat menjalankan mobil. Namun
desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear tidak ada dua barisan roda gigi yang
saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda
gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah
gambarnya di search engine. Karena cukup sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah,
disinilah Valve body bekerja. Valve body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear
secara hidraulis.
Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini. Torque
converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan planetary gear
menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT
kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang diameter drivingnya dapat
berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut juga berubah-ubah. Dari sistem
CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan perpindahan percepatan (rasio) yang
sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT
pada mobil tidaklah dilakukan secara mekanikal layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan
secara elektro hidrolis yang diatur oleh ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai
dengan beban mobil, injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga
yang optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi.
Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi matik untuk
setiap posisi tuasnya.
P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini memberikan efek
seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk parkir dengan beban yang
cukup berat. ex: tanjakan.
R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah belakang(mundur).
N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada mekanisme
pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan posisi N dan
aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama perjalanan.
dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota biasanya terdapat D,2,1
dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada beberapa
mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan transmisi pada
rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin
13
B. KOPLING TRANSMISI MANUAL
Kopling (clutch) terletak diantara mesin dan transmisi. Clutch berfungsi untuk menghubungkan
dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi yang di kontrol melalui pedal kopling. Kopling dapat
memindahkan tenaga secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda penggerak (drive wheel) agar
gerak mulai kendaraan dapat berlangsung dengan lembut dan perpindahan roda-roda gigi transmisi
dapat lembut sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan.
Rangkaian Kopling
Kopling terdiri dari :
1.pelat Kopling (clutch disc)
2.Tutup Kopling (Clutch Cover)
3.Mekanisme penggerak
Syarat Kopling
1. Harus dapat menghubungkan dan melepaskan hubungan antara mesin dengan transmisi
secara lembut
2. Pada saat menghubungkan tenaga dari roda gila ke transmisi, kopling harus dapat
memindahkan tenaga tanpa terjadi slip
3. Harus dapat membebaskan hubungan antara roda gila dengan transmisi dengan sempurna dengan
cepat
RANGKAIAN KOPLING
Kopling terdiri dari beberapa bagian seperti gambar di bawah kini. Clutch cover terolat pada roda gila
oleh beberapa baut dan berputar bersama-sama dengan pelat kopling sesuai dengan kecepatan putaran
mesin.
14
Rangkaian Tutup Kopling
Selama tutup kopling (clutch cover) terikat pada roda gila dan berputar bersama-sama dengan putaran
mesin, mesin harus dalam keadaan seimbang untuk dapat menghasilkan putaran yang balance, selain
itu juga harus mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan kopling.
Tutup kopling terbagi menjadi dua tipe dan ini tergantung pada tipe pegas yang digunakan untuk
menekan pelat penekan (pressure plate) terhadap pelat kopling (clutch disc) dengan menggunakan
pegas diaphragm dan pegas coil. Menurut saya pegas jenis diaphragm lebih banyak digunakan pada
mobil-mobil keluaran baru bahkan untuk truk dengan muatan sedang. Sedangkan tipe pegas coil
banyak digunakan pada kendaraan niaga berat.
15
• Konstruksinya rumit sehingga harganya mahal
16
Pelat kopling terdiri dari facing (bagian yang bergesekan), semacam bahan gesek (friction material)
yang disekeliling plat pada kedua permukaanya dan hub yang terletak dibagian tegahnya yang
menerima perkaitan dengan input shaft transmisi.
Hub diletakan diantara pelat-pelat dan dibuat sedemikian rupa agar dapat bergerak sedikit dalam arah
dari putaran melalui peredam (pegas coil atau karet). Bentuk ini bekerja untuk mengurangi kejutan
pada saat tenaga dihubungkan.
Mekanisme Penggerak
Ada dua jenis mekanisme penggerak kopling yaitu penggerak hydraulic dan mekanis yang masih
menggunakan kabel.
Tipe kopling mekanis
Kopling mekanis atau dalam bahasa inggris disebut mechanical clutch terdiri dari bagian-bagian yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Pada tipe kopling ini, perpindahan pedal kopling diteruskan
ke body kopling secara langsung oleh kabel.
17
Tipe Kopling Hydraulic
Tipe Kopling hidraulis atau dalam bahasa inggris disebut hydraulic clutch seperti pada gambar
dibawah ini. Pada tipe kopling hydraulic pergerakan pedal kopling diubah oleh master silinder
menjadi tekanan hydraulic kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling atau dalam bahasa
inggris disebut clutch release fork melalui silinder pembebas atau dalam bahasa inggris disebut
release cylinder. Pada kopling tipe ini, pengemudi tidak terganggu oleh bunyi getaran mesin dan
kopling mudah digerakan.
18
Fungsi :
Untuk menghasilkan tenakan hydrolis
Silinder pembebas kopling
Silinder pembebas kopling (release cylinder) dibagi dalam dua tipe : tipe yang dapat disetel atau
dalam bahasa inggris disebut adjustable type dan tipe yang menyetel sendiri atau self-adjusting type.
19
Untuk meneruskan tenaga dari master cylinder mendorong release fork
1. Silinder pembebas tipe yang dapat disetel
Konstruksi silinder pembebas (release cylinder) seperti pada gambar di bawah. Minyak hidraulis dari
master silinder menyebabkan piston pada release cylinder mendrorong batang penekan (push rod) dan
mendorong garpu pembebas (release cylinder fork).
Silinder pembebas (release cylinder) mempunyai saluran pembuang udara (bleeder plug) untuk
mengeluarkan udara dari saluran hidraulis dan pegas pembalik menjaga agar garpu pembebas kopling
dan batang penekan (push rod) tetap bersentuhan satu sama lainnya.
20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sistem Transmisi dibutuhkan untuk meneruskan putaran Fly well dari engine,
transmisi sangat di butuhan kendaraan karena kendaraan tanpa transmisi tidak mungkin akan
bisa berjalan. Cara kerja dari sistem transmisi otomatis lebih simple dibandingkan dengan
sistem transmisi manual. Sistem transmisi otomatis lebih canggih daripada transmisi jenis
manual.
• Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi
dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi
lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
• Transmisi menggunakan roda gigi-roda gigi (gears) dari rasio rendah ke tinggi untuk
memaksimalkan torsi mesin sesuai dengan perubahan yang terjadi pada saat berkendara. Ada
dua macam transmisi yaitu manual dan otomatis. Pada transmisi manual yang digunakan
adalah kopling dan lock unlock berbagai macam set gear untuk mendapatkan rasio gigi yang
berbeda. Transmisi otomatis menggunakan torque converter dan planetary gears (roda gigi
satelit) yang dapat membuat satu set gear menghasilkan rasio gigi yang berbeda.
• Perpindahan gigi pada transmisi otomatis secara otomatis sesuai dengan posisi tuas,
terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D, 2 dan L. Sedangkan untuk Over Drive (O/D)
menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan
performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi terdapat 2 poisisi switch yang
ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.
B. Saran
Kita harus menggali informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada dan mampu
memanfaatkanya dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-hari untuk memperluas
pengetahuan kita.
Alangkah baiknya guru pembimbing memberikan materi yang lebih dengan sistem
pembelajaran yang lebih menarik dan tidak monoton , terlebih dapat mengoptimalkan antara
otak kanan dan otak kiri serta memanfaatkan teknologi yang ada sebagai pemblajaran.
21