Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah Transmisi Otomatis Pada
Mobil ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pendidikan dalam otomotif.

Harapan saya semoga Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah
Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil ini.

Medan, 12 September 2018

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah................................................................................................. 3
B.Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
C.Manfat/Tujuan ................................................................................................................ 3
Bab II : Pembahasan
A.Kopling Transmisi Otomatis ......................................................................................... 4
B.Kopling Transmisi Manual............................................................................................ 14
Bab III : Kesimpulan dan Saran
A.Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B.Saran .............................................................................................................................. 21

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi penghantar energidari mesin ke
diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar danmenggerakkan mobil.Transmisi
diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalammobil merupakan mesin
pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm. Sedangkan,
roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai2500 rpm.Sekarang ini, terdapat dua sistem
transmisi yang umum, yaitu transmisi manualdan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem
transmisi yang merupakan gabunganantara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan
perkembangan terakhir yang barudapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-
merek tertentu saja.Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan
dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Biasanya pada transimimanual terdiri dari 3 sampai
dengan 7 speed.Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat membuat kita dapatmerasakan
sistem transmisi manual atau otomatis, bila kita sedang menggunakan sistemtransmisi manual kita
tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisiini pedal kopling sudah teratur
secara otomatis.Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque converter,Planetary
gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter berfungsi sebagaikopling otomatis dan dapat
memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner,
dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF
(Automatic Transmition Fluid). Momenmesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.

B. Rumusan masalah

Makalah ini akan membahas tentang:


a. Pengertian Sistem Transmisi Otomatis
b. Komponen utama transmisi otomatis
c. Cara Kerja Transmisi Otomatis dan Manual Pada Mobil
d. Keunggulan,Kelemahan Transmisi otomatis dan cara Merawat Transmisi otomatis

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:


1. Mendeskripsikan tentang pengertian Transmisi otomatis.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen utama dari Transmisi otomatis.
3. Mengetahui bagaimana cara kerja dari Transmisi otomatis.
4. Mengetahui fungsi dari Transmisi otomatis.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.KOPLING TRANSMISI OTOMATIS

Komponen& Fungsinya Transmisi Otomatis Pada Mobil

1.Planetary gear unit

Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan
menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk
bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan
menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan. Hubungan antara
kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut: Pada saat kendaraan berhenti dan mau
berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk
menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tingi maka akan dibutuhkan gigi yang
tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:

Gambar 5. Planetary gear unit

Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.

Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion
berputar. Gigi-gigi pada planetary carrierberhubungan satu sama lainnya.

Gigi pinionmempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh
karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrierdikombinasikan dalam unit
planetary carrier.

4
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi,
mundur, hubungan langsung dan akselerasi.
Komponen Fungsi
O/D clutch . Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear.
O/D Brake . Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.
O/D one way clutch . Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin.
Forward Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan intermediate shaft.
Direct Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun
. gear.
2nd Coast Brake . Menahan / mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar.
2nd Brake . Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar
. berlawanan arah jarum jam.
Reverse Brake . Menahan putaran front planetary carrier.
One way clutch 1 . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan jarum
. jam ketika 2nd brake bekerja.
One way clutch 1 . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum jam.

Gambar 6. One way clutch

5
Gambar 7. Potongan planetary gear dan clutch

Gambar 8. Hubungan antar komponen saat tranmisi otomatis bekerja

Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D,
2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi,
demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi
terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.

Gambar 9. Tuas transmisi otomatis

6
Posisi tuas transmisi sebagai berikut :

 Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan.
Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan
mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.
 Posisi R (Reverse)
Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.
 Posisi N (Netral)
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan.
Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi netral, biasanya
digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau ketika kendaraan
berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan jalan.
 Posisi D (Drive)
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat
mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON,
transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi
ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.
 Posisi 2
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan
untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.
 Posisi L
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat
tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.

Tipe transmisi otomatis

Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front wheel
drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin
depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung dihubungkan dengan
mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle.

7
Gambar 1. Transmisi otomatis tipe front engine, front wheel drive (FF)
dan front engine, rear drive (FR)

Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain berbeda
dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah dengan mekanisme
yang lain.

Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik untuk
penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.

Transmisi otomatis secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu:

1.Torque converter
2.Planetary gear unit
3.Hydraulic control unit

8
Gambar 2. Bagian utama dari transmisi otomatis

1.Torque Converter

Gambar 3. potongan dari Torque converter

Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat
ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk
menghidupkan mesin.

Fungsi dari torque converter adalah :

a. Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin


b. Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin menuju ke transmisi
c. Menyerap getaran mesin
d. Melembutkan putaran mesin
e. Sebagai pompa oli ke hidraulic control system

Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju
ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine runner, dan stator.

Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang di
pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di derek dan roda
yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta bearing tidak terdapat
pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada jarak yang jauh atau pada
kecepatan yang cukup tinggi.

Lock up mechanism

Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1,
tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan

9
karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut di buat
mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer converter ketika kendaraan berjalan pada
kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga putar
dari mesin akan di salurkan 100 % menuju ke transmisi.

Gambar 4. Lock up mechanism

3. Hydraulic control unit

Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang
diperoleh dari pompa oli. Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik


Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan
hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakkan tempat/kotak
pengubah tenaga putar (mesin).

2. Menyesuaikan tekanan hidrolik


Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil
katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin

3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)


Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda gigi dialihkan.
Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan lendaraan
meningkat, signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit).
Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan (shifting) roda gigi

10
Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:

 Pompa oli
 Valve body
 Primary regulator valve
 Manual valve
 Shift valve
 Solenoid valve
 Throttle valve

Gambar Pompa oli

Gambar potongan hydraulic control unit

11
Automatic Transmision Fluid

Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan tambah.
Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke gear shift dan
melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.

Minyak transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:

 kekentalan yang sesuai


 stabil terhadap panas dan oksidasi
 tidak berbusa
 koefisien gesek yang sesuai
 berwarna
 mempunyai bahan tambah yang lain

Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien geseknya. Hal
ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda tiap tipe kendaraan.
Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga, tetapi juga
bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.
Perhatikan Buku pedoman reparasi untuk mengetahui jenis minyak pelumas yang digunakan pada
kendaraan.

CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS

Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >> [Differential >> Drive Shaft >> Roda]
pada penggerak roda belakang, bagian didalam kurung kotak diganti [As Kopel>> Gardan/
Differential>>Roda]

1. Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque converter
ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter terdapat 3buah
baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan mesin. Yang kedua
"turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir adalah stator. Cara kerjanya,
baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk memompakan Oli transmisi didalam sebuah
ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut mendorong turbin layaknya air bertekanan yang
menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas
angin lalu tepat didepannya anda letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas
angin yang mati tadi akan berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang
menyala. Dari sistem tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin
meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran
tinggi pada mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi
bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah berputar 1:1
saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat "lock up" yang akan
mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan
overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3
baling baling. Dimana baling diantara pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan
stator (statis:diam) dan fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbi

12
2. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah
rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda dengan fungsi
transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat menjalankan mobil. Namun
desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear tidak ada dua barisan roda gigi yang
saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda
gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah
gambarnya di search engine. Karena cukup sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah,
disinilah Valve body bekerja. Valve body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear
secara hidraulis.

Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini. Torque
converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan planetary gear
menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT
kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang diameter drivingnya dapat
berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut juga berubah-ubah. Dari sistem
CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan perpindahan percepatan (rasio) yang
sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT
pada mobil tidaklah dilakukan secara mekanikal layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan
secara elektro hidrolis yang diatur oleh ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai
dengan beban mobil, injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga
yang optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi.

Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem transmisi otomatis.

Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi matik untuk
setiap posisi tuasnya.

P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini memberikan efek
seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk parkir dengan beban yang
cukup berat. ex: tanjakan.
R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah belakang(mundur).

N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada mekanisme
pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan posisi N dan
aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan mobil.

D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama perjalanan.
dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota biasanya terdapat D,2,1
dengan tombol overdrive off pada tuasnya.

D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada beberapa
mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan transmisi pada
rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin

13
B. KOPLING TRANSMISI MANUAL

Kopling (clutch) terletak diantara mesin dan transmisi. Clutch berfungsi untuk menghubungkan
dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi yang di kontrol melalui pedal kopling. Kopling dapat
memindahkan tenaga secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda penggerak (drive wheel) agar
gerak mulai kendaraan dapat berlangsung dengan lembut dan perpindahan roda-roda gigi transmisi
dapat lembut sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan.

Rangkaian Kopling
Kopling terdiri dari :
1.pelat Kopling (clutch disc)
2.Tutup Kopling (Clutch Cover)
3.Mekanisme penggerak
Syarat Kopling
1. Harus dapat menghubungkan dan melepaskan hubungan antara mesin dengan transmisi
secara lembut
2. Pada saat menghubungkan tenaga dari roda gila ke transmisi, kopling harus dapat
memindahkan tenaga tanpa terjadi slip
3. Harus dapat membebaskan hubungan antara roda gila dengan transmisi dengan sempurna dengan
cepat
RANGKAIAN KOPLING
Kopling terdiri dari beberapa bagian seperti gambar di bawah kini. Clutch cover terolat pada roda gila
oleh beberapa baut dan berputar bersama-sama dengan pelat kopling sesuai dengan kecepatan putaran
mesin.

14
Rangkaian Tutup Kopling
Selama tutup kopling (clutch cover) terikat pada roda gila dan berputar bersama-sama dengan putaran
mesin, mesin harus dalam keadaan seimbang untuk dapat menghasilkan putaran yang balance, selain
itu juga harus mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan kopling.
Tutup kopling terbagi menjadi dua tipe dan ini tergantung pada tipe pegas yang digunakan untuk
menekan pelat penekan (pressure plate) terhadap pelat kopling (clutch disc) dengan menggunakan
pegas diaphragm dan pegas coil. Menurut saya pegas jenis diaphragm lebih banyak digunakan pada
mobil-mobil keluaran baru bahkan untuk truk dengan muatan sedang. Sedangkan tipe pegas coil
banyak digunakan pada kendaraan niaga berat.

Clutch cover tipe coil spring


Keuntungan :
• Penekanan terhadap plat kopling kuat
Kerugian :
• Tenaga untuk menekan plat kopling berat

15
• Konstruksinya rumit sehingga harganya mahal

Kelebihan Kopling Pegas Diaphragma :


1. Tenaga yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pedal kopling diusahakan sekecil mungkin
2. Pegas diaphragm menekan pelat penekan clutch disc lebih merata dibandingkan dengan pegas coil
3. Bila terjadi keausan pada pelat kopling tidak mengurangi tekanan pada pelat penekan
4. Selama sekeliling permukaannya rata, kopling tetap seimbang
5. Tidak seperti kopling tipe coil yang mana tenaga pegas akan berkurang pada kecepatan tinggi
karena gaya sentrifugal, kopling tipe pegas diaphragm bebas dari masalah ini.
6. Pegas diaphragm memerlukan ruang arah axial yang cukup kecil, sehingga sirip-sirip pendingin
dapat diletakan pada pelat penekan
7. Jumlah bagian-bagiannya lebih sedikit daripada tipe pegas coil
Kerugian :
1. Penekanan terhadap plat kopling lebih kecil
Pelat Kopling
Pelat kopling (clutch disc) diperlukan untuk dapat memindahkan tenaga dengan lembut tanpa terjadi
slip. Pelat kopling dibuat sedemikian rupa agar pada saat tenaga harus dibebaskan, kopling dapat
bekerja dengan sempurna dan cepat.

16
Pelat kopling terdiri dari facing (bagian yang bergesekan), semacam bahan gesek (friction material)
yang disekeliling plat pada kedua permukaanya dan hub yang terletak dibagian tegahnya yang
menerima perkaitan dengan input shaft transmisi.

Hub diletakan diantara pelat-pelat dan dibuat sedemikian rupa agar dapat bergerak sedikit dalam arah
dari putaran melalui peredam (pegas coil atau karet). Bentuk ini bekerja untuk mengurangi kejutan
pada saat tenaga dihubungkan.
Mekanisme Penggerak
Ada dua jenis mekanisme penggerak kopling yaitu penggerak hydraulic dan mekanis yang masih
menggunakan kabel.
Tipe kopling mekanis
Kopling mekanis atau dalam bahasa inggris disebut mechanical clutch terdiri dari bagian-bagian yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Pada tipe kopling ini, perpindahan pedal kopling diteruskan
ke body kopling secara langsung oleh kabel.

17
Tipe Kopling Hydraulic
Tipe Kopling hidraulis atau dalam bahasa inggris disebut hydraulic clutch seperti pada gambar
dibawah ini. Pada tipe kopling hydraulic pergerakan pedal kopling diubah oleh master silinder
menjadi tekanan hydraulic kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling atau dalam bahasa
inggris disebut clutch release fork melalui silinder pembebas atau dalam bahasa inggris disebut
release cylinder. Pada kopling tipe ini, pengemudi tidak terganggu oleh bunyi getaran mesin dan
kopling mudah digerakan.

Master Silinder Kopling


Clutch Master Cylinder atau master silinder kopling terdiri dari reservoir, piston, cylinder cup, katup
dan lain-lain dan tekanan hydraulic ditimbulkan oleh gerakan piston. Batang penekan kopling (clutch
pushed) tertarik kearah pedal kopling oleh adanya pegas pembalik pedal (pedal return spring)
Beberapa kendaraan niaga menggunakan master silinder tipe booster. Booster yang pernah saya temui
merupakan rem angina yang menekan fluida dalam master silinder sehingga lebih enak di operasikan.

18
Fungsi :
Untuk menghasilkan tenakan hydrolis
Silinder pembebas kopling
Silinder pembebas kopling (release cylinder) dibagi dalam dua tipe : tipe yang dapat disetel atau
dalam bahasa inggris disebut adjustable type dan tipe yang menyetel sendiri atau self-adjusting type.

19
Untuk meneruskan tenaga dari master cylinder mendorong release fork
1. Silinder pembebas tipe yang dapat disetel
Konstruksi silinder pembebas (release cylinder) seperti pada gambar di bawah. Minyak hidraulis dari
master silinder menyebabkan piston pada release cylinder mendrorong batang penekan (push rod) dan
mendorong garpu pembebas (release cylinder fork).
Silinder pembebas (release cylinder) mempunyai saluran pembuang udara (bleeder plug) untuk
mengeluarkan udara dari saluran hidraulis dan pegas pembalik menjaga agar garpu pembebas kopling
dan batang penekan (push rod) tetap bersentuhan satu sama lainnya.

2. Silinder pembebas tipe menyetel sendiri (self adjusting release cylinder)


Kebebasan garpu pembebas kopling biasanya penyetelan dengan jalan merubah penjaga batang
penekan. Pada kendaraan moderen, untuk menghilangkan penyetelan gerak bebas maka digunakan
silinder pembebas menyetel sendiri. Pada silinder pembebas tipe menyetel sendiri tidak menggunakan
pegas pembalik garpu pembebas, sebagai pengganti, maka pada silinder pembebas dipasang pegas
(conical spring) untuk menjaga agar garpu pembebas (release fork) selalu bersentuhan dengan batang
penekan.

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

 Sistem Transmisi dibutuhkan untuk meneruskan putaran Fly well dari engine,
transmisi sangat di butuhan kendaraan karena kendaraan tanpa transmisi tidak mungkin akan
bisa berjalan. Cara kerja dari sistem transmisi otomatis lebih simple dibandingkan dengan
sistem transmisi manual. Sistem transmisi otomatis lebih canggih daripada transmisi jenis
manual.
• Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi
dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi
lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
• Transmisi menggunakan roda gigi-roda gigi (gears) dari rasio rendah ke tinggi untuk
memaksimalkan torsi mesin sesuai dengan perubahan yang terjadi pada saat berkendara. Ada
dua macam transmisi yaitu manual dan otomatis. Pada transmisi manual yang digunakan
adalah kopling dan lock unlock berbagai macam set gear untuk mendapatkan rasio gigi yang
berbeda. Transmisi otomatis menggunakan torque converter dan planetary gears (roda gigi
satelit) yang dapat membuat satu set gear menghasilkan rasio gigi yang berbeda.
• Perpindahan gigi pada transmisi otomatis secara otomatis sesuai dengan posisi tuas,
terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D, 2 dan L. Sedangkan untuk Over Drive (O/D)
menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan
performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi terdapat 2 poisisi switch yang
ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.

B. Saran

Kita harus menggali informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada dan mampu
memanfaatkanya dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-hari untuk memperluas
pengetahuan kita.
Alangkah baiknya guru pembimbing memberikan materi yang lebih dengan sistem
pembelajaran yang lebih menarik dan tidak monoton , terlebih dapat mengoptimalkan antara
otak kanan dan otak kiri serta memanfaatkan teknologi yang ada sebagai pemblajaran.

21

Anda mungkin juga menyukai