KALIMANTAN BARAT
Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang kompleks. Adanya interaksi
konvergen antara 3 lempeng utama, yaitu:
1. Lempeng Indo-Australia
2. Lempeng Pasifik
Kerangka tektonik Pulau Kalimantan oleh Nuay (1985) dibagi menjadi 12 unit, yaitu:
Bagian Barat daya dari Kalimantan merupakan bagian dari continental passive margin, yang
terbentuk pada zaman Kapur Awal sebagai bagian dari lempeng Asia Tenggara yang dikenal
sebagai Sunda land. Pada zaman Tersier, terjadi peristiwa interaksi konvergen yang
menghasilkan beberapa formasi akresi pada daerah Kalimantan.
Selama zaman Eosen, daerah Sulawesi berada di bagian Timur kontinen dataran Sunda. Pada
pertengahan Eosen, terjadi interaksi konvergen antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng
Asia yang mempengaruhi makin terbukanya busur belakang samudra, Laut Sulawesi, dan
Selat Malaka. Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan yang dihasilkan oleh
perkembangan regangan cekungan yang besar pada daerah Kalimantan.
Tatanan geologi cekungan melawai-ketungau
lempeng Eurasia yang bergerak selama kapur hingga Tersier awal menghasilakan tektonik
komplek pada daerah Cekungan Melawai-Ketungau.Aktivitas tektonik pra-Tersier mengawali
konfigurasi cekungan yang dibatsi oleh tinggian (basement high) granit,basalt,sekis dan filit
pada Formasi Semitau pada umur Triassic-Jura.Kejadian tektonik pada kapur akhir
menghasilkan tinggian dan rendahan,tinggian yang terdiri dari granit kapur ini memisahkan
Subcekungan Melawai bagian pada selatan dan Subcekungan Ketungau pada bagian utara
Cekungan Melawi
Fisiografi
Fisiografi secara umum terdiri dari Dataran Rendah Melawi di bagian utara dan Dataran
Tinggi Schwaner di bagian selatan. Fisiografi rincinya dibedakan lagi dengan adanya Dataran
Tinggi Beturan dan Pelataran Alat di bagian Timurlaut yang kemenerusannya terputus oleh
Dataran Rendah Melawi. Di bagian selatan Dataran Rendah Sayan, dicirikan oleh cekungan
antar gunung membentuk fisiografi yang khas dan berkembang di sepanjang Sungai Pinoh di
Pegunungan Schwaner. Tektoniknya dibangun oleh rangkaian sedimen Tersier Awal pada
cekungan asimetris, yaitu Cekungan Melawi yang dialasi oleh batolit granit berumur Kapur
dan metamorf regional Pinoh.
Cekungan Melawi dengan ketebalan hingga 5 km tersusun oleh sedimen fluvial, lagun dan
laut. Selain itu, fragmen piroklastik membentuk banyak horison-horison, menunjukkan
adanya pengaruh aktivitas volkanik yang singkat dan berlangsung dalam periode yang lama.
Secara keseluruhan, di bagian tengah batas antara Cekungan Melawi dan Batolit Schwaner
mengikuti garis Barat - Baratlaut sepanjang lebih dari 300 km dan kemungkinan dibatasi oleh
sesar yang tertimbun dengan arah tersebut. Di bagian barat dan timur, sedimen yang setara
berumur Kapur, masing-masing Formasi Pedawan dan Kelompok Selangkai diperkirakan
mengalasi Cekungan Melawi. Sedangkan batas utara Cekungan Melawi dipisahkan oleh
kompleks melange berumur Kapur yang membentuk Punggungan Semitau.
Stratigrafi
Stratigrafi Nangapinoh mencakup dua propinsi geologi yang berbeda yaitu Batolit Schwaner
berumur Kapur dan runtunan sedimen Tersier Cekungan Melawi.
Batolit Schwaner, tersusun terutama oleh Tonalit Sepauk berumur Kapur Awal melampar
luas di bagian selatan. Granit Sukadana berumur Kapur Akhir membentuk pluton dan stok
yang berbeda menerobos Tonalit Sepauk. Batuan terobosan Granit Laur berumur Kapur
Awal. Batuan gunungapi Menunuk berumur Kapur Awal tersusun oleh tufa hablur
tersesarkan dan menutup tak selaras batolit Schwaner. Batuan plutonik di atas memalihkan
secara termal batuan pelit menghasilkan Malihan Pinoh, sebagian besar membentuk intricate
dalam tubuh batolit. Kemudian batuan malihan dan pluton di atas diterobos kembali oleh
retas mafik, yaitu Gabro Biwa berumur Kapur Akhir. Selanjutnya Batuan Gunungapi Kerabai
berumur Kapur Akhir, menutup takselaras Tonalit Sepauk, Granit Sukadana dan Malihan
Pinoh.
Sedimen Cekungan Melawi terdiri atas batuan-batuan berumur Tersier dan Kuarter yang
dialasi oleh kelompok batuan Batolit Schwaner. Batuan sedimen tertua adalah Fm. Ingar
merupakan sedimen klastik darat berumur Eosen Akhir. Selanjutnya Batupasir Dangkan
berumur Eosen Atas menutup tak selaras Fm. Ingar. Serpih Silat menutup selaras Batupasir
Dangkan.
Formasi Ingar (Tei) tersusun oleh perselingan batulumpur karbonatan, batulanau, batupasir
fragmen gunungapi. Formasi ini berumur Eosen Atas dan diendapkan di lingkungan delta
hingga estuarin.
Formasi Payak (Teop) terdiri dari batupasir bersisipan batulumpur dan batulanau,
konglomerat alas dan lapisan tipis batubara. Satuan ini terletak tak selaras di atas Fm. Ingar,
umurnya adalah Eosen Atas - Oligosen Bawah dan diendapkan di lingkungan fluviatil.
Formasi Tebidah (Tot) terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulanau pasiran, dan
batulumpur bersisipan batubara. Satuan ini terletak selaras di atas Fm. Payak, berumur
Oligosen Atas dan diendapkan pada lingkungan estuarin dan dataran banjir.
Batuan Terobosan Sintang (Toms) terdiri atas andesit, granodiorit, dasit, granit, riolit, dan
diorit kuarsa. Batuan ini menerobos hampir semua batuan yang lebih tua,.
Endapan aluvial (Qa) berumur Kuarter menutup tak selaras seluruh batuan di bawahnya,
terdiri dari material rombakan kerikil, pasir, lempung, bahan tetumbuhan dan emas.
Aktivitas volkanisme selama Tersier berupa intrusi batuan Terobosan Sintang berkomposisi
intermedier menerobos hampir seluruh runtunan sedimen Tersier dan batuan Batolit
Schwaner.
Endapan Kuarter merupakan endapan permukaan dan melampar tak selaras di atas batuan-
batuan yang lebih tua, terdiri dari endapan aluvial dan endapan rombakan di sekitar Plato
Alat.
Struktur yang berkembang cenderung berasosiasi dengan provinsi geologi batuan berada,
sehingga gejala struktur yang nampak dikelompokkan berdasarkan provinsi geologinya.
Sesar dan struktur minor seperti retas dan perdaunan dijumpai pada batuan batolit Schwaner.
Lipatan dan sesar serta struktur minor berkembang pada batuan sedimen Tersier di Cekungan
Melawi. Struktur yang berkembang pada batuan malihan Pinoh dicirikan oleh adanya belahan
dan kesekisan.
Potensi Hidrokarbon
Potensi hidrokarbon yang ada di Cekungan Melawi terdapat pada batulempung Fm. Ingar dan
Serpih Silat sebagai batuan induk sedangkan batupasir pada Formasi Payak sebagai reservoir
hidrokarbon
MAKALAH GEOLOGI INDONESIA CEKUNGAN
MELAWI
OLEH
Universitas Trisakti
Jakarta
2018