Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kelayakan LKS ditinjau dari
kriteria isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafikan, (2) melatihkan keterampilan
berpikir kritis siswa, serta (3) mendeskripsikan respon siswa ditinjau dari kriteria isi,
penyajian, kebahasaan dan kegrafikan. Jenis penelitian merupakan penelitian
pengembangan (R&D). Rancangan pengembangan LKS menggunakan model
ASSURE menurut Heinich, Molenda, dan Russel (1996). Sasaran penelitian adalah
LKS yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan lembar telaah, validasi, angket
respon siswa, soal pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. Sumber data
adalah dosen kimia, guru kimia, 30 siswa kelas XI SMA. Data dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan data hasil validasi, masing-masing kriteria
kelayakan pada seluruh LKS memperoleh persentase antara 66,66% – 100%,
sehingga LKS yang dikembangkan dikategorikan layak. Keterampilan berpikir kritis
interpretasi, analisis, inferensi, dan penjelasan dikategorikan berturut-turut sangat
baik (87,60% – 100%), sangat baik (92,50% – 94,33%) baik (71,33% – 72,33%) dan
sangat baik (90,00% – 93,33%). Berdasarkan data hasil angket respon siswa masing-
masing kriteria memperoleh persentase antara 76,66% – 100%, sehingga LKS yang
dikembangkan dikategorikan layak.
Kata kunci: LKS, guided discovery, keterampilan berpikir kritis
Abstract
The aim of this research is (1) to describe the feasibility of student activity sheet
which determine by criteria of content, presentation, language, and graphical;(2) to
practice student critical thinking skill; and (3) to describe the student response
which determine by criteria of content, presentation, language, and graphical. The
type of this research is R&D, design of student activity sheet using ASSURE model
by Heinich, Molenda, and Russel. The target of this research is the student activity
sheet that had been developed. The instruments which used in this research were
analysis sheet, validation sheet, student response questioner, question of
comprehension concept and student critical thinking skill. Source of data were
obtained by chemistry lecturer, chemistry teacher, as well as 30 students class XI
Senior High School. The analyzed of data was done descriptively. The results of the
validation data, each of the feasibility criteria on student activity sheet has the
percentage 66.66% - 100%, so student activity sheet that have been developed
categorized as feasible. Critical thinking skills of interpretation, analysis, inference,
and explanations are categorized in respectively by very good (87.60% - 100%),
very good (92.50% - 94.33%) good (71.33% - 72.33 %) and very good (90.00% -
93.33%). Based on data from student questionnaire responses of each criterion has
262
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
percentage between 76.66% - 100%, so the student activity sheet that have been
developed categorized as feasible.
Keywords: student activity sheet, guided discovery, critical thinking skill
263
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
264
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
Lanjutan Tabel 2
Berdasarkan kriteria interpretasi skor No. Rentang Nilai Predikat
tersebut, LKS yang dikembangkan 5. 2,51 – 2,84 B-
6. 2,18 – 2,50 C+
dikatakan layak apabila memenuhi kriteria
7. 1,85 – 2,17 C
isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafikan 8. 1,51 – 1,84 C-
dengan persentase yang diperoleh 9. 1,18 – 1,50 D+
mencapai ≥ 61%, sehingga dikatakan 10 1,00 – 1,17 D
layak [11]. [12]
Persentase dari data hasil angket Siswa dikatakan memahami konsep
siswa diperoleh berdasarkan perhitungan apabila memperoleh nilai hasil tes akhir
skor skala Guttman [11]. Siswa akan 2,67 dengan predikat (B-) [12].
menjawab “ya” apabila aspek di dalam Analisis data keterampilan berpikir
angket sesuai dengan kriteria, dan kritis siswa dilakukan terhadap 12 soal
menjawab “tidak” apabila aspek di dalam keterampilan berpikir kritis yang memuat
angket tidak sesuai dengan kriteria. empat indikator keterampilan berpikir
Setelah itu skor dimasukkan ke dalam kritis interpretasi (nomor 1,2,3); analisis
rumus untuk memperoleh persentase (4,5,6); inferensi (7,8,9); penjelasan
kelayakan. Hasil perhitungan persentase (10,11,12). Masing-masing soal akan
dari angket respon siswa diinterpretasikan dihitung rata-ratanya. Melalui rata-rata
ke dalam kriteria seperti pada tabel 1. tersebut akan didapatkan persentase sesuai
Berdasarkan kriteria tersebut LKS yang tabel 1.
dikembangkan dikatakan layak apabila Apabila persentase yang didapatkan
mencapai persentase ≥ 61% [11]. pada masing-masing soal mencapai 61%
Tes akhir digunakan untuk maka keterampilan berpikir kritis siswa
mengetahui serta menilai pemahaman pada indikator tersebut dikategorikan baik.
konsep dan keterampilan berpikir kritis LKS dapat dikatakan dapat melatihkan
siswa. Siswa megerjakan 12 soal uraian. keterampilan berpikir kritis apabila
Tes akhir dinilai menggunakan skala 1-4 keempat indikator keterampilan berpikir
(kelipatan 0,33) yang selanjutnya kritis dikategorikan baik.
dikonversi ke dalam predikat A sampai D.
cara ke dalam predikat A-D, maka nilai HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa perlu dikonversi ke dalam bentuk Validasi LKS
nilai dengan menggunakan rumus: Validasi LKS yang dikembangkan
berdasarkan kriteria isi menunjukkan
kriteria layak dan sangat layak di berbagai
Selanjutnya nilai tersebut dikonversi ke aspek. Kesesuaian dengan kriteria
dalam huruf A-D sesuai dengan tabel 2 keterampilan berpikir kritis, meliputi:
interpretasi, analisis, inferensi dan
Tabel 2 Konversi Nilai ke dalam Predikat penjelasan, yang dikategorikan layak pada
No. Rentang Nilai Predikat seluruh LKS yang dikembangkan. Hal ini
1. 3,85 – 4,00 A dikarenakan keseluruhan LKS yang
2. 3,51 – 3,84 A-
dikembangkan memuat soal-soal yang
3. 3,18 – 3,50 B+
4. 2,85 – 3,17 B dapat melatihkan empat keterampilan
265
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
266
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
soal interpretasi karena siswa dapat kritis interpretasi pada nomor 2 sangat
memahami data pada kolom reaksi baik. Hasil tersebut diperkuat dengan
penguraian, kemudian siswa persentase yang didapatkan sebesar
menghubungkan antara reaksi penguaraian 87,60%. Melalui hasil jawaban soal nomor
tersebut dengan teori asam basa menurut 1 sampai 3, ternyata siswa dapat
Bronsted-Lowry yang mana asam sebagai menjawab soal keterampilan berpikir kritis
donor proton dan basa sebagai akseptor interpretasi pada nomor 1 sampai 3 dengan
proton. sangat baik (87,60%-100%).
Setelah siswa mengasosiasikan soal Indikator keterampilan berpikir kritis
dengan materi yang telah diajarakan, siswa analisis diwakili oleh soal nomor 4 sampai
dapat menginterpretasikan data reaksi 6. Ketiga soal tersebut mengharuskan
penguraian dan dihasilkan kesimpulan siswa untuk menggunakan keterampilan
atau jawaban yang diisikan ke dalam menganalisisnya. Pada umur 16-18 tahun
kolom pasangan asam atau basa konjugat. dikatakan bahwa anak memasuki tahap
Menurut Waston dan Glaser, interpretasi operasional formal dalam tahap
merupakan kecakapan menimbang fakta perkembangan kognitif Piaget. Remaja
dan menghasilkan penggeneralisasian atau pada tahap operasional formal (11 tahun –
kesimpulan berdasarkan pada data yang dewasa) telah memiliki kemampuan untuk
diberikan [15]. melakukan penalaran secara realistis [19].
Terdapat 22 siswa dapat menjawab Jadi siswa SMA sudah dapat dilatihkan
soal nomor 1 dengan benar sedangkan dan diberikan soal keterampilan berpikir
sisanya yakni 8 dapat menjawab soal analisis.
namun jawabannya kurang benar, Soal nomor 4 yakni disajikan suatu
sehingga dapat dikatakan siswa dapat konsep bahwa kunyit termasuk indikator
menjawab soal keterampilan berpikir kritis alami. Berdasarkan persentase yang
interpretasi pada nomor 1 dengan sangat didapatkan sebesar 94,33% maka
baik. keterampilan berpikir ktitis analisis siswa
Soal nomor 2 indikator keterampilan dikategorikan sangat baik. Hal ini
berpikir kritis interpretasi, terdapat 23 dikarenakan soal nomor 4 memuat materi
siswa dapat menjawab soal nomor 2 indikator asam basa yang telah dilatihkan
dengan benar. saat pembelajaran dengan menggunakan
Soal nomor 2 diadopsi dari [18], pada LKS I. Penemuan konsep pada LKS I
soal ini siswa menginterpretasi data nama dilakukan melalui percobaan
asam kemudian memaknai kolom hasil menggunakan indikator alami untuk
ionisasi sebagai reaksi ionisasi dari asam menentukan sifat asam basa, siswa sangat
tersebut dan kolom jenis asam dapat diisi antusias dalam kegiatan percobaan, karena
dengan monoprotik, diprotik atau tripotik. guru memberikan kebebasan siswa untuk
Siswa telah memahami konsep reaksi melakukan percobaan.
ionisasi, sehingga dengan mudah siswa Selanjutnya pada soal nomor 5, soal
dapat menginterpretasikan data nama asam juga memuat data hasil percobaan
dan menghasilkan jawaban hasil reaksi mengenai perubahan warna indikator
dan jenis asam. Jadi keterampilan berpikir buatan (metil jingga, metil merah, dan
267
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
bromtimol biru) ketika ditetesi dengan air ini dikarenakan siswa tidak dapat
hujan, rentang pH dari setiap indicator menghitung pH setelah pengenceran,
buatan. Menurut Facione, analisis meliputi membuat kesimpulan mengenai sifat
pengujian data, pendeteksian argumen, larutan dan perubahan pH sebelum dan
dan analisis argument [15]. Soal nomor 5 sesudah pengenceran. Selanjutnya untuk
bersumber dari [17]. Persentase yang soal nomor 9 juga merupakan soal
didapatkan sebesar 76,89% sehingga inferensi.
keterampilan berpikir kritis analisis pada Melalui hasil jawaban soal nomor 7
nomor 5 dkategorikan baik. Melalui hasil sampai 9, ternyata siswa dapat menjawab
jawaban soal nomor 4 sampai 6, ternyata soal keterampilan berpikir kritis analisis
siswa dapat menjawab soal keterampilan dengan baik (71,33%-72,33%). Terdapat
berpikir kritis analisis dengan sangat baik satu soal yakni soal nomor 7 mendapat
(92,50%-94,33%). persentase 22,59%, namun terdapat dua
Soal nomor 7 merupakan soal soal yakni soal nomor 8 dan 9 mendapat
inferensi karena di dalam soal terdapat persentase 71,33% dan 72,33%, hal ini
pertanyaan “menurut teori Lewis, apakah menandakan bahwa keterampilan berpikir
reaksi ini merupakan reaksi asam basa? kritis inferensi siswa sudah baik
Jelaskan dengan menggunakan gambar Indikator berpikir kritis penjelasan
struktur Lewis dan kemudian buatlah terdapat pada nomor 10. Soal diadopsi
kesimpulannya!”, hal ini menunjukkan dari [16]. Berdasarkan kesimpulan siswa
bahwa siswa harus mengkonstruksi harus menjelaskan alasannya. Menurut
gambar struktur Lewis dari molekul Al2Cl6 Facione, eksplanasi atau penjelasan berarti
dengan teori asam basa menurut Lewis, mampu menyatakan hasil-hasil dari
apabila dari gambar struktur tersebut penalaran seseorang, mempresentasikan
terdapat serah terima elektron maka dapat penalaran seseorang dalam bentuk
disimpulkan bahwa Al2Cl6 merupakan argument-argumen yang kuat [15].
reaksi asam basa menurut teori Lewis. Terdapat 28 siswa dapat menjawab soal
Hampir seluruh siswa tidak dapat keterampilan berpikir kritis penjelasan
menjawab soal dengaan benar yakni dengan baik.
mendapatkan skor 2 dan 0. Berdasarkan Soal nomor 11 diadopsi dari soal
hasil persentase yang didapatkan maka berpikir kritis pada buku [16]. Soal ini
keterampilan berpikir kritis inferensi pada mengenai teori asam basa menurut
nomor 7 dikategorikan buruk. Hal ini Brosted-Lowry. Terdapat 2 siswa
dikarenakan pemahaman konsep siswa mendapat nilai 0, sedangkan 28 siswa
mengenai materi struktur Lewis masih menjawab soal dengan kurang benar. Hal
kurang, hal ini dibuktikan dengan jawaban ini dikarenakan siswa belum dapat
siswa, yang mana siswa tidak mampu menghubungkan antara teori asam basa
menggambar struktur Lewis dengan baik. menurut Arrhenius dengan Brosted-
Soal nomor 8, terdapat 16 siswa Lowry. Sehingga keterampilan berpikir
dapat menjawab soal dengan benar kritis penjelasan di nomor 11 sedang.
mendapatkan skor maksimum 10. Soal nomor 12, siswa harus mampu
Terdapat 2 siswa mendapatkan skor 0. Hal menjelaskan hasil percobaan tersebut
268
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
dengan cara menelusuri literatur mengenai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
sifat dari asam sulfat. Melalui hasil sesuai dengan indikator.
jawaban soal nomor 10 sampai 12, Kriteria kebahasaan mencakup
ternyata siswa dapat menjawab soal keterbacaan, kejelasan informasi,
keterampilan berpikir kritis penjelasan kesesuaian dengan kaidah Bahasa
dengan sangat baik (90,00%-93,33%). Indonesia yang baik dan benar dan
Berdasarkan data skor tes akhir (post pemanfaatan bahasa secara efektif dan
test) keterampilan berpikir siswa, dapat efisien (jelas dan singkat) [7]. Hasil angket
disimpulkan bahwa keterampilan berpikir respon siswa untuk indikator penulisan
kritis siswa berbeda-beda namun LKS menggunakan istilah yang mudah
keterampilan berpikir kritis siswa sudah dipahami siswa memperoleh kriteria
baik setelah dilatihkan menggunakan LKS sangat layak.
yang dikembangkan. Siswa telah mampu Hal ini dapat menunjukkan bahwa
mengerjakan soal tes akhir dengan baik. informasi, materi, soal pada LKS yang
dikembangkan dapat dibaca dan jelas,
Respon Siswa karena menggunakan Bahasa Indonesia
Pertama, kriteria isi, aspek indikator yang baik dan benar. Dapat dibuktikan
soal yang ada di LKS sesuai dengan dengan hasil validasi untuk dua aspek
materi yang diajarkan memperoleh penulisan LKS menggunakan Bahasa
persentase maksimum. Hasil tersebut Indonesia yang baik dan benar serta aspek
menunjukkan bahwa soal-soal di LKS menggunakan kalimat yang sederhana
masih dalam lingkup materi asam basa memperoleh kriteria layak dan sangat
yang sedang diajarkan pada siswa pada layak.
waktu itu. Kriteria yang terakhir adalah
Kedua, kriteria penyajian, enam kegrafikan. Kedua indikator dalam kriteria
indikator memperoleh sangat layak dan kegrafikan mendapatkan persentase
satu indikator memperoleh kriteria layak maksimum yakni 100% yakni ilustrasi dan
dengan persentase sebesar 76,66%, gambar dalam LKS mendukung dan jenis
indikator tersebut adalah penyajian LKS huruf dan ukuran tulisan membuat siswa
menarik. Hal ini menunjukkan, terdapat nyaman membaca LKS.
siswa yang menginginkan LKS yang Hal ini menunjukkan bahwa siswa
digunakan dalam proses pembelajaran nyaman ketika belajar dengan
lebih menarik dalam hal penyajiannya. menggunakan LKS, karena LKS telah
Komponen penyajian mencakup didesain dengan menggunakan jenis huruf
kejelasan tujuan yang ingin dicapai, urutan serta ukuran tulisan yang tidak
sajian, pemberian motivasi serta daya mengurangi keterbacaan tulisan bagi
tarik, interaksi, dan kelengkapan informasi pembaca dan kualitas cetak LKS juga
[7]. Dilihat dari komponen penyajian baik. Sesempurna apapun materi yang kita
mencakup kejelasan tujuan yang ingin siapkan, tetapi jika peserta didik tidak
dicapai, di dalam LKS yang mampu membacanya dengan jelas, maka
dikembangkan sudah dijelaskan mengenai LKS tidak akan memberi hasil yang
maksimal [13].
269
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
270
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 4, No. 2, pp. 262-271, May 2015
271