Anda di halaman 1dari 99

RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH


_______________________________________________________________________________________________________________

BAB I
SYARAT – SYARAT UMUM

A. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
kontraktor diwajibkaaan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di
dalam buku ini.
Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar dan
uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/Konsultan Supervisi untuk mendapatkan penyelesaian.

B. LINGKUP PEKERJAAN
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara
bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

C. SARANA KERJA
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota
pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan inii. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan
bahan/material ditapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal
yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus
benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.

D. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN
1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar dan spek
teknis dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat
keadaan ditapak, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Supervisi secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah Konsultan Supervisi
berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.

-1-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum
seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya
sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum
dicantumkan dalam gambar Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara
tertulis kepada Konsultan Supervisi dan Konsultan Supervisi memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikkan pegangan setelah
berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pejabat
Pembuat Komitmen / Konsultan Supervisi.
5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua
salinan, segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, addenda, berita-berita
perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat
pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini haruss dapat dilihat Konsultan Supervisi dan Direksi setiap
saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu,
dokumendokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.

E. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH


1. Gambar-gambar pelaksana (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub Kontraktor,
Supplier atau Prosedur yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian
pekerjaan.
2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk
menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh
Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Supervisi untuk menilai pekerjaan,
setelah disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Perencana.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan
dengan segera semuaa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh
yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Supervisi.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan Supervisi. Kontraktor harus melampirkan

-2-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika


ada hal-hal demikian.
4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap
gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
5. Konsultan Supervisi dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu
sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen Kontrak dan syarat-syarat
keindahan.
6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan
Supervisi dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh sampai disetujui.
7. Persetujuan Konsultan Supervisi terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas
perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak
diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi.
8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh yang harus disetujui Konsultan Supervisi dan Perencana, tidak
boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi dan
Perencana.
9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan kepada
Konsultan Supervisi dalam dua salinan, Konsultan Supervisi akan memeriksa dan
mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau “Telah
Diperiksa Dengan Perubahan” atau “Ditolak”.
Satu salinan ditahan oleh Konsultan Supervisi untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada Kontraktor untuk dibagikan atau diperlihatkan kepada
Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila
menurut Konsultan Supervisi hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau
barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu diubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-
masing jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.
11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan
kepada Konsultan Supervisi dan Perencana.
12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-
katalog kepada Konsultan Supervisi dan Perencana menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

-3-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

F. JAMINAN KUALITAS
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Supervisi, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen
Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butir ini. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi,
bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

G. NAMA PABRIK/MEREK YANG DITENTUKAN


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar
didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di
Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan
sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu)
bulan menunjukkan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada Pemberi Tugas
fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun Importir
lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order
import).

H. CONTOH-CONTOH
Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara
pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

-4-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

I. SUBSTITUSI
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara,
disertai data-data yaang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana sebelum pemesanan.
2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, akserories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya,
katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik/Perencana.

J. MATERIAL DAN TENAGA KERJA


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan
material harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap Pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja
sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang
menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun
mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-
masing.

K. KLAUSUL DISEBUTKAN KEMBALI


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada
butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi
Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis
dan/atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau
tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.

-5-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

L. KOORDINASI PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktivitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu
agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari
gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen / Konsultan Supervisi.

M. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN


1. Perlindungan terhadap milik semua barang di dalam area bangunan eksisting:
Kontraktor harus menjaga dan melindungi barang barang milik Pemerintah
Daerah, bangunan dan sebagainya serta memelihara selama kontrak
berlangsung.
2. Orang-orang yang tidak berkepentingan :
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli
tekniknya yangg bertugas dan para penjaga.
3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan
sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas.
Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak,
siang dan malam.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor dan Sub
Kontraktor, atass kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
5. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yang datang ke lokasi.
Fasilitas daan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan
Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang
yang berlaku pada waktu itu.

-6-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Di lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup


untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai tambahan
hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah
dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
6. Gangguan pada tetangga :
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi Tugas akan menentukannya dan
tidak akan ada tambahan penggganti uang yang akan diberikan kepada
Kontraktor sebagai tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

N. PERATURAN HAK PATENT


Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek
dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang
dipergunakan dalam proyek ini.

O. IKLAN
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pejabat Pembuat
Komitmen.

P. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAAN YANG DIGUNAKAN


1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Perpres No 04 tahun 2015 dengan lampiran-lampirannya
b. Perpres No 70 tahun 2012 dengan lampiran-lampirannya.
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Permen PU 45/PRT/M/2007 pedoman
teknis pembangunan gedung negara.
d. Standar Nasional Indonesia SNI 03 – 2847 – 2002 tata cara perhitungan
Struktur Beton untuk bangunan gedung
e. Standar Nasional Indonesia SNI 04 – 0225 – 2000 Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2000
f. SNI 03-3233-1998 – Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan Rumah dan
Gedung
g. Standar Nasional Indonesia SNI 03 – 2407 – 1994 Tata cara pengecatan kayu
untuk rumah dan gedung

-7-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

h. Standar Nasional Indonesia SNI 03 – 6481 – 2000 Sistem Plambing


i. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan
oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan
oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukkan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja (SPK).
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
i. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

-8-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

A. PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK


1. Lokasi pekerjaan terlebih dulu harus dibersihkan.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lokasi harus tetap bersih dan rapi.

B. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI


1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenaai
peil ketinggian, letak batas-batas dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadii antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
/Konsultan Pengawas untuk dimintakaan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan waterpass beserta petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan
Pengawas selama pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas.
6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

C. TUGU PATOKAN DASAR


1. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/Konsultan Pengawas.
2. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen/Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.
3. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.

-9-
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

D. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (MARKING LOKASI EXISTING)


1. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
2. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 30 cm dari as pondasi terluar.
3. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.

E. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan pembongkaran sebagaimana dituntut
oleh gambar dan Dokumen Kontrak yang berhubungan.
2. Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai Kontraktor berkewajiban untuk
meneliti semua Dokumen Kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran
dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada,
melakukan pengukuran, pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup
pekerjaan.
3. Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai, Kontraktor harus menyiapkan: lokasi
untuk pembuangan bekas bongkaran, alat-alat bantu dan perangkat alat untuk
keselamatan kerja yang memadai.
4. Karena tidak menutup kemungkinan lokasi proyek masih digunakan oleh pihak
pengguna maka kontraktor wajib merencanakan sistem/tahap pelaksanaan
pekerjaan yang aman sehingga tidak mengganggu pihak pengguna. Rencana
sistem pelaksanaan pembongkaran harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen / Konsultan Supervisi.

F. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR & DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor di tapak proyek atau disuplai dari
luar atau dapat juga membuat kesepakatan dengan pihak terkait, seandainya
menggunakan sumber air yang saat ini ada. Air harus bersih, bebas dari debu,
bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-
kurangnya (minimum) 1300 VA, dapat juga membuat kesepakatan dengan
pihak terkait, seandainya menggunakan sumber listrik yang saat ini ada.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk

- 10 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga


disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.

G. KANTOR KONSULTAN PENGAWAS


1. Untuk mempercepat proses pekerjaan, kantor Konsultan Supervisi dapat
menggunakan sementara ruang-ruang yang akan dikerjakan, tetapi tidak boleh
mengganggu proses jalannya pekerjaan
2. Perlengkapan-perlengkapan kantor Konsultan Pengawas yang harus disediakan
Kontraktor

H. KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA


1. Ukuran luas Kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran, minimal seluas 20 m2
untuk kebutuhan gudang dan kantor. Kantor tersebut dapat menggunakan
ruang-ruang yang akan dikerjakan, tetapi harus dijaga dari kerusakan yang
mungkin timbul.
2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-
masing bahan tidak tercampur.
I. PAPAN NAMA PROYEK
1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan
nama-nama Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, Kontraktor, Sub Kontraktor,
dan Kontraktor-kontraktor untuk paket pekerjaan lainnya yang terlibat.
2. Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan Konsultan Pengawas.

- 11 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR

GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :
 Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan – bahan,
tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat
turap sementara dan bendungan sementara jika diperlukan.
 Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan / atau urugan tanah kembali seperti Halaman,
saluran terbuka, gorong – gorong, jalur utilitas, pondasi dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Membuang semua bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
 Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
 Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.3. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Penggalian
3.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
3.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan rencana
awal dan Pengawas Lapangan dapat menginstruksikan perubahan
– perubahan bila dianggap perlu.

- 12 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

3.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya


kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa sebelum
melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
3.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali
harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau
miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan sebelum menempatkan bahan urugan.
3.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian
rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan, sampai kedalaman dimana daya
dukung yang sesuai tercapai.
3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan
atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk
menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding
penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah
kedalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari
genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran
pengeringan sementara atau pompa.
3.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan
tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek. Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Pengawas Lapangan yang akan
mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan. Sesudah
setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus memberitahu
Pengawas Lapangan, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali
setelah Pengawas Lapangan menyetujui kedalaman penggalian
dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.

3.2. Urugan dan Timbunan


3.2.1. Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan
urugan dan lokasi pengerjaan urugan telah disetujui Pengawas
Lapangan.
3.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan
sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas Lapangan.
3.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang
memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan

- 13 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui


Pengawas Lapangan.
3.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur
beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur
minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan.

3.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian dibawah paving existing
sebagai dasar untuk pekerjaan paving baru. Untuk pemadatan tanah
kohesif digunakan stemper digunanakan untuk memadatkan bahan urugan
berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di
atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan
harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

4.0. BAHAN - BAHAN


Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Galian
5.1.1. Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah
mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah
disetujui Pengawas Lapangan.
5.1.2. Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan sehingga bila dibutuhkan dan
memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat digunakan untuk
bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
5.1.3. Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Pengawas
Lapangan yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan
penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus
memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya
Kontraktor.
5.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar
tidak merusak patok – patok pengukuran atau pekerjaan lain yang

- 14 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan


penggalian menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.

5.2. Urugan dan Timbunan Pasir untuk perbaikan dasar pada Pada Pemasangan
Paving
Bahan Urugan
 Bahan urugan adalah pasir
 Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu
lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar
tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang telah
disetujui tersebut.
 Setiap lapisan bahan urugan pasir, bila kering, harus dibasahi
merata sampai tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan
kepadatan yang disyaratkan.
5.2.1. Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan berikut harus sudah
dikerjakan sebelumnya :
 Pembersihan lokasi dan / atau penggalian sesuai petunjuk
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
 Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan sebelum
memulai penempatan bahan urugan dan Pengawas Lapangan
akan memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk
maksud tersebut.
 Lokasi yang akan diberi bahan urugan / timbunan harus
dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa
atau alat lain yang disetujui Pengawas Lapangan.

5.2.2. Penempatan Bahan Urugan


 Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada
waktu hujan.
 Bahan urugan pasir (area yang diperbaiki adalah area area
pada elevasi dan terjadi penurunan tanah pada dasar paving)
timbunan harus ditempatkan lapis demi lapis dengan ketebalan
maksimal 300 mm (keadaan lepas) dan harus dipadatkan
dengan stemper

- 15 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus,


alat pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat
pemadat mekanis.
 Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan
urugan sebelum pemadatan lapisan terdahulu disetujui
Pengawas Lapangan.
 Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari
Pengawas Lapangan.

5.3. Pemadatan
5.3.1. Umum
 Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus
memiliki kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan
pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai. Bahan harus
memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan
yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan
merata menggunakan stemper
 Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan
sedemikian rupa agar efisien.

5.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal


Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan
berdasarkan metoda ASTM D 1557 (AASHTO T 180) yang umum
dikenal sebagai Modified Proctor Test.

5.3.3. Pengawasan Kelembaban


Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi,
bahan urugan dan permukaan yang akan menerima bahan urugan
harus memiliki kadar air yang disyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan
melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air sesuai dengan
yang disyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urugan
atau permukaan yang akan diurug bila kondisinya terlalu kering.
Bahan urugan yang terlalu basah harus dikeringkan sampai dicapai
kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan
mekanis.

 .

- 16 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5.3.4. Kepadatan Tanah Kohesif


Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang
melalui saringan No 200, yang membutuhkan pemadatan relatif,
seperti ditentukan ASTM D 1557 (AASHTO T 180), dan dinyatakan
dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada
saat pemadatan harus memenuhi ketentuan berikut :

Daerah Pemadatan Kepadatan Kadar Air


Relatif %
%
Pemadatan Umum 90 -3 W0 + 3
Jalan Utama dan Daerah Parkir Kendaraan Berat 95 -4 W0 + 2
(100 cm lapisan atas)
Jalan Penghubung dan Daerah Parkir Kendaraan 95 -4 W0 + 3
Ringan (50 cm lapisan atas)
Lantai Gudang dan Bengkel (50 cm lapisan atas) 95 -4 W0 + 2
Pemadatan Saluran (kecuali ditentukan lain) 90 -3 W0 + 3
*W0 = Kadar Air Optimal

5.3.5. Kepadatan Tanah Tidak Kohesif


Untuk tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang
melalui saringan No 200, yang membutuhkan pemadatan relatif,
seperti ditentukan ASTM D 1557 (AASHTO T 180), dan dinyatakan
dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada
saat pemadatan harus memenuhi ketentuan berikut :

Daerah Pemadatan Kepadatan Relatif


%
Timbunan di bawah lapisan Tidak ada persyaratan khusus. Cukup digilas
drainase dengan bulldozer (mis. D-6)
Timbunan pengisi di bawah pelat 95
lantai Bisa juga diperiksa dengan beberapa kali
lintasan roller sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan
Dasar Jalan 95

- 17 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Pemadatan saluran 92
Saluran Tidak ada persyaratan khusus

- 18 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN TANAH DASAR

1.0 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah
untuk lapis pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0 STANDAR / RUJUKAN


2.1 American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
2.2 Semua standar lokal yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.

3.0 PROSEDUR UMUM


3.1 Perlindungan terhadap pekerjaan yang telah selesai.
3.2 Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap
pengeringan dan retak. Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena
keteledoran Kontraktor, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sepenuhnya.

4.0 BAHAN - BAHAN


Lihat butir 5.0 dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Umum
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan –
bahan yang tidak diinginkan.
Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta
dipadatkan sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan
pondasi jalan ketika dipadatkan, akan memberikan formasi yang sama
pada semua elevasi.
Semua bahan sampai kedalaman 150 mm di bawah tanah permukaan
pada galian dan sampai kedalaman 300 mm pada timbunan harus benar –
benar dipadatkan sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering
AASHTO T 99 dengan nilai CBR sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.2 Permukaan Tanah pada Galian Tanah


Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah
harus dibentuk sesuai bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

- 19 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum pemadatan,


kadar air bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai mendekati
Kadar Air Optimum (W0), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang
disyaratkan.
Bila keadaan tanah tidak memungkinkan untuk mencapai nilai minimal CBR,
tanah yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan diganti
dengan yang sesuai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti yang
disyaratkan.
Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan seperti
galian umum. Pada elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi
lubang – lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar – akar,
bonggol tanaman dan batu – batu besar, dengan bahan pengisi yang
sesuai.

5.3 Permukaan Tanah pada Timbunan


Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan –
persyaratan berikut harus dipenuhi :

 Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus


dipadatkan.
 Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata
sampai ketebalan lepas maksimum 200 mm setiap lapisnya dengan
menggunakan alat perata secara terus menerus.
 Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama
dengan diatas sampai pekerjaan urugan selesai dan disetujui Pengawas
Lapangan.

5.4 Perlindungan Pekerjaan


Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Pengawas
Lapangan harus dilindungi dari kekeringan / retak dan air.
Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor, harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan tanpa biaya tambahan.

- 20 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN BATU BATA

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Adukan, Pasangan dan Kamprotan

3. Standard.
- Bahan Bangunan Bukan Logam SNI 03 -6861.1.-2002
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Portland harus memenuhi NI-8.
- Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
- Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.

B. BAHAN/PRODUK
1. Batu bata marah yang digunakan batu bata merah ex. lokal dengan kualitas
terbaik yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas, siku dan
sama ukurannya.

C. PELAKSANAAN
1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1
PC : 5 pasir pasang.
2. Untuk semua dinding luar, mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30
cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 100 cm
dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar
menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air
dengan campuran 1pc : 2 pasir pasang.
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
4. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

- 21 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya,
7. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
8. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
9. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 20 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

- 22 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN ADUKAN DAN PASANGAN

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan bata.
b. Pasangan bata untuk dinding exterior
c. Pasangan untuk arsitektur.
d. Pekerjaan Finishing Kamprotan

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Batu bata.
b. Pekerjaan Arsitektur.
c. Pekerjaan Waterproofing.

3. Standard.
a. Bahan Bangunan Bukan Logam SNI 03 -6861.1.-2002
b. NI-3, Standard untuk pasir.
c. NI-8, Standard untuk P-C.
c. NI-10, Standard untuk Pasangan bata.
e. PUBI-9 Standard untuk air agregate.
e. ASTM : C144, Agregate for masonry mortar.
C150, Portland cement
C270, Mortar for unit masonry.
B. BAHAN/PRODUK
1. a. Portland Cement : ASTM C150 type V dan NI-8 jenis semen dari merk Tiga
Roda, Holcim, Tonasa
b. Agregates : Standard type pasangan, ASTM C144 bersih, kering dan
terlindung dari minyak dan noda.
c. Air bersih, bebas dari minyak, alkali organik.
2. Kawat pasangan 4,8 mm dari baja digalvanis.
3. Expanded metal lath : Diamond mesh, galvanis 1,8 kg/m2.
4. Angkur pasangan, baut dan sebagainya.
5. Adukan.
a. Untuk interior, 1 semen : 4 pasir + air.
b. Untuk exterior, (toilet dan pantry/rg. saji). 1 semen : 2 pasir + air.
c. Grout, 1 semen : 3 pasir.

- 23 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

C. PELAKSANAAN
1. Dimana diperlukan, menurut Konsultan Pengawas, pemborong harus membuat
shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
2. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan.
Adukan dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk Perencana/Konsultan Pengawas.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Untuk bidang kedap air, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar dan semua pasangan batu bata dari bawah permukaan
tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 160 cm dari
permukaan lantai untuk toilet atau daerah basah lainnya dipakai adukan
plesteran 1 pc : 2 pasir (trasraam).
5. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak
(boxes) pengukuran yang akurat.
6. Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh perencana dan digunakan
sesuai dengan ketentuan dari pabrik.
8. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran
penutup untuk mencegah adukan menjadi cepat kering.
9. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan
papan untuk melindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang
memperlihatkan sambungan yang rusak atau tidak beres maka pasangan
itu dibongkar dan diganti yang baru.

- 24 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya
pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan plester ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar sebagai alas dinding finishing.

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Batu Bata
b. Pekerjaan Peninggian dinding Taman Finishing Kamprotan

3. Standard
a. ASTM : American Society for Testing and Material, USA
C144 : Anggreate for Mansonry Mortar.
C150 : Portland Cement
C631 : Bonding Compounds for Interior Plastering
b. PCA : Portland Cement Association, USA.
Plesterer’s Manual, PVB 1962
c. Bahan Bangunan Bukan Logam SNI 03 -6861.1.-2002
d. Peraturan Cement Portland Indonesia (NI-8)

4. Persetujuan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing dan memperlihatkan contoh
bahan plester/screeding untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

B. BAHAN
1. Semen yang memenuhi persyaratan ASTM C-150.
2. Air untuk campuran plester harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak, asam, zat
nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi pengikatan awal
plester/screeding.
3. Zat tambah (admixture) tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan
Konsultann Pengawas.
4. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari minyak.

- 25 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

C. PELAKSANAAN
1. Untuk finishing plesteran dilakukan setelah pekerjaan pasangan dinding batu
bata atau bidang kolom beton selesai, pekerjaan dilakukan untuk membuat
bidang dinding atau kolom rata dan siku.
2. Ketebalan plesteran dan acian finishing adalah adalah 2.5 cm satu sisi, dua sisi
adalah 5 cm, proses untuk mendapatkan teknis siku dan simetris serta rata.
adalah di buat kepala kepala di masing masing luasan bidang yang akan di
plesteran setelah mendapat refensi patokan ketebalan baru seluruh bidang di
plester dengan menggunakan bantuan jidar/ mistar untuk menggosok kemudian
di lanjutkan dengan acian yang rata dan siku

D. COMITIONING
1. Plesteran dianggap layak untuk ditandatangani pihak konsultan Konsultan
Supervisi, apabila plesteran rata dan tidak bergelombang
2. Pengujan plesteran dilakukan pada malam hari atau pada kondisi kondisi gelap
dengan peralatan senter yang disediakan oleh kontraktor, yang disorotkan ke
plestern dengan arah sejajar bidang dinding
3. Toleransi gelombang dinding akan dikoordinasikan dengan pengawas
danpemilik proyek.

- 26 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN PASANGAN LANTAI DAN FINISHING DINDING

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik di dinding dan lantai.
b. Pasangan ubin keramik untuk dinding luar, bak bunga dengan campuran
latex, semen dan pasir sebagai perekat.
c. Campuran latex + semen + bahan pewarna untuk joint filler.
d. Pasangan ubin keramik lantai dan dinding Papan nama gedung area tiang
bendera
e. Kamprotan finishing dinding taman

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Pasangan bata
b. Pekerjaan Waterproofing

3. Standard
a. ANSI : American National Standard Institute.
b. TCA : Tile Council of America, USA
(1) TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramic Tile.

4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang akan
dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan bahan untuk tile
grouts.

b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan
groutingnya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal
untuk pemasangan keramik.

c. Brosur
Untuk keperluan Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang
akan dipakai.

- 27 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5. Kondisi lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai
dengan rekomendasi pabrik, sehingga tidak mempengaruhi rekatan keramik.
B. BAHAN/PRODUK
a. Lantai dan Dinding
o Lantai untuk teras keliling bangunan menggunakan produk
keramik Roman / setara dengan motif keramik koral sikat atau
motif susun sirih
o Dinding untuk papan nama gedung menggunkan Homogenous
tile / granit tile eks Niro Granit atau setara

c. Mortar Additive/Admixture : Laticrete 3701, produk Laticrete International, USA


atau AM 30/Mortar flex.
d. Pewarna tile grout : Laticrete Grout Admix AM 50 / Coloured Tile Grout, Sanded
and Unsanded grout, Classic & Designer, sesuai dengan kebutuhan
pemasangan.

C. PEMASANGAN
1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama
lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi
pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan
permukaan, pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada
Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling menual’, yang berisi uraian tentang
bahan, cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan,
testing dan lainlain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan
finishing lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
Naadpansangan interior l = 1 mm, naad pasangan eksterior l = 3 mm.
d. Pemilihan Tile.
Tile yang masuk ke tapak harus diselekssi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan (referensi dari color scheme gambar
rencana) pada 3 dimensi
e. Potongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu.

- 28 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada files dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyaai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang
dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain,
tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga
air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan. Jika ketebalan
screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan jalan keluarnya.

3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang ubin.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan
tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada
pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya.
Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.

4. Pemasangan ubin keramik dinding di bagian dalam (internal)


a. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai
benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang
sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan ke bagian atas.
c. Pada pemasangan tile, tempelkan dibagian belakang tile adukan dan
ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran
dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar
perekat menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan
tertekan keluar dari tepi ubin.
d. Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan
ketinggian lebih dari ketentuan berikut :

- 29 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

- 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,


- 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm,
- max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
e. Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan
tile. Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap
basah.
f. Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan
pabrik.
5. Pemasangan Ubin Keramik Lantai
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed. Komposisi adukan untuk
screeding :
- area kering : 1 pc : 3 ps.
- area basah : 1 pc : 2 ps.
b. Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus disediakan ‘Kepalarn’ (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada quide line ini.
c. Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika prosess
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu
24 jam setelah pemasangan.
d. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout
berwarnaa dan kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik.

D. PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN


1. Perlindungan
a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan
perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi.
Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah
terpasang. jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas
diatasnya; hanyauntuk yang penting saja.

2. Pembersihan
a. Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat,
kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan
hanya dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric
acid, perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi

- 30 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa,
hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

- 31 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN KORAL SIKAT

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya
pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan Finishing Koral sikat ini meliputi seluruh área carport gedung
utama.

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Paving
b. Pekerjaan Keramik

3. Standard
a. ASTM : American Society for Testing and Material, USA
b. PCA : Portland Cement Association, USA.
Plesterer’s Manual, PVB 1962
c. Bahan Bangunan Bukan Logam SNI 03 -6861.1.-2002
d. Peraturan Cement Portland Indonesia (NI-8)

4. Persetujuan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing dan memperlihatkan contoh
bahan Pasangan Koral Sikat untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

B. BAHAN
1. Semen yang memenuhi persyaratan ASTM C-150.
2. Air untuk campuran plester harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak, asam, zat
nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi pengikatan awal
plester/screeding.
3. Zat tambah (admixture) tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan
Konsultann Pengawas.
4. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari minyak.
5. Koral Sikat harus bersih, tajam dan bebas minyak serta lumut

- 32 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

C. PELAKSANAAN
Metode cara pemasangan koral sikat, adalah dengan disebar. Setelah adukan
diratakan diatas bidang pasang, koral sikat kemudian di sebarkan diatas adukan,
setelah koral sikat tersebar rata, ratakan sedemikian rupa dengan sendok aduk
hingga seluruh permukaan tertanam dalam adukan. Setelah adukannya setengah
kering (jangan tunggu kering), sikat permukaan koral sikat yang masih tertanam
adukan itu memakai sikat kawat tembaga yang tidak terlalu kasar sampai koral
sikatnya tampak. Sikat kembali dengan menggunakan sikat injuk untuk semakin
membersihkan adukan dari permukaan koral sikat. Pada proses penyikatan ini dapat
lebih di optimalkan dengan menaburkan semen dan pasir kering di atas permukaan
koral sikat dengan tujuan agar adukan basah dapat tergerus dan menempel pada
semen dan pasir yang kering tadi, adapun semen dan pasir sisa dapat di jadikan
adukan untuk bidang yang lain.
Gunakan juga spon/busa basah untuk finishingnya, usapkan pada seluruh permukaan
koral sikat untuk hasil lebih baik.

D. COMITIONING
1. Koral Sikat dianggap layak untuk ditandatangani pihak konsultan Konsultan
Supervisi, apabila Koral sikat rata dan tidak bergelombang serta sesuai motif yang
di setujui
2. Toleransi jarak antar koral sikat akan dikoordinasikan dengan pengawas dan
pemilik proyek.

- 33 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk
pemasangan Alumunium Composite Panel (ACP) pada backdrop pintu masuk
Gedung utama.

B. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam
ketentuan pemasangan dari pabrik.

Persyaratan umum:
1. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengadakan pengecekan rangka terhadap kekuatan, kelurusan dan
kemiringannya.
2. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau
oleh sub-Kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi
hasil pekerjaan yang baik.
3. Permukaan yang akan dipasang ACP harus bersih dan bebas dari
kontaminasi material yang mengandung bahan kimia.
4. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
5. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dulu contoh bahan
yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen / Konsultan Pengawas.
6. Kontraktor harus mengusulkan shop drawing pemasangan ACP buatan
secara detil, sebelum pemasangan.

C. Bahan-bahan
1. Pelapis Alumunium Composite Panel (ACP) yang dipasang setara dengan
merk SUPERVISI, ALUCOPAN, ALUCOPAL, PRIMABOND, SEVEN ukuran tebal 4
mm, dipasang sesuai pola rencana, dipasang pada daerah-daerah seperti
tertera dalam gambar. Warna dan pola akan ditentukan oleh Perencana.
2. Pelaksana harus menyerahkan kepada pemilih proyek, ACP seperti yang
terpasang sebanyak minimal 3 lembar.
3. Bahan kerangka untuk Supervisi yang dipergunakan untuk pemasangan
pada dinding adalah metal aluminium hollow 2x5 dengan perkuatan rangka
besi siku 5.50.50, rangka besi harus dicat dengan zincchromate.

- 34 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

4. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-


contoh ACP yang akan dipakainya kepada Pengelola Teknis/Perencana
untuk mendapat persetujuannya.
5. Paku sekrup (screw) yang dipagai harus galvanized/ anti karat.

D. Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola
pemasangan, warna, dan sealant-nya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan Alumunium Composite
Panel yang dipakai.
3. Jarak rongga yang terjadi antara ACP dengan dinding dibuat serapat
mungkin.
4. Pengisi celah antara sambungan rangka dan Supervisi, digunakan sealant
sesuai dengan warna ACP yang dipasang atau warna lain atas persetujuan
Pengelola Teknis/Perencana.
5. Dinding yang akan dipasang dibersihkan dari tonjolan-tonjolan adukan, dan
bahan-bahan lain yang melekat.
6. Pemasangan harus tegak lurus dan waterpass.
7. Naat-naat vertikal dan horizontal yang terjadi harus benar-benar lurus.
8. Pelaksana harus melindungi ACP yang telah dipasang, lapisan plastik
penutup boleh dibuka setelah tidak lagi ada kemungkinan rusak karena
pekerjaan lain dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan
yang terjadi, penyerahan pekerjaan
6. dilakukan dalam keadaan bersih.

- 35 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN PENGECATAN MINYAK

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
Cat emulsi, epoxy, enamel, dan cat manie, Polyurethane.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan yang berhubungan


Pekerjaan Pengecetan Grill

3. Standard
Bahan Bangunan Bukan Logam bagian A SNI 03 -6861.1.-2002

4. Persetujuan
a. Standard Pengerjaan (Mock-up)
- Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
- Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan


- Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis pada bidang, Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formila cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
- Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas.

- 36 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

B. BAHAN/PRODUK
DULUX ICI
Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat luar Minyak untuk besi
product EKS Dulux ICI , dengan garansi penuh selama 5 tahun.

C. PELAKSANAAN
Pekerjaan Pengecetan Grill
a. Yang termasuk pekerjaan cat grill adalah pengecatan seluruh bidang grill
setelah di bersihkan dan di amplas
b. Sebelum grill di bersihkan dengan amplas kasar, bidang sudah harus siap
di cat betul-betul bersih dan dilapsi exposi dan Pemborong meminta
persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
c. Lapisan pengecatan terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % tinner )
- Lapis II kental
- Lapis III encer.
d. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

- 37 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN RABAT BETON SELASAR

A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan pemasangan
semua beton rabat sesuai dengan gambar perencanaan serta persyaratan-
persyaratan teknis ini.

B. Pengendalian pekerjaan
Rabat beton dibawah keramik, sesuai persyaratan Tata-cara perhitungan struktur
beton untuk bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). mutu beton setara dengan K
100 f’c 7.4 mpa Ukuran sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk-
petunjuk serta persetujuan pengawas.

C. Pemasangan
Pekerjaan harus sesuai dengan gambar dan sesuai petunjuk serta persetujuan
Direksi.

- 38 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN PASANGAN KANSTEEN

A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan Kansteen :
Tarikan Benang terhadap Kelurusan Pemasangan Kansteen dan Penentuan Elevasi
Pasangan untuk perekat dasar kansteen pada permukaan dasar
Pekerjaan yang berhubungan: pemasangan Paving, pemasangan Keramik area
teras, Tali air ke drainase

B. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan standar :
NI-2-1971 SII-0013-81
NI-3-1970
Persetujuan:
1. Contoh bahan guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus
menyerahkan contoh-contoh semu bahan yang akan dipakai
2. Mock-up/Contoh pemasangan: Sebelum memulai pemasangan, kontraktor
harus membuat contoh pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas
pola pemasangan dan warnanya. Mock-up yang telah disetujui harus
dibubuhkan tanda tangan direksi dan akan dijadikan standar minimal untuk
pemasangan.
3. Jika dipandang perlu oleh Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.

C. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
Ukuran: Kansteen Type U chanel mutu K 300
Bentuk dan dimensi sesuai gambar Perencanaan

2. Estetis
Kuat tidak mudah rusak/pecah terkena beban, tahan lama.
Pemeliharaan mudah
Pembuatan dengan mesin.
Mempunyai bentuk U chanel, yang berfungsi sebagai drainase untuk
pengaliran air ke saluran utama dari area cathment area paving halaman
3. Pengujian Bahan
Bahan harus mempunyai kekuatan tekan Mutu K 300

- 39 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

4. Contoh bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan,
dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh
yang telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas .

D. Pelaksanaan
1. Persiapan Pemasangan.
2. Pembongkaran Kansteen existing
3. Marking Lokasi terhadap Elevasi rencana, serta Pola dari Kansteen terkait
Pekerjaan Paving, Lantai keramik, Koral sikat
4. Galian Tanah terhadap dudukan kansteen, urugan pasir
5. Pemasangan kansteen sesuai tarikan benang terhadap kelurusan pasangan
antar kansteen dan elevasi
6. Siar dan pengenatan finishing antar kansteen dengan acian

- 40 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN DRAINASE TAPAK

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan saluran-saluran drainase horizontal dari
bangunan dan tapak ke saluran kota yang tersedia.
b. Pengadaan dan pemasangan bak-bak kontrol pada pembelokan pipa,
perubahan ukuran pipa dan pada jarak-jarak tertentu.
c. Pengurusan segala perijinan yang dilakukan ke Instansi yang berwenang untuk
penyambungan/pembuangan saluran dan untuk pembuatan saluran air
hujan diluar tapak.

B. BAHAN / PRODUK
1. Pipa PVC 4” eks Wavin atau setara
2. Untuk bak kontrol dan pekerjaan-pekerjaan beton lainnya syarat-syaratt bahan
harus sesuai dengan syarat-syarat untuk pekerjaan Beton Non Struktural.

C. PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada Konsultan Pengawas. Shop Drawing tersebut harus mempelihatkan
dengan lengkap ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran dan bak-
bak kontrol, gambargambar tersebut harus dibuat dalam skala yang cukup besar
sehingga memudahkaan pemeriksaan dan pelaksanaan.

3. Urugan Pasir
Sebelum saluran dipasang, dasar galian harus diurug dengan pasir setebal 15 cm.

4. Penanaman Pipa
- Pipa diletakan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi
sesuai dengan liner graade yang tertera pada gambar.
- Landasan pasir dibawah pipa dibuat tebal 10 cm pada posisi dibawah
sambungan harus disediakan alur ukuran 5 x 15 cm sehingga pipa mendapat
tekanan merata.
- Urugan pasir dilakukan pada posisi-posisi pipa sampai tinggi setengah pipa
dan pasir dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan
berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula, tidak boleh terjadi
pergeseran.

- 41 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

- Pemadatan hanya boleh dilakukan pada posisi sebelum menyebelah pipa


saja. Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam
tidak kurang dari 60 cm.

5. Selama tidak ditentukan lain, persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton dan


pekerjaan sipil lainnya mengikuti persyaratan pada pekerjaan struktur dan
arsitektur.
6. Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang konstan sepanjang
saluran sesuai dengan yang tertera pada gambar.

- 42 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PERSIAPAN PERMUKAAN LAHAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :


 Pengadaan tenaga kerja, peralatan yang memadai, alat – alat dan bahan.
 Pekerjaan persiapan lapisan pendukung untuk pekerjaan badan jalan,
perkerasan jalan, saluran terbuka, saluran tertutup / gorong – gorong, jalur
utilitas, tapak bangunan dan lain – lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Perataan, pengaturan kemiringan, permadatan permukaan tanah,
penghamparan dan pemadatan lapisan pasir dan / atau sirtu sesuai Gambar
Kerja.

2.0. STANDAR / RUJUKAN

2.1 American Association of State Highway and Transportation Officials


(AASHTO)
2.2 American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.3 Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku
2.4 Spesifikasi Teknis – Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1 Umum
3.1.1 Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Pengawas Lapangan, untuk diuji dan disetujui.
Kontraktor juga harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika
diminta oleh Konsultan Supervisi.
3.1.2 Kontraktor harus mempelajari dengan seksama dan mengikuti
semua detail / potongan, elevasi, bentuk, dimensi dan kerataan
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Bila dimensi dalam Gambar
Kerja meragukan, Kontraktor harus menyampaikannya kepada
Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Kesalahan atau kelalaian
yang dilakukan Kontraktor akan menjadi tanggung jawabnya dan
biaya perbaikan yang diakibatkan karena hal tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat ditagihkan kepada
Pemilik Proyek.

- 43 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

3.1.3 Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas


yang ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk, dimana dan kapan
memulai suatu bagian pekerjaan dan harus disetujui Konsultan
Pengawas.
3.1.4 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas jadual
pekerjaan setiap 2 (dua) minggu dan akan meliputi hal – hal berikut :
 Daftar peralatan,
 Daftar tenaga kerja,
 Volume yang harus diselesaikan
Jadual tersebut di atas harus disetujui Konsultan Pengawas, sebelum
memulai setiap pekerjaan.
3.1.5 Kontraktor tidak diijinkan mengganti setiap peralatan atau tenaga
kerja yang sudah dialokasikan untuk pekerjaan dalam daftar yang
telah disetujui, kecuali bila telah dilakukan pertimbangan sebelum
melakukan pergantian dan dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3.1.6 Kontraktor harus mendapatkan semua ijin dari yang berwenang dan
persyaratan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan karena penyelesaian
surat ijin tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan pekerjaan.
3.1.7 Kontraktor tidak diijinkan bekerja dalam cuaca buru dan / atau
hujan atau bila tanah yang akan dikerjakan dalam keadaan basah,
kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
3.1.8 Tidak diijinkan bekerja pada malam hari, kecuali bila disetujui
Pengawas Lapangan.
3.2 Pemeriksaan dan Pengujian
3.2.1 Tim pengukuran harus berada di lokasi selama berlangsungnya
pekerjaan.
3.2.2 Pemeriksaan harus dilakukan pada tahapan berikut :
 Sebelum memulai pekerjaan
 Sebelum menghentikan pekerjaan sehari - hari
3.2.3 Semua peralatan dan alat pengukuran yang akan digunakan
dalam pekerjaan ini harus diperiksa dan diuji sebelum pekerjaan
dimulai.

- 44 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

3.3 Pembersihan dan Pembongkaran


Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua sisa-sia bongkaran
bangunan lama, pondasi dan bahan lain yang mengganggu, dalam batas
sesuai ketentuan Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Lahan di bawah permukaan tanah asli dalam batas yang ditentukan, harus
dibongkar sampai kedalaman secukupnya untuk membuang semua sisa
bongkaran yang tertimbun dan bahan lain yang mengganggu.

4.0. BAHAN - BAHAN


Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Umum
5.1.1 Elevasi akhir penimbunan yang merupakan elevasi akhir lapisan
pendukung, harus tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah dari 100
mm terhadap ketinggian yang ditentukan dan harus dapat
mengalirkan air permukaan. Kemiringan sisi harus diselesaikan
dengan baik sesuai petunjuk Gambar Kerja.
5.1.2 Kontraktor bertanggung jawab menjaga keseimbangan semua
timbunan dan mengganti bagian yang rusak atau yang salah
penempatannya karena kelalaian Kontraktor atau karena keadaan
cuaca seperti badai.
5.1.3 Semua susunan yang tidak diperlukan seperti pohon, parit, saluran
dan struktur sementara yang tidak boleh berada di tempat harus
dibongkar dan dibuang pada kedalaman 900 mm di bawah elevasi
permukaan akhir dan lubang tersebut harus segera ditimbun dan
dipadatkan.
5.1.4 Semua bahan konstruksi tidak diijinkan disimpan di lokasi yang
disediakan sampai pekerjaan persiapan dan perataan
diserahterimakan seluruhnya dan disetujui Konsultan Pengawas.
5.1.5 Sebelum memulai pekerjaan persiapan lahan dan perataan, semua
tanah lapisan atas, pembersihan dan pembongkaran harus telah
selesai dikerjakan dan disetujui Konsultan Pengawas.
5.1.6 Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan perataan
harus dari jenis alat yang disetujui, yang disesuaikan dengan kondisi
tanah pada lokasi dimaksud.
5.1.7 Bagian pekerjaan yang telah selesai yang diketahui tidak stabil atau
dibawah kelas yang ditentukan dan tidak sesuai ketentuan, harus

- 45 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

diperbaiki dan diratakan kembali oleh Kontraktor tanpa tambahan


biaya.
5.1.8 Semua patok pengukuran harus berada di tempatnya, tidak boleh
dipindahkan dan tidak boleh diganti.
5.1.9 Setelah semua pekerjaan selesai, semua tonggak atau tiang
pengamat yang hancur atau rusak harus diperbaiki sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
5.1.10 Semua peralatan akhir harus dilakukan oleh operator yang ahli agar
dicapai hasil yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini, kecuali
bagian – bagian yang harus dipadatkan dengan alat pemadat
tangan.
5.1.11 Pada setiap akhir pekerjaan, semua lubang harus ditutup atau
ditimbun dan lahan yang terdiri dari tanah lepas harus diratakan
dan dipadatkan.
5.1.12 Setiap penggalian, pengurugan atau pemadatan yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis 02220.
5.2 Pembersihan dan Pembongkaran
Batas pembersihan dan pembongkaran harus sesuai petunjuk Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Umumnya pembersihan dan
pembongkaran berada pada lahan yang akan dibangun, lokasi
penyimpanan bahan, dan lahan lain seperti ditentukan dalam Gambar
Kerja.
Pembersihan dan pembongkaran harus dilakukan sebelum pekerjaan
perataan.

- 46 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI

1. Ketentuan Umum
a. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton
dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard yang berlaku, yaitu:
a). Tata-cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002).
b). Peraturan Umum Beton Indonesia (PUBI, 1982),
c). Standard Industri Indonesia (SII),
d). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
e). Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Untuk Gedung (PPTGUG, 1983),
f). American Society of Testing Material (ASTM).
b Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi,
sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar
rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas.

2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yangdiaturdi dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di
dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-bantu yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam
beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan
beton.

3. Bahan-bahan
a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil produksi
dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa hengga

- 47 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain.


Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa
sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak
tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen
tersebut di lokasi pekerjan.
b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
a. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di dalam SII
0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23
"Specification for Concrete Aggregates".
b. Atas persetujuan Menejemen Konstruksi, agregat yang tidak memenuhi
persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan
pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat tersebut dapat
menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya memenuhi
syarat.
c. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus
tidak melebihi syarat - syarat berikut :
• seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
• sepertiga dari tebal pelat.
• 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang
tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian Tenaga
Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah sedemikian
hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.

c. A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuanberikut ini:
a. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya
menurut tujuan pemakaiannya.
b. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya,
yang dapat dilihat secara visual.
c. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
d. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan

- 48 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak
lebih dari 100 ppm.
e. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling,
maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak
lebih dari 10 %.

d. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini.
a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-
gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
b. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .
c. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan
deform (BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari
70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 %
diameter nominalnya.
d. Tulangan polos dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk tulangan ulir memakai BJTD 40
(deform) bentuk ulir.
e. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja tulangan
dimaksud.
f. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan harus
ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus :

d = 4.029  B , atau d = 12.47 G

dimana :
d = diameter nominal dalam mm,
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
g. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut :
DIAMETER TULANGAN TOLERANSI BERAT
BAJA TULANGAN YANG DI IJINKAN
< 10 mm ±7%
10 mm <<16 mm ±6%
16 mm << 28 mm ±5%
> 28 mm ±4%

- 49 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

e. Pembesian

1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)


Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan haras disertai
surat keterangan Percobaan dari pabrik.

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja-tulangam harus diadakan pengujian periodik


minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang
dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat.dari baja. lunak.
Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.

Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari


pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan
panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

- 50 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

2. Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-40 (400 Mpa), sesuai dengan SII
0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.Tulangan polos harus baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.Tulangan ulir harus baja tegangan tarik
tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh fy = 400 Mpa
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh), jika ada.
Tulangan anyaman, mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanan atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
d. Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak.
1. Gunakan besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang ridak
direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal rumers dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-
dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
5. Kawat PengikatDibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

3. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus
diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai: Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dan semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.

4. Persiapan Pekerjaan/Peralatan Tulangan


Pembenglolaan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi
dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun tempat selama pengecoran berlangsung.

- 51 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan peratuaran yang


disyaratkan. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.

Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di alas


tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari
lumpur, kotoran, karat dsb.

6. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN PEMOTONGAN


Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Kaordinasi dengan bagian
lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-
lubang (openings) / bukaan.

b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan
jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.

- 52 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregai (seperti


pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang
akan dieor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor, Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus
tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari
tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm: ± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai SNI 2002

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI 2002.


1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali
tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila petnanasan dilajutkan oleh perencana.

- 53 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 0 C yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja hams diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalang gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada
pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi
seperii tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.

f. Panjang Penjangkaran dan panjang penyaluran.


1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
2. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 45 diameter tanpa kait

- 54 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Panjang penyaluran = 45 diameter tanpa kait


3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar.
4. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus
diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
5. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
6. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002 (Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.

7. Pemasangan Wire Mesh

Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan Jangan melakukan


penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat diatas
balok dari struktur menerus.
Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk
mencegah lewatan yang menerus.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.

7.1. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan
pada pembengkakan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus
diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM
specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan
las dengan cara ini.

7.2. Sambungan Mekanik


Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom)
harus disediakan dan dipakai.

- 55 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

8. Beton dan Adukan Beton Struktur


a. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Kontraktor harus membuat trial mix
design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang
menghasilkan kuat tekan target beton seperti yang disyaratkan.
b. Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini (f’c) tidak boleh
kurang dari 25 Mpa. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian
dari Laboratorium Bahan Bangunan yang telah disetujui Konsultan Menejemen
Konstruksi .
c. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-
rata (f'cr) minimal sebesar : f'cr = f'c + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar deviasi
rencana dari benda uji yang nilainya setara dengan nilai standar deviasi statistik
dikalikan dengan faktor berikut:

JUMLAH BENDA UJI FAKTOR PENGALI

< 15 dikonsultasikan dengan


Menejemen Konstruksi
15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1

d. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili
minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
e. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton
tersebut tidak dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan Menejemen
Konstruksi) harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga kuat
tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai.
f. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan
trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian labora-
torium untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan.
g. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian
slump, dengan ketentuan sebagai berikut:

- 56 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)

a. Pelat Fondasi/Poer 80 - 120


b. Kolom Struktur 80 - 120
c. Balok-balok 80 - 120
d. Pelat Lantai 80 - 120

h. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab
5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).

9. Pengadukan dan Alat-aduk


a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memiliki
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-
masing bahan beton. Seluruh peralatan, perlengkapan dan tata cara pengadu-
kan harus mendapatkan persetujuan Menejemen Konstruksi
b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan Menejemen Konstruksi Seluruh operasi harus
dikontrol/diawasi secara kontinyu oleh Menejemen Konstruksi
c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau
portable continous mixer). Sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-benar
kosong, dan harus dicuci terlebih dahulu bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
d. Selain ketentuan tersebut di dalam butir 5.c. di atas, maka pengadukan beton di
lapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :
 Harus dilakukan di dalam suatu mesin-aduk dari tipe yang telah disetujui
Menejemen Konstruksi
 Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat mesin-aduk tersebut.
 Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua material
dimasukkan ke dalam drum aduk, kecuali jika dapat dibuktikan/ditunjukkan
bahwa dengan waktu pengadukan yang menyimpang dari ketentuan ini
masih dapat dihasilkan beton yang memenuhi syarat.

10. Pengangkutan Adukan


a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir
(sebelum di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan
(segregasi) atau kehilangan material.

- 57 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat


penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan
yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan
hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan .

11. Penempatan beton yang akan dituang


a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir
untuk mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali atau
pengaliran adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan
penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat
mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh material asing,
tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali
setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna
dan harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah
sekitar tulangan dan barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.

12. Perawatan Beton


a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika
dilakukan perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton
harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah
penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana
disebutkan di dalam pasal 5., Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal (SK SNI T-15-1990-03).

13. Cetakan Beton


Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI-2002, NI-2,
ACI 347, ACI 301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta


gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam

- 58 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

gambar-gambar tersebut harus secara jetas terlihat konstruksi cetakan/acuan,


sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari
cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.

a. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus


direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan
cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh
penuangan dan pemadatan adukan beton.
b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil
beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku untuk
mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.
c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus
dan rata dalam arah horisontal maupun vertikal; terutama untuk permukaan
beton yang tidak difinish (expossed concrete).
d. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimal
12 mm.
e. Kontraktor harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga penyerapan air
adukan oleh cetakan dapat dicegah.
f. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau
perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur
dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri
dan beban-beban yang ada di atasnya selama pelaksanaan.
g. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran
letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan
pada saat beton dituang, permukaan cetakan harus bersih terhadap segala
kotoran, dan diberi form oil unuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk
menghindari lekatnya form oil pada bajatulangan, maka pemberian form oil
pada cetakan harus dilakukan sebelum tulangan terpasang.
h. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Menejemen
Konstruksi, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
· Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f’c)
· Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f’c)
· Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
· Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
g Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut
sebelum pengurugan dilakukan.

- 59 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang tennasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan
diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Beton

Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Build'
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

14. Pengangkutan dan Pencoran


a. Perletakan pengadukan dan pencoran harus diatur sedemikian rupa hingga
memudahkan dalam pelaksanaan pencoran .
b. Waktu antara pengadukan dan pencoran tidak boleh lebih dari 1 jam. Pencoran
harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan
material dan perubahan letak tulangan.
c. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m, cara
penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya
harus mendapat persetujuan Menejemen Konstruksi
d. Pelaksana harus memberitahukan Menejemen Konstruksi selambat-lambatnya 2
hari sebelum pencoran beton dilaksanakan.

15. Pemadatan Beton


a. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical
vibrator dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk
mengalirkan beton.
b. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos .

- 60 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat


penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
d. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan
yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

- 61 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Pondasi meliputi : pondasi batu kali pada pagar, dan pada
bagian-bagian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kerja.

2. Umum
1. Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai
dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
2. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu
atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
penampang pondasi.
3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10
cm, disiram dan diratakan.

3. Bahan
Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan
merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-
kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.

4. Adukan
a. Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 4 pasir.
b. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 PC : 2
pasir, setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan pondasi ke bawah.
c. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga/tidak padat.

5. Variasi dari Kedalaman Pondasi


Variasi pada kedalaman pondasi dapat diizinkan atau diperintahkan oleh
Menejemen Konstruksi, bila kondisi pada suatu bagian membutuhkan perubahan
tersebut. Tanpa izin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas,
maka perubahan kedalaman atau lebar pondasi tidak diperbolehkan.

- 62 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BAJA TULANGAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan baja tulangan yang sesuai
Gambar Kerja. Pekerjaan ini termasuk semua mesin, peralatan, tenaga kerja, dan
pemasangan baja tulangan.
Spesifikasi Teknis ini akan lebih kuat dari pada Gambar Kerja bila ada perbedaan
detail yang mungkin terjadi.
2.0. STANDAR / RUJUKAN
2.1 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2.2 American Concrete Institute (ACI)
2.3 Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.4 Spesifikasi TeknisBeton Cor di Tempat

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh Bahan dan Sertifikasi Pabrik.

3.1.1 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas,contoh


bahan beserta sertifikat pabrik bahan baja tulangan untuk disetujui.
3.1.2 Sebelum pengadaan bahan, semua daftar bahan dan daftar
pemotongan harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Persetjuan yang
diberikan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawabnya untuk memastikan kebenaran daftar pemesanan dan
daftar pemotongan. Setiap penyimpangan dari daftar bahan dan
daftar penulangan yang telah disetujui menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk menggantinya atas biayanya.

3.2 Gambar Detail Pelaksanaan.


3.2.1 Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui :
 Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokan, ukuran
kait, lewatan, sambungan dan lainnya yang memenuhi ACI 315
dan / atau PBI (NI-2, 1971).
 Gambar harus menunjukkan spasi tulangan, selimut dan jarak
antara, pasak besi dan penahan jarak / gelang – gelang.
3.2.2 Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana baja tulangan yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja selama penggantian tersebut

- 63 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

dianalisa dengan teliti dan Kontraktor telah memeriksa bahwa


kekuatan yang diinginkan tetap terpenuhi. Penggantian harus
disetujui Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan.

3.3 Pengiriman dan Penyimpanan.


Baja tulangan setiap waktu harus dilindungi dari kerusakan dan harus
ditempatkan di atas balok – balok untuk mencegah menempelnya lumpur
atau benda asing lainnya pada baja tulangan. Tempat penyimpanan harus
dinaikkan agar aman dari air permukaan.

4.0. BAHAN - BAHAN


4.1 Umum.
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat atau
memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis ini.

4.2 Baja Tulangan Polos.


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos (P) dengan < 13 mm harus
dari baja mutu BJTP – 24 dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm 2, dan
memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.3 Baja Tulangan Berulir.


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan berulir (D) dengan  13 mm harus
dari mutu BJTD – 40 dengan tegangan leleh minimal 4000 kg/cm2, dan
memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Kait dan Pembengkokan.
Penulangan harus dilengkapi dengan kait / bengkokan minimal sesuai
ketentuan PBI (NI-2, 1971) atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan
atau Gambar Kerja.

- 64 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5.2 Pemotongan.
Panjang baja tulangan yang melebihi ketentuan Gambar Kerja (kecuali
lewatan) harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong
yang disetujui Konsultan Pengawas.
Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin, peralatan
dan alat utilitas lainnya, baja tulangan harus dipotong sesuai dengan besar
atau ukuran bukaan.

5.3 Pasak Besi / Dowel.


Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, pasak besi harus digunakan
untuk meningkatkan kekuatan sambungan.
Untuk lantai beton dengan tebal sampai dengan 120 mm digunakan pasak
besi  12 mm panjang 600 mm pada setiap jarak 250 mm.
Untuk lantai beton tebal 150 mm sampai 200 mm digunakan pasak besi 
12 mm panjang 800 mm pada setiap jarak 200 mm.

5.4 Penempatan dan Pengencangan.


5.4.1 Sebelum pemasangan, baja tulangan harus bebas dari debu, karat,
kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
5.4.2 Semua baja tulangan harus terpasang dengan baik, sesuai dengan
mutu, dimensi dan lokasi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penahan jarak dengan bentuk balok persegi atau gelang – gelang
harus dipasang pada setiap m2 atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Batu, bata atau kayu tidak diijinkan digunakan sebagai
penahan jarak atau sisipan.
Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat No.
AWG 16 ( 1.62 mm) atau yang setara. Las titik dapat dilakukan
pada baja lunak pada tempat – tempat yang disetujui Pengawas
Lapangan.

5.5 Pengecoran Beton.


Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

- 65 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BETON COR DI TEMPAT

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai dengan garis,
mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di
tempat harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan Spesifikasi Teknis dan standar
terkait.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
 Seluruh pekerjaan beton struktural berupa kolom, balok atau pondasi, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Beton tumbuk, lantai kerja dan beton ringan serta beton non-struktural lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2.2 American Concrete Institute (ACI) :
 ACI 318 – Building Code Requirements for Reinforced Concrete
 ACI 347 – Formwork for Concrete
2.3 Standar Nasional Indonesia (SNI) :
 SNI 15-2049-1994 – Semen Portland, Mutu dan Cara Uji Semen
2.4 American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO) :
 AASHTO M6 – Standard Specification for Concrete Aggregates.
 AASHTO M153 – Preformed Sponge Rubber and Cork Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural Construction.
 AASHTO T11 – Amount of Material Finer Than 0.075 mm (No. 200) Sieve in
Aggregate.
 AASHTO T27 – Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate.
 AASHTO T112 – Clay Lumps and Friable Particles in Aggregate.
 AASHTO T113 – Lightweight Pieces in Aggregate.
2.5 American Society for Testing and Materials (ASTM) :
 ASTM C33 – Specification for Concrete Aggregate.
 ASTM C150 – Specification for Portland Cement.
 ASTM C260 – Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for
Concrete.

- 66 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

 ASTM C494 – Standard Specification for Chemical Admixtures for


Concrete.
 ASTM C685 – Specification for Concrete Made by Volumetric Batching
and Continuous Mixing.
2.6 Spesifikasi Teknis :
 Uji Beton
 Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan
 Baja Tulangan

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Gambar Detail Pelaksanaan.

Gambar detail pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada


Konsultan Pengawas untuk disetujui dan harus meliputi :
 Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran,
sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
 Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja,
peralatan dan alat – alat kerja.

3.2 Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian.


3.2.1 Pemeriksaan Lapangan.
 Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan
tersebut di bawah akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas
dengan biaya Kontraktor. Pengujian tambahan harus dilakukan
bila diperlukan. Kontraktor harus mengacu kepada hasil
campuran percobaan dan estimasi yang akan digunakan
dalam pekerjaan ini.
 Kontraktor harus membantu Konsultan Pengawas dalam
pelaksanaan pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian
pendahuluan akan meliputi penentuan hal – hal berikut :
o Keawetan
o Karakteristik batu pecah
o Tipe dan kualitas semen
o Pemilihan dan dosis bahan tambahan
o Perbandingan kelas batu pecah dalam campuran
o Kekuatan semen

- 67 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

o Faktor air semen


o Pengujian slump
o Karakteristik berbagai campuran beton segar
o Kuat tekan
o Kerapatan air
o Ketahanan terhadap cuaca
o Ketahanan terhadap reaksi bahan kimia

Pengujian – pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh


campuran yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis
ini.

3.2.2 Pengambilan Contoh dan Pengujian.


Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya. Pekerjaan ini akan berlangsung
terus selama pelaksanaan pekerjaan beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Konsultan
Pengawas seperti tersebut di bawah ini :

 Semen.
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang
menunjukkan berat per zak, bahan alkali yang sesuai.
 Agregat.
Agregat harus sesuai dan diuji menurut standar ASTM C 33.
Pengujiandimulai 30 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
 Beton.
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor
harus membuat percobaan campuran untuk pengujian, bahan –
bahan yang akan digunakan, dan metode yang akan
digunakan untuk pekerjaan ini.
Percobaan campuran harus sesuai ketentuan dalam butir 3.3.
dari Spesifikasi Teknis ini.
 Bahan Tambahan.
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar
ASTM C 260 dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum pekerjaan
beton dimulai.
Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan.

- 68 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

3.3 Pengujian Campuran / Campuran Percobaan.


3.3.1 Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe
dan kuat tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.
3.3.2 Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air,
kadar bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi
agregat, slump, kadar udara dan kuat tekan. Untuk nilai slump
minimal dan maksimal tertentu untuk setiap tipe dan kuat tekan
beton berat normal, harus dibuat 4 pengujian campuran, dengan
menggunakan rasio air-semen yang bervariasi.
3.3.3 Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang
dirawat dan diuji dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi
kuat tekan yang diperlukan. Untuk setiap pengujian campuran, buat
6 contoh benda uji untuk kuat tekan umur 7 hari, dan 28 hari. Kuat
tekan umur 7 hari memiliki nilai minimal 65% dari kuat tekan umur 28
hari. Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
3.3.4 Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak
diijinkan tanpa hasil pengujian yang memuaskan.

4.0. BAHAN - BAHAN


4.1 Beton.
4.1.1 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas, beton dikelompokkan dalam kelas yang
berbeda yang terdiri dari :
 Mutu Beton K-300 untuk beton struktural.
 Mutu Beton K-225 untuk pondasi sumuran.
 Mutu Beton K-175 untuk beton non-struktural.
 Mutu Beton B-0 untuk beton pengisi dan lantai kerja pondasi.

4.1.2 Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh
Pengawas Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut :
 Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Campuran alternatif harus digunakan sebelum disetujui
Konsultan Pengawas.

- 69 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

 Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

4.2 Semen.
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-1994 atau
ASTM C150.
Semen harus berasal dari satu merek dagang, seperti Indocement, Cibinong
atau Gresik.

4.3 Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan
bebas dari unsur – unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan
di atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan AASHTO T26 dan / atau
disetujui Konsultan Pengawas.

4.4 Agregat Halus.


4.4.1 Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir kerjas dan harus
disetujui Pengawas Lapangan. Agregat halus harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :

Jenis Bahan Metoda Berat %


Uji Maksimal
AASHTO
Gumpalan tanah liat T 112 0.5%
Batubara dan bahan T 113 0.5%
terbakar T 11 3.0%
Bahan lolos saringan No.
200

4.4.2 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan – bahan anorganik,


asam, alkali dan bahan lain yang merusak. Agregat halus harus
merata degradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi berikut :

- 70 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Saringan % Berat yang Lolos (AASHTO


T27)
3/8“ (9.5 mm) 100
No. 4 (4.75 mm) 95 – 100
No. 16 (1.18 mm) 45 – 80
No. 50 (0.300 10 – 30
No. 100 mm) 2 – 10
(0.150
mm)

4.5 Agregat Kasar.


4.5.1 Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu
pecah, terak dapur tinggi atau bahan lainnya yang disetujui yang
memiliki karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari
bahan – bahan yang tidak diinginkan. Agregat kasar harus bebas
dari bahan – bahan yang merusak dan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :

Jenis Bahan Metoda Berat %


Uji Maksimal
AASHTO
Gumpalan tanah liat T 112 0.25%
Bahan lolos saringan No. 200 T 11 1%
Bahan tipis panjang lebih dari 5x ketebalan - 10%
maksimal

Bahan – bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas
persentase yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan / atau
disetujui Pengawas Lapangan.

- 71 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

4.5.2 Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A


33 :
Ukuran Persentase Berat Lolos Saringan %
maksimal Ukuran Saringan
batu pecah 5.08 2.54 1.905 1.27 0.952 No. 4 No. 8 No. 16
(cm)
3.81 95 – 100 - - - 10 – 30 0–5 - -
1.905 - 100 90 – 100 - 20 – 55 0 – 10 0–5 -
0.952 - - - 100 85 – 10 – 30 0 – 10 0–5
100

4.5.3 Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan
ukuran lain dengan perbandingan berat atau volume untuk
menghasilkan batuan yang memenuhi persyaratan gradasi yang
ditentukan.

4.6 Bahan Perawatan.


Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Deskripsi Metoda Uji


AASHTO
Tikar katun untuk perawatan beton M 73
Lembaran kain dari serat / goni M 182
Kertas kedap air untuk perawatan beton M 139 (ASTM C
Lapisan cairan untuk perawatan beton 171)
Lembaran polyethylene putih untuk M 148
perawatan beton M 171

4.7 Bahan Tambahan.


4.7.1 Bahan tambahan untuk menahan gelembung udara untuk semua
beton ekspos harus memenuhi ketentuan ASTM C 260.
4.7.2 Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat
pengerasan beton, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan
ASTM C 494 tipe B dan D.
4.7.3 Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton, bila
diperlukan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.

- 72 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

4.8 Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant.


4.8.1 Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213-65 dan US
Federal Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Febseal
Fibrefill, Fiber Pak, Tex Lite atau yang setara.
4.8.2 Joint filler harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-
200 D/TT-S-00227 E type II, BS 4254, seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2
part Polysulphide atau yang setara.

4.9 Baja Tulangan dan Dowel Bar.


Baja tulangan dan dowel bar harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
baja tulangan

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Perancah dan Acuan.


5.1.1 Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang
memadai untuk menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2 Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan
diperkuat dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum
menempatkan perancah, gambar rancangan pemasangan /
penempatan perancah harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui.
5.1.3 Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
 Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan
yang memadai untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah
pemasangan baja tulangan.
 Bahan acuan harus dari papan kayu tebal minimum 20 mm,
kayu lapis tebal minimal 12 mm, baja pelat lembaran tebal
minimal 0.6 mm atau bahan lain yang disetujui.
 Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan
diekspos harus menggunakan acuan kayu lapis.
 Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang
diakibatkan oleh tekanan alat penggetar dan beban beton
atau lainnya.

- 73 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

 Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan


konstruksinya sebelum pengecoran.
 Semua sudut sambungan / pertemuan harus kaku untuk
mencegah terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran
berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan dan
penopangnya yang memadai.
 Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun
sedemikian rupa sehingga ketika acuan dibuka, semua metal
harus berada tidak kurang dari 50 mm dari permukaan beton
ekspos.
 Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 25 cm dari permukaan
beton tanpa merusak.
 Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan – cekungan
harus diisi dengan adukan dan permukaan harus tetap halus,
rata dan seragam dalam warna.

5.1.4 Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus
dibiarkan terbuka, atau perlengkapan lain harus disediakan
sehingga bahan-bahan asing dapat disingkirkan dari acuan dengan
mudah sebelum penempatan beton.

5.2 Perlakuan Permukaan Acuan.


Semua dinding acuan harus diberi lapisan oli yang disetujui sebelum
penempatan baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan
air sebelum penempatan beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak
boleh digunakan.

5.3 Penempatan Pipa Drainase (Weep Hole), Konduit dan Talang Hujan.
5.3.1 Pipa-pipa drainase, konduit kabel listrik dan / atau telekomunikasi
serta pipa drainase atau talang, harus dipasang sebelum
pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan beton, pipa –
pipa tersebut harus dilindungi sehingga tidak akan terisi adukan
beton sewaktu pengecoran.
5.3.2 Pipa – pipa drainase harus diadakan pada semua dinding beton
penahan tanah atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

- 74 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5.3.3 Kecuali dinyatakan lain, pipa – pipa drainase harus ditempatkan


pada jarak merata, berselang 2000 mm.
5.3.4 Pipa drainase, konduit kabel listrik dan talang harus dari bahan pipa
PVC yang mempunyai kuat tekan 10 kg/m2 yang memenuhi JIS
K6741. diameter pipa PVC sesuai ketentuan Gambar Kerja.

5.4 Papan Polystyrene dan Premolded Joint Filler.


Lembaran polystyrene mengembang dan premolded joint filler harus
digunakan untuk membentuk celah kosong antara bidang pengecoran,
yang berisi bantalan elastometric bearing.

5.5 Toleransi.
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada
bagian beton yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja.
Variasi ketinggian lantai harus diukur sebelum pembongkaran pelindung
dan penumpu.
Toleransi harus memenuhi ketentuan ACI 347 dan / atau disetujui Pengawas
Lapangan.

5.6 Selimut Beton.


Bila tidak ditentukan, ukuran minimal selimut beton yang disesuaikan
dengan penggunaan (tidak termasuk plesteran), adalah sebagai berikut :
 Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan
tanah 75 mm atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
 Kolom dan balok – balok beton 30 mm, atau sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.

5.7 Perbandingan dan Campuran Beton


5.7.1 Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau
dengan metoda yang disetujui Pengawas Lapangan. Perbandingan
volume tidak diijinkan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
5.7.2 Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran
harus sesuai dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
5.7.3 Slump yang diijinkan minimal 65 mm dan maksimal 75 mm.
Pencampuran beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan
persediaan bahan yang memadai, dalam batas yang aman, agar
pengecoran beton dapat dilaksanakan.

- 75 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5.7.4 Bila pengecoran tidak dapat dihentikan, Kontraktor harus


menyediakan peralatan tambahan yang memadai yang disetujui
Pengawas Lapangan.
5.7.5 Beton Ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai
ketentuan ASTM C 685.

5.8 Penempatan Beton.


Beton tidak boleh ditempatkan sampai semua acuan, penulangan, sisipan,
block out dan lainnya telah disetujui Pengawas Lapangan.
Acuan harus dibersihkan, bebas dari guncangan, celah, mata kayu, kotoran
dan bengkokan sebelum pengecoran.
Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama
pengecoran.
Penggetaran terus – menerus pada jarak 380 – 500 mm harus tetap terjaga
untuk mencegah kropos dan untuk mendapatkan permukaan yang halus.
Selama penggetaran beton, tangkai penggetar harus dipegang tegak lurus
terhadap permukaan horisontal beton segar.

5.9 Corong dan Saluran.


5.9.1 Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah
terpisahnya bahan – bahan dan bergesernya baja tulangan. Bila
dibutuhkan kemiringan yang tajam, corong harus dilengkapi
dengan papan – papan berukuran pendek yang mengubah arah
gerakan. Semua corong, saluran dan pipa harus dijaga agar bebas
dari beton yang mengeras dengan cara menyiram air setiap kali
setelah penuangan. Siraman air harus jauh dari beton yang baru
saja selesai ditempatkan.
5.9.2 Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1500 mm
kecuali melalui corong tertutup atau pipa. Setelah ikatan awal
beton, acuan tidak boleh digetarkan dan tekanan tidak boleh
dilakukan pada ujung pelindung tulangan. Beton harus diangkat
dari mesin pengaduk dan diangkut dalam waktu 1 jam ke lokasi
akhir yang disetujui Pengawas Lapangan. Hal ini untuk memastikan
bahwa beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan pada waktu
penempatan dan Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton
yang menerus / tidak terputus – putus.

- 76 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5.9.3 Semua peralatan, mesin dan alat – alat yang digunakan untuk
pekerjaan ini harus bersih, dan bekerja dengan baik. Bila
memungkinkan, sebuah unit pengganti atau suku cadang harus
disediakan di lokasi.
5.9.4 Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga aliran beton tidak terganggung. Benda – benda tajam
harus disingkirkan.
5.9.5 Kadar air dan ukuran partikel batuan harus diawasi dengan teliti
ketika beton dipompa untuk mencegah pemampatan. Kemiringan
saluran untuk mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat
sehingga beton dengan kadar air rendah dapat mengalir dalam
aliran seragam tanpa pemisahan semen dan batuan.
5.9.6 Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar
harus bersih dan padat, dan bebas dari air atau aliran air.
Permukaan lantai kerja yang akan diberi beton harus benar – benar
bersih dari lumpur, batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain yang
mengganggu. Untuk mencegah perembesan air ke beton,
tempatkan lapisan kedap air berupa bahan lembaran plastik
polyethylene warna hitam tebal minimal 0.5 mm pada permukaan
lantai kerja, kecuali bila ditentukan dalam Gambar Kerja harus
menggunakan lapisan kedap air yang memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis. Prosedur ini harus diketahui dan disetujui Pengawas
Lapangan.

5.10 Sambungan Konstruksi.


Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat – tempat sesuai
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan
umumnya ditempatkan pada titik – titik minimum gaya geser pada
sambungan konstruksi horisontal. Batang pasak, alat penyalur beban dan
alat pengikat yang diperlukan harus ditempatkan pada tempat – tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.11 Sambungan Terbuka.


Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dengan menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal
atau bahan lain yang disetujui.

- 77 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa merusak


pinggiran atau sudut beton.
Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila
ditentukan lain.

5.12 Pengisi Sambungan.


5.12.1 Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan
sambungan terbuka. Bila ditentukan pembentukan ulang
sambungan muai, ketebalan pengisi yang dipasang sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan harus dipotong
dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan permukaan yang
akan disambung.
5.12.2 Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton
yang telah ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga
tidak bergeser bila disampingnya ditempatkan beton.
5.12.3 Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk
mengisi sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan
celah diantaranya diisi dengan aspal kelas 18 kg, dan salah saatu
sisinya harus ditutup dengan aspal panas agar tersimpan dengan
baik.
5.12.4 Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus
diperiksa dengan teliti.
5.12.5 Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong
dengan rapih dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan
sebesar 3 mm atau lebih muncul pada sambungan yang akan
dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus ditutup dengan ter panas
atau aspal sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

5.13 Pembongkaran Acuan.


Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Pengawas
Lapangan. Persetujuan Pengawas Lapangan tidak membebaskan
Kontraktor dari keamanan pekerjaan tersebut. Jadual pembongkaran harus
ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

5.14 Perbaikan Beton.


5.14.1 Kontraktor harus meminta Pengawas Lapangan untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.

- 78 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5.14.2 Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai
dengan garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi, memulas,
memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk
Pengawas Lapangan).
5.14.3 Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki
penyelesaian cor di tempat menggunakan acuan khusus. Lubang
pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan permukaan yang
akan dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip – sirip dan
tetesan adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang
bebas dari lapisan penutup dan debu.
5.14.4 Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera
setelah pembongkaran acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak
berkerut dan melebihi kekuatan beton.
5.14.5 Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur
warnanya atau beton yang akan dicat dengan :
 Semprotan pasir ringan
 Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air
yang diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan
sikat lembut, kemudian disiram dengan air.
 Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam
oksalid, biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
 Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung
tidak kurang dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asal dalam volume,
yang diaplikasikan pada permukaan yang sebelumnya telah
dilembabkan dengan air bersih.
 Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat
rusak karena asam.
 Tambalan kapur.
 Mengikir dan menggerinda.

5.15 Penyelesaian Beton.


5.15.1 Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan
setelah pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan
dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.15.2 Floor hardener harus diaplikasikan pada permukaan beton yang
masih segar secara merata, dengan cara pelaksanaan dan dalam
jumlah sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya, atau sebanyak

- 79 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5 kg/m2, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.


Permukaan floor hardener harus dirawat dengan cairan khusus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat floor hardener.

5.16 Pengurugan.
Bahan urugan ditempatkan lapis demi lapis setebal maksimal 20 cm dan
dipadatkan secara menerus segera setelah uji beton menunjukkan
kekuatan 28 hari. Semua bahan urugan sebelum memulai, harus disetujui
Pengawas Lapangan, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.

5.17 Perawatan dan Perlindungan.


Ketentuan – ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton
segar yg baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu
cepat.
 Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai saat
pembongkaran.
 Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus
menerus selama 14 hari setelah pengecoran.
 Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang
akan ditutup dengan karung lembab atau dilindungi terhadap
kekeringan dengan bahan lain yang sesuai.
 Tidak diijinkan menyimpan bahan – bahan di atas beton atau melintas di
atas konstruksi, yang menurut pendapat Pengawas Lapangan belum
cukup mengeras.

UJI BETON

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan
contoh beton selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan seperti :
 Alat – alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan
 Perlengkapan penyimpanan
 Landasan pencampur dekat lokasi gudang
 Cetakan kedap air dengan alas, dengan dimensi  150 mm x tinggi 300 mm
untuk bentuk silinder dan 150 mm x 150 mm x 150 mm untuk bentuk kubus.

- 80 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

 Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan  16 mm (5/8“),


panjang 600 mm
 Kerucut slump
 Sekop dan sendok tangan
 Kotak – kotak untuk pengangkutan silinder.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1 American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2 American Concrete Institute (ACI)
2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2.4 Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.5 Spesifikasi Teknis – Beton Cor di Tempat

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1 Contoh adukan beton harus diambil sesuai dengan prosedut ASTM C 172
dan/atau PBI (NI-2, 1971) atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini
yang memenuhi standar ASTM.

3.2 Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan
terdiri dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam
kelompok pencampuran. Komposisi contoh harus terdiri tidak kurang dari
28.320 cm3 (1 cu.ft.)

3.3 Sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji, atau 1 (satu) benda uji untuk
setiap mutu beton untuk setiap volume 5 m3 beton harus dibuat selama
penggunaan setiap kelompok pencampuran kecuali pada awal dan akhir
pencampuran, dan menempatkannya pada sebuah tempat metal seperti
kereta dorong. Tingkat penggunaan kelompok pencampuran ditentukan
oleh tingkat kecepatan alat pencampur dan bukan oleh ukuran bukaan
pintu. Pengambilan contoh dilakukan dengan menempatkan wadah atau
menuangkan campuran beton ke dalam kereta dorong. Harus diperhatikan
agar aliran campuran beton tidak menyebabkan terpisahnya bahan –
bahan beton.

3.4 Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh


keseragaman, uji slump contoh harus dilakukan segera setelah
pengambilan contoh.

- 81 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

4.0. BAHAN - BAHAN


Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Uji Slump
Uji slump harus dilakukan setiap kali pembuatan contoh uji beton. Metoda
harus memenuhi standar ASTM C 143 atau dengan cara sebagai berikut :

 Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi


 Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap lapis 1/3 dari
ketinggian kerucut.
 Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan
yang pertama dipadatkan dengan cara menusuk-nusukan batang besi
dengan hati – hati dan merata sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.
 Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga kerucut slump terisi
penuh.
 Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas kerucut.
 Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan selama 5 (lima)
detik dan kerucut harus diangkat hanya ke arah vertikal.
 Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera, nilai slump adalah
perbedaan antara tinggi kerucut slump dengan tinggi contoh adukan
beton.
Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam PBI (NI-2,
1971) dan/atau ASTM C 143.

5.2 Pembuatan Benda Uji Beton


Benda uji beton dapat berupa silinder atau kubus.
Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan, bila bahan
akan diangkut ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan conoth,
beton harus diaduk dengan sekop sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.
Caranya sebagai berikut :

 Letakkan cetakan di atas pelat dasar yang rata, bersih dan kuat,
disarankan dibuat dari pelat besi.
 Isi cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 (tiga) lapis.
 Tiap lapis adukan ini harus dipadatkan dengan menggunakan batang
besi  16 mm yang ditusuk – tusukkan pada adukan tersebut dengan
merata dan berhati – hati sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.

- 82 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

 Ratakan permukaan dengan perlahan dan tutup dengan kaca atau


pelat metal agar tidak terjadi penguapan air. Jangan sekali – kali
menggunakan kayu.

5.3 Perawatan Benda Uji di Laboratorium


5.3.1 Benda uji berbentuk kubus harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai
ketentuan PBI (NI-2, 1971).
5.3.2 Benda uji berbentuk silinder harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai
ketentuan berikut :
o JIS A 1132-93 Method of Making and Curing Concrete Specimens
o ASTM C 31-88 Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in Field
o JIS A 1108-93 Method of Test Compressive Strength of Concrete
o ASTM C 39-86 Test Method for Compressive Strength of Cylindrical
Concrete Specimens.

5.4 Penyimpanan Contoh Benda Uji Beton


5.4.1 Perawatan contoh harus memenuhi standar ASTM C 31.
5.4.2 24 jam pertama setelah pembuatan silinder sangatlah penting.
Benda uji hanya boleh dipindahkan dari tempat pencetakkan ke
gudang penyimpan, dan dijaga harus tetap dalam posisi vertikal
dan hindarkan dari getaran dan benturan. Benda uji boleh disimpan
di tempat yang tertutup rapat, kotak kayu yang kuat, atau
bangunan sementara selama temperatur di sekitarnya berkisar
antara 15,60 dan 26,70C dan penguapan dari contoh dapat
dicegah.
5.4.3 Pada umum 1 (satu) hari setiap kelompok benda uji harus diperiksa
untuk perawatan dan pengujian. Tempatkan benda uji pada kotak
yang kuat untuk pengiriman. Jarak antara benda uji dan kotak harus
diisi dengan pasir basah atau serbuk gergaji. Setiap kelompok
benda uji harus dilengkapi dengan catatan waktu / tanggal
pembuatan benda uji.
5.4.4 Bila memungkinkan mengirim beda uji yang baru berumur 1 (satu)
hari, benda uji harus dilembabkan terus menerus dengan pasir
basah sampai akhir periode 24 jam, dan harus tetap lembab pada
temperatur 210-24,50C sampai saat pengiriman. Benda uji harus
dikirim secepat mungkin dan paling lambat beberapa hari sebelum

- 83 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

periode 7 (tujuh) hari tercapai, karena laboratorium harus menerima


benda uji tersebut sehari atau lebih sebelum pengujian 7 (tujuh) hari.
5.4.5 Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak
berisolasi yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai, untuk
menyimpan peralatan dan merawat benda uji di lokasi pekerjaan
dan menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk
mempersiapkan contoh benda uji.

5.5 Pengujian Benda Uji


5.5.1 Laboratorium penguji resmi harus diadakan oleh Kontraktor dan
harus disetujui Pengawas Lapangan.
5.5.2 Pengambilan, pembuatan, pengiriman, penyimpanan, perawatan,
pemeriksaan dan pengujian benda uji harus dilakukan oleh staff
laboratorium penguji.
5.5.3 Jumlah pembuatan benda uji dan umur pengujian minimal harus
memenuhi ketentuan berikut :
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk
kekuatan umur 7 (tujuh) hari.
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk
kekuatan umur 28 (dua puluh delapan) hari.
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan
umur 7 (tujuh) hari.
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan
umur 28 (dua puluh delapan) hari.
5.5.4 Bila pengujian dan laporan mengindikasikan bahwa beton yang
dibuat tidak sesuai kuat tekannya, Manajemen Proyek akan
memberi peringatan tertulis kepada kontraktor. Manajemen Proyek
boleh meminta perawatan tambahan dan modifikasi campuran
desain beton untuk sisa pekerjaan betonyang belum terlaksana atau
meminta pembuangan dan penggantian beton dan semua biaya
yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab kontraktor.

6.0. Kondisi Lingkungan


Pengecoran beton tidak boleh dilakukan selama hujan atau ketika diperkirakan
akan hujan kecuali bila pekerjaan dapat dilindungi dari hujan dan/atau aliran air
permukaan

- 84 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BAB V
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.1. UMUM

Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini berisi perincian yang


memperjelas atau menambahkan hal-hal yang tercantum dalam buku syarat-syarat
administrasi. Dalam hal ini buku syarat-syarat administrasi saling melengkapi dangan
syatar-syarat umum teknis mekanikal/elektrikal.

1.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai dengan


undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia
serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari jawatan
keselamatan kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh badan
yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari direksi, Konsultan
Supervisi
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
mekanikal/elektrikal, untuk dapat dipertanggungjawabkan .
4. Tenaga ahli harus ditempatkan dilapangan oleh kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Direksi atau Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan tes penuh dibawah persyaratan
operasionil. Testing harus dilaksanakan dihadapan Direksi atau Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang baik atas pemasangan adalah tanggung
jawab kontraktor dan kontraktor harus mengganti/memperbaiki hal tersebut di
atas.
7. Semua biaya dan pengurusan perijin, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
kontrator.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan cara-cara
pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistem instalasi
mekanikal/elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI).
b. Peraturan umum listrik tahun 2000 (PUIL 200) atau yang terbaru.
c. Peraturan yang telah ditetapkan oleh PLN.
d. Peraturan-peraturan yang telah ditentukan oleh Pemda setempat.
e. Pedoman Plumbing Indonesia yang berlaku
f. Penggulangan bahaya kebakaran, peraturan Pemda setempat.
g. Peraturan instalasi air minum dari PAM setempat.
h. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan
standar internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll.
i. N.F.P.A. dan F.O.C. sebagai pelengkap.

- 85 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

j. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.


k. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang
terdapat dalam gambar-gambar.
Semua peralatan yang dipasang untuk sistem mekanikal/elektrikal ini selain dari
persyaratan-tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :

a. Telah mendapat surat peryataan bahwa instalasi baik dari direksi, atau
Pengawas
b. Semua persoalan mengenai kontrak dengan pemilik telah dipenuhi
sehingga pemilik dapat membenarkan.
c. Seluruh instalasi terpasang telah dites bersama-sama dengan direksi, atau
Pengawas, konsultan perencana dan pemilik dengan hasil baik, sesuai
dengan spesifikasi teknis.

10. Kontraktor

a. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PLN dan PAS
PAM sesuai kelasnya untuk pekerjaan instalasi listrik dan pekerjaan plambing
dan kebakaran (pemipaan) sebagai penanggungjawab dibidang masing-
masing.
b. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli di bidang mekanik dan listrik yang
berafiliasi dengan Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI).
c. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi
mekanikal/elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan seorang tenaga
ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan teknis dan administrasi dilapangan.
d. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan dilapangan yang
ditentukan oleh Direksi atau Pengawas.
e. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,
peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplemennya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit
peralatan, buku-buku pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala
petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
f. Kontraktor dapat minta penjelasan pada Direksi atau Pengawas atau pihak
lain yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal kurang jelas.
g. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan
pelaksanaan dari pihak-pihak kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek
ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaan. Bila mana sampai terjadi gangguan, maka kontraktor wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak, apabila hal ini
dilakukan, kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala kerugian yang
ditimbulkan.

- 86 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

11. Koordinasi dengan pihak lain

a. Untuk kelancaran pekerjaan, kontraktor harus mengadakan


koordinasi/penyesuaian pelaksanaan pekerjaanya dengan seluruh disiplin
pekerjaan lain atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan dimulai maupun
pada waktu pelakasanaan.Gangguan dan konflik diantara kontraktor harus
dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya kooordinasi
menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lain, demi kelancaran
proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak kontraktor sipil maupun
arsitektur.
c. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lain, agar sedapat
mungkin digunakan peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk
seluruh proyek ini agar mudah perawatannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan dari
pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalm instalasi
sistem ini, kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.
e. Kontraktor harus mengijinkan atau mengawasi, dan memberikan petunjuk
pada kontraktor lain untuk melakukan penyambungan kabel-kabel,
pemasangan peralatan kontrol, peletakan peralatan/instalasi, pembuatan
sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan mekanikal/elektrikal agar
sistem mekanikal/elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini kontraktor masih bertanggung jawab penuh atas peralatan-
peralatan tersebut.

12. Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal/Elektrikal.

Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal,
atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata
kontraktor gagal dalam melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup
menurut Direksi atau Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan
atau sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataan, dapat ditolak dan
diganti.
Dalam hal ini Direksi atau Pengawas dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melasanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung
jawab kontraktor.

13. Pengawasan instalasi

a. Shop drawing
b. Sebelum mengerjakan pekerjaan, kontraktor harus membuat gambar
kerja/shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah
gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada
proyek ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan
baru dapat dimulai apabila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi atau Pengawas.
c. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya pada Direksi atau Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk

- 87 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

dimintai persetujuan secara tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh


harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) minggu sesudah
kontraktor mendapat SPK.
d. Kontraktor harus membuat jadwal/schedule tenaga kerja, schedule
pengadaan peralatan, dan net-work planing yang terinci untuk setiap
pekerjaan dan diserahkan pada Direksi atau Pengawasatau pihak lain
yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Schedule dan net-work
planing harus diserahkan dalam waktu 14 hari kalender sesudah menerima
SPK.
e. Kontraktor harus mengadakan:
1) Laporan pekerjaan harian
2) Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
3) Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
f. Untuk setiap tahapan pekerjaan mekanikal dan elektikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak
Direksi atau Pengawasatau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa
tahapan pekerjaan mekanikal dan elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai
dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap pekerjaan ini ditentukan
kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh
kontraktor.
g. Dalam setiap pelaksanaan pengujian dan “trial run” pekerjaan mekanikal
dan elektrikal ini harus dihadiri oleh pihak Direksi atau Pengawas, konsultan,
ahli teknik atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi atau Pengawas.
Untuk itu harus dibuat berita acaranya bersama pemegang merek
peralatan yang diuji dan dari kontraktor yang bersangkutan. Peralatan
untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera. Semua biaya pada
pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
h. Kontraktor wajib melaporkan pada Direksi atau Pengawasatau tenaga ahli
yang ditugaskan apabila terjadi kesulitan atau gangguan yang mungkin
terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
i. Untuk pekerjaan diluar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi atau
Pengawas untuk pengarahan dan pengawasan ditanggung oleh
kontraktor.

14. Pembersihan lapangan

a. Setiap hari setelah selesai bekerja, kontraktor harus membersihkan lapangan


yang digunakan. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain
untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
b. Setelah kontrak selesai, kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa
pemeliharaan.
c. Kontraktor harus melindungi daerah kerja didalam gedung/ bangunan
dengan portable Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuk
setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya kontraktor.

- 88 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

15. Petunjuk operasi, pemeliharaan, dan pendidikan

a. Pada saat penyerahan pertama, kontraktor harus menyerahkan:


1) Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak
sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kertas kalkir sebanyak 1(satu)
set.
2) Katalog spare-parts
3) Buku petunjuk dalam bahasa Indonesia
4) Buku petujuk perawatan atas peralatan terpasang dalam kontrak ini
juga dalam bahasa Indonesia
Data-data tersebut haruslah diserahkan pada pemilik sebanyak 3 (tiga) set
dan kepada Direksi atau Pengawas2 (dua) set. Bila gambar dan data-data
tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan kontraktor belum
dapat diprestasikan 100%.
b. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai
operasi dan perawatan kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh
Direksi atau Pengawassecara cuma-cuma sampai cakap menjalankan
tugasnya, minimal 2 orang selama 1 (satu) bulan sebelum penyerahan
pertama proyek ini dilakukan. Kontraktor harus mengajukan rencana sistem
pendidikan ini terlebih dahulu kepada Direksi atau Pengawas. Pendidikan ini
dan segala biaya pelaksaannya menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Kontraktor harus harus pula memberikan 2(dua) set singkatan petunjuk
operasional dan perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Direksi atau Pengawasdan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu
kaca berbingkai ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama
atau tempat lain yang ditunjuk Direksi atau Pengawas.

16. Servis dan garansi

Keseluruhan instalasi mekanikal dan elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu)


tahun sesudah saat sistem diterima oleh Direksi atau Pengawas termasuk:
a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak
selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
b. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri atas barang-barang atau
sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan
pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 hari setelah
proyek ini diserahterimakan untuk pertama kalinya.
c. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan mekanikal/elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa
atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan, dalam
hal ini biaya di tanggung oleh pemilik gedung/bangunan.
d. Kontraktor harus memberikangaransi 1 (satu) tahun setelah serah terima
pertama.

- 89 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

17. Izin

a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk


melasanakan instalasi ini harus dilakukan oleh kontraktor atas tanggungan
dan biaya kontraktor.
b. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain,beserta keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini haruslah dilakukan
oleh kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi atau Pengawas
dengan semua biaya atas beban kotraktor.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Dalam hal itu kontraktor wajib menyerahkan surat
pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
d. Kontraktor harus menyerahkan semua surat izin atau keterangan resmi yang
diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Direksi atau Pengawasatau
pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan yang kedua dilakukan.
e. Kontraktor harus meperoleh izin terlebih dahulu dari Direksi atau
Pengawassetiap akan memulai satu tahapan pekerjaan, demikian pula bila
akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (kerja lembur).
f. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yangberhubungan dengan pajak
pemerintah setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang
dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan permintaan izin tersebut dibayar oleh kontraktor.

18. Korelasi Pekerjaan

a. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi untuk


mekanikal/elektrikal, dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian/pembersihan
b. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubangdan penutupan kembali pada
dinding, lantai, langit-langit dan jalan pipa dan kabel, dilaksanakan oleh
kontraktor berikut finishing dan kerapiannya.
c. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari
peralatan-peralatan ke panel yang disediakan oleh kontraktor listrik sesuai
dengan gambar dokumen tender. Untuk itu kontraktor wajib memeriksa
terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah sesuai dengan peralatan yang
akan timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggungjawab kontraktor.
d. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh
kontraktor, kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran
gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan pada Direksi atau
Pengawasuntuk mendapat persetujuan.
e. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu listrik, air,
saniter darurat harus disediakan oleh kontraktor dengan terlebih dahulu
membuat gambar untuk mendapat persetujuan Direksi atau Pengawas
f. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus
diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk
memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu
kontraktor harus menyerahkan ganbar kerja kepada Direksi atau Pengawas

- 90 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

untuk mendapat persetujuan. Segala akibat tersebut pekerjaan harus sudah


diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
g. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran, dsb)
harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan/finishing sehingga tidak
terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.
h. Selambatnya 1 (satu) minggu sesudah ditunjuk, kontraktor harus
menyerahkan gambar/data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan
yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan
baik berikut pengamanannya. Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala
akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

19. Bahan

a. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli


peralatan utama mekanikal/elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa
konduit, katup-katup, detektor, sensor, dan lainnya beserta data-data teknis
dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur
peralatan/bahan yang diberikan tanda dengan warna yang jelas.
b. Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari
bahan tersebut dalam gambar-gambar dan spesifikasinya maka nilai
evaluasi penawaran kontraktor tersebut akan dikurangi dan kontraktor tetap
menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
c. Semua instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar rencana,
tanpa persetujuan tertulis dari pihak berwenang harus diperbaiki dan
diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati
bersama, atas tanggungan biaya kontraktor.
d. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi harus baru, dalam keadaan
baik, tidak cacat atau rusak sesuai dengan spasifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan
yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
e. Bilamana ternyata digunakan bahan/peralatan lama/bekas
dipergunakan,bercacat atau rusak, kontraktor harus menggantinya dengan
bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan kontraktor.
f. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosurnya disetujui oleh Direksi atau Pengawas, semua
bahan yang telah masuk ke site dan menyimpang dari ketentuan dari
ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui
maka bahan atau peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam
waktu 1x 24 jam sejak diketahui penyimpangan itu oleh Direksi atau
Pengawas. bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan
dimusnahkan

- 91 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak


a. Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukan
dalam gambar. Kabel yang digunakan dalam kabel instalasi penerangan
dan stop kontak harus dari jenis NYM atau NYA yang diletakan di dalam
konduit PVC (tubing white conduit).Luas penampang kabel NYM yang
digunakan minimum 2,5 sqmm (kapasitas hantar maksimal 20A).
b. Stop kontak tunggal & ganda 1 phase yang dipakai adalah tipe pasang rata
(flush mounting) 250 Volt, 10 Amp.
c. Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating 250 V, 10 Ampere,
single gang, double gangs, atau muliti gangs (grid switch), dipasang 125 cm
di atas lantai.
d. Stop kontak dan saklar diruang basah/lembab menggunakan jenis WD
(Water Dich).

2. Splice/ percabangan
Tidak diperkenankan adanya percabangan (splice) ataupun sambungan
didalam pipa konduit. Sambungan atau percabangan harus dilakukan didalam
kotak - kontak cabang atau kotak sambung, yang mudah dicapai serta kotak
saklar dan stop kontak. Sambungan pada panel harus dibuat secara mekanis
dan harus kuat secara elektrik dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat percabangan atau sambungan
konektor harus dihubungkan dengan konduktor-konduktor dengan baik
sedemikian sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.Setiap kabel turun
menuju armatur harus malalui kotak sambung/doos. Penyambuangan antara
kabel catu dengan kabel dari armatur dilakukan melalui blok terminal yang
ditempatkan didalam kotak tersebut.

3. Kabel Kontrol
Ditempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol
motor, stater dan peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded
annealed copper yang fleksibel. Isolasi harus dari PVC, tahan lembab, dengan
rating tegangan sampai 600V.
Ukuran koduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum2,5 sqmm untuk
panjang lebih dari 30m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari
peralatan yang dikontrol, dengan pertimbagan-pertimbangan mengenai
panjang circuit dan sebagainya.

4. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
varnished cambric dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja, dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan
cara yang disetujui, menurut aturan yang berlaku atau pabrik pembuatnya.

- 92 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

5. Pemasangan Kabel
Pemasangan mendatar (horizotal)
a. Kabel instalasi daya dan penerangan didalam bangunan. Semua kabel
harus dipasang dalam koduit, dengan ketentuan-ketentuan pemasangan
konduit sebagai berikut :
1) Dipasang dipermuakaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan
langit-langit (plafond).
2) Dipasang tertanam didalam plat beton langit-langit untuk ruang yang
tidak berplafond (exposed ceilling).Untuk pemasangan pipa konduit
dipermukaan plat beton, konduit harus dilengkapi pendukung-
pendukung yang dicat anti karat.
3) Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus delakukan dengan jari-jari lengkung tidak
boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).
b. Kabel Daya Penghubung Antar Panel
1) Kabel-kabel daya diruang exposed ceilling diletakkan didalam konduit
yang ditanam di plat lantai, sedangkan untuk ruangan yang berplafon,
kabel dilewatkan diatas cable tray, diklem pada cable tray dengan pita
besi yang dicat anti karat.
2) Harus digunakan sekrup-sekrup yang digalvanisir dengan ring-ring dari
fibre diantara pita besi dengan cable tray. Pemasangan cable tray harus
mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau
disangga secara kokoh dengan penggantung/ penyangga besi yang
diklem ke pelat beton.
3) Untuk keperluan pemasangan kabel, kontraktor harus menyediakan
sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainya, baik untuk kabel yang dipasang
horisontal maupun vertikal. Peralatan penunjang tersebut harus sudah
diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.
c. Kabel Daya dari Panel Daya AC ke Motor-motor AC
1) Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan didalam
konduit metal tahan karat.Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur
kabel menuju motor dengan foktor pengisian 40%. Dari pipa konduit
yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor
melalui flexible conduit yang juga tahan karat. Ukuran konduit fleksibel ini
harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambung dengan cara
sedemikian rupa sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.
2) Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit
flesibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada Direksi
atau Pengawas untuk disetujui.
d. Pemasangan di Dalam Dinding (vertikal)
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang vertikal tertanam
didalam dinding harus diletakan didalam konduit sesuai yang disyaratkan
dengan ukuran minimum 20mm.
e. Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel dalam konduit pada dinding harus melalui sparing
kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang pipa konduit.

- 93 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

1) Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat


dipergunakan adalah type NYA atau NYM, penampang kabel minimum
yang dapat dipakai adalah 2,5 mm². Kabel-kabel ini harus dipasang di
dalam pipa PVC 5/8", atau diameter pipa konduit disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
2) Untuk penerangan dan stop kontak biasa yang dipasang pada dak
beton, kabel yang dipergunakan adalah type NYA, penampang kabel
minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm². Kabel-kabel ini harus
dipasang di dalam pipa PVC 5/8" atau diameter pipa konduit
disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
3) Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan saklar melalui
dinding dapat memakai pipa PVC. Diameter pipa yang dipergunakan
disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
4) Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box
(dura doos, tee doos) dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus
dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai
skrup. Sedang untuk penyambungan di dalam beton harus memakai
terminal box metal.
5) Pemasangan pipa kabel-kabel di atas plafon harus disusun rapih dan
harus diklem/ diikat dengan kawat pada rak-rak kabel (trunking) dan
pada prinsipnya kabel-kabel tidak diperkenankan langsung diklem pada
konstruksi bangunan.
6) Kabel-kabel yang terpasang di dalam dak beton kolom beton, dinding
beton harus menggunakan pipa PVC.
7) Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak di dalam
doos harus memakai las dop yang terbuat dari bakelit berwarna (buatan
Legrand, 3M atau setara yang dapat disetujui oleh direksi). Las dop dari
bahan porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
8) Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus dipasang
sampai di atas plafond, dilengkapi kotak sambung.
9) Semua instalasi pengabelan harus dipasang didalam conduit, baik yang
dipasang rak kabel (trunking) maupun yang menuju ke titik-titik lampu
dan stop kontak.
10) Kode warna isolasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL :
1) Fasa 1 : Merah
2) Fasa 2 : Kuning
3) Fasa 3 : Hitam
4) Netral : Biru
5) Grounding : Hijau - Kuning.

6. Stop Kontak dan Saklar


a. Peralatan instalasi tegangan rendah
Meliputi pengadan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-
kontak), saklar, kotak - kontak tarik (pull box), kabinet/panel daya,
kabel,konduit, rak kabel, alat-alat bantu, dan semua peralatan lain yang
diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem
instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.
b. Kotak-kontak (doos) Outlet.
1) Jenis

- 94 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

Kotak - kontak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE
atau standar lain. Kotak - kontak ini bisa berbentuk single/multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak - kontak lainnya
yang tertutup rapi harus terpasang dengan baik dan benar.
2) Ukuran
Setiap box outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya ditempat
yang diperlukan. Setiap kontak harus cukup besar untuk menampung
jumlah dan ukuran konduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak
kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
3) Tipe tahan Cuaca (Watherproof type)
Kotak - kontak outlet ditempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari
tipe yangdiberi gasket tahan cuaca.
- Tempat-tempat yang kena sinar matahari
- Tempat-tempat yang kena hujan
- Tempat-tempat yang kena minyak
- Tempat –tempat yang kena udara lembab
- Tempat-tempat yang ditunjuk gambar
4) Outlet Pada Permukaan Khusus
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sesi-sesi tegak.
c. Saklar dan Stop-kontak
1) Bahan doos
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak - kontak outlet untuk
saklar dinding dan receptacle outlet harus berukuran lebih dari 10,1 cm x
10,1 cm untuk peralatan tunggal. Dan 11,9 cmx11,9cm untuk dua
peralatan dan kotak - kontak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
2) Cara pemasangan
- Saklar-saklar (saklar biasa atau grid switch) harus dari jenis
rockermechanism dengan rating minimum 10A/250V.
- Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok/dinding, kecuali ditentukan lain pada gambar.
- Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140cm diatas lantai yang sudah selesai.
- Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos yang sesuai dengan
sambungan, hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
- Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding
dengan ketinggian 110cm atau 30cm dari permukaan lantai yang
sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Direksi atau Pengawas.
3) Jumlah Kutub
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral,
pentanahan) dengan rating minimum 16A/220V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
4) Pendukung dan pengikat
Kotak - kontak plat baja harus didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
5) Stop Kontak 1 phase yang dipakai adalah yang dipasang rata (flush
Mounting) 250V, 10 A.

- 95 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

6) Stop Kontak dipasang 30 cm di atas lantai, atau sesuai dengan kondisi


lapangan.
7) Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan grounding
8) Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating 250V, 6
Ampere, single gang, double gangs, atau muliti gangs (grid switch),
dipasang 150 cm di atas lantai.
9) Stop kontak dan saklar diruang basah/lembab harus jenis WD (Water
Dich)
10) Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop kontak harus dari
bahan metal yang mempunyai terminal grounding, dipasang pada
kedalaman tidak kurang dari 3,5 cm sehingga diperoleh pemasangan
saklar atau stop kontak yang rapi. Junction Box harus mempunyai
terminal grounding.

7. Lampu dan Armature


a. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar
rencana.
b. Semua lampu spot menggunakan tipe LED
c. Tipe dan diskripsi lampu penerangan :
1) Lampu spot LED 50W, dipasang sesuai yangdisebutkan dalam gambar.
2) Lampu LED selang untuk tulisan acrylic, dipasang sesuai yangdisebutkan
dalam gambar.

7.1. PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL


Daftar material untuk semua material yang ditawarkan, pemborong wajib
mengisi daftar material yang menyebutkan: merk, tipe, dan kelas. Juga
dilengkapi dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
 Semua material yang disuplai dan dipasang oleh pemborong harus baru
dan cocok untuk dipasang di daerah tropis.
 Material harus dari produk dengan kualitas baik dari produksi baru.

7.2. PENYEBUTAN MERK/PRODUK PABRIK


Apabila pada spesifikasi teknis atau pada gambar rencana disebutkan
beberapa merk tertentu atau kelas mutu dari material/ komponen tertentu,
maka pemborong wajib melaksanakan/menawar material yang dalam taraf
mutu yang disebutkan.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi tidak dapat diadakan material
yang disebutkan dalam tabel material, karena disebabkan oleh sesuatu alasan
kuat dan dapat diterima pemilik, pengawas dan perencana, maka dapat
dipikirkan penggantinya merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada
pemborong.

7.3. DAFTAR MERK/PRODUK MATERIAL


a. Kabel TR. : Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
b. Komponen Panel : MG, ABB, Siemen.
c. Peralatan Meter : H & B, Telemecanique, atau yang setara.
d. Saklar dan stop kontak : Clipsal, Broco Gracio
e. Komponen Lampu

- 96 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

 Tube : Phillips
 Fitting : Phillips, B&J

f. Stop Kontak/Saklar :Clipsal,Broco Gracio, atau yang setara


g. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal

- 97 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BAB VI
PEKERJAAN LANDCAPE / TAMAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :
 Menyediakan peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan taman.
 Tanah humus subur + 20 cm di hampar dipermukaan tanah yang akan ditanami
rumput.

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Paving
b. Pekerjaan Kansteen
c. Dinding Taman

3. Standard
Sesuai gambar dan standar untuk penanaman dan perawatan taman

4. Persetujuan
Kontraktor wajib membuat shop drawing dan memperlihatkan contoh tanaman
dan bunga yang sehat dan segar, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

B. BAHAN
1. Tanah Humus subur
2. Pohon ekor tupai tinggi 2 m area fasad bangunan, Tanaman pucuk merah dan
cemara udang tinggi minimal 1,5m
3. Penyiraman air selama perawatan

C. PELAKSANAAN
Taman Baru
 Pengadaan Tanah humus subur disertai penanaman rumput gajah mini

D. COMITIONING
Masa perawatan selama proses dan penanam serta pembuatan taman adalah
3 bulan serta di tambah 6 bulan masa retensi setelah serah terima pertama
pekerjaan

- 98 -
RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat )
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN TANJUNG LAUT INDAH
_______________________________________________________________________________________________________________

BAB VII PENUTUP


A. PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
1. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah pemborong memperoleh
kontrak pekerjaan, Pemborong harus mengajukan daftar yang lengkap
(rangkap empat) dari pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang
membuat atau memproduksi bahan-bahan atau alat-alat yang akan dipasang
dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari pemberi tugas.
2. Setelah daftar tersebut disetujui dan sebelum melakukan pembelian atas
bahan-bahan dan alat-alat, pemborong harus menyerahkan kepada
pengawas daftar yang lengkap dari peralatan-peralatan dan bahan-bahan
yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari
pemberi tugas.
3. Pemborong bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang
perlu karena timbulnya perubahan-perubahan dari contoh barang-barang
yang akan dipasang dan atau brosur-brosur untuk mendapatkan persetujuan
dari pengawas.

B. PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS, dan bila ternyata diperlukan
akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh pengawas dengan pemborong
dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana dan
Pengawas dalam Rapat Berkala.

- 99 -

Anda mungkin juga menyukai