Anda di halaman 1dari 9

VARIASI TINGKAT PEREKONOMIAN ANTAR KECAMATAN

DI KABUPATEN KULON PROGO


Imanda Nico Kareza
Imanda.nico.k@gmail.com

Lutfi Muta’ali
Luthfi.mutaali@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi tingkat perekonomian di
Kabupaten Kulon Progo tahun 2000 dan 2009. Objek penelitian ini adalah seluruh
kecamatan di Kabupaten Kulon Progo dengan menggunakan data sekunder berupa
PDRB dan jumlah penduduk, yang dikelompokan berdasarkan tipe wilayah.
Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif-analisis berbasis pada analisis data
sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah location quotient (LQ), shift share,
dan analisis (kuadran tipologi). Penelitian ini menemukan bahwa
tingkat perekonomian wilayah kecamatan tersebar di seluruh kabupaten. Potensi
sektoral Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh sektor industri pengolahan
dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor pertanian khusus
wilayah pesisir. Berdasarkan tabulasi tingkat perekonomian wilayah dengan
potensi sektoral, ditemukan ketimpangan pendapatan antar kecamatan, dimana
kecamatan dengan kualitas tingkat perekonomian yang semakin baik, maka
potensi sektor ekonomi semakin baik pula.
Kata kunci : variasi, tingkat perekonomian, tipe wilayah

ABSTRACT
This study aims to analyze the variation rate of the economy in Kulon Progo Regency in
2000 and 2009. Objects of this research is all districts in Kulon Progo using
secondary data such as GDP and population, grouped by type of region. The
approach used is descriptive analysis based on secondary data analysis. The
analysis technique used is the location quotient ( LQ ), shift share, and analysis
quadrant (typology). This study found the level of regional economic districts
scattered throughout the district. Potential sectoral Kulon Progo Regency is
dominated by manufacturing and trade, hotels, and restaurants, as well as
specialized agriculture coastal areas. Based on the tabulation level areas with
potential economic sector, found income inequality among district, districts with a
quality level where the economy is getting better, then the potential economic
sector the better.

Key word : variation, rate of the economy, type of region

1
PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi daerah Menurut Kuncoro (2002:1) dalam


adalah suatu proses di mana pemerintah Irmansyah (2008) ciri paling menonjol
daerah dan masyarakatnya mengelola dari aktivitas ekonomi secara geografis
sumber daya yang ada dan membentuk adalah konsentrasi dan kesenjangan.
suatu pola kemitraan antara pemerintah Hal ini berhubungan dengan tidak
daerah dan sektor swasta untuk meratanya distribusi sumberdaya dari
menciptakan lapangan kerja baru serta masing-masing wilayah. Menurut
merangsang perkembangan kegiatan Anwar (2005), beberapa hal yang
ekonomi dalam wilayah tersebut menyebabkan terjadinya disparitas
Arsyad (1999:108). Sedangkan menurut adalah 1) Perbedaan karakteristik
(Sukirno, 1985), pembangunan limpahan sumberdaya alam (resource
ekonomi merupakan suatu proses yang endowment); 2) Perbedaan demografi;
menyebabkan pendapatan per kapita 3) Perbedaan kemampuan sumberdaya
suatu masyarakat meningkat dalam manusia (human capital); 4) Perbedaan
jangka panjang. Pembangunan ekonomi potensi lokasi; 5) Perbedaan dari aspek
merupakan suatu proses aksesibilitas dan kekuasaan dalam
multidimensional yang mencakup pengambilan keputusan; dan 6)
perubahan struktur, sikap hidup dan Perbedaan dari aspek potensi pasar.
kelembagaan. Kabupaten Kulon Progo memiliki
Tujuan dari pembangunan ekonomi bentang lahan yang khas, yakni terdiri
adalah untuk meningkatkan pendapatan dari dataran tinggi, perbukitan, dataran
riel juga meningkatkan produkstifitas. dan pesisir. Perbedaan bentang lahan
Selain itu pembangunan ekonomi tersebut sangat berpengaruh dalam
diharapkan dapat mengurangi jenis, kuantitas serta kualitas dari
ketimpangan pendapatan antar wilayah, sumberaya yang dimiliki. Kondisi
dan memberantas kemiskinan. ekonomi wilayah antar kecamatan
Pembangunan ekonomi merupakan sangat beragam, serta potensi sektoral
bagian dari pembangunan yang pada sangat penting untuk dikaji apabila
awal perkembangannya berorientasi dikaitkan dengan kegiatan ekonomi,
pada masalah pertumbuhannya, namun serta perubahan struktur perekonomian
dalam perkembangan selanjutnya tujuan yang semula bersifat agraris ke non
utama pembangunan selain untuk agraris. Hal ini sesuai dengan konsep
menciptakan pertumbuhan ekonomi perubahan struktur ekonomi menurut
yang tinggi diupayakan pula agar dapat Djojohadikusumo (1994) berupa
mengurangi tingkat kemiskinan, peralihan dan pergeseran dari kegiatan
kesenjangan pendapatan dan tingkat sektor primer ke sektor sekunder dan
pengangguran serta menciptakan upaya tersier.
kesempatan kerja bagi penduduk
(Todaro, 1997: 7 – 14).

2
Berdasarkan latar belakang di atas, 2. Aksesibilitas (keterjangkauan),
maka tujuan penelitian ini adalah distribusi (pembagian sebaran
sebagai berikut: dalam ruang), kepadatan dan
1. Mengetahui tingkat perekonomian pertumbuhan pola gerakan orang,
wilayah kecamatan di Kabupaten ide dan aglomerasi pangan, hirarki
Kulon Progo. pusat pelayanan dan potensi
2. Mengetahui variasi tingkat sumberdaya di permukaan bumi
perekonomian wilayah kecamatan (konsep hubungan dan
di Kabupaten Kulon Progo sumberdaya).
berdasarkan tipe wilayah. 3. Kecenderungan (trend), struktur
3. Mengetahui variasi potensi ekonomi (pengelompokan dan penyebaran),
sektoral di Kabupaten Kulon Progo. fungsi (produk mekanisme interelasi
gejala), dan proses (perkembangan
1. Konsep Geografi gejala dari waktu ke waktu),
Geografi merupakan disiplin ilmu perkembangan objek di permukaan
yang dapat diterapkan dalam proses bumi.
analisis dan memperlajari permasalahan 4. Relasi, interelasi, interaksi, integrasi
pembangunan wilayah. Hal ini ( gerakan, hubungan, sebab-akibat)
berkaitan dengan studi geografi yang gejala hubungan antar mahluk hidup
dibedakan menjadi obyek formal dan dengan lingkungannya (konsep
obyek material. Obyek geografi meurut hubungan dan ketergantungan).
Bintarto (1988) adalah gejala-gejala dan 5. Bentuk aplikasinya antara lain :
peristiwa-peristiwa yang terjadi perencanaan pembangunan DAS,
dipermukaan bumi, baik yang bersifat perencanaan kota dan penataan
fisik maupun yang menyangkut ruang.
mahkluk hidup beserta
permasalahannya, yang dapat dipelajari 3. Kesenjangan Antar Wilayah
melalui 3 macam pendekatan yaitu Dengan adanya pertumbuhan
pendekatan keruangan, ekologi dan ekonomi baik secara langsung maupun
komplek wilayah. tidak langsung akan berpengaruh
terhadap masalah ketimpangan
2. Variasi Keruangan Dalam regional. Ketimpangan dalam
Pembangunan pembagian pendapatan adalah
ketimpangan dalam perkembangan
Kajian keruangan sebagai salah satu ekonomi antara berbagai daerah pada
kajian geografi dengan penekanan suatu wilayah yang akan menyebabkan
batasan pada lokasi relatif, ukuran pula ketimpangan tingkat pendapatan
aksesibilitas, trend struktur, aglomerasi, perkapita antar daerah (Kuncoro, 2004).
interaksi dan relasi. Menurut Alfandi,
2001 meliputi substansi sebagai berikut
1. Lokasi absolut dan relatif, ukuran,
morfologi bentang alam fisik.

3
METDOE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode yang digunakan bersifat
deskritif anaisis, dengan pendekatan Kabupaten Kulon Progo memiliki
kuantitatif dan analisis data sekunder. karakteristik wilayah yang beragam,
Data yang digunakan adalah PDRB terutama dalam bentang lahannya yang
Kabupaten Kulon Progo tahun 2000 dan terdiri dari perbukitan, dataran tinggi,
2009. Teknik analisis yang digunakan dataran, dan pesisir. Keberagaman
untuk mengetahui tingkat tersebut dapat berdampak pada proses
perekonomian wilayah menggunakan pembangunan wilayah kabupaten Kulon
perhitungan Laju Pertumbuhan Progo. Salah satunya dalam bidang
Ekonomi (LPE), PDRB Perkapita dan perekonomian. Bentang lahan yang
tipologi klassen, sedangkan untuk bervariasi dapat berpotensi
mengetahui tingkat perekonomian menyebabkan tingkat perekonomian
wilayah sektoral menggunakan teknik wilayah yang bervariasi pula. Hal ini
analisis Location Quotient (LQ), berkaitan dengan distribusi sumberaya
analisis shift share dan analisis kudaran alam yang berbeda dimasing-masing
(tipologi). Kecamatan disusun bentang lahan. Dalam melihat tingkat
berdasarkan tipe wilayah, untuk melihat perekonomian wilayah, digunakan
potensi ekonomi sektoral masing- variabel laju pertumbuhan ekonomi dan
masing tipe wilayah. PDRB perkapita, dengan ketentuan
berikut :
Tabel 1. Tipologi Klassen

PDRB Perkapita (Y)


Yi kecamatan > Yi kecamatan <
Y kabupaten Y kabupaten
Laju Pertumbihan (R)
I II
Ri kecamatan > R kabupaaten Daerah cepat maju Daerah berkembang
dan cepat tumbuh cepat
III IV
Ri kecamatan < R kabupaten Daerah maju tapi Daerah
tertekan tertinggal
Sumber : Sjfrizal, 17 :30
berkembang cepat (Kuadran II).
Berasarkan batasan di atas, pada Kecamatan Pengasih dan Galur
tahun 2000 Kecamatan Sentolo dan termasuk dalam daerah maju tapi
Wates termasuk dalam daerah cepat tertekan (Kuadran III). Kecamatan
maju dan cepat tumbuh (Kuadran I). Samigaluh, Kalibawang, Kokap,
Kecamatan Girimulyo, Nanggulan, dan Temon, dan Panjatan termasuk dalam
Lendah termasuk dalam daerah daerah tertinggal (Kuadran IV).
Pada tahun 2009, Kecamatan Wates cepat tumbuh (Kuadran I). Kecamatan
termasuk dalam daerah cepat maju dan Kalibawang dan Sentolo termasuk

4
dalam daerah berkembang cepat seperti Kecamatan Kalibawang,
(Kuadran II). Kecamatan Nanggulan, maupun ke arah negatif seperti
Pengasih, dan Panjatan termasuk dalam Kecamatan Girimulyo, Sentolo,
daerah maju tapi tertekan (Kuadran III). Nanggulan dan Lendah, atau bahkan
Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, tetap seperti Kecamatan Samigaluh
Kokap, Temon, Panjatan, dan Lendah Kokap, Pengasih, Temon, Watus,
termasuk dalam daerah tertinggal Panjatan, dan Galur. Variasi
(Kuadran IV). perekonomian tersebut dipengaruhi oleh
Terjadi beberapa perubahan tingkat perbandingan antara LPE dan PDRB
perekonomian baik ke arah positif Perkapita kecamatan dengan kabupaten.
Tabel 2. LPE, PDRB Perkapita, dan Tingkat Perekonomian Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2000 dan 2009

LPE PDRB per Kapita Tipologi


Kecamatan
2000 2009 2000 2009 2000 2009
Tipe I
Girimulyo 2.20 3.17 0.689602 3.851189 II IV
Samigaluh -1.47 3.17 0.718179 3.275606 IV IV
Kalibawang -11.09 3.88 0.694918 3.721826 IV II
Kokap -0.56 3.02 0.437684 2.281633 IV IV
Rata-rata -2.73 3.31 0.635096 3.282563
Tipe II
Sentolo 2.05 5.21 0.83 5.539210 I II
Nanggulan 22.78 3.48 0.79 4.902616 II III
Pengasih 0.61 3.15 0.92 5.499444 III III
Rata-rata 8.48 3.95 0.848683 5.313757
Tipe III
Temon -7.14 3.89 0.71 4.365403 IV IV
Wates 5.34 4.53 1.46 7.663839 I I
Panjatan -1.28 3.63 0.64 3.846903 IV IV
Galur -1.05 3.73 0.87 5.178148 III III
Lendah 4.14 3.31 0.56 3.213893 II IV
Rata-rata 0.00 3.82 0.847303 4.853637
Rata-rata
3.68 4.4449757
Kab 1.21 0.776912

Sektor ekonomi sangat berpengaruh mengembangkan suatu sektor ekonomi


dalam menciptakan kondisi sehingga pertumbuhannya lebih besar
perekonomian suatu wilayah. Dalam dibandingkan dengan sektor yang sama
pembangunan ekonomi, wilayah di daerah lain, maupun sektor yang

5
berbeda di daerah yang sama. Variasi berdasarkan harga konstan. Dalam
potensi sektor unggulan dianalisis pembahasan potensi ekonomi sektoral,
melalui data produk domestik regional metode yang digunakan adalah analisis
bruto menurut lapangan usaha LQ dan analisis shift share.,
kecamatan di Kabupaten Kulon Progo

Tabel 3. Tipologi Sektor Unggulan

Pergeseran Bersih (PB)


PB+ PB-
Location Quotion (LQ)
I III
LQ>1
Unggulan Berkembang
II IV
LQ<1
Potensial Terbelakang
Sumber : Muta’ali, 2003

Berdasarkan teori pertumbuhan unggulan adalah sektor industri


tidak seimbang (unbalanced growth) pengolahan dan sektor perdagangan,
yang dikemukakan oleh Hirschman hotel, dan restoran. Sektor potensial
dalam Purwaningsih, 2009, terdiri dari sektor pertambangan dan
pembangunan ekonomi diprioritaskan penggalian, dan sektor pengangkutan
kepada sektor ekonomi yang mampu dan komunikasi. Sektor berkembang
mendorong dan menarik sektor-sektor terdiri dari sektor pertanian, dan sektor
ekonomi lainnya untuk tumbuh atau bangunan. Sektor terbelakang terdiri
berkembang, dengan tidak dari sektor listrik, gas, dan air bersih,
mengabaikan pembangunan ekonomi sektor pengangkutan dan komunikasi,
pada sektor-sektor ekonomi lainnya. dan sektor jasa-jasa. Sektor jasa-jasa
Dengan kata lain, pembangunan yang sebagian besar adalah sektor
ekonomi yang bertujuan untuk terbelakang di seluruh kecamatan,
meningkatkan laju pertumbuhan hanya di Kecamatan pengasih dan
ekonomi seyogyanya diarahkan atau Kecamatan Wates sektor jasa-jasa
diprioritaskan kepada sektor yang termasuk sektor berkembang. Hal ini
menjadi unggulan atau andalan (leading terjadi karena perbandingan pendapatan
sector) pada perekonomian daerah pada tahun 2000 sektor jasa-jasa lebih
tersebut. besar dengan tahun 2009 serta
Tiap-tiap kecamatan memiliki perbandingan antara pendapatan sektor
sektor unggulannya masing-masing jasa-jasa masing-masing kecamatan
tergantung sumberdaya yang dimiliki, dengan pendapatan Kabupaten Kulon
sehingga persebarannya tidak merata. Progo.
Sebagai contoh, di Kecamatan Apabila melihat identifikasi sektor
Girimulyo yang termasuk sektor unggulan berdasarkan tipe wilayahnya,

6
untuk wilayah tipe I, terpusat pada potensial. Sedangkan untuk wilayah
sektor industri pengolahan dan sektor tipe III terpusat pada sektor pertanian,
perdagangan hotel dan restoran, terlihat industri pengolahan, sektor listrik, gas
bahwa kedua sektor tersebut sebagian dan air bersih serta sektor perdagangan,
besar merupakan sektor unggulan dan hotel dan restoran. Untuk sektor
potensial. Wilayah tipe II terpusat pada pertaninan dan industri pengolahan, tiga
sektor pertanian, yang terdiri dari sektor dari lima kecamatan pada tipe wilayah
potensial dan sektor berkembang, dan III merupakan sektor unggulan.
sektor industri pengolahan, yang
merupakan sektor unggulan dan sektor
Tabel 4. Identifikasi Sektor Unggulan per Kecamatan Di Kabupaten Kulon
Progo

Sektor Ekonomi
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tipe I
Girimulyo III II I IV III I II IV IV
Samigaluh III IV II I III I II IV IV
Kalibawang III IV II I III I IV III IV
Kokap III I II III III II IV III IV
Tipe II
Sentolo II I I IV IV II III IV IV
Nanggulan III IV II II IV I IV IV IV
Pengasih II II I II IV IV IV IV III
Tipe III
Temon I IV II IV IV III II III IV
Wates II IV II I II I III I III
Panjatan III IV I II IV II IV IV IV
Galur I III I II IV I III IV IV
Lendah I III I I III II IV III IV
Ket : 1 = Pertanian, 2 = Pertambangan dan Penggalian, 3 = Industri Pengolahan, 4
= Listrik, Gas, dan Air bersih, 5 = Bangunan, 6 = Peragangan, Hotel, dan
Restoran, 7 = Pengangkutan dan Komunikasi, 8 = Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan, 9 = Jasa-jasa

Kecamatan dengan tingkat perekonomian daerah berkembang


perekonomian daerah maju dan cepat cepat, memiliki empat sektor unggulan,
tumbuh memiliki tiga sektor unggulan, tiga sektor potensial, empat sektor
tiga sektor potensial, dua sektor berkembang, dan tujuh sektor
berkembang, dan satu sektor terbelakang. Kemudian kecamatan yang
terbelakang. Kecamatan dengan tingkat termasuk daerah maju tapi tertekan,

7
memiliki lima sektor unggulan, enam tertinggal, memiliki sepuluh sektor
sektor potensial, empat sektor unggulan, sebelas sektor potensial,
berkembang, dan dua belas sektor empat belas sektor berkembang, dan
terbelakang. Kecamatan yang termasuk sembilan belas sektor terbelakang.
tingkat perekonomian daerah relatif

Tabel 5. Tabulasi Tingkat Perekonomian Dengan Sektor Unggulan

Tingkat Jumlah Sektor Unggulan


Perekonomian Kecamatan I II III VI
Unggulan Potensial Berkembang Terbelakang
Daerah maju dan
1
cepat tumbuh 3 3 2 1
Daerah
2
berkembang cepat 4 3 4 7
Daerah maju tapi
3
tertekan 5 6 4 12
Daerah relatif
6
tertinggal 10 11 14 19

Sektor yang memiliki jumlah paling membuktikan bahwa semakin baik


banyak pada daerah yang relaitf tingkat perekonomian wilayahnya,
tertinggal. Tetapi apabila melihat maka potensi sekotral semakin baik
perbandingan antara sektor pula.
perekonomian dengan tingkat potensi Apabila melihat perbandingan
sektoral, pada daerah maju dan cepat antara tingkat perekonomian, sektor
tumbuh jumlah sektor unggulan, unggulan, dan jumlah kecamatan,
potensial, dan berkembang lebih besar terlihat secara jelas ketimpangan yang
dibandingkan dengan sektor terjadi di Kabupaten Kulon Progo.
terbelakang. Sedangkan untuk tingkat Perbandingan jumlah kecamatan
perekonomian daerah berkembang dengan tingkat perekonmian antara
cepat, daerah maju tapi tertekan dan daerah maju dan cepat tumbuh, dengan
daerah yang relatif tertinggal, daerah tertinggal. Selain itu
perbandingan tingkat potensi sektoral perbandingan dengan sektor unggulan
menunjukan bahwa sektor terbelakang dimana, sektor-sektor daerah maju dan
lebih banyak dibandingkan ketiga cepat tumbuh jauh lebih baik dari pada
tingkat potensi sektoral lainnya. Hal ini sektor-sektor pada daerah tertinggal.

8
KESIMPULAN Ekonomi : Dasar Teori Ekonomi
Pertumbuhan dan Ekonomi
Dari hasil dan pembahasan dalam Pembangunan. Jakarta. LP3ES.
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Irmansyah, Indra. 2008. Pertumbuhan
tingkat perekonomian di Kabupaten Ekonomi dan Kesenjangan
Kulon Progo sangat bervariasi. Antar Kecamatan di Kabupaten
Karakteristik wilayah berperan dalam Klaten, 1987-2006. Thesis.
menentukan masing-masing tingkat Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
perekonomian pada tiap-tiap Universitas Gadjah Mada.
kecamatan. Kondisi perekonomian pada Yogyakarta.
tahun 2000 relatif lebih baik Lincolin-arsyad. 1999. Pengantar
dibandingkan dengan perekonomian percncanaan dan pembangunan
pada tahun 2009. Berdasarkan tingkat Ekonorni Daerah. BPFE -
sektor ekonomi unggulan, terdapat UGM, Jogjakarta.
ketimpangan antara tingkat Purwaningsih. 2009. Analisis Struktur
perekonomian wilayah dengan sektor Ekonomi dan Penentuan Sektor
ekonomi unggulan, dilihat berasarkan Unggulan Kabupaten Parigi
jumlah kecamatan dari masing-masing Moutong Provinsi Sulawesi
tingkat perekonomian wilayah. Tengah. Skripsi. Fakultas
Kecamatan dengan kualitas tingkat Ekonomi dan Manajemen.
perekonomian yang semakin baik, maka Institut Pertanian Bogor
potensi sektor ekonomi semakin baik Sukirno, Sadano. 1985. Ekonomi
pula. Pembangunan : Proses,
Masalah, dan Dasar Kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta, Lembaga Penerbitan
Fakultas Ekonomi-UI.
Anwar, A. 2005. Ketimpangan Todaro, MP. 2000. Pembangunan
Pembangunan Wilayah dan Ekonomi di Dunia Ketiga. Alih
Perdesaan. Bogor: P4W Press. Bahasa Drs. Hari Munandar,
Djojohadikusumo. Sumitro. 1994. MS. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Perkembangan Pemikiran
.

Anda mungkin juga menyukai