Anda di halaman 1dari 31

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang

tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung

banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu

disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar, Rustam, dkk, 1998 :

23).

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma

villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya

meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup

dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah

anggur.

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh

villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik.(Mansjoer, Arif, dkk,

2001)

B. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa.

Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran rahim

lebih besar dari kehamilan biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti

perdarahan, dan bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi

1
seperti anggur pada pakaian dalam. Tanda dan gejala serta komplikasi

mola:

1. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk

RS.

2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih

besar).

3. Gejala – gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup,

penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan

berkeringat, kulit lembab.

4. Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan

tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada

air seni).

C. Etiologi

Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor

penyebabnya adalah :

1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati , tetapi

terlambat dikeluarkan.

2. Imunoselektif dari tropoblast.

3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah.

4. Paritas tinggie.Kekurangan proteinf.Infeksi virus dan faktor kromosom

yang belum jelas (Mochtar, Rustam ,1998 : 23).

D. Patofisiologi dan pathway

Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :

2
1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.

2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian

janin.

Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari

penyakit trofoblast :

 Teori missed abortion

Mudigah mati pada kehamilan 3 – 5 minggu karena itu terjadi gangguan

peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi

dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.

 Teori neoplasma dari Park

Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal

dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga

timbul gelembung.

 Studi dari Hertig

Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-

mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak

adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi

maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan

trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan

cairan. (Silvia, Wilson, 2000 : 467)

3
Pathway :

Mola Hidatidosa

Ovum atrofi, sosio ekonomi rendah, kurang gizi, infeksi virus, parietas

timggi, imunoselektif dari trofoblast

Hasil pembuahan dimana embrionya mati di umur 3-5 minggu

Pembuluh darah villi tidak berfungi

Penimbunan cairan dijaringan chlorialis

Perdarahan terus menerus

Pre curetase curetase

Fisik
Defisit cairan psikologis

Pengetahuan kurang Perlukaan jalan lahir


Kurang vol cairan

Cemas Nyeri Resiko infeksi perdarahan

Gangguan pola tidur Hipertermi

4
E. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah :

1. Serum ß-hCG untuk memastikan kehamilan dan pemeriksaan ß-hCG

serial (diulang pada interval waktu tertentu).

2. Ultrasonografi (USG). Melalui pemeriksaan USG kita dapat melihat

adakah janin di dalan kantung gestasi (kantung kehamilan) dan kita

dapat mendeteksi gerakan maupun detak jantung janin. Apabila

semuanya tidak kita temukan di dalam pemeriksaan USG maka

kemungkinan kehamilan ini bukanlah kehamilan yang normal.

3. Foto roentgen dada.

Penatalaksanaan Medis:

Penanganan yang biasa dilakukan pada mola hidatidosa adalah :

1. Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis.

2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan

di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan : Evaluasi klinik

dengan fokus pada : Riwayat haid terakhir dan kehamilan Perdarahan

tidak teratur atau spotting, pembesaran abnormal uterus, pelunakan

serviks dan korpus uteri. Kajian uji kehamilan dengan pengenceran

urin. Pastikan tidak ada janin (Ballottement) atau DJJ sebelum upaya

diagnosis dengan perasat Hanifa Wiknjosastro atau Acosta Sisson.

3. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.

4. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi

uterus)

5
5. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun. Selain dari

penanganan di atas, masih terdapat beberapa penanganan khusus yang

dilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu : Segera lakukan

evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung

berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml NaCl atau RL dengan

kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap

perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus

secara tepat). Pengosongan dengan Aspirasi Vakum lebih aman dari

kuretase tajam. Bila sumber vakum adalah tabung manual, siapkan

peralatan AVM minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian

hingga pengosongan kavum uteri selesai. Kenali dan tangani

komplikasi seperti tirotoksikasi atau krisis tiroid baik sebelum, selama

dan setelah prosedur evakuasi. Anemia sedang cukup diberikan Sulfas

Ferosus 600 mg/hari, untuk anemia berat lakukan transfusi. Kadar hCG

diatas 100.000 IU/L praevakuasi menunjukkan masih terdapat

trofoblast aktif (diluar uterus atau invasif), berikan kemoterapi MTX

dan pantau beta-hCG serta besar uterus secara klinis dan USG tiap 2

minggu. Selama pemantauan, pasien dianjurkan untuk menggunakan

kontrasepsi hormonal (apabila masih ingin anak) atau tubektomy

apabila ingin menghentikan fertilisasi.

F. Komplikasi

1. Perdarahan hebat sampai syok.

2. Perdarahan berulang

6
3. Anemia

4. Infeksi

5. Perforasi karena tindakan dan keganasan

6. Keganasan terjadi pada mola destruens / koriokarsinoma.

7
ASUHAN KEPERAWATAN GINEKLOGI PADA Ny. S DENGAN

KISTA OVARII DI RUANG CEMPAKA RSUD DR SOEHADI

PRIJONEGORO SRAGEN

I. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian: 28 Oktober 2015, jam 15.00 wib

Tanggal Masuk : 28 Oktober 2015, jam 12.00 wib

1. Identitas Klien

a. Nama : Ny. S

b. Alamat : Pare, RT 10, pare, mondokan, sragen

c. Umur : 19 tahun

d. Pendidikan : SD

e. Pekerjaan : IRT

f. Agama : Islam

g. Suku bangsa: Jawa

h. Diagnosa medis: Kista ovarii

2. Identitas Penanggung Jawab

a. Nama :Tn A

b. Alamat :Pare RT 10,pare, mondokan, Sragen

c. Umur : 30 tahun

8
d. Pendidikan : SD

e. Pekerjaan : Swasta

f. Agama : Islam

g. Hubungan dengan klien: suami

3. Keluhan Utama:

Klien mengatakan telat haid 3 minggut , PP test negatif, nyeri perut

bagian bawah

4. Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan perut bagian bawah

terasa nyeri dan akan tambah nyeri untuk gerak, pasien tampak ,

badan lemas, mual tak muntah,.

5. Status kesehatan atau penyakit saat ini:

a. Gejala yang dirasakan

1) Gejala awal: nyeri perut bagian bawah

2) Timbulnya gejala: nyeri kadang timbul, kadang hilang.

Faktor yang memperbaiki gejala: bila untuk tidur nyeri

sedikit teralihkan.

Faktor yang memperburuk gejala: saat gerak nyeri makin

terasa.

3) Deskripsi gejala:

Lokasi: nyeri terasa di perut bagian bawah

Kualitas: nyeri terasa seperti ditusuk.

Kuantitas: skala nyeri 7

9
4) Efek pada gaya hidup: nyeri sangat mengganggu aktivitas

pasien.

b. Riwayat ginekologi

1) Karakteristik menstruasi: siklus menstruasi (28 hari), lama

:5-7hari.

2) Menarche: pasien haid pertama usia 12 tahun.

3) Periode menstruasi terakhir: pasien menstruasi terakhir

tanggal 19 Oktober 2015.

4) Pengalaman menstruasi: kadang mengalami disminore

5) Perdarahan tengah siklus: normal

6) Menopause:belum

7) Kontrasepsi: klien belum pernah menggunakan kontrasepsi

8) Usia pada kehamilan pertama: belum pernah hamil

9) Penyakit menular seksual: tidak ada

c. Status obstetrik, P:0 A:0

6. Riwayat medis masa lalu

a. Riwayat dan pengobatan: pasien jarang berobat dan sakit.

b. Alergi: pasien tidak ada riwayat alergi obat/ makanan

c. Penyakit dan pembedahan sebelumnya: tidak ada

d. Riwayat dirawat di RS sebelumnya: belum pernah mondok

sebelumnya.

e. Kecelakaan atau cidera: belum pernah.

f. Perilaku yang beresiko:

10
1) Gaya hidup: selama ini pasien sebagai IRT dan mengurus

anak dan suami saja.

2) Konsumsi kafein: tidak suka kopi.

3) Merokok: tidak

4) Alkohol:tidak

5) Obat-obatan: tidak

6) Praktek seks yang tidak aman: tidak.

g. Riwayat kekerasan dan penganiayaan

1) Cidera akibat kekerasan: tidak ada

2) Pengalaman diperkosa: tidak ada

7. Riwayat kesehatan keluarga

a. Penyakit keturunan: dalam keluarga tidak ada riwayat

penyakit menurun.

b. Penyakit saat ini dalam keluarga: tidak ada

c. Riwayat penyakit jiwa dalam keluarga: tidak ada

d. Genogram keluarga:

11
Keterangan:

: wanita

: pria

: tinggal serumah

8. Riwayat Psikososial

a. Koping individu: cukup baik

b. Pola kesehatan

1) Nutrisi: pasien makan 3 x sehari, biasa makan nasi dan sayur

kadang dengan lauk, tidak ada masalah mual atau muntah

selama ini.

2) Hygiene diri: pasien mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 xsehari

3) Aktivitas dan latihan: pasien biasa dirumah mengasuh anak

dan mengurus suami, serta mengurus rumah,dan selama

sakit ini pasien sulit tidur, tak nyenyak, sering terbangun

karena nyeri, aktivitas saat mondok hanya bedrest ditempat

tidur, dibantu suami, karena pusing dan lemah untuk

bangun.

4) Rekreasi: pasien jarang rekreasi.

5) Spiritual: pasien muslim dan rutin sholat, saat ini pasien

mengatakan bingung dan cemas dengan kondisi nya saat ini,

takut kalau hal buruk terjadi.

9. Pemeriksaan Fisik

12
a. Keadaan Umum: pasien tampak lemah, pucat, lemas, cemas,

lelah dan tampak kesakitan.

b. Kesadaran: compos mentis

c. TTV: TD 110/70mmHg, Nadi 96 x/menit, suhu 38,3 ºC, RR

22x/menit.

d. Kepala-leher:

1) Mata:

Bentuk simetris, konjuctiva anemis, sklera tak icteric, pupil

ukuran sama, tidak ada benjolan atau luka lecet, dan fungsi

penglihatan masih normal.

2) Hidung:

Bentuk normal, simetis, bersih, tak ada masa dan fungsi

penciuman masih baik.

3) Mulut:

Bentuk normal, gigi cukup bersih, mukosa kering, bibir

tampak kering, agak bau mulut.

4) Telinga:

Bentuk simetris, tidak ada masa, cukup bersih dan fungsi

pendengaran masih baik.

5) Leher:

13
Tidak ada masa, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, JVP

tak meningkat dan tidak ada jejas atau luka.

e. Dada

1) Jantung:

I: bentuk normal
P:batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal
kiri,batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 axilla kanan.
P:dullness(redup) suara jaringan yang lebih padat
A: bunyi S1 dan S2 tunggal dalam batas normal

2) Paru:

I: dada simetris
P:retraksi supra sternal (-), retraksi intercostae (-), tidak
ada nyeri tekan.
P: perkusi resonan
A: ronchi (-), wheezing (-)

3) Payudara:

Bentuk normal, simetris, tidak tegang, puting susu normal,

warna coklat kehitaman, tidak ada benjolan.

f. Abdomen:

I: perut tampak membesar, tidak ada luka atau jejas.

A: bising usus 12 x/menit.

P: nyeri dibagian perut bawah skala 5

P:bunyi suara timpany.

g. Perineum dan genetalia:

14
Tampak kotor, kemerahan di perineum dan keluar cairan bening

bau serta perdarahan pervagina.

h. Ekstremitas:

Kedua tangan dan kedua kaki bentuk simetris, normal, tidak ada

oedem, tidak ada luka , kuku tampak pucat, dan kulit tampak

kering.

10. Pemeriksaan Penunjang:

Hari/tgl Jenis Nilai Satuan Hasil Ketera


/jam pemeriksaan normal ngan
hasil
Selasa/ Hb 12,2-18,1 gr/dl 8,3 Kurang
27 Hmt 37,7-53,7 % 24,2 Kurang
Oktober Leukosit 4,6-10,2 ribu/ul 13.500 Tinggi
2015 Trombosit 150-450 ribu/ul 525 Tinggi
jam GDS < 200 mg/dl 89 Normal
22.00 SGOT < 37 u/l 11 Normal
wib SGPT < 42 u/l 12 Normal
Ureum 10-50 mg/dl 18,5 Normal
Creat 0,6-1,1 mg/dl 0,65 Normal
HbSAG Negatif Negatif Normal
HCG < 25 ui 50 Tinggi

11. Terapi obat

Terapi dokter:

 Dilakukan kuretase

 Infus RL 20 tpm

 Transfusi PRC 2 kolf

 Amoxilin 3 x 500 mg

 Paracetamol 3 x 1 tab

 SF 1 x 1 tab

15
II. Analisa Data

No Hari/tanggal/jam Data Fokus Problem Etiologi Ttd


1 Rabu/28 Oktober S: pasien Nyeri akut Agen
2015 jam 07.30 mengatakan cedera:
wib sudah 4 hari terputusnya
ini perut kontinuitas
bagian jaringan
bawah
terasa nyeri
seperti
tertusuk,
skala 5 dan
makin sakit
untuk gerak
O: pasien
tampak
menahan
sakit, wajah
tampak
meringis
menahan
nyeri, TD
110/70
mmHg, nadi
96 x/menit,
RR 22
x/menit.
2 Rabu/28 Oktober S: pasien Intoleransi Kelemahan
2015 jam 07.30 mengatakan aktivitas umum:
wib badan terasa penurunan
lemah, dan kadar Hb.
tidak kuat
untuk
bangun
(pusing)
O: pasien
tampak
pucat, Hb
8,3 gr%,
bedrest,
mukosa
kering, bibir
kering,

16
keluar darah
pervagina
100 cc
perhari.
3 Rabu/28 Oktober S: pasien Gangguan Adanya
2015 jam 07.30 mengatakan pola tidur nyeri
wib tidur tidak
bisa
nyenyak dan
tenang,
sering
terabngun
karena
nyeri.
O: pasien
tampak
gelisah,
lelah,tampak
capek dan
pucat.
4 Rabu/28 Oktober S: pasien Hipertermi Proses
2015 jam 07.30 mengatakan infeksi
wib badan
demam
sejak tadi
sore
sebelum
mauk rumah
sakit
O: suhu
38,3 ºC,
badan teraba
panas,
mukosa
kering, bibir
kering,
vulva kotor,
perineum
kemerahan
dan keluar
cairan
kuning bau.
5 Rabu/28 Oktober S: pasien Cemas Perubahan
2015 jam 07.30 mengatakan status
wib gelisah dan kesehatan
cemas serta

17
takut dengan
kondisi nya
saat ini
O:
pasientamak
gelisah dan
bingung
dengan
kondisi nya
saat ini, TD
110/70
mmHg, nadi
96 x/menit.

III. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinutas jaringan

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri

4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

5. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

IV. Rencana Keperawatan

No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Ttd


Dx
1 NOC: NIC:
 Tingkat  Manajemen nyeri
kenyamanan (pain management)
(comfort level).  Kaji nyeri ( lokasi,
 Kontrol level ( pain durasi, karakteristik,
control). frekuensi, intensitas,
 Tingkat nyeri ( pain faktor pencetus).
level ).  Observasi tanda non
Setelah dilakukan verbal dari
tindakan keperawatan ketidaknyamanan
selama 3 x 24 jam:  .kontrol faktor
 Melaporkan gejala lingkungan yang dapat
terkontrol. mempengaruhi respon

18
 Melaporkan pasien.
kenyaman fisik dan  Ajarkan teknik non
psikologis. farmakologis kepada
 Mengenali faktor pasien dan keluarga:
yang menyebabkan relaxasi, distraksi,
nyeri. guided imagery,
 Melaporkan nyeri hypnoterapi).
terkontrol ( skala  Ajarkan pada pasien
nyeri ). dan keluarga tentang
 Menggunakan terapi penggunakan analgeik
analgetik dan non dan efek sampingnya.
analgetik.  Kolaborasi medis (
 Tanda vital dbn. penggunaaan
 Tidak menunjukkan analgetik, fisioterapi,
respon non verbal akupungtur).
adanya nyeri.

2 NOC: NIC:
 Activity tolerance (  Energy
mentoleransi aktivitas Management.
yang biasa  Kaji respon emosi,
dilakukan). sosial dan spiritusl
 Self care : ADL ( terhadap aktivitas.
mampu melakukan  Monitor respon
aktivitas sehari hari kardio respirasi
secara mandiri. terhadap aktivitas (
takikardi, disaritmia,
Setelah dilakukan dispnea, diaforesis,
tindakan keperawatan pucat,tekanan
selama 3 x 24 jam : hemodinamik).
 Berpartisipasi dalam  Monitor respon
aktivitas fisik tanpa terhadap pemberian
disertai peningkatan oksigen ( nadi, irama
TD, nadi, RR dan jantung, frek
ECG normal. respirasi) terhdap
 Mengidentifikasi aktivitas perawatan
aktivitas dan atau diri.
situasi yang  Kaji adanya faktor
menimbulkan yang menyebabkan
kecemasan yang kelelahan.
berkonsentrasi pada  Ajarkan teknik
intoleransi aktivitas. relaksasi selama
 Pasien aktivitas, tentang
mengungkapkan pengaturan aktivitas
secara verbal, paham dan teknik
dan tahu tentang pengelolaan waktu

19
kebutuhan O2, untuk mencegah
pengobatan dan kelelahan.
peralatan yang dapat  Activity therapy.
meningkatkan  Bantu pasien
toleransi terhadap melakukan ambulasi
aktivitas. yang dapat
 Pasien mampu ditoleransi.
beraktivitas sehari  Rencanakan jadwal
hari tanpa bantuan antara aktivitas dan
atau dengan bantuan istirahat.
minimal tanpa  Bantu dengan
menunjukkan aktivitas fisik teratur
kelelahan. ( misal: ambulasi,
berubah posisi,
perawatan personal)
sesaui kebutuhan.
 Minimalkan anxietas
dan stres.
 Berikan istirahat
yang adequat.
 Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
medis / fisioterapi
dalam pemilihan
terapi yang tepat
3 NOC: NIC:
 Sleep  Sleep enhancement
Setelah dilakukan (fasilitasi pola tidur
tindakan keperawatan yang teratur)
selama 3 x 24 jam :  Tentukan pola
 Pola tidur normal aktivitas/tidur pasien.
 Waktu tidur cukup.  Jelaskan tentang
 Tidur dapat efisisen. pentingnya tidur
cukup selama sakit,
stres dll.
 Tentukan efek
pengobatan terhadap
pola tidur.
 Monitor pola tidur
dan jumlah waktu
untuk tidur.
 Instruksikan pasien
untuk monitor pola
tiddur.
 Siapakan lingkungan

20
yang mendukung
untuk tidur.
4 NOC: NIC:
 Thermoregulasi  Fever treatment
(keseimbangan antara ( management pasien
produksi panas, dengan hyperpireksia
perolehan panas, dan disebabkan faktor faktor
kehilangan panas non environmental).
tubuh).  Pantau suhu secara
 Hidrasi cairan yang teratur.
adequat dalam  Pantau IWL.
kompartement ekstra  Pantau warna kulit
seluler dan intra dan suhu.
seluler tubuh.  Pantau tekanan darah,
 Status imun ( nadi dn respirasi.
pertahanan alamiah an  Pantau adanya
yang dibutuhkan penurunan kesadaran.
secara tepat terhadap  Pantau adanya
antigen internal dan serangan panas.
eksternal).
 Pantau nilai leukosit,
HB dan Hct.
Setelah dilakukan
 Pantau intake dan
tindakan keperawatan
output.
selama 3 x 24 jam:
 Suhu tubuh dalam  Pantau adanya
abnormalitas
batas normal (
elektrolit.
36,5 – 37,5
derajat celcius).  Pantau adnya
 Nadi dan ketidakseimbangan
pernafasan dalam asam basa.
rentang yang  Pantau adanya aritmia
diharapkan. jantung.
 Tidak ada  Berikan medikasi
perubahan warna antipiretik sesuai
kulit. anjuran.
 Klien mampu  Selimuti pasien
menjelaskan dengan selimut tipis.
tindakan untuk  Berikan cairan IV
mencegah / sesuai anjuran.
mengurangi  Vital sign
peningkatan suhu monitoring.
tubuh.  Lakukan tindakan
 Tidak terjadi tapid sponge jika
kejang. diperlukan.
 Monitor vital sign tiap
2 jam , tingkat

21
kesadaran ( kualitatif
dan kuantitatif).
 Monitor hidrasi :
turgor kulit,
kelembaban membran
mukosa.
 Monitor adanya
chusing triad: tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi, tekanan
sistolik.
 Anjurkan pasien
untuk melepaskan
pakaian yang
berlebihan.
 Temperature
regulation
 Anjurkan pasien
untuk memenuhi
asupan cairan oral
yang adequat sesuai
denga usia dan
indikasi.

5 NOC: NIC:
 Anxiety control  Anxiety reduction
 Coping  Gunakan pendekatan
Setelah dilakukan yang nyaman
tindakan keperawatan  Jelaskan semua
selama 3 x 24 jam, prosedur atau
klien : informasi terkait
 Mampu perubahan psikososial
mengidentifikasi dan yang terjadi selama
mengungkapkan mondok.
gejala cemas  Coba untuk mengerti
 Mapu perspektif pasien dari
mengidentifikasi, kondisi stress
mengungkapkan dan  Bina hubungan saling
menunjukkan teknik percaya
mengurangi cemas  Bantu pasien untuk
 Vital sign dalam batas mengidentifikasi
normal keadaan yang
 Postur tubuh, ekspresi menyebabkan cemas
wajah, bahasa tubuh  Bantu pasien dalam
dan tingkat aktivitas membuat keputusan
menunjukkan

22
berkurangnya tingkat  Kaji tanda verbal dan
kecemasan non verbal kecemasan
pasien

V. Tindakan Keperawatan / Implementasi

Hari/tanggal/jam No Implementasi Respon Ttd


Dx
Rabu/28 1  Mengkaji nyeri S: pasien
Oktober 2015 (lokasi, durasi, mengatakan
jam 09.00 wib karakteristik, setelah
frekuensi, dilakukan
intensitas, faktor kuretase terasa
pencetus). nyeri sekali
 Mengobservasi skala 4.
tanda non verbal O: pasien
dari tampak
ketidaknyamanan menahan nyeri,
 Mengontrol mimik tampak
faktor lingkungan meringis
yang dapat menahan nyeri.
mempengaruhi TD: 110/80
respon pasien. mmHg, nadi 96
 Mengajarkan x/menit, RR: 20
teknik non x/menit.
farmakologis
kepada pasien
dan keluarga:
relaxasi, distraksi,
guided imagery,
hypnoterapi).
 Mengajarkan
pada pasien dan
keluarga tentang
penggunakan
analgetik dan
efek sampingnya.
 Mengkolaborasi
medis
(penggunaaan
analgetik,
fisioterapi,
akupungtur).
Kamis/ 29 1  Mengkaji nyeri S: pasien

23
Oktober 2015 (lokasi, durasi, mengatakan hari
jam 10.00 wib karakteristik, ini nyeri terasa
frekuensi, sudah berkurang
intensitas, faktor dan hari ini
pencetus). rencana boleh
 Mengobservasi pulang
tanda non verbal O: pasien
dari tampak lebih
ketidaknyamanan rileks, TD: 120/
 Mengajarkan 70 mmHg, nadi
pada pasien dan 88 x/menit.
keluarga tentang
penggunakan
analgetik dan
efek sampingnya.
 Mengkolaborasi
medis
(penggunaaan
analgetik,
fisioterapi,
akupungtur).

Hari/tanggal/ja N Implementasi Respon Tt


m o d
D
x
Rabu/28 2  Mengkaji respon S: pasien
Oktober 2015 emosi, sosial dan mengatakan
jam 09.00 wib spiritusl terhadap badan masih
aktivitas. sangat lemah
 Memonitor respon O: pasien
terhadap pemberian bedrest total,
oksigen ( nadi, irama tampak pucat,
jantung, frek RR 20 x/menit,
respirasi) terhadap nadi 96
aktivitas perawatan x/menit,
diri. terpasang O2 2
 Mengkaji adanya lpm.transfusi
faktor yang PRC 2 kolf
menyebabkan masuk.
kelelahan.
 Mengajarkan teknik
relaksasi selama
aktivitas, tentang
pengaturan aktivitas

24
dan teknik
pengelolaan waktu
untuk mencegah
kelelahan.
 Membantu pasien
melakukan ambulasi
yang dapat
ditoleransi.
 Merencanakan jadwal
antara aktivitas dan
istirahat.
 Membantu dengan
aktivitas fisik teratur (
misal: ambulasi,
berubah posisi,
perawatan personal)
sesaui kebutuhan.
 Memberikan istirahat
yang adequat.
 Mengkolaborasikan
dengan tenaga
rehabilitasi medis /
fisioterapi dalam
pemilihan terapi yang
tepat.
Kamis/ 29 2  Memonitor respon S: pasien
Oktober 2015 terhadap pemberian mengatakan
jam 10.00 wib oksigen ( nadi, irama hari ini badan
jantung, frek respirasi) lebih bertenaga
terhadap aktivitas O: pasien
perawatan diri. tampak lebih
 Mengkaji adanya faktor sehat, pasien
yang menyebabkan sudah bangun
kelelahan. dari tempat
 Memberikan istirahat tidur, nadi 88
yang adequat. x/menit, Rr 18
 Mengkolaborasikan x/menit, O2
dengan tenaga sudah di lepas.
rehabilitasi medis /
fisioterapi dalam
pemilihan terapi yang
tepat.

Hari/tanggal/jam No Implementasi Respon Ttd

25
Dx
Rabu/28 3  Menentukan pola S: pasien
Oktober 2015 aktivitas/tidur pasien. mengatakan
jam 09.00 wib  Menjelaskan tentang seharian
pentingnya tidur belum
cukup selama sakit, isirahat dan
stres dll. tidur karena
 Menentukan efek nyeri masih
pengobatan terhadap terasa
pola tidur. O: pasien
 Memonitor pola tidur tampak
dan jumlah waktu capek dan
untuk tidur. pucat.
 Menginstruksikan
pasien untuk monitor
pola tidur.
 Menyiapkan
lingkungan yang
mendukung untuk
tidur.
Kamis/ 29 3  Menjelaskan S: pasien
Oktober 2015 tentang pentingnya mengatakan
jam 10.00 wib tidur cukup selama pagi ini lebih
sakit, stres dll. segar karena
 Menentukan efek sudah
pengobatan lumayan
terhadap pola tidur. bisa tidur 4
 Memonitor pola jam.
tidur dan jumlah O: pasien
waktu untuk tidur tampak sehat
 Menginstruksikan dan
pasien untuk bersemangat,
monitor pola tidur. rencana hari
ini pulang.

Hari/tanggal/jam No Implementasi Respon Ttd


Dx
Rabu/28 4  Memantau suhu S: pasien
Oktober 2015 secara teratur. mengatakan
jam 09.00 wib  Memantau badan masih
tekanan darah, agak demam
nadi dan dan pusing
respirasi. O: pasien
 Memantau nilai tampak

26
leukosit, Hb dan kesakitan,
Hct. suhu 38,3
 Memberikan ºC, RR 20
terapi tapic x/menit,
sponge jika nadi 96
diperlukan. x/menit,
 Mengajarkan pasien
pasien dalam minum
mengukur suhu paracetamol
tubuh dalam 3 x 1 tab dan
mencegah dan amoxilin 3 x
mengenali 500 mg
secara dini
hipertermi.
 Memberikan
medikasi
antipiretik
sesuai anjuran.
 Memberikan
selimut yang
tipis pada
pasien.
 Memberikan
cairan IV sesuai
anjuran.
 Memberikan
medikasi
antipiretik jika
perlu.

Kamis/ 29 4  Memantau suhu S: pasien


Oktober 2015 secara teratur. mengatakan
jam 10.00 wib  Memantau hari ini
tekanan darah, sudah tidak
nadi dan demam.
respirasi. O: pasien
 Memberikan tampak lebih
medikasi segar, badan
antipiretik tak teraba
sesuai anjuran. panas, suhu
 Memberikan 37, 4 ºC,
selimut yang obat
tipis pada penururn
pasien. panas tetap
 Memberikan diminum.

27
cairan IV sesuai
anjuran.

Hari/tanggal/jam No Implementasi Respon Ttd


Dx
Rabu/28 5  Menggunakan S: pasien
Oktober 2015 pendekatan yang mengatakan
jam 09.00 wib nyaman kuatir dan
 Menjelaskan cemas dengan
semua prosedur kondisi nya saat
atau informasi ini
terkait perubahan O: pasien
psikososial yang tampak cemas,
terjadi selama bingung dan
mondok. terus bertanya
 Mencoba untuk bagaiman
mengerti kondisi nya saat
perspektif pasien ini, TD 110/ 70
dari kondisi stress mmHg, nadi 96
 Membina x/menit
hubungan saling
percaya
 Membantu pasien
untuk
mengidentifikasi
keadaan yang
menyebabkan
cemas
 Membantu pasien
dalam membuat
keputusan
 Mengkaji tanda
verbal dan non
verbal kecemasan
pasien
Kamis/ 29 5  Mencoba untuk S: pasien
Oktober 2015 mengerti mengatakan
jam 10.00 wib perspektif pasien rasa cemas
dari kondisi stress berkurang dan
 Membina mengaku sidikit
hubungan saling paham dengan
percaya kondisinya
 Membantu pasien O: pasien
untuk tampak tenang

28
mengidentifikasi dan rileks, TD
keadaan yang 120/70 mmHg,
menyebabkan nadi 88 x/menit.
cemas
 Mengkaji tanda
verbal dan non
verbal kecemasan
pasien

VI. Catatan Keperawatan

No Hari/tanggal/jam Evaluasi Ttd


Dx
1 Kamis/ 29 S:pasien mengatakan siang ini
Oktober 2015 nyeri sudah berkurang, kira
jam 14.00 wib kira skala.
O:pasien tampak lebih sehat, tak
tampak menahan sakit, hari ini
rencana pulang, TD 120/70
mmHg, nadi 88 xmenit, RR 18
x/menit, tx oral: asam
mefenamat 3 x 1 tab diminum
dirumah.
A:masalah teratasi belum
maksimal
P: intervensi dilanjutkan dirumah
sesuai program.
2 Kamis/ 29 S: pasien mengatakan badan lebih
Oktober 2015 sehat.
jam 14.00 wib O:pasien tampak lebih segar,
pucat berkurang, tx oral:
sohobion 1 x 1 tab diminum
dirumah
A:masalah tertatasi belum
maksimal, anjurkan banyak
istirahat dirumah
P: intervensi dilanjutkan dirumah
sesuai rencana awal.
3 Kamis/ 29 S:pasien mengatakan hari ini tidur
Oktober 2015 sudah lebih nyenyak walau
jam 14.00 wib sesekali terbangun
O: pasien tampak lebih segar.
A:masalah teratasi belum
maksimal sepenuhnya.
P:intervensi dilanjutkan lagi

29
dirumah
4 Kamis/ 29S:pasien mengatakan badan sudah
Oktober 2015 tak panas
jam 14.00 wib O:pasien tampak lebih sehat,
Suhu 36,8 ºC, tx oral
paracetamol 3 x 1 tab dan
amoxicilin 3 x1 tab diminum
dirumah.
A: maslah teratasi belum total
P:intervensi dilanjutkan lagi
dirumah.
5 Kamis/ 29 S:pasien mengaku lebih paham
Oktober 2015 terhadap kondisinya saat ini
jam 14.00 wib O:pasien tampak mengerti dan
tidak bingung lagi dengan
kondisinya sekarang.
A:masalah teratasi belum
maksimal
P: intervensi dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit

Buku Kedokteran,EGC,Jakarta

Errol, Norwitz, 2006,At Glance Obstetri dan Ginekologi, Jakarta:

Salemba

Fadlun, dkk, 2011. Asuhan Kebidanan patologis, jakarta: Salemba

Medika

30
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi

6, EGC, Jakarta

Johnson & Taylor, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC. Jakarta

Linda, Walsh, 2007, Buku Ajar Kebidanan Komunitas, Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media

Aesculapius.Jakarta

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I. EGC. Jakarta

Scoot, James, 2002. Danforth, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi,

Jakarta: Widya Medika.

31

Anda mungkin juga menyukai