php/agroindustri
pISSN: 20885369 eISSN: 26139952
DOI :10.31186/jagroindustri.8.1.53-61
ABSTRAK
Pelepah adalah salah satu limbah perkebunan sawit yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kandungan
selulosa pelepah sawit yang cukup tinggi sangat potensial diubah menjadi karboksimetil selulosa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik karboksimetil selulosa yang dihasilkan dari berbagai konsentrasi asam
trikloroasetat dan waktu reaksi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu
konsentrasi asam trikloroasetat (10%,20% dan 30%) dan waktu reaksi (3 jam dan 4 jam). Sintesis Karboksimetil
selulosa pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu alkalisasi, karboksimetilasi dan pemurnian. Karboksimetil
selulosa yang diperoleh ditentukan derajat subsitusi (DS), pH, viskositas, kadar air, dan kemurniannya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa karboksimetil selulosa terbaik diperoleh dari penggunaan asam trikloroasetat 20 %
dan waktu reaksi 3 jam. Pada kondisi ini karboksimetil selulosa yang dihasilkan memiliki nilai DS 0,76, pH 8,32, ,
kadar air 7,1%viskositas 7,8 cP, dan kemurnian 92,62 %.
Kata kunci : pelepah sawit, karboksimetil selulosa,karakteristik.
ABSTRACT
Midrib is one of the palm plantation waste that has not been utilized optimally. The high cellulose content of
palm midrib is potentially converted into carboxymethyl cellulose. This study aims to characterize carboxymethyl
cellulose produced from various concentrations of trichloroacetic acid and reaction duration. This study apply a
complete randomized design (RAL) with two factors i.e tricloroacetic acid concentration (10%, 20% and 30%) and
reaction duration (3 hours and 4 hours). The synthesis of carboxymethyl cellulose in this study consists of three
stages i.e alkalization, carboxymethylation and purification. The carboxymethyl cellulose obtained was
characterized include degree of subsitution (DS), pH, viscosity, water content, and purity. The results showed that
the best carboxymethyl cellulose was obtained from the use of 20% tricloroacetic acid and 3 hours reaction. The
characterrization result include substitution degree value of 0.76, pH of 8.32, water content of 7.1%, with a
viscosity of 7.8 cP, and purity of 92.62%.
Keywords: palm midrib, carboxymethyl celluse, characterization
Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Pelepah Kelapa Sawit (Silsia et al.) | 53
dalam air dalam kondisi suhu panas maupun utama kelarutan CMC dalam air (Waring
dingin, CMC disintesa dari bahan nabati dan Person, 2001). Viskositas dan
sehingga kehalalannya dapat dipertanggung kemurnian CMC juga memegang peranan
jawabkan. Selulosa merupakan bahan utama penting, karena CMC berfungsi sebagai
dalam sintesa CMC. pengental atau pengemulsi (Pitaloka, dkk,
Karboksimetil selulosa merupakan 2015)
turunan dari selulosa yang Kelapa sawit merupakan komoditas
dikarboksimetilasi adalah eter polimer linier perkebunan yang sangat berkembang di
dengan gugus karboksimetilasi (-CH2- Provinsi Bengkulu. Luas perkebunan sawit
COOH) yang terikat pada beberapa gugus terus mengalami peningkatan setiap
OH dari monomer glukopiranosa. Beberapa tahunnya. Selain menghasilkan tandan buah
peneliti telah mensintesa CMC dari bahan segar (TBS), perkebunan sawit dan industri
nabati yang mengandung selulosa. Wijayani, pengolahan sawit juga menghasilkan
dkk (2005) mensintesa CMC dari enceng limbah. Salah satu limbah kelapa sawit yang
gondok, Eringsih, dkk (2011) dan Melisa, belum dimanfaatkan secara optimal adalah
dkk (2014) mensintesa dari limbah tongkol pelepah.
jagung. Bahan lain yang dapat diolah Setiap pohon kelapa sawit dapat
menjadi CMC adalah kulit buah kakao (Nisa menghasilkan pelepah sebanyak 22-26
dan Widya, 2014) dan jerami padi (Nur, pelepah/tahun dengan berat pelepah rata-rata
dkk, 2016) 4 – 6 Kg/pelepah. Produksi pelepah dapat
CMC disintesis melalui dua tahap mencapai 40 – 50 pelepah/pohon/tahun
yaitu alkalisasi dan karboksimetilasi. Ke dua dengan berat rata-rata 4,5 Kg/pelepah
tahap ini dapat berlangsung dalam bentuk (Umar, 2009). Pelepah kelapa sawit
padatan dan dalam media air atau pelarut mengandung selulosa sebesar 40,96%
organik . Alkalisasi dilakukan sebelum (Mulyani dan Sofyana, 2007). Kandungan
karboksimetilasi dengan menggunakan selulosa yang cukup tinggi pada pelepah
NaOH. Proses ini bertujuan untuk kelapa sawit sangat berpotensi diolah lebih
mengaktifkan gugus-gugus OH pada lanjut menjadi CMC yang memiliki nilai
molekul selulosa (Wijayani, dkk, 2005). ekonomi lebih tinggi dan lebih bermanfaat
Proses karboksimetilasi dapat dilakukan dalam berbagai aplikasi.
dengan menggunakan reagen natrium Ferdiansyah, dkk (2016) serta
monokloroasetat, pada proses ini gugus –OH Sebayang dan Sembiring (2017) telah
pada selulosa digantikan oleh ClCH2COONa mencoba mensintesa CMC dari pelepah
(Pitaloka, dkk, 2015). Proses sawit. Proses alkalisasi dan karboksimetilasi
karboksimetilasi merupakan proses dilakukan dalam larutan isopropanol dan
eterifikasi. Pada tahap ini terjadi pelekatan reagen yang digunakan dalam tahapan
gugus karboksilat pada struktur selulosa. karboksimetilasi adalah natrium
Sehingga gugus karboksilat pada asam monokloroasetat. Penelitian ini bertujuan
trikloroasetat juga dapat digunakan (Nisa, untuk mengetahui karakteristik CMC dari
dkk, 2014). Setelah proses sintesis selesai, pelepah sawit pada berbagai konsentrasi
CMC yang terbentuk selanjutnya asam trikloroasetat dan waktu reaksi.
dimurnikan.
Kualitas CMC yang dihasilkan dapat METODE PENELITIAN
dilihat dari beberaapa parameter yaitu. Nilai Bahan
derajat subsitusi (DS), pH, Viskositas, gugus Pelepah sawit yang diperoleh dari
fungsi dan kemurnian. DS merupakan faktor perkebunan kelapa sawit di Kelurahan
Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Pelepah Kelapa Sawit (Silsia et al.) | 55
kualitas dari CMC. Derajat subsitusi CMC kelarutannya dalam air semakin besar
adalah jumlah rata-rata gugus hidroksil (Wijayani, dkk, 2005). Derajat subsitusi
dalam struktur selulosa yang disubsitusi oleh CMC yang diperoleh pada berbagai
gugus lain. Semakin besar derajat subsitusi konsentrasi asam triloroasetat dan waktu
maka kualitas CMC semakin baik, karena reaksi dapat dilihat pada Gambar. 1.
0.8
0.755
0.7 0.67 0.65
Derajat subsitusi
0.6 0.625
0.5 0.525
0.51
0.4
0.3
0.2
0.1
0
10 20 30
Konsentrasi asam trikloasetat (%)
Dari Gambar 1 terlihat bahwa derajat terputus sehingga subsitusi yang diinginkan
subsitusi cendrung naik jika konsentrasi tidak terjadi (Nida dan Widya, 2014).
asam trikloroasetatnya ditambah, dari 10 % Beberapa peneliti juga telah
menjadi 20%, tetapi turun pada konsentrasi mencoba mensintesis CMC dari pelepah
asam trikloasetat 30 %. Turunnya derajat sawit. CMC hasil penelitian
subsitusi pada konsentrasi asam Ferdiansyah,dkk (2016) memiliki nilai
trikloroasetat 30% diduga disebabkan makin derajat subsitusi yang hampi sama, yaitu
banyaknya produk samping yang terbentuk, 0,75. Sedangkan CMC dari hasil penelitian
seperti NaCl dan natrium glikonat Sebayang dan Sembiring (2017) memiliki
(Wijayani, dkk, 2005). Derajat subsitusi derajat subsitusi yang sedikit lebih besar
tertinggi diperoleh pada konsentrasi asam yaitu 0,82. Ferdiansyah, dkk (2016) dan
trikloroasetat 20% dan waktu reaksi 3 jam Sebayang dan Sembiring (2017)
yaitu 0,76 dan yang terendah pada menggunakan Natrium monokloroasetat
konsentrasi asam trikloroasetat 10% dan (NaMCA) pada proses karboksimetilasi,
waktu reaksi 4 jam yaitu 0,51. Hasil yang sedangkan dalam penelitian ini digunakan
diperoleh ini sejalan dengan hasil penelitian asam trikloroasetat.
Nisa dan Widya (2014). Makin lama waktu Derajat subsitusi CMC yang
reaksi makin kecil nilai derajat subsitusinya. dihasilkan dari penelitian ini sudah
Hal ini diduga karena pada saat alkalisasi memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
struktur karboksimetil selulosa sudah dan standar FAO. Menurut SNI derajat
mengembang, makin lama waktu reaksi subsitusi CMC mutu 1 berada pada kisaran
maka jarak antar gugus makin lebar dan 0,7 – 1,2 (Nur, dkk, 2016). Sedangkan
semakin melemahkan ikatan dan akan menurut standar FAO, 0,2-1,5 (Ferdiansyah,
dkk, 2016).
8.4
8.32
8.2 8.22
8.12
8 7.94
7.8
pH
7.6 7.65
7.48
7.4
7.2
7
10 20 30
Konsentrasi asam trikloroasetat (%)
Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Pelepah Kelapa Sawit (Silsia et al.) | 57
10
8.79
8 8
0
10 20 30
Konsentrasi asamtrikloroasetat (%)
Makin tinggi konsentrasi asam Semua CMC yang dihasilkan dari berbagai
trikloroasetat yang digunakan dan makin perlakuan sudah memenuhi kadar air yang
lama waktu reaksi, kadar air CMC yang disyaratkan oleh FAO yaitu < 12%.
dihasilkan juga makin tinggi. Hal ini juga
sejalan dengan hasil penelitian Nisa, dkk Viskositas
(2014). Kadar air CMC tertinggi diperoleh Hasil pengujian viskositas CMC 2%
dari perlakuan asam trikloroasetat 20% dan dapat dilihat pada Gambar 4. Viskositas
waktu reaksi 4 jam , yaitu 8,79%. tertinggi diperoleh pada konsentrasi asam
Sedangkan kadar air terrendah adalah 7,1 %, trikloroasetat 20%, dan yang terrendah pada
yang diperoleh dari perlakuan asam konsentrasi asam trikloroasetrat 10 %. baik
trikloroasetat 20% dan waktu reaksi 3 jam. pada waktu reaksi 3 jam maupun maupun 4
Kadar air CMC yang diperoleh lebih jam. Viskositas tertinggi pada waktu reaksi
rendah jika dibandingkan dengan kadar air 3 jam dan 4 jam berturut-turut adalah 7,8 cP
CMC hasil penelitian Melisa, dkk, 2014, dan 7,1 cP. Terjadi kenaikan viskositas
yaitu 7,47% dan Nisa dan Widya (2014), pada penambahan asam trikloroasetat 10%
yaitu 13,51 %. Tetapi kadar air CMC ini menjadi 20%. Tetapi nilai viskositas turun
sedikit lebih tinggi jika dibandingkan kembali pada penambahan asam
dengan kadar CMC hasil penelitian trikloroasetat 30%.
Ferdiansyah, dkk (2016), yaitu 6,72%. .
Viskositas (cP)
6 6.3
5.5
5
4 4.2
4.1
3
2
1
0
10 20 30
Konsentrasi asam trikloasetat (%)
Viskositas larutan CMC berhubungan tidak terlalu tinggi. Viskositas CMC yang
dengan kemampuan CMC untuk mengikat dihasilkan belum memenuhi standar FAO
air. Kemampuan CMC untuk mengikat air yaitu ≥25 cP. Visksositas CMC dari pelepah
dapat dilihat dari derajat subsitusinya. sawit ini juga masih lebih kecil dari
Derajat subsitusi CMC tertinggi yang viskositas CMC pelepah sawit Ferdiansyah,
dihasilkan pada penelitian ini diperoleh dari dkk, (2016) yaitu 11,65 cP.
perlakuan asam trikloroasetat 20 % dan
waktu reaksi 3 jam. Sehingga viskositas Kemurnian
CMC yang tertinggi juga diperoleh pada Kemurnian dari CMC dipengaruhi
perlakuan ini. Semakin tinggi derajat oleh banyaknya produk samping yang
subsitusi maka makin tinggi kemampuan dihasilkan pada proses sintesis CMC.
untuk mengikat air, maka viskositas akan Semakin sedikit produk samping yang
semakin tinggi (Nisa dan Widya, (2014); dihasilkan maka semakin tinggi kemurnian
Ferdiansya, dkk (2016). CMC yang dihasilkan. Produk samping yang
Viskositas juga CMC dipengaruhi dihasilkan yaitu natrium glikolat dan
oleh panjang rantai atau derajat polimerisasi natrium klorida. Kemurnian CMC juga
(DP) selulosa. Makin tinggi nilai DP dipengaruhi oleh konsentrasi NaOH pada
selulosa, maka viskositas CMC akan sistem dan media reaksi (Pitaloka, dkk,
meningkat (Imeson, 2010). Diduga selulosa 2015). Kemurnian CMC yang dihasilkan
pelepah sawit yang digunakan sebagai bahan pada berbagai perlakuan dapat dilihat pada
baku memiliki nilai DP yang rendah, Gambar 5.
sehingga viskositas CMC yang dihasilkan
Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Pelepah Kelapa Sawit (Silsia et al.) | 59
94
92.62
92
Kemurnian (%)
91.2
90
89.1
88.7
88
87.09
86.98
86
84
10 20 30
Konsentrasi asam trikloroasetat (%)
Karakterisasi Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Pelepah Kelapa Sawit (Silsia et al.) | 61