Dering telpon terus berbunyi memberi sebuah isyarat
Detak jam seolah mempertegas waktu yang semakin dekat Gema adzan telah berkumandang Namun langkah kaki terus berjalan Menyusuri lorong tuk berjumpa dengan dirimu Dirimu yang selalu kuharapkan kesembuhannya Dirimu yang sama-sama berjuang denganku
Meski hati ingin pergi
Namun langkah kaki mengingkari Senyum indah terus tersemat diwajah Meski nestapa tak mampu berdusta Hiruk pikuk aktivitas yang dijalani Keramaian yang mengelilingi Tak mampu menghapus duka yang ada
Banyak mata yang memandangmu dengan decak kagum
Namun tak pelak banyak caci maki yang engkau dapat Tak akan pernah sebanding dengan apa yang engkau beri Karena seandainya hati tak ikhlas Raga tak rela tuk memberi Jiwa tak merestui tuk melangkah Maka hanya ada siksa yang terus melanda Seperti kisah dihari ini
Hari yang tak mungkin pernah kan kulupakan
Hari disaat Gema Takbir berkumandang Namun derai tangis yang mampu tuk menyambutnya Bukan karena tak bersyukur akan pertemuan yang diimpikan Bukan karena tak bahagia akan takbir yang masih kudengar Sekuat apapun kuberusaha untuk tegar Nyatanya runtuh seketika tatkala kubersujud pada Mu Bahkan suara yang selama ini menjadi semangat Hari ini mampu melemahkan ku Memberikan tekanan batin yang tak terkira Namun kalimat yang mereka luncurkan Nyatanya memberikan sebuah fakta bahwa Akan lebih banyak hal yang kulalui nantinya Hingga aku sadar jika Cinta, pengabdian dan pengorabanan Menjadi tiga kata kunci yang selalu kan kugunakan