Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya Panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam
dan sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyeraan-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencemaran Air Sungai di
Surabaya”.

Saya sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami sangat harapakan untuk
kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga makalah ini bisa
bermanfaat.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan
dan pengorbanan mereka kepada kami dan melimpah rahmat dan karunia –Nya
kepada kita semua. Amin ya Rabbal Al Amin.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….... 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………............ 3


B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………........... 4
C. TUJUAN ……………………………………………………………………………......... 4
D. MANFAAT …………………………………………………………………………......... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PENCEMARAN AIR ............................................................................... 5


B. SEBAB TERJADINYA PENCEMARAN SUNGAI ......................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN

A. PENYEBAB PENCEMARAN AIR SUNGAI DI SURABAYA ....................................... 7


B. DAMPAK PENCEMARAN AIR SUNGAI DI SURABAYA ........................................... 10
C. PERMASALAHAN – PERMASALAHAN YANG TIMBUL DALAM RANGKA
PENGELOLAAN KALI SURABAYA .............................................................................. 11
D. ALTERNATIF PEMECAHAN PENCEMARAN AIR SUNGAI DI SURABAYA ......... 13

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 15
B. SARAN ............................................................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kali Surabaya mengalir antara kota Mojokerto hingga Surabaya, dimana terletak antara
bujur 112o 30’ sampai 112 o 45’ BT dan lintang 7 o 15’ LS sampai 7 o 25’LS. Sungai tersebut
merupakan terusan kali Brantas yang mulai dari Mlirip, Mojokerto melewati daerah Wringin
Anom, Driyorejo dan Sepanjang sebelum sampai ke Surabaya. Pada tahun 1970, belum terasa
ada permasalahan serius dengan kualitas air Kali Surabaya. Belum terasa adanya keluhan
kualitas air Kali Surabaya saat itu, yang merupakan bahan baku air minum PDAM. Namun
keadaan menjadi berubah sejak tahun 1975. Sekitar pertengahan tahun 1976 mulai dirasakan
kasus pencemaran air Kali Surabaya ditandai dengan banyaknya ikan mati dan saat itu
PDAM sempat menghentikan produksinya. Industri dihulu Instalasi PDAM telah menjadi
kritikan tajam sebagai penyebab pencemaran itu. Sejak tahun itulah kemudian hampir setiap
tahun kali Surabaya tercemar berat khususnya di musim kemarau dimana debit air kecil,
berakibat kematian banyak ikan dan membuat kualitas air PDAM menurun.

Kasus pencemaran yang terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober 1993
kembali terjadi beberapa kasus pencemaran berat, banyak ikan mati dan membuat aktivitas
produksi IPAM PDAM Karangpilang I terhenti. Padahal sering kali sudah dinyatakan bahwa
umumnya industri di sepanjang sungai sudah mempunyai treatment plant dan sudah diawasi
dengan baik. Dari analisis kualitas air Kali Surabaya sepanjang tahun diketahui bahwa beban
pencemaran menjadi meningkat tajam di hulu IPAM PDAM Karangpilang setelah air sungai
melewati banyak industri, setelah muara Kali Tengah di Driyorejo Gresik. Setelah komplek
industri tersebut sering terjadi banyak ikan menggelepar.

Sejak April 2008 hingga Maret 2009 kualitas air Kali Surabaya tak pernah mengalami
peningkatan dan semakin tak layak dikonsumsi. Kadar dioxide oxygen (DO), biochemical
oxygen demand (BOD), dan chemical oxygen demand (COD) Kali Surabaya selalu melebihi
baku mutu yang ditentukan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan pencemaran air. Selama kurun waktu itu, kadar DO Kali Surabaya berkisar
antara 4,06 miligram per liter hingga 4,76 miligram per liter padahal standar baku mutu DO
adalah di atas 6 miligram per liter. Demikian juga dengan BOD yang seharusnya di bawah 2
miligram per liter justru mencapai kisaran 5,97 miligram per liter hingga 7,55 miligram per
liter. Sementara itu, kadar COD yang seharusnya di bawah 10 miligram per liter justru
melonjak hingga 18,84 miligram per liter sampai 31,44 miligram per liter.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas,
disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air kali Surabaya.
2. Dampak pencemaran air kali Surabaya.
3. Permasalahan – permasalahan yang timbul dan dihadapi dalam rangka pengelolaan
kali Surabaya.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air kali Surabaya.
2. Untuk memahami dampak pencemaran air kali Surabaya.
3. Untuk menganalisis permasalahan – permasalahan yang timbul dan dihadapi dalam
rangka pengelolaan kali Surabaya.
4. Untuk menemutunjukkan alternatif dalam pemecahan pencemaran kali Surabaya.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh penulis dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang menyebabkan
pencemaran air kali Surabaya.
2. Dapat memahami dampak pencemaran air kali Surabaya.
3. Dapat menganalisis permasalahan – permasalahan yang timbul dan dihadapi dalam
rangka pengelolaan kali Surabaya.
4. Dapat menemutunjukkan alternatif dalam pemecahan pencemaran kali Surabaya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pencemaran Air

Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada usaha
memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara alamiah
sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan yang mempunyai
daya generasi yaitu selalu dalam sirkulasi. Air sebagai sumberdaya kini lebih disadari
merupakan salah satu unsur penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan,
termasuk pula terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan.

Menurut Daryanto (2004 :73) Pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar
dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

Pada hakikatnya antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan
melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan
lingkungannya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan
teknologi. Akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemar yang
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan
stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya
perubahan yang tidak menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang
bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi manusia,
dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut
bahan pencemar atau polutan.

B. Sebab Terjadinya Pencemaran Sungai


Penggunaan air oleh manusia akan menghasilkan limbah, apabila dibuang langsung ke
lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran air sehingga dapat membahayakan
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Polutan biologis berasal dari kotoran manusia yang mengandung bakteri dan virus, protozoa
atau parasit lain yang mencemari sungai, sumur dan atau mata air.

Limbah penghabis oksigen berasal dari limbah rumah tangga yang mengandung sisa-sisa
makanan, kotoran manusia, ternak, bangkai dan bahan-bahan organik lainnya. Ciri polutan ini
adalah mengandung nutrisi yang menyuburkan pertumbuhan perairan. Pada tingkat
pencemaran yang parah semua kehidupan air akan mati akibat keracunan. Zat-zat organik
akan mengalami pembusukan menghasilkan senyawa-senyawa lain yang beracun,
menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan suhu dan menurunkan keasaman (PH),
warna air akan berubah menjadi coklat kehitaman dan apabila oksigen benar-benar habis
akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat.

Pencemaran air dapat berasal dari berbagi sumber pencemaran, antara lain berasal dari
industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan sebagainya.

5
1. Industri
Pabrik industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air,
pembuangan limbah industri ke sungai- sungai dapat menyebabkan berubahnya
susunan kimia, bakteriologi serta fisik air. Polutan yang dihasilkan oleh pabrik dapat
berupa :

a) logam berat : timbal, tembaga, seng dan lain-lain


b) panas air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya
akan mematikan biota air.

Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung
dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat
penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran selalu
tidak akan dilewati apabila menggunakan tangkis penahan dan bak penanaman.

2. Limbah rumah tangga

Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari
perumahan dan daerah perdagangan, sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya
adalah daerah perkantoran atau lembaga serta fasilitas rekreasi. Dari rumah tangga
dapat dihasilkan berbagai macam zat organik dan anorganik yang dialirkan melalui
selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai-sungai. Selain dalam bentuk zat
organik dan anorganik dari limbah rumah tangga bisa terbawa bibit-bibit penyakit
yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang
luas di masyarakat. Polusi air yang disebabkan oleh penggunaan deterjen terutama
menyangkut masalah bahan pembentuk ( surfaktan ), masalah utama yang timbul
bukan karena racunnya, tetapi busanya yang mengganggu lingkungan di sekitarnya.
Bahan pembentuk utama di dalam detergen adalah natrium tripolifosfat ( NaPO )
merupakan masalah dalam dekomposisi di lingkungan sebab ion PO 3 10 -5 akan
mengalami reaksi hidrolisis perlahan di dalam lingkungan untuk memproduksi
ortofosfat yang tidak beracun.

3. Limbah pertanian

Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari
pertanian, air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang, sehingga mengalami
pertumbuhan dengan cepat, ganggang yang menutupi permukaan air akan
berpengaruh buruk terhadap ikan-ikan dan komponen biotik air ekosistem dari air
tersebut. Dari daerah pertanian terlarut pula sisa-sisa pestisida yang terbawa ke sungai
atau bendungan, pestisida yang bersifat toksit akan mematikan hewan-hewan air,
burung dan bahkan manusia.

6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penyebab Pencemaran Air Sungai di Surabaya
Pencemaran air kali Surabaya ini disebabkan oleh aktivitas industri dan pembuangan
limbah domestic penduduk sepanjang kali Surabaya di Wilayah Kecamatan Wringinanom
dan kecamatan Driyorejo Gresik. Dalam pantauan Ecoton bersama Telik Sandi Kali Surabaya
sepanjang 2008 menyimpulkan bahwa penurunan kualitas air Kali Surabaya disebabkan oleh
:
1. Limbah domestic penduduk yang tinggal disepanjang/ disekitar Kali Surabaya, yang
terbagi dalam dua kategori yaitu:
 Pertama, limbah cair domestik yang berasal dari air cucian seperti sabun, deterjen,
minyak dan pestisida.
Deterjen
Deterjen umumnya tersusun atas lima jenis bahan penyusun
1) Surfaktan, yang merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang
berfungsi untuk mengangkat kotoran pada pakaian. ABS memiliki sifat tahan
terhadap penguraian oleh mikroorganisme (nonbiodegradable).
2) Senyawa fosfat, (bahan pengisi) yang mencegah menempelnya kembali kotoran
pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa fosfat digunakan oleh semua merk
deterjen memberikan andil yang cukup besar terhadap terjadinya proses
eutrofikasi yang menyebabkan Booming Algae (meledaknya populasi tanaman
air)
3) Pemutih dan pewangi (bahan pembantu) zat pemutih umumnya terdiri dari zat
natrium karbonat. Menurut hasil riset organisasi konsumen Malaysia (CAP)
Pemutih dapat menimbulkan kanker pada manusia. sedangkan untuk pewangi
lebih banyak merugikan konsumen karena bahan ini membuat makin tingginya
biaya produksi, sehingga harga jual produk semakin mahal. Padahal zat pewangi
tidak ada kaitannya dengan kemampuan mencuci.
4) Bahan penimbul busa yang sebenarnya tidak diperlukan dalam proses pencucian
dan tidak ada hubungan antara daya bersih dengan busa yang melimpah.
5) Fluorescent, berguna untuk membuat pakaian lebih cemerlang
 Kedua adalah limbah cair yang berasal dari kakus seperti sabun, shampo, tinja dan air
seni.

Terdapatnya 205 WC terapung


yang merupakan sumber pencemaran
organik berupa tinja (feses).

Tinja (fases) ini dapat


mengakibatkan tingginya tingkat
pencemaran organik yang terukur
dengan tingginya nilai BOD
(Biological Oxygen Demand).
Disamping itu tinja merupakan jenis
vektor pembawa berbagai macam
penyakit bagi manusia. Bagian yang
paling berbahaya dari limbah domestik
adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja, karena dapat

7
menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram tinja
mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan hidup selama
beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius. Terdapat 4 mikroorganisme
patogen yang terkandung dalam tinja yaitu : virus, Protozoa, cacing dan bakteri yang
umumnya diwakili oleh jenis Escherichia coli (E-coli). Menurut catatan badan
Kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa air limbah domestik yang belum diolah
memiliki kandungan virus sebesar 100.000 partikel virus infektif setiap liternya, lebih
dari 120 jenis virus patogen yang terkandung dalam air seni dan tinja. Sebagian besar
virus patogen ini tidak memberikan gejala yang jelas sehingga sulit dilacak
penyebabnya.Saat ini E-coli adalah mikroorganisme yang mengancam Kali Surabaya.
Bakteri penghuni usus manusia dan hewan berdarah panas ini mengkontaminasi badan
air Kali Surabaya,dari Kajian Dhani Arnantha staf peneliti Lembaga kajian Ekologi
dan Konservasi Lahan Basah menyebutkan bahwa di Hulu Kali Surabaya tepatnya di
kali Mas di daerah Ngagel jumlah E-coli dalam 100 ml air Kali Mas mencapai 350
milyar sampai 1600 milyar padahal dalam baku mutu yang ditetapkan oleh
Pemerintah dalam PP 82/2001 tentang Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa
badan air yang dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum seperti Kali Mas
kandungan E-coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari 10.000.jika tinja memasuki
badan air, E-coli akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada kondisi tertentu E-coli
dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal di dalam pelvix
ginjal dan hati.Tingginya tingkat pencemaran domestik Kali Mas memberikan
dampak yang signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal
disepanjang bantaran Kali Mas.

2. Terdapatnya 25 Saluran pembuangan limbah industri


Pencemaran terbesar Kali Surabaya berasal dari Kali Tengah yang merupakan anak
sungai Kali Surabaya. Kali ini mengaliri Kecamatan Driyorejo, Gresik dan bergabung
dengan aliran Kali Surabaya di Desa Bambe, Driyorejo, Gresik. Sekitar 80 persen dari 40
industri membuang limbah tanpa diolah di Kali Tengah.Pada umumnya berupa
pembuangan kertas dengan jenis limbah cair berupa cairan keruh yang mempengaruhi
jumlah biota yang ditemukan disekitar tempat pembuangan, seperti PT Sinar Surya
Sosro, PT Spindo, PT Titani Alam Semesta, PT Platinum Ceramic.

Dari hasil rapat evaluasi patroli air 9 Januari 2009 diketahui dari hasil uji
laboratorium, limbah tiga industri di sepanjang Kali Surabaya, yakni PT Titani Alam
Semesta (TAS), PT Surabaya Agung Kertas (SAK), dan PT Spindo tidak memenuhi
standar baku mutu.

 PT Spindo
Perusahaan pembuat pipa besi yang berlokasi di Jl Raya Mastrip (300 meter)
sebelah barat Kelurahan Warugunung ini membuang limbah cair berwarna kuning
kental dan menurut hasil uji TDS yang dilakukan menunjukkan bahwa TDS air
limbah PT SPINDO mencapai 9700-12000 ppm. Limbah yang berwarna kuning ini
diduga adalah karat yang telah dibersihkan dengan menggunakan bahan asam kuat
dan selanjutnya leburan karat ini dibuang langsung kesaluran yang bermuara di Kali
Surabaya. Temuan lainnya adalah warna hitam air dikali tengah yang berjarak tak
kurang dari 2 km dari IPAM (Instalasi pengolah Air Minum) PDAM Karang pilang,
air Kali Tengah merupakan limbah yang berasal dari 40 perusahaan yang membuang
limbah sebagian besar tanpa melalui proses pengolahan. Untuk hasil lab dari patroli
terakhir, banyak diketahui adanya kandungan yang tidak penuhi baku mutu. Seperti

8
diketahui dari up stream outlet (USO) Spindo terdapat kadar Bio Oxygen Demand
(BOD5) yakni 8,2 mg/l dari standar maksimal 6 mg/l dan Phenol mencapai 49 mg/l
dari standar maksimal 1 mg/l. Pada outlet Spindo diketahui kandungan Total
Suspended Solid (TSS) sebesar 505,7 mg/l dari standar maksimal 20 mg/l. Sedangkan
pada down stream outlet (DSO) Spindo, diketahui terdapat BOD5 sebesar 9 mg/l dari
standar 6 mg/l, minyak dan lemak sebesar 2800 mg/l dari standar 1000 mg/l, dan
phenol 77 mg/l dari standar 1mg/l.

 PT Titani Alam Semesta (TAS)


Setelah diperiksa, sampel limbah PT Titani Alam Semesta mengandung zat-zat
terlarut dalam air yang melebihi ambang batas. Beberapa kandungan zat tersebut
antara lain biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD),
Nitrit (NO2-N), phenol, deterjen, serta total coli. Dari USO TAS diketahui kandungan
BOD5 sebesar 7,1 mg/l dari standar 6 mg/l, Nitrit (NO2-N) 0,171 mg/l dari standar
0,06 mg/l, Phenol 44 mg/l dari standar 1 mg/l, dan total coli 16.000 MPN/100 ml dari
standar 10.000 MPN/100ml. Pada outlet TAS diketahui, kadar BOD mencapai 223
mg/l dari standar maksimal 50 mg/l, Chemical Oxygen Demand (COD) 807,6 mg/l
dari standar 120 mg/l, TSS 340,6 mg/l dari strandar 50 mg/l. Pada saluran baypass
TAS diketahui BOD5 mencapai 1876,1 mg/l dari standar maksimal 70 mg/l, COD
3869,7 mg/l dari standar 150mg/l, dan TSS 4595 mg/l dari strandar 50 mg/l.
Sedangkan pada DSO TAS diketahui terdapat Disolve Oxygen 1,2 mg/l, BOD5
mencapai 73,1 mg/l dari standar maksimal 6 mg/l, COD 413,2 mg/l dari standar 50
mg/l, Nitrit (NO2-N) 0,174 mg/l dari standar 0,06 mg/l, Phosphat total (PO4-P) 1,015
mg/l dari standar 1 mg/l, detergen 207 mg/l dari standar 200 mg/l, phenol127 mg/l
dari standar 1 mg/l, fecal coli mencapai 3500 MPN/100ml dari standar 2000
MPN/100ml, dan total coli 16.000 MPN/100 ml dari standar 10.000 MPN/100ml.

 PT Surabaya Agung Kertas (SAK)


Uji laboratorium PJT I mendeteksi limbah buangan milik PT Surya Agung Kertas
melebihi baku mutu, khususnya pada kandungan COD dan zat tersuspensi (TSS).
Untuk outlet bawah SAK terdapat kandungan COD mencapai 223,9 mg/l dari standar
150 mg/l, dan TSS 94 mg/l dari standar 70 mg/l. Sedangkan untuk outlet atas SAK
diketahui kandungan COD mencapai 221,6 mg/l dari standar 150 mg/l, dan TSS 123,3
mg/l dari standar 70 mg/1

3. Rusaknya kualitas bantaran kali Surabaya.

Meskipun telah menggusur bangunan di Bantaran Kali Wonokromo tetapi


pemerintah Provinsi tak berkutik saat didesak untuk membongkar bangunan rumah dan
pabrik disepanjang Kali Surabaya yang jumlah bangunannya mencapai 3500 buah.
Keberadaan bangunan di Bantaran menimblkan dampak negatif diantaranya:

1) Memicu tingginya suhu badan air, sehingga mengguras oksigen terlarut dalam air
yang dibutuhkan makhluk hidup air,
2) Meningkatkan proses sedimentasi didasar sungai karena tingginya run off air hujan
yang membawa partikel sedimen
3) Meningkatkan beban limbah organik bagi badan air, ribuan rumah yang tumbuh di
bantaran kali sebagian besar dilengkapi dengan WC Plung plas, yang membuang
limbahnya langsung ke Sungai, konon dari sini disumbangkan 60% limbah organik
yang membebani Kali Surabaya.

9
4) Tumpukkan sampah rumah tangga yang ternyata juga menyumbangkan bahaya
pencemaran organik seperti batu batere, plastic, sisa accu dan lampu neon yang
merupakan sumber pencemaran logam berat mercury dan cadmium.

4. Gundulnya hutan dikawasan resapan air dihulu Sungai Brantas secara tidak langsung
juga menimbulkan cepatnya proses pendangkalan di Kali Surabaya.

B. Dampak Pencemaran Air Kali Surabaya


Kali Surabaya merupakan salah satu sungai penting bagi warga Surabaya, Gresik dan
Sidoarjo. Ada tiga dampak yang dialami Kali Surabaya akibat tingginya pencemaran.

1. Kualitas air yang terus memburuk dalam sepuluh tahun terakhir. Selama kurun waktu
April 2008 hingga Maret 2009 kualitas air Kali Surabaya tak pernah mengalami
peningkatan dan semakin tak layak dikonsumsi. Selama kurun waktu itu, kadar DO Kali
Surabaya berkisar antara 4,06 miligram per liter hingga 4,76 miligram per liter padahal
standar baku mutu DO adalah di atas 6 miligram per liter. Demikian juga dengan BOD
yang seharusnya di bawah 2 miligram per liter justru mencapai kisaran 5,97 miligram per
liter hingga 7,55 miligram per liter. Sementara itu, kadar COD yang seharusnya di bawah
10 miligram per liter justru melonjak hingga 18,84 miligram per liter sampai 31,44
miligram per liter.
2. Dampak kedua adalah kerusakan fungsi bantaran akibat alih fungsi lahan menjadi
bangunan pabrik, lokasi penimbunan limbah padat, permukiman penduduk, dan lokasi
penambangan pasir.
3. Dampak terakhir ialah tingginya frekuensi serangga dan ikan mati massal karena
pencemaran limbah.

Kepunahan Biota Air, Penurunan kualitas air juga ditunjukkan oleh makroinvertebrata
benthos Kali Surabaya Makroinvertebrata tinggal di dasar sungai dan cenderung tidak
berpindah tempat, sehingga tidak dapat menghindari buangan bahan pencemar pada
habitatnya. Komunitas makroinvertebrata akan mengalami penurunan indeks diversitas jika
mengalami perubahan atau tekanan lingkungan karena pencemaran air. Hasil identifikasi
menunjukkan terdapat 21 keluarga makroinvertebrata benthos di Kali Surabaya. Dari terdapat
2 famili yang tersebar di seluruh stasiun penelitian, yaitu famili udang air tawar Atyidae dan
cacing Tubificidae. Udang air tawar Atyidae banyak di jumpai di perairan yang masih bersih,
sedangkan cacing Tubificidae banyak dijumpai di perairan yang tercemar bahan organik.
Nilai dominansi Atyidae cenderung menurun dari hulu ke arah hilir, sebaliknya nilai
dominansi Tubificidae semakin meningkat dari hulu ke arah hilir. Kepunahan
makroinvertebrata ini sangat berbahan bagi ekosistem karena, jenis ini adalah makanan
pokok dari 18 jenis ikan air tawar di kali Surabaya

Serangga
Kehidupan serangga sebagian besar sangat tergantung dengan kualitas air Kali Surabaya
karena sebagian siklus hidup serangga berada dalam air. Di Kawasan hulu (Mlirip,
Perning/Mojokerto dan Lebani Waras, Wringinanom/Gresik ) masih banyak dijumpai jenis-
jenis serangga seperti : Kepik Emas, kleping Blontang, Kepik Sogotelhek (ORDO
COLEOPTERA),Capung jarum/Kutrik dom (ORDO ODONATA)

10
Ikan

Pada tahun 1980-an, sepanjang Kali Surabaya (pecahan Sungai Brantas sejak Mlirip
hingga Kalimas Surabaya) dipenuhi banyak ikan. Tiga jenis yang paling dominan adalah
keting (arius caelatus), papar (notopterus chitala h.b) dan jendil (family ariidae). Di masa itu,
ketiga ikan tersebut banyak dijumpai di sepanjang Kali Surabaya dari Mlirip hingga
Karangpilang. Namun survei yang dilakukan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan
Basah (Ecoton) selama September–Oktober 2009 menunjukkan hasil berbeda. Ketiga jenis
ikan ini hanya dapat dijumpai pada Kali Surabaya sektor hulu, yakni dari kawasan Mlirip
(Mojokerto) hingga Sumengko (Gresik). Dari Sumengko hingga hilir, ketiga ikan itu tak bisa
dijumpai lagi. Jenis ikan yang Teridentifikasi di Kali Surabaya:
1.Papar(notopteruschitala.)
2.keting(ariuscaelatus)
3.Jendil(familyariidae)
4.Brenjilan(ophiopcephalusgachua)
5.Bader(puntiusjavanicus)
6.Suckermouth (hypostamus punctatus)

C. Permasalahan – Permasalahan Yang Timbul Dalam Rangka


Pengelolaan Kali Surabaya
Masalah pokok pencemaran air kali Suarabaya pada dasarrya adalah kemauan politik
Pemerintah Daerah untuk menertibkan air limbah industri di DAS Kali Surabaya itu.
Permasalahan – permasalahan yang timbul dan dihadapi dalam rangka pengelolaan Kali
Surabaya antara lain :
1. Berkembangnya industri yang berada pada Daerah Pengaliran Sungai (DAS)
Surabaya yang memberikan kontribusi beban pencemaran terhadap Kali Surabaya
yang keberadaan industri-industri tersebut belum disesuaikan dengan penataan ruang
secara terpadu.
2. Kuantitas air Kali Surabaya sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dimana terdapat
perbedaan yang cukup besar pada saat musim kemarau dan musim penghujan

11
sehingga terjadi fluktuasi dalam kualitas air badan air dalam mengencerkan beban
pencemaran yang diterima.
3. Belum tertanganinya pengendalian limbah domestik secara efektif yang
mengakibatkan beban pencemaran limbah domestik belum terkendali secara konkrit.
4. Rendahnya kesadaran masyarakat yang bermukim distren dalam mengendalikan
limbah domestiknya baik yang padat maupun cair, kecenderungan untuk membuang
langsung ke badan air.
5. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya ikut berperan serta dalam
menjaga kualitas badan air Kali Surabaya sebagai kualitas air golongan B (merupakan
air baku untuk PDAM) sebagaimana ketentuan Gubernur Nomor 413 Tahun 1987.

Dampak pencemaran air kali surabaya saat memasuki musim kemarau dan musim
penghujan

 Musim Kemarau

Saat memasuki musim kemarau Dampak limbah domestik akan semakin terlihat, hal ini
dikarenakan volume debit air limbah tetap sedangkan volume debit air Kali Mas dan Kali
Surabaya mengalami penurunan hingga 3 kali. Pada musim penghujan debit air Kali
Surabaya mencapai 60 m3/detik sedangkan pada musim kemarau debit air turun menjadi 20
m3/detik. Hal ini menurunkan kemampuan pengenceran air sungai terhadap kualitas limbah
domestik, akibatnya muncul buih-buih putih membentuk jajaran pulau busa, dampak seperti
ini sering terlihat dipintu pelepasan saluran pembuangan di Darmo Kali hingga Pasar
Keputarn dan Kayun hingga Monumen Kapal selam.

Di musim kemarau tingkat pencemaran sangat tinggi karena debit air berkurang.
Tingginya tingkat pencemaran akibat buangan limbah industri telah membuat puluhan kali
ikan mati dalam jumlah besar sejak tahun 1999 sampai 2007.Soalnya, buangan limbah
industri telah membuat air kali miskin oksigen sehingga ribuan ikan mati. Dasar sungai yang
sebelumnya pasir dan kerikil pun berubah penuh lumpur dan limbah organik. Ekosistem dan
rantai makanan di sungai praktis berubah. Beragam jenis ikan endemik terusir karena
makanan yang dibutuhkan sudah tidak ada akibat buruknya kualitas air. Buruknya air Kali
Surabaya bukan hanya berbahaya bagi hewan air tetapi juga manusia. Hasil pantauan Ecoton
selama ini menunjukkan air Kali Surabaya mengandung banyak bakteri e-coli dan logam
berat berbahaya seperti merkuri. Bakteri e-coli dapat menimbulkan penyakit disentri dan
infeksi pada saluran pencernaan. Padahal, warga di sepanjang bantaran Kali Surabaya banyak
yang memanfaatkan air kali untuk aktivitas sehari-hari. Jadi Pada musim kemarau secara
otomatis semua industri harus mengurangi produksinya agar tidak membuang limbah yang
sudah diolah melebihi kapasitas air untuk mengencerkannya.

 Musim penghujan

Akibat kawasan yang ada disekitar kana-kiri sungai dijadikan kawasan pembuangan
sampah yang menumpuk, maka pada usim penghujan dapat dipastikan sampah terikut
kedalam aliran air. Akibatnya, hampir semua rumah di bantaran Kali Surabaya wilayah
Sepanjang di Kabupaten Sidoarjo digenangi air, juga di Surabaya.

12
Disamping itu jika DAS Brantas telah gundul, maka setiap terjadi hujan, air akan
melimpas sebagai air permukaan, dari atas gunung langsung ke lembah, melewati sungai-
sungai kecil dan akan terkumpul di Kali Brantas dan langsung terbuang ke laut. Tak bisa
dibayangkan, bila seluruh air hujan di 15 daerah menjadi limpasan permukaan, banjir besar
dan dahsyat akan melanda Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya. Karena sebagian besar
air menjadi air permukaan, maka pengisian air bawah tanah (infiltrasi) tidak berlangsung
dengan baik. Akibatnya adalah tidak adanya cadangan air di dalam tanah pada musim
kemarau. Sumber-sumber air, mata air, dan waduk terancam kekurangan air, serta debit air
Kali Surabaya akan mengecil dan tidak lagi mencukupi kebutuhan PDAM dan keperluan
lainnya.

D. Alternatif Dalam Pemecahan Pencemaran Kali Surabaya


Masalah pencemaran air Kali Surabaya selama ini amat terkait dengan masalah
produksi air minum PDAM Kota Surabaya untuk di konsumsi oleh masyarakat Kota
Surabaya dan sekitarnya. Pencemarn air Kali Surabaya berarti ancaman terhadap kualitas air
minum penduduk yang selanjutnya merupakan ancaman bagi keberhasilan pembangunan
jangka panjang . Untuk mengatasi pencemaran Kali Surabaya yang terkait dengan kebutuhan
sebagai air baku untuk air minum maka alternatif pendekatan yang bisa dilakukan yaitu
menjaga kualitas air Kali Surabaya sebagai badan air dengan kualitas golongan B, dengan
cara mengendalikan secara ketat buangan limbah yang dibuang ke Kali Surabaya itu. Untuk
ini perlu kontrol yang ketat dan sangsi keras pada industri yang melanggar ketentuan
pemerintah, baik dari sisi kualitas air buangannya maupun kuantitas limbah yang boleh
dibuang pada suatu masa tertentu. Untuk melengkapi kontrol ini perlu perlu ada system
pemantauan yang kontinyu (tiap detik) dari pintu buangan limbah industri bagi tiap industri
yang membuang limbahnya ke Kali Surabaya yang dibebankan pada biaya industri tersebut.
Disamping itu perlu pemantauan yang terus menerus bagi kualitas air Kali Surabaya pada
umumnya pada titik-titik strategis. Dengan cara demikian maka akan dapat diketahui industri-
industri mana yang bertanggung jawab bila terjadi pencemaran di Kali Surabaya dan
kemudian dilakukan tindakan tegas yang membuat jera mereka tapi menguntungkan
kepentingan rakyat banyak.
Masyarakat harus berperan aktif dalam mendorong pemerintah agar melakukan
tindakan tegas untuk mengurangi kuantitas dan kualitas bahan pencemar yang berasal dari
segala sumber pencemar. Pemerintah dengan dorongan Masyarakat harus berupaya untuk :
a. Menekan risiko terjadinya kecelakaan dan kebocoran serta luapan limbah ke kali
Surabaya
b. Memperbaiki hidrologi dan lingkungan di sekitar Kali Surabaya (penertiban
pemanfaatan bantaran yang hanya dipergunakan sebagai kawasan resapan air dan
pertanian non intensif)
c. Menertibkan saluran pembuangan limbah industri. Semua industri harus memiliki ijin
untuk membuang limbah ke Kali Surabaya dan membayar pajak pembuangan limbah

13
untuk membiayai rehabilitasi bagian sungai yang tercemar dan membiayai
pemantauan dan pengawasan limbah, serta penegakan hukum bagi pihak yang
terbukti mencemari
d. Membangun instalasi pemulihan kualitas air dan pemantauan kualitas air.

Perlindungan terhadap sumber air minum merupakan cara yang murah untuk
mendapatkan air bersih dibandingkan mengolah air yang terlanjur tercemar berat. Beberapa
upaya yang dapat kita (masyarakat) lakukan untuk melindungi sumber air dari pencemaran
adalah :
a. Tidak membuang sampah rumah tangga ke bantaran sungai. Sampah rumah tangga
mengandung bahan kimia beracun seperti batu batere bekas. Batu batere mengandung
logam berat seperti timbal dan merkuri yang membahayakan kesehatan manusia.
Mulailah mengolah dan memanfaatkan sampah rumah tangga dan mengurangi jumlah
sampah yang dihasilkan.
b. Tidak membuang bahan kimia seperti oli bekas, sisa bahan pembersih ke dalam sumur
yang sudah kering atau sumber air dangkal yang berhubungan dengan air tanah yang
akan mencemari air sungai dan sumber air tanah serta menimbulkan efek yang buruk
pada kesehatan manusia dan lingkungan.
c. Memperluas area resapan air hujan dengan tidak menutupi seluruh permukaantanah
dengan bangunan yang kedap air dan menanam pohon di lingkungan sekitar untuk
mencegah erosi dan memperbanyak air yang terserap ke dalam tanah agar dapat
menjaga pasokan air tanah dan sungai di musim kemarau
d. Menghemat penggunaan air, jangan membiarkan air menetes dan mengalir jika tidak
digunakan. Perbaiki pipa yang bocor untuk menghindari tetesan air yang terbuang
e. Gunakan pupuk kimia secukupnya atau lebih baik lagi jika menggunakan kompos yang
dibuat dari sampah organik rumah tangga untuk menyuburkan tanah kebun dan
taman.
f. Aktif melakukan kegiatan perlindungan air dan penyebaran informasi kepada
masyarakat tentang kondisi sumber air yang ada untuk meningkatkan pemahaman dan
kepedulian masyarakat dalam melindungi sumber air di daerahnya. Selalu memantau
kualitas lingkungan dan air sungai serta melaporkan kepada pihak yang berwenang
jika terjadi pencemaran di sekitar kita.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran terbesar Kali Surabaya berasal dari Kali Tengah yang merupakan anak
sungai Kali Surabaya. Kali ini mengaliri Kecamatan Driyorejo, Gresik dan bergabung dengan
aliran Kali Surabaya di Desa Bambe, Driyorejo, Gresik. Sekitar 80 persen dari 40 industri
membuang limbah tanpa diolah di Kali Tengah.Pada umumnya berupa pembuangan kertas
dengan jenis limbah cair berupa cairan keruh yang mempengaruhi jumlah biota yang
ditemukan disekitar tempat pembuangan, seperti PT Sinar Surya Sosro, PT Spindo, PT Titani
Alam Semesta, PT Platinum Ceramic. Serta pencemaran berasal dari aktivitas rumah tangga
penduduk setempat seperti mencuci, membuang tinja dan lain-lain yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan
manusia, jika sungai yang merupakan salah sumber mata air sudah tercemar maka akan
banyak sekali dampak yang disebabkan akan hal itu terutama pencemaran di Kali Surabaya.
Timbul permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengelolaan kali
surabaya baik dari PEMDA dan masyarakat setempat maka masyarakat harus berperan aktif
dalam mendorong pemerintah agar melakukan tindakan tegas untuk mengurangi kuantitas
dan kualitas bahan pencemar yang berasal dari segala sumber pencemar.

B. Saran

1. Kepada Masyarakat
Melihat banyak dan bahayanya dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran
air sungai maka masyarakat Surabaya diharapkan dapat menjaga dan melestarikan air
sungai dengan penuh kesadaran agar air sungai tersebut tidak tercemar dan dapat berguna
serta bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup.

2. Kepada Pelajar/Mahasiswa
Pelajar/Mahasiswa diharapkan terus menjaga dan merawat aliran sungai serta terus
belajar dan mengembangkan wawasannya mengenai cara menanggulangi pencemaran air
sungai khususnya di Indonesia agar pencemaran air sungai di Indonesia tersebut dapat
dikurangi atau bahkan diatasi dan kehidupan makluk hidup di Indonesia menjadi lebih
sejahtera.

15

Anda mungkin juga menyukai