Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DASAR - DASAR ILMU KEPERAWATAN


NAMA : ANDYK EKA SURYAWAN

PROFESI : PERAWAT

UNIT : HEMODIALISA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kediri, 27 April 2018

Andyk Eka Suryawan Amd. Kep

BAB I
DASAR ILMU PROFESI

A. Pengertian

Perawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap


individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan.
Berdasarkan ilmu, artinya perawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu
perawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia suatu upaya keperawatan dan
penyembuhan. Berdasarkan kiat artinya perawat lebih difokuskan pada
kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara
komperehensip dengan sentuhan seni.

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral


pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit
mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Keperawatan bersifat kompherensip artinya pelayanan keperawatan bersifat
menyeluruh, meliputi aspek “ Manusia biopsiko sosial dan spiritual ”.

Secara umum keperawatan adalah merupakan suatau indentifikasi seni.


Istilah seni berarti ketrampilan praktik yang diperoleh melalui pengamatan/
pengalaman.

1. Objek

Mempunyai pengertian , falsafah , sejarah, tujuan, penerima layanan


keperawatan, fokus keperawatan, objek formal, objek materi.
Objek materia ilmu keperawatan adalah manusia yang tidak dapat
berfungsi secara sempurna dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan dan
proses penyembuhan.
Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia terhadap
ketidakseimbangan yang dapat ditangani dengan ASKEP.
Objek formal : bantuan bagi individu dalam proses penyembuhan secara
holistik.

B. Kegunaan

1) Care Giver
Perawat harus :
a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat
harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significant dari klien.
b. Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai
masalah-nasalah psikologis
c. Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang
kompleks.
2) Client Advocate
a. Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien.
Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah
sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah
anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, leh karena
itu perawat harus membela hak-hak klien.
3) Conselor
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “Dasar” dalam
merencanakan metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada idividu/keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi)

4) Educator
a. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain,
baik secara spontan (sat interaksi) maupun formal (disiapkan).
b. Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam
upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan
tindakan yang spesifik.
c. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.
5) Coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua anggota team kesehatan. Karena klien menerima
pelayanan dari banyak profesioanl, misal; pemenuhan nutrisi. Aspek yang
harus diperhatikan adalah; jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan,
pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi, dedukasi dan
sebagainya.
6) Collaborator
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang dipelukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan keterampilan dari bebagai profesional pemberi
pelayanan kesehatan.
7) Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat
dikatakan perawatan adalah sumber informasi ang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien.
8) Change Agent
Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam berhubungan denan klien dan cara pemberian keperawatan kepada
klien.
C. Keutamaan

Kode etik keperawatan Indonesia(PPNI)


a. Perawat dan klien
1) Perawat dalam memberikan layanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia
2) Perawat dalam memberikan layanan keperawatan senantiasa
memelihara seasana lingkungan yg menghargai nilai-nilai budaya
3) Tanggung jawab utama perawat adalah mereka yang membutuhkan
ASKEP
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahui dgn tugas yg
dipercayakan kepadanya
b. Perawat dan praktik
1) Perawat dan masyarakat
2) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan
3) Perawat senantiasa memelihara mutu layanan keperawatan yang
tinggi dan profesional
4) Perawat menbuat keputusan berdasarkan informasi yang adekuat
5) Perawat senantiasa menjungjung tinggi nama baik profesi
keperawatan
c. Perawat dan masyarakat
Perawat mengembang tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan kebutuhan kesehatan
masyarakat
d. Perawat dan rekan sejawat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dgn sesama perwat
maupun tenaga kesehatan lain
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberi layanan yang tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal
e. Perawat dan profesi
1) Perawat mempunyai peran penting dlm menentukan standar
pendidikan dan layanan keperawatan
2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yg kondusif demi terwujudnya ASKEP
yg bermutu tinggi.

D. Hubungan Dengan Ilmu Lain

Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa


berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter,
ahli gizi, tenaga laboratorium, tenaga rontgen dsb. Setiap tenaga profesi tersebut
mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien, hanya pendekatannya
saja yang berbeda disesuaikan dengan profesinya masing-masing.

Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi dituntut untuk mempertahankan


kode etik profesi masing-masing. Kelancaran masing-masing profesi tergantung
dari ketaatannya dalam menjalankan dan mempertahankan kode etik profesinya.

Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama
akan dapat terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga
terjadi konflik-konflik etis.

E. Peletakan Dasar

1. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Undang-Undang Tenaga Kesehatan No. 36 tahun 2014
3. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

F. Perintis / Nama
Pelopor perawat di RS adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini
perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence
ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di
Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan
sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan
nama “ The Lady of the Lamp”.

G. Pengambilan Sumber Pustaka

1. https://gustinerz.com/daftar-undang-undang-yang-menyebut-profesi-perawat/

2. https://perawattegal.wordpress.com/2009/09/09/sejarah-perkembangan-keper
awatan-di-dunia/

3. https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/06/12/pola-hubungan-perawat
-dan-profesi-lain/

4. http://drryeah.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-tugas-fungsi-etika-hak-dan.h
tml

5. https://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsa
fah-dan-paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/

H. Hukum Mempelajarinya

I. Problematika

Beberapa bentuk Kelalaian dalam Keperawatan.


Pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan kemajuan yang cepat, baik dari
segi pengetahuan maupun teknologi, termasuk bagaimana penatalaksanaan medis
dan tindakan keperawatan yang bervariasi. Sejalan dengan kemajuan tersebut
kejadian malpraktik dan juga adanya kelalaian juga terus meningkat sebagai
akibat kompleksitas dari bentuk pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
yang diberikan dengan standar keperawatan. (Craven & Hirnle, 2000).

Beberapa situasi yang berpotensial menimbulkan tindakan kelalaian dalam


keperawatan diantaranya yaitu :

1. Kesalahan pemberian obat: Bentuk kelalaian yang sering terjadi. Hal ini
dikarenakan begitu banyaknya jumlah obat yang beredar metode pemberian
yang bervariasi. Kelalaian yang sering terjadi, diantaranya kegagalan
membaca label obat, kesalahan menghitung dosis obat, obat diberikan kepada
pasien yang tiak teoat, kesalahan mempersiapkan konsentrasi, atau kesalahan
rute pemberian. Beberapa kesalahan tersebut akan menimbulkan akibat yang
fatal, bahkan menimbulkan kematian.
2. Mengabaikan Keluhan Pasien: termasuk perawat dalam melalaikan dalan
melakukan observasi dan memberi tindakan secara tepat. Padahal dapat saja
keluhan pasien menjadi data yang dapat dipergunakan dalam menentukan
masalah pasien dengan tepat (Kozier, 1991)
3. Kesalahan Mengidentifikasi Masalah Klien: Kemunungkinan terjadi pada
situasi RS yang cukup sibuk, sehingga kondisi pasien tidak dapat secara rinci
diperhatikan. (Kozier, 1991).
4. Kelalaian di ruang operasi: Sering ditemukan kasus adanya benda atau alat
kesehatan yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga
kelalaian perawat, dimana peran perawat di kamar operasi harusnya mampu
mengoservasi jalannya operasi, kerjasama yang baik dan terkontrol dapat
menghindarkan kelalaian ini.
5. Timbulnya Kasus Decubitus selama dalam perawatan: Kondisi ini muncul
karena kelalaian perawat, kondisi ini sering muncul karena asuhan
keperawatan yang dijalankan oleh perawat tidak dijalankan dengan baik dan
juga pengetahuan perawat terdahap asuhan keperawatan tidak optimal.
6. Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan Pasien: Contoh yang sering
ditemukan adalah kejadian pasien jatuh yang sesungguhnya dapat dicegah
jika perawat memperhatikan keamanan tempat tidur pasien. Beberapa rumah
sakit memiliki aturan tertentu mengenai penggunaan alat-alat untuk mencegah
hal ini.

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai