PROFESI : PERAWAT
UNIT : HEMODIALISA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kediri, 27 April 2018
BAB I
DASAR ILMU PROFESI
A. Pengertian
1. Objek
B. Kegunaan
1) Care Giver
Perawat harus :
a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat
harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significant dari klien.
b. Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai
masalah-nasalah psikologis
c. Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang
kompleks.
2) Client Advocate
a. Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien.
Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah
sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah
anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, leh karena
itu perawat harus membela hak-hak klien.
3) Conselor
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “Dasar” dalam
merencanakan metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada idividu/keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi)
4) Educator
a. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain,
baik secara spontan (sat interaksi) maupun formal (disiapkan).
b. Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam
upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan
tindakan yang spesifik.
c. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.
5) Coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua anggota team kesehatan. Karena klien menerima
pelayanan dari banyak profesioanl, misal; pemenuhan nutrisi. Aspek yang
harus diperhatikan adalah; jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan,
pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi, dedukasi dan
sebagainya.
6) Collaborator
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang dipelukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan keterampilan dari bebagai profesional pemberi
pelayanan kesehatan.
7) Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat
dikatakan perawatan adalah sumber informasi ang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien.
8) Change Agent
Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam berhubungan denan klien dan cara pemberian keperawatan kepada
klien.
C. Keutamaan
Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama
akan dapat terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga
terjadi konflik-konflik etis.
E. Peletakan Dasar
F. Perintis / Nama
Pelopor perawat di RS adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini
perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence
ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di
Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan
sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan
nama “ The Lady of the Lamp”.
1. https://gustinerz.com/daftar-undang-undang-yang-menyebut-profesi-perawat/
2. https://perawattegal.wordpress.com/2009/09/09/sejarah-perkembangan-keper
awatan-di-dunia/
3. https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/06/12/pola-hubungan-perawat
-dan-profesi-lain/
4. http://drryeah.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-tugas-fungsi-etika-hak-dan.h
tml
5. https://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsa
fah-dan-paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
H. Hukum Mempelajarinya
I. Problematika
1. Kesalahan pemberian obat: Bentuk kelalaian yang sering terjadi. Hal ini
dikarenakan begitu banyaknya jumlah obat yang beredar metode pemberian
yang bervariasi. Kelalaian yang sering terjadi, diantaranya kegagalan
membaca label obat, kesalahan menghitung dosis obat, obat diberikan kepada
pasien yang tiak teoat, kesalahan mempersiapkan konsentrasi, atau kesalahan
rute pemberian. Beberapa kesalahan tersebut akan menimbulkan akibat yang
fatal, bahkan menimbulkan kematian.
2. Mengabaikan Keluhan Pasien: termasuk perawat dalam melalaikan dalan
melakukan observasi dan memberi tindakan secara tepat. Padahal dapat saja
keluhan pasien menjadi data yang dapat dipergunakan dalam menentukan
masalah pasien dengan tepat (Kozier, 1991)
3. Kesalahan Mengidentifikasi Masalah Klien: Kemunungkinan terjadi pada
situasi RS yang cukup sibuk, sehingga kondisi pasien tidak dapat secara rinci
diperhatikan. (Kozier, 1991).
4. Kelalaian di ruang operasi: Sering ditemukan kasus adanya benda atau alat
kesehatan yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga
kelalaian perawat, dimana peran perawat di kamar operasi harusnya mampu
mengoservasi jalannya operasi, kerjasama yang baik dan terkontrol dapat
menghindarkan kelalaian ini.
5. Timbulnya Kasus Decubitus selama dalam perawatan: Kondisi ini muncul
karena kelalaian perawat, kondisi ini sering muncul karena asuhan
keperawatan yang dijalankan oleh perawat tidak dijalankan dengan baik dan
juga pengetahuan perawat terdahap asuhan keperawatan tidak optimal.
6. Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan Pasien: Contoh yang sering
ditemukan adalah kejadian pasien jatuh yang sesungguhnya dapat dicegah
jika perawat memperhatikan keamanan tempat tidur pasien. Beberapa rumah
sakit memiliki aturan tertentu mengenai penggunaan alat-alat untuk mencegah
hal ini.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran