PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kalam adalah salah satu nama atau sebutan untuk ilmu yang
membicarakan ajaran-ajaran dasar agama Islam. Nama lain untuk ilmu ini banyak
macamnya sesuai dengan segi penekanannya atau dari sisi mana memandangnya.
Misalnya, disebut dengan nama ‘Ilm Ushul al-Din, karena ilmu ini membicarakan
tentang pokok-pokok (ushul) kepercayaan agama Islam. ilmu kalam tidak muncul
begitu saja tetapi melalui proses yang cukup lama serta peristiwa demi peristiwa yang
ilmu kalam yaitu persoalan politik tentang pergantian khalifah dan juga menyangkut
Munculnya Ilmu Kalam dapat dibagi menjadi dua , yaitu faktor dari dalam ( internal)
terpusat pada masalah pergantian beliau sebagai kepalah pemerintahan, demi tetap
tegak dan berlanjutnya Negara Madina yang baru didirikan. Pemakaman jenazah
Nabi terlaksana justru setelah persoalan politik ini, pengganti kepala Negara,
ketegangan sosial politik antar aliran politik dalam Islam. Masalah-masalah muncul
di antara kaum muslimin bukan hanya soal kepemimpinan politik, tetapi juga apa dan
muslim tetap ingin berpegang pada perintah dan semangat agama, dan menghindari
perselisihan yang terjadi antar umat Islam dengan tetap pada posisi netral secara
politik. Sebagian yang lain justru bersikap terbalik , berselisih pendapat siapa yang
murni. Setelah beliau wafat keadaan seperti ini masih terus berlanjut di bawah
kepemimpinan beralih kepada Umar bin Khattab, yang mana telah membawa
Islam kepada kejayaannya. Setelah khalifah Umar bin khattab wafat dan
digantikan oleh Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga, keadaan yang semula
benih kekacauan.
1
Amin Nurdin, dan Afifi Fauzi Abbas, Sejarah Pemikiran Islam (Cet.II; Jakarta: Imprint
Bumi Aksara, 2014), h. 1-2.
2
Abdullah Saeed, Pemikiran Islam: Sebuah Pengantar (Cet. I; Yokyakarta: Baitul Hikmah
Press, 2014), h.150.
Masa pemerintahan khalifah Usman merupakan titik kulminasi
kejayaan khulafa al-rasyidun, di mana pada masa itu mulai timbul benih-benih
ibukota selama kira-kira lima hari sampai terpilihnya khalifah baru. Kemudian
khalifah Ali bin Abi Thalib tampil menggantikan Usman sebagai khalifah. 3
Jadi sebab kemunculan ilmu kalam di picu oleh persoalan politik yang
penolakan Mu’awiyah atas kekhalifaan Ail bin Abi Thalib. Keteganggan antara
Mu’awiyah dan Ali bin Abi Thalib memuncak menjadi perang siffin yang berakhir
dengan keputusan tahkim atau arbitrase. Untuk itu penting bagi kita untuk
bagaimana sejarah perjalanan atau peristiwa yang melatar belakangi adanya ilmu
kalam sejak dari zaman Rasulullah, sampai akhir pemerintahan khalifah ke empat
muawiyah bin abi sufyan dengan khalifah yang sah pada saat itu yang dijabat oleh Ali
bin abi thalib yang memuncak menjadi perang siffin dan diakhiri dengan tahkim.
Adapun makalah ini dapat saya buat dengan membaca, menelaah dan
3
Ali Murfodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta: Logos, 1997), h. 64.
sehinggah menambah informasi dari berbagai pihak. Dan bagi anda pembaca dapat
makna ilmu kalam dari sudut pandang masing-masing dan dapat menerimah
B. Rumusan Masalah
Berdasar dari urain latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi rumusan masalah pokok adalah, bagiamana Sejarah Munculnya
PEMBAHASAN
logika searah dengan bahasa yunani logos yang berarti pembicaraan dalam bahasa
tentang wujud Allah (Sifat-sifat wajib, dan mesti ada pada –Nya dan sifat-sifat
mustahil atau tidak ada padanya ) dan juga membicarakan tentang rosul-rosul Allah
yang telah ditetapkannya serta sifat-sifat yang pasti ada padanya dan sifat-sifat yang
Salah satu istilah yang paling sering digunakan untuk menyebut teologi
Islam adalah ilmu kalam. Dalam bahasa arab istilah kalam mempunyai beberapa
dan diskusi. Secarah harfiah kalam artinya perkataan dan percakapan. 4 Sedangkan
secara terminology bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud
Allah, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan
mutakallim yaitu ahli debat yang pintar mengolah kata. Ilmu kalam juga diartikan
4
Murtadha Muthahhri, Mengenal Ilmu Kalam (Cet.I: Jakarta: Pustaka Zahra, 2002), h.25.
sebagai teologi Islam atau ushuluddin, ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dari
agama. Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan yang mendasar dan
Menurut Husein Tripoli bahwa ilmu Kalam adalah ilmu yang membicarakan
yang yakin. Istilah kalam ini digunakan untuk teologi karena pembicaraan,
Islam. Menurut Ibnu Khaldun (1333-1404) bahwa ilmu kalam atau ilmu tauhid ialah
Ilmu kalam disebut juga ilmu tauhid karena tujuannya ialah menetapkan ke
Esa’an Allah dalam zat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan
Ilmu kalam juga dinamakan ilmu aqaid atau ilmu usuluddin. Karena
persoalan kepercayaan yang menjadi pokok ajaran agama itulah menjadi pokok
pembicaraan. Ilmu kalam ini menyerupai ilmu teologi sebagai mana diketahui,
membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Dalam hal ini kalam tidak berkaitan
5
Sahilun dan A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996),
h.3.
dengan bidang hukum, melaingkan fokus pada system keyakinan (aqidah) yang
Ilmu kalam sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan belum dikenal pada masa
Nabi Muhammad saw maupun pada sahabat-sahabatnya akan tetapi baru dikenal pada
masa berikutnya, setelah ilmu-ilmu ke Islaman yang lain satu persatu muncul dan
setelah orang banyak membicarakan tentang kepercayaan alam gaib Metafisika. Kita
tidak bisa memahami ilmu kalam dengan baik kalau kita tidak mengetahui faktor
yang mempengarui munculnya. Faktor itu banyak tapi, penulis hanya mengolongkan
1. Faktor Internal
kenabian dan hal-hal lain yang berhubungan dengan itu. Menyinggung pula
golongan-golongan dan agama-agama yang ada pada masa Nabi Muhammad saw.
6
Abdullah Saeed. Pemikiran Islam (Sebuah Pengantar), h.150.
7
Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Ilmu Kalam) (Cet.XII; Jakarta: Bulan Bintang. 2001), h. 7
8
Drs. Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam: Faktor Internal (Bandung:
Pustata Setia, 2005), h. 39
mengembalikan hasil pemikirannya pada Al-Qur’an, sehingga mengakibatkan
b. Persoalan Politik
Pada masa pemerintahan dua khalifah pertama, Abu Bakar dan Umar, roda
pemerintahan berjalan dengan baik dan kehidupan politik dapat dikatakan cukup
tenang, pada saat berakhir kepemimpinan khalifah Abu Bakar dan Umar maka
timbulah perselisihan diantara beberapa golongan. Faktor penyebab timbulnya
Namun pada masa khalifah Utsman keadaan mulai berubah terutama pada
12 tahun masa pemerintahannya. Khalifah Utsman bin Affan tidak berbeda dengan
dua khalifah pendahulunya. Namun sayang, keluarganya dari Bani Umayah terus
merongrong dan Utsman sendiri lemah menghadapi rongrongan serta ambisi keluarga
9
Abu-Fath Muhammad Abdul Karim Bin Abi Bakr Ahmad al-Syahrastani, al-Milal wa al-
Nihal, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th), h.24.
10
Harun Nasution, Teologi Islam, Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1972),
h.4.
Kebijakan politik Utsman yang merangkul anak keluarga ini menimbulkan
rasa tidak simpatik terhadap dirinya. Para sahabat yang semula menyokong Utsman,
setelah melihat sifat dan tindakan yang kurang tepat itu, kini mulai menjauh darinya.
Mesir, sebagai reaksi tidak senang terhadap dijatuhkan Umar bin al-ash sebagai
jabatan gubernur untuk digantikan oleh Abdullah bin sa’ad bin abi sarah, salah
seorang keluarga Utsman, sekitar lima ratus orang berkumpul lalu bergerak menuju
madina untuk melakukan aksi protes.
senjata. Peperangan yang terjadi antar pasukan Khalifa Ali dan pasukan Muawiyah,
terus bergerak maju dan berhasil mendesak pasukan Muawiyah sehingga yang
disebut terakhir dapat dipastikan akan kalah dan bersiap-siap meninggalkan medan
pertempuran. Namun, Amr bin al-Ash, orang kepercayaan dan tangan kanan
Muawiyah yang terkenal politikus licik, menggunakan siasat untuk berdamai dengan
mengangkat kitab suci al-Qur’an diujung tombak. Pihak Ali kini dihadapkan kepada
salah satu dua pilihan, yaitu apakah arus menerima tawaran damai atau harus
menolak. Karena tahu bahwa itu hanya siasat dan tipu muslihat ketika terdesak dan
akan kalah, dan tetap melanjutkan serbuan yang akan menghasilkan kemenagan.
11
Prof.Dr.A. Syalabi, Sejarah kebudayaan Islam 1 (Cet. VI; Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna
Baru, 2013), h.259.
Setelah melalui pertimbangan akhirnya khalifah Ali walaupun diselimuti
tahkim atau Arbitrase. Untuk melaksanakan tahkim tersebut, ditunjuk satu orang
wakil masing-masing pihak, Amr bin al-Ash mewakili pihak Muawiyah dan Abu
Musa bin al-Asy’ari mewakili pihak Ali. Menurut sejarah, kedua wakil pelaksana
sedang bertikai, Ali dan Muawiyah. Ketika hasil tahkim akan diumumkan, Amr bin
al-Ash mempersilahkan Abu Musa al-Asy’ari sebagai yang lebih tua, tambil lebih
dulu untuk mengumumkan kepada khalayak apa yang telah mereka sepakati yaitu
menjatuhkan Ali dan Muawiyah. Namun ketika giliran berbicara tiba kepada Amr bin
al-Ash, ternyata tokoh yang licik ini berkhianat dan berbelok dari apa yang telah
Utsman.13
Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr bin ash untuk mengadakn
arbitrase, sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian dari
tentaranya. Mereka berpendapat bahwa hal serupa itu tidak dapat diputuskan oleh
arbitrase manusia. Putusan hanya daatang dari Allah dengan kembali kepada hukum-
hukum yang ada dalam Alquran. La-hukma illa lillah ( tidak ada hukum sealin dari
12
Ahmad Amin, Fajr al-Islam, (Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 1965), h. 256.
13
Dr. M. Amin Nurdin, dan Dr. Afifi Fauzi Abbas. Sejarah Pemikiran Islam.. h. 4-5.
hukum Allah). Atau La hakama illa Allah tidak ada pengantara selain Allah ),
Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah, dan oleh karena
itu mereka meninggalkan barisannya. Golongan mereka inilah dalam sejarah Islam
terkenal dengan nama al khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri
atau seceders.
Karena memandang Ali bersalah dan berbuat dosa, mereka melawan Ali.
Ali sekarang menghadapi dua musuh, yaitu Muawiyah dari satu pihak dan Khawarij
dari pihak lainnya. Karena selalu mendapat serangan dari pihak kedua ini, Ali terlebih
mereka ini kalah, tentara Ali telah terlalu capek untuk meneruskan pertempuran
dengan Muawiyah. Muawiyah tetap berkuasa di Damaskus dan setelah Ali bin Abi
Thalib wafat, ia dengan mudah dapat memperoleh pengakuan sebagai khalifah umat
persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir
dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam.
14
Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam ( Cet. I; Yokyakarta: Mitra Cendekia, 2010), h. 9
Dari ayat inilah ia mengambil semboyan la hukma illa lillah (tidak ada
hukum selain hukum Allah) yang menjadi semboyan kaum khawarij karena putusan
hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al-
Qur’an.
a. Khawarij
Mengatakan bahwa orang berdosa besar adalah kafir. Dalam arti keluar dari
Islam atau tegasnya murtad dan oleh karena itu ia wajib dibunuh.
b. Aliran Murji’ah
Menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukin dan
bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, terserah pada Allah SWT untuk
c. Mu’tazilah
Aliran yang tidak menerima pendapat di atas. Bagi mereka yang berdosa
besar bukan kafir dan bukan mu’min. Orang yang serupa ini kata mereka mengambil
posisi diantara kedua posisi mu’min dan kafir atau yang disebut dengan al manzilah
15
Dr. H. Muhammad Hasbi. Ilmu Kalam, h. 41
2. Faktor Eksternal
keagamaan non muslim tertentu yang mempengaruhi dan ikut mewarnai sebagian
yahudi dan nasrani, sebagaimana pendapat H.A.R Gibb yang mengatakan bahwa
sejak Islam tersebar luas, terjadi kontak dengan lingkungan lokalnya. Di Syiria
misalnya, pemikiran Islam mulai dipengaruhi oleh pemikiran Kristen Hellenistik, dan
Goldziher orang jerman yang ahli ketimuran dan ahli Islam, sebagaimana dikutip oleh
Abu Bakar aceh, yang mengatakan bahwa banyak ucapan dan cara berfikir
Muhammad.16
b. Filsafat Yunani
Buku – buku karya filosofi yunani di samping banyak membawa manfaat
juga ada sisi negatifnya bila di tangan kalangan yang tidak punya pondasi yang kuat
tentang akidah dan syariat Islam. Sehingga terdapat keinginan oleh umat Islam untuk
16
Achmad-Cahyadi,http://.blogspot.co.id/2011/10/latar-belakangfaktor-timbulnya-
ilmu.html, 16 September 2015
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dan sebagai akhir uraian maka penulis simpulkan
sebagai berikut:
Ilmu kalam merupakan cabang ilmu yang membahas tentang hakikat segala
sesuatu yang ada, dan membahas tentang keagamaan yang menyangkut persoalan
keyakinan serta tentang ketuhanan dengan melalui diskusi perdebatan dan lain
sebagainya.
dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal tapi beberapa literature penulis baca
yang paling mendominasi yaitu adalah faktor politik. Bahwa Perbedaan yang
bergolak antar aliran yang berkisar masalah theology Islam di motori oleh tendensi
politik dan keta-assuban kepada mazhab atau aliran yang mereka anut. Berawal dari
perbedaan pendapat tentang siapa yang patut dan pantas menjadi kandidat terbaik
Perbedaan ini mengalami puncaknya pada masa kepemimpinan ali bin abi
thalib dimana kubu Muawiyah bin abu sofyan yang tidak mengakui beliau sebagai
tersebut dimenangkan oleh ali bin thalib, namun kubu Muawiyah menawarkan untuk
diadakan perundingan yang biasa kita kenal peristiwa tahkim atau arbitrase (baca:
Harun Nasution). dari hasil perundingan tersebut juru runding Muawiyah mengangkat
secara aklamasi Muawiyah bin Abu sofyan menjadi Khalifah yang tentu saja dari
pihak ali bin abi thalib tidak terima. dari peristiwa inilah lahir aliran-aliran seperti
khawarij, syiah, dan murji’ah dan beberapa aliran yang muncul setelahnya.
B. Implikasi
Quran dan Hadis namun di barengi dengan kepentingan politik yang bersumber dari
dengan situasi yang minoritas maka mereka membangun sebuah kelompok mayoritas