Anda di halaman 1dari 12

Roleplay jean watson

“SKENARIO”
OPENING :
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Kami dari kelompok 5 akan menampilkan roleplay mengenai “Aplikasi
prilaku caring, etika dan komunikasi dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi”.
Sebelumnya kami ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada Ibu Ns. Marisca Agustina, S. Kep, M. Kes. Selaku dosen pembimbing
Ilmu Keperawatan Dasar II di kelompok 5. Selanjutnya saya akan
memperkenalkan anggota dan peran masing-masing anggota :
1. Meilany Julva Sera : Narator
2. Dewi Puspa Cipta Utami : Nn. D
3. Sri Haryati : Ibu Pasien
4. Gita Rosalina : Ketua tim perawat (CI)
5. Annisa Pudjiana Pratiwi : Perawat 1
6. Panji Sheka Putra : Perawat 2
KASUS
Pada tanggal 28 oktober 2015 Nn.D 22 tahun sudah dua hari dirawat di
RS. Mahapati dengan diagnosa medis Thypoid. Keadaan umum klien lemah,
kesadaran compos mentis. Hasil TTV didapatkan data TD = 120/80 mmHg, N =
90x/menit, Rr = 20x/menit, S = 37,7°C. BB sebelum sakit 50 kg, BB saat ini =
46kg dan TB = 162 cm. warna bibir klien tampak merah muda, bibir tampak
stomatitis, mukosa mulut kering, warna gigi putih, jumlah gigi 32 buah, tidak ada
karies, terdapat bercak putih dibagian lidah atas, klien mengeluh mual dan muntah
saat makan, bising usus 14x/menit, klien mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati,
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan nyeri pun tidak menyebar pada
daerah lain. Tekstur kulit klien halus, warna putih langsat, turgor kulit kurang
elastis. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapati terjadi penurunan pada
nilai Hb & albumin. Hb klien 11gr/dL dan kadar albumin klien 2,8 gr/ dL. Diit
yang diberikan adalah TKTP 2000 Kkal dalam bentuk bubur nasi dan snack
(crackers & teh manis). Klien diberikan therapy antibiotik kloramfenikol 250 3 x
1 kapsul, paracetamol 500 mg 3x1 tablet dan berlosid syrup 3x1 sendok makan.
ROLEPLAY
Pada pukul 08.00 pagi Zr.Gita selaku ketua tim mendapatkan operan
dari shift malam. Zr.Gita berkewajiban untuk memantau semua
perkembangan pasien di ruang melati sekaligus mengontrol mutu pelayanan
yang diberikan oleh perawat dibawah pimpinannya. Zr. Gita menjelaskan
dengan penuh percaya diri kepada perawat lainnya mengenai perkembangan
semua pasien di ruang melati.
Zr. Gita : “Assalmu’alaikum Wr.Wb"
Zr. Yang lainnya : “Wa’alaikumsallam Wr.Wb”
Zr. Gita : “Baik langsung saja. Saya akan menyampaikan informasi
dari perawat shift malam terkait semua perkembangan
pasien di ruang melati.”
“Pasien kita ada 3. Yang pertama Ny. Indah di kamar IA.
Ia masih harus dipantau intake + output urinenya. Jika
intake + output belum normal. Tolong hubungi dr. Tigor
untuk kolaborasi Pemberian obat yang lebih efektif. Ini
hasil TTV + catatan perkembangan Ny.Indah (sambil
memperlihatkan buku status Ny. Indah).”
“Yang kedua, Tn. Amir yang berada di kamar 3B, sudah
membaik. Hari ini ada rencana pemulangan. Tolong di cek
persediaan botol infusnya masih sisa atau tidak, kalau masih
sisa, tolong di retur ke bagian farmasi.”
”Yang ketiga, Nn. Dewi yang baru masuk pada tanggal 14
April. Masih nyeri di daerah ulu hati, mual (+), muntah (+),
dapat diet TKTP 2000 Kkal dalam bentuk bubur nasi &
snack (crackers + teh manis), makanan hanya habis ¼ Porsi.
Hasil TTVnya TD :120/80 mmHg, N : 90 x/ menit, Rr:
20x / menit, S: 37,70c. untuk therapy obatnya, ia
mendapatkan antibiotik kloramfenikol 250 mg 3 x 1 kapsul,
paracetamol 500 mg 3 x 1 tablet dan berlosid syrup 3x1
sendok makan . Apa ada yang perlu ditanyakan kembali?
Siapa tahu ada yang belum jelas?
Zr. Yang lainnya : “Tidak. Sudah jelas.”
Zr. Gita : “Baiklah, saya akhiri saja. Terima kasih atas
kerja samanya, semoga Allah menguatkan kita
semua untuk merawat pasien.”
Zr. Yang lainnya : “amin”

TAHAP PRA INTERAKSI


Pada tahapan ini semua suster mulai membaca buku status pasien,
kemudian membuat rencana keperawatan apa saja yang akan dilakukan
pada hari ini, dan tak lupa mereka juga menyiapkan obat, baik oral maupun
injeksi sesuai dengan terapi obat yang tercatat di buku status pasien.
Pada pukul 08.30 Zr. Annisa berniat untuk melakukan kontrak
perawatan berupa mengukur TTV Nn. Dewi. Sebelum masuk ke kamar Nn.
Dewi, Zr. Annisa menilai sikapnya terlebih dahulu.
Zr. Annisa : “Apakah saya sanggup membuat klien merasa
nyaman terhadap Keberadaan saya?” (dalam hati)
“ Apakah saya sanggup menghadapi kemarahan klien?
(Dalam hati)
“ Apakah klien mampu mengekspresikan perasaannya
dihadapan saya?” (Dalam hati).
Di tempat yang sama, Brud.Panji tengah menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakannya, yakni berupa : tensi air raksa, termometer,
stetoskop, jam arloji, handskun, bengkok, secarik kertas, pulpen dan 3
bungkus alkohol soap. Bukan hanya itu, Zr.Annisa dan Brud.Panji juga
memperhatikan penampilannya. Mereka tidak ingin terlihat lesu dan tidak
rapi dalam berpakaian, karena professionalisme dari seorang perawat
tercermin dari penampilannya yang rapi dan murah senyum.

TAHAP ORIENTASI
Zr. Annisa : “ Selamat pagi mba Dewi ” (tersenyum ramah, sambil mencocokan
identitas yang tertera di gelang pasien)
Nn. Dewi : “ Selamat pagi suster”
Zr. Annisa : “ Perkenalkan nama saya Zr. Diana dan rekan saya Zr.Dwi. Oh
ya, Mba Dewi kalau dirumah biasa dipanggil apa?” (dengan suara ramah)
Nn. Dewi : “Kalau di rumah, saya biasa dipanggil teh Dewi sus”
Zr. Annisa : “ Berarti saya panggil teh Dewi juga ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Dewi : “Boleh sus”
Zr. Annisa : “Oh ya, Bagaimana tidurnya semalam? Apakah nyenyak?” (dengan
suara ramah dan menjaga kontak mata)
Nn. Dewi : “Nggak bisa tidur sus.”
Zr. Annisa : “Mengapa tidak bisa tidur?” (menyentuh lengan klien dengan
ekspresi wajah empati)
Nn. Dewi : “Kepikiran sama KTI nih sus, takut kelamaan di rawat trus nanti
KTInya terbengkalai. Padahal aku harus sering-sering konsul sama pembimbing.”
Zr. Annisa : “ Kalau mau cepat pulang, makanan yang sudah disediakan harus
Dihabiskan ya!” ( menggunakan teknik persuasif)
Nn. Dewi : “iya sus”

FASE KEJA
Zr.Annisa : “Teh Dewi, pagi ini saya dan Zr.Annisa akan melakukan tindakan
pengukuran tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah, suhu, nadi dan
pernapasan. Tempatnya di sini saja, waktunya + 15 menit, tujuannya supaya saya
bisa mengetahui kondisi teh Dewi. Apakah the Dewi bersedia?” (dengan suara
jelas dan ramah)
Nn. Dewi : “ Bersedia suster”
Zr. Annisa : “Baik, kalau teh Dewi bersedia langsung saja saya ukur TTV
teh Dewi ya.
------ Setelah TTV -----
Zr. Annisa : “Tekanan darah teh Dewi 130 / 90 mmHg, Nadi : 85 x/m,
Suhu : 37,7oC, Rr : 20x/m.
Nn. Dewi : “Kok tekanan darah saya meningkat sus? Saya juga ngerasa
pusing?”
Zr.Annisa : “ Ini karena mba semalam tidak bisa tidur karena memikirkan KTI
mba. saat mba mengalami sedikit saja stress maka pembuluh darah mba akan
mengalami penyempitan, padahal tekanan darah mba meningkat. Sehingga
pembuluh darah di jantung harus bekerja keras untuk memompa darah dan
menyemprotkannya ke seluruh tubuh. Akibat pembuluh darah menyempit, maka
darah yang disemprotkan hanya sedikit, sehingga O2 tidak sampai maksimal ke
sel-sel otak. Itulah yang membuat mba merasa pusing” (dengan suara jelas dan
nada ramah)
Nn. Dewi :” Oh gitu ya sus, makasih ya sus atas penjelasannya”
Zr. Dwi : “Iya sama-sama”

FASE TERMINASI SEMENTARA


Zr. Annisa : “ Karena sudah selesai pemeriksaanya, maka saya pemisi untuk
kembali ke
Nursestation. Nanti pukul 10.00 Brud.Panji akan mengantarkan snack
ya.”(dengan nada ramah)
Nn. Dewi : “ Sekali lagi, makasih ya suster”
Zr. Annisa : “ Iya, sama-sama. Permisi!”

FASE KERJA
Brud.Panji : “ Pagi teh dewi!” (dengan nada ramah)
Nn. Dewi : “ Pagi suster. Ini pasti Brud.Panji?”
Brud.Panji : “ Iya, wah teh Dewi pandai mengingat yah” (Penghargaan
terhadap klien)
Nn.Dewi : “hehe.., tadi pagi dikasih tahu sama Zr.Annisa, kalau nanti
snacknya dianterin sama Brud.Panji.”
Brud.Panji : “Ohh..karena sudah dikasih tahu sama suster Annisa, berarti kami
tidak perlu
Lagi ya memperkenalkan lagi ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Dewi : “Iya sus, langsung saja. Snacknya apa ya sus?”
Brud.Panji :“ snack pagi ini crakers ya teh Dewi. Ini juga ada teh manisnya.”
Nn. Dewi : “ Harus dimakan ya sus? Kalau boleh tahu alasannya apa ya sus?”
Brud.Panji : “ iya harus dimakan crakersnya. Alasannya karena makan siang
kan baru dikasih pukul 12.00 sedangkan jarak antara makan pagi ke makan siang
+ 6 jam, sementara lambung akan Menggiling makanan selama 4 jam sekali.
Untuk itu, diberikanlah crackers supaya ada makanan yang bisa digiling oleh
lambung“ (dengan nada ramah dan sesekali menyentuh klien)
Nn. Dewi : “ Oh gitu ya sus, tapi sebenarnya saya tidak suka crackers sus.
Ibu Sri : “ Assalamu’alaikum” ( masuk seorang wanita di sela-sela
perbincangan
Antara Nn.Dewi dan Brud.Panji)
Eh ada suster ya. (sambil tersenyum ramah ke perawat )
Brud.Panji : “ Iya bu, ini kami mau mengantarkan snack.”( tersenyum ramah)
Ibu Sri : “ Wah, anak saya nggak suka crackers brud.” ( ucap Ibu Sri,
ketika melihat
nampan kecil berisi crackers dan segelas teh manis)
Brud.Panji : “ Kenapa tidak suka?” (dengan nada ramah dan sesekali
menyentuh klien)
Ibu Sri : “Crackers dari rumah sakit rasanya hambar brud. Makanya anak saya
nggak suka. Kalau misalnya biskuat boleh kan sus?”
Brud.Panji : “ Boleh saja ibu. Tapi lebih baik anak ibu hanya mengkonsumsi
makanan yang sudah disediakan oleh pihak RS, karena menu makanan dan snack
anak ibu sudah ditentukan oleh ahli gizi, dan semua makanan tersebut sudah
diukur sesuai dengan kadar kalori yang harus masuk ke tubuh anak ibu”
(tersenyum ramah)
Ibu Sri : “ Oh gitu ya sus. Terima kasih sus atas informasinya.”
Brud.Panji : “ Sama-sama ibu.”
Brud.Panji : “ Nah, teh Dewi, tadi kan sudah mendengar alasan kenapa teh
Dewi harus makan snack ini, berarti nanti dimakan ya crakersnya!”(teknik
persuasif)
Nn.Dewi : “ Iya sus, nanti saya makan”
Brud.Panji : “ (tersenyum ramah) Oh ya nanti pukul 11.30 Zr. Annisa akan
mengantarkan makan siang untuk teh dewi ya”
Ibu Sri : “ Oh iya sus”
Zr.Annisa : “Baik ibu, kalau tidak ada lagi yang ingin ibu tanyakan, saya
permisi dulu ya bu” (tersenyum ramah lalu meninggalkan klien dan ibunya)
Ibu Sri : “ Iya suster.”
Pada pukul 11.30 Zr. Annisa mengantarkan makan siang + obat oral
ke ruangan Nn. Dewi. Nn.Dewi mendapatkan diet TKTP 2000 kalori dalam
bentuk bubur nasi dan obat oral berupa berlosid syrup 3x1 sendok makan.
FASE KERJA
Zr. Annisa : “Siang teh Dewi! Siang ibu!” (tersenyum ramah)
Nn. Dewi& ibu Ela : “Siang sus”
Zr. Annisa : “ Ibu ini ada makan siang buat teh Dewi. Makan siangnya
berupa
bubur nasi ya ibu”
Ibu Ela : “ Baik sus, nanti saya saja sus yang menyuapi anak saya”
Zr. Annisa : “Baik ibu. Oh ya bu, ini juga ada obat yang harus diminum sama
teh Dewi. Ada berlosid syrup diminum 3x1 sendok makan fungsinya untuk
mengurangi rasa mual. Obat ini diminum sebelum makan ya ibu.”(nada suara jelas
dan ekspresi wajah yang ramah)
Ibu Sri :” Baik sus”
Zr. Annisa : “Kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Nanti Brud.Panji akan
kembali ke ruangan teh dewi untuk mengevaluasi makanan dan obat yang
dihabiskan”
IbuSri : “Makasih banyak sus”
Zr. Annisa : “Iya, sama-sama” (tersenyum lalu meninggalkan klien dan
ibunya).
Pukul 13.00, Brud.Panji kembali lagu ke ruang Nn. Dewi untuk
melakukan evaluasi sebelum ia operan dengan perawat shift siang.
Brud.Panji : “Siang semua”
Ibu Sri & Nn. Dewi : “Siang sus!”
Brud.Panji : “Bagaimana makan siangnya teh Dewi? Apakah dihabiskan
semua? ”
Ibu Sri : “ Cuma 2 sendok sus”
Brud.Pnaji : “ Kenapa Cuma 2 sendok ?” (menyentuh klien dengan ramah
sebagai bentuk perhatian)
Nn. Dewi :“ Makanannya nggak enak sus, hambar! boleh nggak si
brud beli
makanan di luar?”
Brud.Panji : “ Memangnya teh Dewi mau makan apa?”
Nn. Dewi : “ Aku lagi kepengen makan gulai brud”
Brud.Panji : “ Wah kalau gulai tidak boleh teh Dewi. Gulai kan pedas dan juga
mengandung lemak yang tinggi.” (menjelaskan dengan ramah)
Nn. Dewi : “ Kenapa Aku nggak boleh makan pedas ya brud?”
Brud.Panji : “ Karena makanan pedas dapat memperparah kondisi usus teh
Dewi. Usus teh Dewikan sudah luka akibat dari bakteri Salmonella typosa. Kalau
teh Dewi makan pedas atau asam, nanti usus teh Dewi akan mengalami
pembengkakan atau yang lebih parahnya lagi bisa menyebabkan perdarahan.”
(menjelaskan dengan ramah dan menjaga kontak mata dengan klien)
Nn. Dewi : “ Oh gitu ya brud, pantas saja makanan yang disediakan dari RS
tidak pernah pedas. Padahal saya di rumah suka banget makan pedas. Iya kan bu?”
(Nn.Dewi menatap ibu Sri)
Ibu Sri : “iya brud, di rumah saya biasa masak makanan pedas. Kalau sambal itu
brud, di rumah saya itu sudah menjadi menu pelengkap makanan wajib” (Sambil
tersenyum kepada Brud.Panji)
Brud.Panji : “ Wah, kalau kondisi lambung dan ususnya lagi baik mugkin tidak
ada masalah bu bila mengkonsumsi makanan pedas, tapi kalau lagi sakit tifus, itu
justru memperparah kondisi ususnya.”
Ibu Sri : “Oh ya Brud, Kalau makanan yang berlemak kenapa tidak boleh sus?”
Brud.Panji : “ Karena proses penyerapan makanan berlemak terjadi di usus.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein yang penyerapannya dilakukan di
lambung. Bila teh Dewi, makan makanan yang berlemak, otomatis usus akan
bekerja lebih keras untuk menyerap makanan tersebut sementara usus teh dewi
kan lagi luka, itu akan memperburuk kondisi teh dewi.” (tersenyum ramah dan
sesekali menyentuh klien)
Ibu Sri : “Wah.. saya jadi banyak ilmu nih dari Brudernya. Oh ya brud, selain
makanan pedas, asam dan berlemak apakah ada lagi yang harus dihindari brud?”
Brud.Panji : “ Ada ibu, yakni hindari untuk minum kopi dan soda. Karena
kedua minuman tersebut dapat meningkatkan asam lambung. Kalau asam
lambung naik, maka hal tersebut bisa menyebabkan pasien mengalami mual dan
muntah” (dengan ramah)
Ibu Sri : “Oh gitu ya brud”
Nn. Dewi : “maaf ya brud, ibu saya banyak bertanya. Ibu saya memang agak
kritis kalau soal kesehatan”
Ibu Sri : “biarin atuh teh, sekalian belajar. Ya kan brud?”
Brud.Panji :“Iya ibu, nggak papa. Semua pasien dan keluarganya berhak tahu
kok dari setiap alasan tindakan keperawatan yang kami lakukan” (tersenyum
ramah)
Ibu Sri : “Terima kasih brud”
Brud.Panji : “Sama-sama. Nah, sekarang ibu dan teh Dewi sudah tahu kan
mengenai makanan apa saja yang harus dihindari? ”
Nn.Dewi & ibu Sri : “Sudah brud.”
Brud.Panji : “ Apa saja?”
Nn. Dewi : “Makanan asam, pedas dan berlemak”
Ibu Sri : “Kopi dan soda juga brud” (ujar Ibu Sri menambahkan)
Brud.Panji : Benar sekali. Oh ya, nanti sore akan diberikan makan sore yang
akan diantarkan oleh perawat shift sore. Teh Dewi harus habiskan ya makanan
sorenya! Supaya nutrisi teh Dewi terpenuhi dan teh Dewi bisa cepat sembuh”
Ibu Sri : “Tuh teh! dihabisin makanannya. Walaupun nggak enak, harus tetap
masuk”
Brud.Panji : “ Nah benar sekali tuh kata ibunya. Oh ya, tadi teh Dewi merasa
mual tidak saat makan atau muntah mungkin?”
Nn. Dewi : “ Iya brud mual, tapi nggak separah kemarin.”
Brud.Panji : “ Kalau obat yang diminum setelah makan seperti antibiotik dan
obat paracetamolnya ikut dimuntahkan tidak?”
Nn. Dewi : “Alhamdulillah tidak brud. Tadi setelah makan aku berhenti
sebentar sambil ngilangin rasa mual. Terus baru minum obat deh.
Brud.Panji : “ Oh gitu. Ya sudah kalau teh Dewi masih mual, nanti saat operan
dinas saya akan menginformasikan kepada teman saya untuk menghubungi ke
bagian gizi, supaya teh Dewi mendapatkan makanan dalam porsi sedikit tapi
sering, untuk menghindari rasa mual.”

FASE TERMINASI
Brud.Panji : “ Baik, kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Saya permisi
dulu ya.”
Nn. Dewi : “ Oh ya bruder panji, brud. bentar lagi mau operan dinas
ya?”
Brud.Panji : “ Iya, nanti sekitar jam 14.00”
Nn. Dewi : “ Besok Brud. masuk pagi lagi kan?”
Brud.Panji : “Iya”
Nn. Dewi : “ ok deh.”
Ibu Sri :“Oh ya, sebelumnya makasih banyak ya brud, sudah seharian merawat
anak saya. Makasih juga karena suster sudah mau menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari saya ataupun anak saya. Maaf ya brud, kalau saya dan anak saya
agak sedikit cerewet. Oh iya, sampaikan rasa terima kasih saya juga ya sus buat
suster yang lainnya.”
Brud.Panji : “Sama-sama. Iya ibu, insyaallah nanti saya sampaikan. Saya
permisi dulu ya bu.” (sambil tersenyum, kemudian pergi meninggalkan Ibu Sri &
Nn. Dewi).
Hal yang tidak boleh terlupakan oleh perawat adalah DOKUMENTASI.
Catat hasil kegiatan dalam catatan keperawatan. Yang perlu dicatat yakni :
- Berapa banyak makanan yang dihabiskan
- Adakah mual atau muntah
- Apakah obatnya masuk semua ke tubuh pasien
- Apakah pasien dan keluarga mengerti tentang makanan apa saja yang harus
dihindari oleh pasien.
Kesimpulan dari roleplay yang telah kami tampilkan yakni bahwasanya
Agar pasien mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh perawat, maka yang
harus dilakukan oleh perawat adalah dengan cara membina hubungan saling
percaya antara perawat dengan pasien. Hubungan tersebut dapat dibangun melalui
komunikasi terapeutik, perilaku caring dan berperilaku etis kepada pasien
sehingga kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan baik. Sehingga Hal tersebut
bisa berdampak pada proses penyembuhan pasien yang semakin cepat dan
mengurangi hari rawat pasien di rumah sakit.
Sekian penampilan dari kelompok 5 . Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai