Anda di halaman 1dari 36

KEWARGANEGARAAN

Dibuat oleh :
1. Andrian Bayu Sentosa (1308617039)
2. Nathania (1308617057)
3. Dhimas H. Wardhana (1308617049)
4. Rahma Salsabila (1308617040)
5. Debriyanti Lydia (1308617030)
6. Ayu Novitasari (1308617061)
7. Shafira Syawalia (1308617063)

Prodi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan segala kerendahan hati kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewarganegaraan.

Makalah ini akan membahas tentang masalah masalah yang ada di Indonesia seperti
perekonomian, kemanan, lingkungan, moral, dsb.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca. Semoga dengan adanya makalah
ini bisa memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 10 Oktober 2018


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang luas dan kaya akan sumber daya baik alam maupun
manusia. Begitu banyaknya kekakayaan yang dimiliki oleh Negara kita, begitu pula
banyaknya masalah yang Negara kita miliki, diantaranya masalah perekonomian Negara,
seperti yang kita ketahui mata uang rupiah sangat turun kurs nya dan membuat Negara
Indonesia krisis mata uang, naiknya harga sembako, naiknya harga BBM, dll.
Tidak hanya masalah perekonomia, permasalah seperti kemanan Negara yang
perlahan terancam baik dari Negara sendiri maupun dari luar negeri, hal ini patutlah id
waspadai oleh rakyat Indonesia. Selain itu banyak permasalahan yang terjadi di Indonesia
yaitu lingkungan, moral, hukum dan politik, dsb.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja permasalahan yang terjadi di Indonesia sekarang?
2. Bagaimana cara menanggulangi masalah tesebut?
3. Apa saja yang harus kita lakukan dalam menghadapi kondisi tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui keadaan Negara Indonesia saat ini
2. Menjadikan tugas ini sebagai pemenuhan kewajiban sebagai pelajar
3. Mengetahui masalah yang sedang di hadapai bangsa Indonesia
4. Mengetahui solusi penyelesaian masalah yang sedang di hadapi Negara
Indonesia
BAB 2

ISI

2.1 Lingkungan

A. Definisi Pencemaran Lingkungan


a. Pengertian Pencemaran.

Pencemaran adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energy dan atau
komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntungannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkunga Hidup No. 4 tahun 1982).

b. Pengertian Lingkungan.

Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan
aktivitasnya yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (St. Munajat
Danusaputra).

Sedangkan lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan hidup kita yang
berupa makhluk hidup, baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Intinya semua yang
memiliki nyawadan tergolong sebagai makhluk yang bernafas adalah bagian dari lingkungan
hidup.

c. Pengertian Pencemaran Lingkungan.

Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami
perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak
seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga karena
perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak menimbulkan
pencemaran lingkungan. Manusia adalah satu-satunya komponen lingkungan hidup biotic yang
mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah lingkungan hidup. Dalam hal usaha
merubah lingkungan hidupnya ini dengan tujuan untuk menigkatkan kesejahteraan hidupnya,
dapat menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan
lingkungan yang tercemar akibat perbuatanya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik,
menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan
diharapkan untuk dapat mencegah terjadinya pencemaran.

Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah peristiwa
penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan
pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu
kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara serius
oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat membuat gangguan terhadap
kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia.

Ada 3 macam pencemaran lingkungan, yaitu

1.) Pencemaran tanah.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah ligkungan lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh
sampah-sampah rumah tangga, pasar, industry, kegiatan pertanian, dan peternakan.

Akibat yang ditimbulkan oleh pencemrana tanah antara lain :

a) Terganggunya kahidupan organisme terutama mikroorganisme dalam tanah.


b) Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman.
c) Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

2.) Pencemaran udara.

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang cukup banyak yang dapat membahayakan manusia, hewan
dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara banyak disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil
pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
Akibat yang di timbulkan dari pencemaran ini antara lain :

a) Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk, asma dan penyakit pernafasan


lainnya.
b) Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam dan memudarnya warna
cat.
c) Terganggunya pertumbuhan tanaman, seperti menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman.
d) Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencmaran oksida nitrogen.

3.) Pencemaran air.

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energy, unsure atau komponen lainya
kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kealitas air yang terganggu
ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.

Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain:

a) Terganggunya kehidupanorganisme air karena bekurangnya kandungan oksigen


dalam air.
b) Terjadinya ledakan populasi ganging dan tumbuhan air.
c) Pendangkalan dasar perairan.
d) Punahnya biota air dan munculnya banjir
e) Terganggunya kesehatan manusia jika mengkonsumsinya.

B. Masalah-masalah lingkungan di Kelurahan Duri Kepa.

Di Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa
Tengah, banyak dijumpai bebrapa masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Bebrapa
masalah tersebut yaitu :

a. Buang sampah di pekarangan dekat dengan rumah dan buang sampah di sungai.

Masalah ini terjadi hampir di setiap rumah dan hanya dibuang begitu saja tanpa adanya
pengolahan lebih lanjut. Masalah ini terjadi karena tidak tersedianya tempat pembuangan akhir
(TPA) di dekat desa serta tidak adanya kesadaran masyarakat untuk membuat sendiri TPA di
desa tersebut. Bahkan banyak orang yang membuang sampah di sungai-sungai, baik sungai
kecil maupun sungai besar, sehingga terkadang jika musim kemarau banyak sekali kita lihat
tumpukan sampah di sungai-sungai kecil.

b. Kandang ternak yang berdekatan dengan rumah.

Di Kelurahan Duri Kepa kebanyakan masyarakatnya beternak, baik bertenak ayam, Karena
itulah banyak dijumpai kandang-kandang ternak di desa ini yang berada di dekat rumah, baik
itu di balakang maupun di samping rumah. Belum banyak orang yang sadar akan bahaya
kandang ternak yang berdekatan dengan rumah. Meski ada yang sudah membuat kandang
ternak sapi atau kerbau jauh dari rumah namun alasanya bukan karena tahu dampak negatifnya
tapi karena di dekat rumahnya tidak ada lagi lahan kosong yang dapat digunakan untuk
membuat kandang. Kebanyakan masyarakat yang mempunyai lahan kosong di belakang
rumah, membangun kandang ternaknya di belakang rumah di lahan kosong tersebut tanpa
mempertimbangkan bahayanya.

Masalah ini terjadi karena belum tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang bahayanya
membangun kandang ternak yeng berdekatan dengan rumah khususnya bagi kesehatan
manusia. Bahkan terkadang banyak yang membangn kandang ternaknya di dalam rumah yang
berdekatan langsung dengan dapur.

c. Limbah cair hasil rumah tangga.

Sebagian besar masyarakat Kelurahan Duri Kepa membuang limbah cair rumah tangganya
seperti sisa hasil mencuci baju atau piring, mandi, atau mencuci sayur dan buah, hanya dibuang
di belakang rumah dengan cara membuat tempat aliran air ke lubangan sebagai tempat
penampung akhir limbah cair tersebut. Sehingga akan terlihat genangan air yang dapat
menimbulkan penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Bahkan jika terjadi hujan
lebat dapat mengakibatkan banjir kecil di belakang rumah.

Masalah ini terjadi karena kurang tahunya masyarakat tentang bagaimana cara mengolah
limbah cair tersebut sebelum dibuang serta tidak adanya sosialisasi dari pemerintah mengenai
hal tersebut.

C. Dampak Yang Ditimbulkan

Masalah-masalah lingkungan yang telah diterangkan di atas pasti akan menimbulkan


dampak negative baik bagi lingkungan itu sendiri maupun bagi manusia. Dampak negativenya
antara lain :
a. Buang sampah di pekarangan dekat dengan rumah dan buang sampah di sungai.
1.) Sampah yang menumpuk di pekarangan rumah terkadang menimbulkan bau yang
tidak enak atau bau busuk.
2.) Akan terjadi banjir jika musim hujan turun jika sampah-sampah menumpuk di
sungai. Baik sungai kecil mapun sungai besar.
3.) Menjadi sarang nyamuk dan menimbulkan penyakit bagi manusia.
b. Kandang ternak yang berdekatan dengan rumah.
1) Akan menimbulkan bau yang tidak sedap yang ditimbulkan dari kotoran hewan atau
hewan itu sendiri.
2) Lebih besar kemungkinannya terkena penyakit dari hewan ternak, seperti flu
burung atau yang lainnya.
c. Limbah cair hasil rumah tangga.
1.) Terkadang menimbulkan bau yang tidak sedap.
2.) Limnbah cair yang di biarkan begitu saja akan membuat genangan air yang akan
menjadi sarang nyamuk yang dapat menjadi penyakit bagi manusia.
3.) Jika hujan limbah cair yang di tampung akan lebih banyak dan menimbulkan banjir
kecil di pekarangan rumah.

D. Langkah-langkah yang Sudah Dilakukan Pemerintah atau Masyarakat terkait masalah-


masalah tersebut.

Menurut pandangan saya pribadi belum ada upaya yang berarti dari masyarakat maupun
aparatur desa dalam upaya mengatasi atau menaggulangi masalah-masalah lingkungan yang
terjadi. Hanya masyarakat yang secara pribadi menanggapi masalah lingkungan yang ada
disekitar tempat tinggal masing-masing. Dari pemerintah sendiri hanya memberikan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai cara mengatasi masalah-masalah lingkungan tersebut dan itu
sudah sangat lama.

Perlu adanya peran pemerintah dan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah ligkungan
ini. Karena tugas pemerintah selain sebagai pembuat peraturan yang tegas juga harus
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Sehingga
lingkungan akan menjadi sehat dan tidak berbahaya bagi manusia.
2.2 Ekonomi
A. Kenaikan toll

Pembangunan jalan tol merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam memudahkan
masyarakat di Indonesia untuk bisa melakukan mobilitas mereka baik dalam hal ekonomi
maupun sosial dengan baik dan cepat. Pembangunan dengan skala besar selain membutuhkan
modal besar juga membutuhkan tanah untuk mendirikan bangunan tersebut. Jalan tol
merupakan proyek yang digadang-gadang pemerintah dapat mengurai kemacetan sampai dapat
menjadi sumber pemasukan khas negara

Dalam upaya mempercepat peningkatan kehidupan ekonomi dan kesejahteraan


masyarakat, maka pemerintah sudah mencanangkan untuk melakukan pembangunan
infrastruktur, diantaranya jalan tol, untuk mendukung percepatan peningkatan aktivitas
perekonomian tersebut, dengan skala yang relatif cukup besar yaitu sepanjang 1150 km dalam
kurun waktu 5 tahun (2004 – 2009) ini dengan biaya sekitar Rp. 90 Trilyun (BPJT, 2007).
Untuk bisa mewujudkan target tsb, maka Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang ditugaskan
untuk memproses pelaksanakan pembangunan itu, kini sedang giat melakukan persiapan
pelelangan ruas-ruas jalan tol dengan melibatkan para investor, baik dari dalam maupun luar
negeri. Salah satu subjek negosiasi antara pemerintah, c.q BPJT dengan para investor itu adalah
dalam hal memperkirakan risiko yang akan dihadapi dalam investasi jalan tol tersebut, baik
dari sisi pemerintah, maupun dari sisi investor. Banyak parameter yang terkait dengan risiko
tersebut, baik dari segi internal pelaksanaan ivestasi itu sendiri, seperti rancangan teknis, jadwal
kegiatan dsb, yang notabene relatif bisa dikendalikan baik oleh pemerintah maupun investor,
maupun yang terkait dengan segi external investasi, seperti kondisi kestabilan politik dan
keamanan, serta kondisi ekonomi makro dunia yang sangat sukar ditebak kejadian dan
pengendaliannya. Namun demikian, sejalan dengan rencana investasi yang harus dilakukan dan
besarnya pendanaan yang dibutuhkan, maka untuk mengantisipasi kerugian yang bisa timbul,
risiko-risiko yang terkait dengan investasi tersebut harus dapat diketahui juga dan dievaluasi
solusi untuk mengahadapinya. Untuk itu maka diperlukan suatu kajian untuk menganalisis
risiko yang mungkin terjadi tersebut.

Kajian yang biasanya dilakukan meliputi :

a. Identifikasi terhadap faktor kemungkinan terjadinya risiko kegagalan pada suatu


investasi di jalan tol berikut mengenali metoda analisis risiko yang dianggap sesuai
serta prosedur standar penggunaannya.
b. Menentukan antisipasi hal-hal yang harus dilakukan untuk menekan kemungkinan
risiko yang dapat timbul tersebut yang pantas untuk diterapkan, dan mungkin bisa
berlaku secara umum ataupun berbeda sesuai dengan kasus per kasus yang ditemui.
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang penerapan analisis risiko
dalam investasi pembangunan jalan tol di Indonesia dengan pemberian contoh-contoh
analisis yang dilakukan dalam beberapa kasus. Dimulai dengan teori tentang analisis
risiko itu sendiri, kemudian contoh penerapan analisis dan praktek pelaksanaannya.
Terakhir, diulas juga peluang partisipasi Pemerintah Daerah dalam pembangunan jalan
tol berikut implikasi risikonya

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel;

Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan
nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat
kegiatan. Sistem jaringan jalan merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Jalan umum menurut
fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan
lingkungan.

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
berdaya guna. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokalmerupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
B. Kenaikan listrik
a. Fungsi Listrik Bagi Masyarakat

Listrik, dapat dikategorikan dalam barang yang “menguasai hajat hidup orang banyak”,
sebagaimana ketentuan pasal 33 UUD 1945. Di dalam ilmu ekonomi listrik bisa menjadi
barang publik atau barang swasta, karena ia bisa diproduksi oleh Negara atau perusahaan.
Di negara yang menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ini,
menyebabkan listrik diproduksi oleh Negara.

Di dalam sistem perekonomian sosialis, sebagian besar barang-barang swasta


dihasilkan oleh pemerintah. Berbeda dengan sistem perekonomian liberal dimana sebagian
besar barang-barang publik dihasilkan oleh sektor swasta. Sedangkan di dalam sistem
ekonomi Indonesia yang mengedepankan keadailan sosial, pemerintah beserta aparatur
negara harus menghitung dititik mana sumber-sumber ekonomi yang ada dihasilkan
seoptimalkan mungkin sehingga tujuan masyarakat adil dan makmur tercapai.

Memang listrik bukanlah barang yang murni bersifat public goods, dalam arti tidak ada
seorangpun yang mau membayar jika menggunakan barang tersebut. Jadi, jika sekian orang
menggunakan listrik kemudian ada satu orang lagi yang menggunakan listrik maka
tambahan satu orang ini tidak menambah biaya.

Maka dari pengertian di atas, listrik bisa dimasukkan kedalam kategori quasi public
goods yang artinya seseorang harus mengorbankan pendapatannya guna menikmatinya.

Karena biaya yang ditanggung sektor kelistrikan ini begitu besar, maka timbullah sifat
monopoli ilmiah dimana hanya perusahaan Negara yang mampu menyelenggarakannya.

Listrik merupakan komoditi yang mempunyai kekhususan-kekhususan tertentu yang


tidak semua orang atau perusahaan dapat melakukannya. Pertama, adalah vitalnya,
sehingga merupakan jasa publik yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. Kedua, adalah
sifatnya, yang merupakan natural monopoly, karena distribusi dan transmisinya yang tidak
dapat dilakukan oleh banyak perusahaan sekaligus di dalam persaingan.

Makanya, PLN (Perusahaan Listrik Negara) menjadi salah satu BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) yang bergerak dalam bidang kelistrikan dan bertujuan menjadikan tenaga
listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan
mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
PLN adalah monopolis bidang kelistrikan yang diberikan hak oleh pemerintah untuk
melakukan monopoli. Monopoli jenis ini adalah monopoli yang tidak diusahakan untuk
mendapatkannya, melainkan adalah monopoli yang diberikan.

Kebutuhan energi listrik dari waktu ke waktu makin bertambah, seiring dengan
pertambahan penduduk, perkembangan industri, perluasan wilayah, serta perkembangan
teknologi dan kemajuan peradaban manusia. Peningkatan kebutuhan energi tersebut tidak
disertai dengan peningkatan daya yang diproduksi pihak perusahaan, sehingga
mengakibatkan banyak daerah tidak mampu memenuhi kebutuhan energi sesuai dengan
keperluannya. Hal ini kemudian menjadi sangat ironis ketika pemerintah justru menaikkan
TDL.

b. Kenaikan Tarif Dasar Listrik

Rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sudah mulai terdengar sejak awal bulan
April 2010 melalui pernyataan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jacobus Purwono. Beliau menyebutkan
bahwa pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) bagi golongan daya 450-
900 VA sebesar 10%, sementara bagi pelanggan di atas 900 VA atau menengah ke atas
(konsumsi mulai dari 1.300 VA) akan terkena kenaikan dengan rerata 14%-18%.

Kenaikan TDL yang rencananya diberlakukan mulai awal Juli 2010 tersebut tidak
berlaku bagi pelanggan kecil (450-900 VA) yang konsumsi listriknya di bawah 30 kWh per
bulan. Sedangkan bagi pelanggan menengah ke atas (di atas 900 VA) tanpa pengecualian
konsumsi listriknya dikenakan kenaikan.

Berikut lebih jelasnya rincian kenaikan TDL baru yang bakal diterima pelanggan listrik
per 1 Juli 2010 mendatang:

1) Pelanggan Rumah Tangga (R)


a) Pelanggan R1 daya 1.300VA, rata-rata pemakaian listrik 200 kWh/bln, biaya pokok
produksinya Rp1.163 per kWh, TDL sebelum naik rata-rata Rp672 per kWh, rata-
rata kenaikan TDL ditetapkan sebesar 18%. Dengan demikian tarif baru yang mulai
berlaku per 1 Juli mendatang rata-rata mencapai Rp793 per kwh.
b) Pelanggan Rumah Tangga R1, daya 2.200 VA, pemakaian listrik rata-rata 355 kwh
per bulan, besaran biaya pokok produksi (BPP) Rp1.163 per kwh, TDL rata-rata
sebelum naik Rp675 per kwh. Rata-rata kenaikan 18%, sehingga tarif baru sesudah
naik rata-rata jadi Rp797 per kwh.
c) Pelanggan Rumah Tangga R2, daya 3.500 VA sampai dengan 5.500VA, rata-rata
pemakaian listrik 636 kwh/bln, BPP mencapai Rp1.163/kwh, harga sebelum naik
Rp755 per kwh, dengan kenaikan sebesar 18%, maka tarif baru menjadi
Rp891/kwh.

2) Kelompok Pelanggan Kelas Bisnis (B)


a) Untuk B1, daya 1.300 VA, rata-rata pemakaian 198kwh/bln, BPP Rp1.163/kwh,
harga sebelum naik Rp685/kwh, naik sebesar 16%, sehingga harga tarif baru
menjadi Rp795/kwh.
b) Untuk B2, daya 2.200 VA-5.500VA. Rata-rata pemakaian 307 kwh/bulan, BPP
Rp1.163/kwh, harga sebelum naik Rp782/kwh, naik 16%, tarif sesudah naik
menjadi Rp907/kwh.
c) Untuk B3, di atas 200 KVA, rata-rata pemakaian 212,249, BPP 839/kwh, harga
sebelum Rp811/kwh, naik 12%, tarif sesudah naik menjadi Rp908/kwh.

3) Kelompok Pelanggan Industri (I)


a) Pelanggan I1, daya 1.300 VA, rata-rata pemakaian 178kwh/bln, BPP 1.163/kwh,
tarif sebelum Rp724/kwh, dengan kenaikan 6%, maka tarif baru menjadi
Rp767/kwh.
b) Pelanggan I2, daya 2.200 VA, rata-rata pemakaian 273 kwh per bulan, BPP
Rp1.163/kwh, tarif sebelum naik Rp746/kwh, kenaikan 6%, maka tarif sesudah naik
menjadi Rp790/kwh.
c) Pelanggan I3, daya 2.200VA sampai dengan 14 KVA, rata-rata pemakaian
872/kwh/bln, BPP Rp1.163, tarif sebelum naik Rp872/kwh, kenaikan 9%, maka
tarif baru menjadi Rp916/kwh.
d) Pelanggan 14 KVA sampai dengan 200 KVA, rata-rata pemakaian per bulan
11.342, BPP Rp839/kwh, tarif sebelum naik Rp805/kwh, kenaikan 9%, tarif baru
Rp878/kwh.
e) Pelanggan di atas 200 KVA, rata-rata pemakaian per bulan 314.435, BPP Rp
839/kwh, TDL sebelum naik Rp641/kwh, kenaikan 15%, tariff baru menjadi
Rp737/kwh.
f) Pelanggan di atas 30.000, rata-rata pemakaian 16.592.651, BPP Rp718/kwh, tarif
sebelum naik 529/kwh, kenaikan 15%, tarif baru menjadi Rp608/kwh.

Persetujuan kenaikan TDL dicapai dalam rapat kerja Komisi VII DPR dengan
Menteri ESDM Darwin Saleh yang dipimpin Ketua Komisi VII DPR Teuku Riefky
Harsya di Jakarta hari Selasa tanggal 15/6/2010.

Persetujuan Komisi VII DPR tersebut merupakan tindak lanjut UU Nomor 2 Tahun
2010 tentang APBN Perubahan 2010. Sesuai Pasal 8 UU 2 Tahun 2010, alokasi
anggaran subsidi listrik ditetapkan Rp55,1 triliun dengan asumsi TDL dinaikkan rata-
rata 10 persen mulai 1 Juli 2010 untuk menutupi kekurangan subsidi Rp4,8 triliun.

Dengan kenaikan 15 persen saja, pemerintah masih harus menambah subsidi listrik
dari Rp 37,8 triliun dalam APBN 2010 menjadi Rp 54,5 triliun dalam RAPBN-P 2010.
Namun jika TDL batal dinaikkan, maka subsidi akan bertambah Rp 7,3 triliun.

c. Dampak-Dampak Kenaikan Tarif Dasar Listrik

Hal yang menarik untuk dikaji berkenaan dengan kenaikan TDL adalah dampak yang
akan ditimbulkan terhadap kondisi ekonomi pelanggan kecil. Secara langsung, dampak
kenaikan TDL tercermin dari meningkatnya angka inflasi.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar. Ia dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau
adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat,
dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10% - 30% setahun; inflasi berat antara 30% - 100% setahun;
dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas
100% setahun.

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan dan desakan biaya produksi.

a. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total
yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi
karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment.
b. Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi
(input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut
naik. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu; kenaikan harga,
misalnya bahan baku; dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan
mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan sebenarnya kenaikan inflasi sebagai dampak
langsung kenaikan TDL yang akan diterapkan Juli 2010 diperkirakan hanya sebesar 0,36%.
Namun yang perlu dikhawatirkan adalah imbasnya terhadap sektor industri. Inflasi akan
semakin membengkak bila kenaikan TDL itu kemudian menyebabkan efek ganda dan memicu
para produsen menaikkan harga barang dan jasa secara sepihak.

Tambahan angka inflasi hingga 0,4%-0,5% tersebut telah dimasukkan dalam perhitungan
angka inflasi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RABN-P)
2010 yang dipatok di level 5,3%.

Jika tidak ada kenaikan TDL diperkirakan inflasi itu di kisaran 4,5-4,8%, namun untuk
mengamankan inflasi dari kenaikan TDL dan hal-hal lainnya maka asumsi angka inflasi dalam
RAPBNP 2010 dipasang di angka 5,3%.

Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) mulai 1 Juli 2010 mendatang akan memberikan
dampak besar pada berbagai sektor, baik makro maupun mikro. Secara makro, dampak
kenaikan TDL ditunjukkan dari menurunnya pertumbuhan ekonomi riil (GDP riil),
menurunnya tingkat kesempatan kerja, dan meningkatnya laju inflasi. Hal ini merupakan
konsekuensi dari menurunnya sektor produksi akibat naiknya ongkos produksi (cost of
production).

Dalam sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sedang menghadapi era
pasar bebas,kenaikan TDL pada Juli ini akan berdampak besar ke depannya. Apalagi Agustus
2010 sudah memasuki bulan Ramadhan yang meski dampak kenaikan TDL terhadap
peningkatan harga barang kecil, namun tetap berdampak khususnya rakyat kecil.

Seharusnya kenaikan ini mempertimbangkan dampak terhadap kenaikan biaya/ongkos


produksi dan biaya barang dari UMKM, yang akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Sebab,
harus disadari kenaikan tarif dasar listrik (TDL) ini juga akan berdampak signifikan terhadap
pelaku industri terutama baja, tekstil, petrokimia serta usaha kecil dan menengah (UKM),
menyebabkan turunnya pendapatan riil rumah tangga golongan bawah yang notabene adalah
sebagian besar pelanggan kecil dari PLN. Turunnya pendapatan tersebut pada gilirannya juga
akan menurunkan permintaan akan barang dan jasa. Sektor ekonomi yang paling besar terkena
dampaknya adalah sektor industri makanan yang akan mengalami penurunan permintaan.

Karena terjadi penurunan permintaan, para produsen akan mengurangi produksinya. Hal
itu akan menyebabkan turunnya balas jasa atau insentif yang diterima para buruh. Sehingga
pada akhirnya kenaikan TDL akan mengurangi pendapatan institusi, yaitu kelompok
masyarakat paling bawah.

Sebenarnya, faktor penentu harga jual listrik yang terpenting adalah ketersediaan pasokan
energi pembangkit. Atas dasar itu, langkah PLN untuk memastikan terhentinya pemadaman
listrik (byar pet) pada 30 Juni 2010 harus dibayar dengan biaya energi yang tinggi.

Unbundling Juga bisa sebagai penyebab kenaikan harga tarif dasar listrik (HTDL) hingga
50 persen, karena setiap entitas (pembangkitan, transmisi dan distribusi) harus menanggung
beban administrasi dan operasional sendiri-sendiri. Belum lagi dengan misi profitisasi PLN
yang memprioritaskan laba daripada fungsinya sebagai public service obligation. Hal ini
seiring dengan keikutsertaan swasta yang tidak akan membuat tarif listrik semakin murah tetapi
semakin mahal karena swasta akan berupaya mendapat keuntungan lebih dari investasinya.

Selain itu, dampak negatif dari penurunan subsidi listrik pada sisi makro dan perdagangan
internasional, terutama menurunnya pertumbuhan ekonomi, menurunnya tingkat kesempatan
kerja, dan menurunnya daya saing perdagangan di pasar internasional, maka sebagai
kompensasinya pemerintah perlu menempuh kebijakan lain terutama di sektor riil dengan
menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan efisien.

Kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) cukup memukul dunia usaha
Indonesia. Berikut ini contoh konkrit dampak TDL bagi kehidupan ekonomi.
Misalnya, industri tekstil yang selama ini menjadi primadona di dalam pasar ekspor mengalami
pukulan yang cukup telak. Apalagi saat ini pasaran tekstil internasional sedang mengalami
kelesuan akibat melemahnya perekonomian dunia dan melimpahnya produk tekstil di pasar
internasional, terutama dari Korsel dan Cina. Untuk mengantisipasi dan menyesuaikan kondisi
ini, maka pengusaha tekstil dalam negeri harus lebih efektif menggarap pasar baru dan efisien
dalam berproduksi serta mempunyai daya tawar dan daya jual yang lebih baik.

Kenaikan ini juga menjadi masalah yang cukup rumit bagi pengusaha tekstil karena
berkaitan dengan perhitungan cost dan harga jual dengan buyer. Selama ini kontrak pesanan
dilakukan tiga bulan sebelum produksi sehingga perhitungan harga jualnya masih
menggunakan perhitungan sebelum kenaikan TDL. Hal ini akhirnya mengakibatkan turunnya
marjin keuntungan yang diperoleh pengusaha tekstil karena tidak mungkin lagi menaikkan
harga jualnya terhadap buyer.

Berdasarkan data dari Assosiasi Pertekstilan Indonesia pada Juni 2010, biaya produksi
industri tekstil meningkat hingga 4,5 persen dimana komponen listrik menyumbang 30 persen
dari keseluruhan biaya produksi tekstil.

Ada beberapa pilihan tindakan penyesuaian yang dapat dilakukan oleh pengusaha tekstil dalam
menghadapi kenaikan TDL, antara lain :

a. Rasionalisasi karyawan (PHK); dengan melakukan PHK terutama untuk karyawan


bagian produksi (buruh) maka perusahaan bisa melakukan penghematan dalam hal
upah buruh.
b. Penurunan marjin keuntungan; risiko yang dihadapi pengusaha adalah pengurangan
keuntungan perusahaan karena harga jual dengan buyer tidak bisa lagi dinaikkan
sedangkan biaya produksi untuk kenaikan TDL mengalami peningkatan. Bahkan
keuntungan juga berkurang karena harga bahan baku lokal ikut naik dengan rata-rata
persentase kenaikan sebesar 10% - 15%. Perusahaan tidak melakukan rasionalisasi
karyawan tetapi membiarkan marjin keuntungannya menurun. Akan tetapi hal ini tidak
akan mampu bertahan lama karena pengusaha terutama PMA akan berpikir bahwa
investasi di Indonesia tidak akan menguntungkan sehingga ada kecenderungan untuk
mengalihkan atau memindahkan investasinya ke luar negeri. Apabila hal ini terjadi
maka iklim investasi di Indonesia akan terganggu dan dunia usaha akan semakin
mengalami kemunduran.
c. Meningkatkan harga jual produk di pasar lokal; hal ini hanya bisa dilakukan oleh
perusahaan lokal karena tidak ada kontrak pesanan dengan buyer di luar negeri. Dengan
melakukan penghitungan ulang terhadap biaya produksi maka perusahaan bisa
menaikkan harga jualnya sesuai dengan kenaikan biaya. Tindakan ini lebih cenderung
berhasil jika konsumen juga mengalami peningkatan kemampuan daya beli. Kenyataan
yang ada sekarang ini, walaupun daya beli konsumen meningkat akan tetapi mereka
juga harus menyesuaikan dengan kenaikan harga kebutuhannya, misalnya kenaikan
TDL untuk rumah tangga, kenaikan BBM, dan kenaikan harga barang-barang
kebutuhan pokok.

Ketiga alternatif pilihan tersebut sangat merugikan masyarakat. Apabila alternatif pertama
ditempuh, perusahaan akan sedikit berhemat dalam cost upah buruh, tetapi dampaknya adalah
terjadi PHK besar-besaran dan pengangguran dimana-mana. Hal ini jelas menambah beban
pengangguran Indonesia, dimana masih banyak masyarakat Indonesia belum mendapatkan
pekerjaan yang layak. Berdasarkan data yang diperoleh penulis, sekarang diperkirakan ada
lebih dari 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah penganggur
(undremployed). Masalah pengangguran bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan.

Alternatif kedua berdampak pada keuntungan yang diperoleh perusahaan menurun akibat
kenaikan TDL di satu sisi dan di sisi lain bahan baku juga mengalami kenaikan. Hal ini sangat
merugikan perusahaan dan lebih lanjut timbul kekhawatiran perusahaan akan mengalami
kebangkrutan atau malah gulung tikar.

Pilihan ketiga merupakan pilihan yang banyak ditempuh oleh perusahaan dalam bidang
apapun, kenaikan TDL berimbas pada peningkatan harga jual produk. Ketika harga barang
naik, secara ilmu ekonomi, maka permintaan akan barang tersebut akan menurun. Terlebih lagi
apabila kenikan harga barang tidak dibarengi dengan kenaikan gaji/pendapatan masyarakat di
sisi lain. Masyarakat golongan bawah yang akan benar-benar merasakan imbasnya.
C. Kenaikan PDAM

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah,
yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di
setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan
perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh
aparataparat eksekutif maupun legislatif daerah.Perusahaan air minum yang dikelola negara
secara modern sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda pada tahun 1920an dengan
nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido
Syo.

Kurun Waktu 1998 – sekarang

Pada tahun terbit Permen OTDA No. 8/2000 tentang Pedoman Sistim Akuntasi PDAM
yang berlaku sampai sekarang. Program WSSLIC I dilanjutkan pada tahun ini dengan nama
WSLIC II (Water and Sanitation for Low Income Community),Pada tahun 2002 Terbit
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum, yang akan menjadikan pedoman dalam monitoring kualitas air minum
yang diproduksi oleh PDAM. Dalam rangka meningkatkan kinerja PDAM dan pembangunan
sistem penyediaan air minum, dilakukan upaya perumusan kebijakan melalui Komite
Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI), untuk merumuskan kebijakan dan
strategi percepatan penyehatan PDAM melalui peningkatan kerjasama kemitraan dengan pihak
swasta/investor.

Dimulai tahun 2004 inilah merupakan tonggak terbitnya peraturan dan perundangan yang
memayungi air minum yaitu dimulai dengan terbitnya UU no 7 Tahun 2004 tentang SDA
(sumber daya air). Setelah 60 tahun Indonesia merdeka ditahun ini Indonesia baru memiliki
peraturan tertinggi disektor air minum dengan terbitnya PP (peraturan pemerintah) No 16
Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM (sistim penyediaan air minum). Dengan dimulainya
kembali pembinaan Air Minum dari yang semula berbasis “wilayah” menjadi berbasis “sektor”
lahir kembali Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Air Minum
keluarlah kebijakan “Penyehatan PDAM” yang dimulai dengan dilakukannya Bantek
Penyehatan PDAM.

Tahun 2009 adanya gagasan 10 juta SR (Sambungan Rumah) dimana Direktorat Jenderal
Cipta Karya,Dep PU telah menghitung dana yang dibutuhkan sekitar Rp 78,4 trilyun, yang
terdiri dari kebutuhan pembangunan unit air baku 85.000 l/detik sebesar Rp 7,4 trilyun,
peningkatan unit produksi 65.000 l/detik sebesar Rp. 17 trilyun, dan peningkatan unit distribusi
dan sambungan rumag sebesar Rp. 54 trilyun Pembangunan IKK yang telah dimulai kembali
tahun 2007 juga dilanjutkan dengan membangun 150an IKK (bp).

KENDALA PDAM

 Ketersediaan sumber air baku berupa mata air yang biaya operasionalnya paling effisien
semakin sulit diperoleh sehingga untuk peningkatan cakupan pelayanan harus
memanfaatkan air bawah tanah dengan sumur bor atau mengolah air sungai yang biaya
operasionalnya lebih mahal.
 Investasi pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) cukup besar 150 juta
sampai dengan 200 juta untuk setiap penambahan 1 l/dt dan untuk mendapatkan
pembiayaan dari APBN harus ada dana pendamping dari APBD
 Kenaikan harga beberapa komponen biaya seperti BBM, TDL, Bahan Kimia, dan
Pendataan Teknik sangat mempengaruhi biaya operasional penyediaan air minum
sehingga harus diikuti dengan kenaikan tarif.

SIFAT DAN TUJUAN PDAM

Berdasarkan Perda Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 1976 pasal 3, dan pasal 4 disebutkan
bahwa sifat dan tujuan didirikan PDAM adalah: (1) Pasal 3 menyebutkan sifat Perusahaan
Daerah Air Minum adalah memberi jasa dan menyelenggarakan manfaat umum, dan (2) Pasal
4 menyebutkan tujuan didirikan PDAM adalah memberi pelayanan air minum bagi seluruh
masyarakat secara adil dan merata serta secara terus-menerus memenuhi syarat-syarat
kesehatan.

Sebagai perusahaan pemberi jasa dan menyelenggarakan manfaat umum yang


sifatnya nirlaba, PDAM tidak seharusnya berorientasi pada keuntungan, melainkan harus
lebih berorientasi pada mutu pelayanan yang berkualitas, mampu menyediakan air dengan
mutu tinggi yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (tidak berwarna, dan tidak berbau),
kontinuitas, inovatif, sehingga PDAM dapat mempertahankan diri, dan di masa depan
diharapkan dapat menjadi sebuah perusahaan pemberi jasa yang mandiri,
memiliki performance yang dapat dipercaya serta dibanggakan oleh masyarakat khususnya
Kota Surabaya.
D. Kenaikan Harga Sembako

Keputusan sidang paripurna DPR yang menunda kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) ternyata tidak membuat harga bahan kebutuhan bahan mentah pangan terkoreksi ke
harga normal. Harga terus melambung tinggi menunjukan pemerintah tidak memiliki sistem
yang jelas tentang tata niaga kebutuhan pokok. "Harga kebutuhan pokok yang tetap
melambung tinggi menunjukan pemerintah tidak pernah serius dalam menata sistem
perekonomian nasional, salah satunya terkait tata niaga kebutuhan pokok," kata Anggota
Komisi IV DPR RI Rofi Munawar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta,

Kenaikan komoditas pangan pokok terjadi di berbagai pasar di Indonesia, salah satunya di
Pasar Slipi Jaya, cabai rawit justru terus mengalami kenaikan. Pada Kamis 4 Oktober 2018
harga cabai rawit sebesar Rp50 ribu per kilogram.
Kini harga cabai rawit tersebut justru semakin naik menjadi Rp60 ribu per kilogram.
Kenaikan juga terjadi pada bawang putih dari Rp12 ribu per kg menjadi Rp18 ribu per kg.
Harga gula putih mengalami kenaikan sejak tiga minggu yang lalu menjadi Rp12 ribu per kg.
Begitu juga dengan harga minyak goreng yang sebelumnya naik menjadi Rp11 ribu per kg.
Sedangkan di Pasar Anyar Bogor, harga daging ayam sejak beberapa hari terakhir, harganya
naik menjadi Rp27 ribu per kg dari biasanya Rp25 ribu. Hal serupa terjadi pada daging sapi,
yakni Rp70 ribu per kg dari Rp65 ribu.
Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi alasan bagi pemerintah dalam mendorong
perubahan APBN-P 2012 untuk subsidi BBM. Kemudian, kenaikan harga bahan pokok yang
terjadi saat ini bukan hanya karena spekulan atau adanya penimbunan barang.
Di sisi lain murni karena adanya ketidakpastian harga BBM. Sehingga banyak distributor
yang menunda belanja pasokan sambil menanti keputusan naik atau tidaknya harga BBM. Dua
situasi diatas menunjukkan bahwa sistem kita sangat rapuh, sehingga mudah sekali dipengaruhi
faktor eksternal.
a. Dampak yang dirasakan dari kenaikan harga bahan paku pangan
Lonjakan harga pangan telah menyurutkan rasa optimisme masyarakat terhadap
perekonomian Indonesia. Tak hanya itu, konsumen melihat tiga bulan mendatang harga
barang bakal terus melambung tinggi.

Survei DRI menggambarkan perilaku konsumen sudah pesimistis sejak enam bulan
silam. Kini rasa pesimistis itu sudah menyentuh dasar yakni di angka 84,8.
Penyumbang rasa pesimistis adalah menghadapi situasi sekarang. Indeks situasi
sekarang melorot ke level 70,2 pada Maret, padahal Februari masih di posisi 77,2. Tak
hanya itu, tingkat kepercayaan terhadap pemerintah juga terus merosot. Februari lalu,
angkanya di 80,3. Maret 2018 berada di 76,1.
Menanggapi hasil survei ini, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui
kenaikan harga barang menurunkan tingkat kepercayaan konsumen. Harga bahan pangan
naik akibat rencana kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 5
September 2018 Celakanya, kendati BBM urung naik, harga barang telanjur melambung.
Karena itu kini pemerintah tengah berupaya mengembalikan kepercayaan konsumen.
"Ini kan sesuatu yang memang sedang kami tangani. Rencana kenaikan harga BBM, walau
batal naik, membuat ekspektasi inflasi. Ini harus dilawan”.
Frustasi meningkat, catatan lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah rasa
frustasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini meningkat. Survei menunjukkan
masyarakat makin pesimistis bisa mendapatkan pekerjaan akibat minimnya jumlah
lapangan kerja. Masyarakat melihat penghasilannya akan merosot akibat kenaikan harga
BBM yang tercermin pada penurunan indeks penghasilan konsumen.
Kini pemerintah punya tugas tambahan selain menjaga APBN-P; memulihkan
kepercayaan dan optimisme masyarakat dengan aksi nyata.
b. Cara bijak untuk menanggulangi kenaikan harga bahan baku pangan
Solusi yang dapat ditawarkan untuk meredam faktor ekspektasi positif ini mungkin
bisa diharapkan dari opesari pasar dan pelaksanaan pasar murah di beberapa titik konsumsi
di seluruh Indonesia. Pemerintah berencana akan melaksanakan pasar murah serentak di 50
titik konsumsi atau kota besar di seluruh Indonesia. Operasi pasar seperti ini dapat
bermanfaat untuk mengendalikan faktor psikologis pasar yang dipicu oleh ”ekspektasi
positif” seperti disebutkan di atas, agar kenaikan harga pangan tidak terjadi secara
permanen.
Pada saat operasi pasar murah, pemerintah dapat menyampaikan pesan kepada spekulan
tentang keseriusan upayanya dalam menjaga stabilisasi harga pangan pokok. Sasaran pasar
murah dapat dibagi mejadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah masyarakat umum
dan konsumen di kota besar, yang telah demikian berat harus menanggung kenaikan harga
pangan secara bersamaan.
Kelompok kedua adalah masyarakat miskin yang hidup di kantong-kantong kemiskinan
di perkotaan (dan perdesaan). Sasaran pasar murah bagi kelompok kedua ini hanya akan
efektif apabila dilaksanakan secara terpadu dengan tingkatan pemerintah yang paling
bawah, dalam hal ini Kepala Desa, beserta aparat Rukun Warga dan Rukun Tetangga, yang
seharusnya memiliki informasi lengkap tentang status warga miskin di wilayah kerjanya.
Faktor kedua pemicu kenaikan harga pangan adalah kinerja pasokan yang sedikit
terganggu, walau pemerintah berkali-kali membantah bahwa pasokan pangan aman dan
terkendali. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem produksi dan sistem distribusi
beberapa pangan terganggu karena kualitas sarana dan prasarana transportasi banyak rusak.
Beberapa media nasional dan daerah melaporkan rusaknya jalan di beberapa ruas di Pantai
Utara Jawa, buruknya jalan Lintas Tengah dan Lintas Timur di Sumatera, sebagai dua poros
utama jalru distribusi pangan.
Sebagaimana diketahui, aktivitas ekonomi di Pulau Jawa dan Sumatra merupakan 84
persen penyumbang terhadap kinerja ekonomi nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia. Betapa besar dan dahsyatnya apabila sarana infrastruktur di Jawa dan Sumatra
terganggu. Dampak buruk yang ditimbulkannya tidak hanya ditanggung konsumen di
perkotaan, tetapi juga harus ditanggung oleh petani di pelosok perdesaan. Kenaikan harga
pangan kali ini sedikit sekali yang dapat dinikmati petani karena persentase kenaikan harga
di tingkat konsumen jauh lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan harga di
tingkat produsen.
Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi faktor produksi dan distribusi ini
adalah peningkatan produksi pangan dan pertanian yang diikuti dengan perbaikan sarana
dan prasarana infrastruktur vital, terutama jalan negara sampai jalan desa. Peningkatan
produktivitas pangan (per satuan lahan dan per satuan tenaga kerja) wajib menjadi acuan
strategi kebijakan, karena Indonesia tidak dapat mengandalkan cara-cara konvensional dan
sistem budidaya yang telah diadopsi selama 40 dekade terakhir.
Pada aspek distribusi, selain upaya pemberantasan atau pengurangan pungutan resmi
dan tidak resmi terhadap perdagangan komoditas pangan, perbaikan jaringan jalan dan
infrastruktur vital lain menjadi sesuatu yang hampir mutlak. Rencana perbaikan jalan
negara, jalan provinsi, kabupaten, sampai pada jalan desa dan jalan produksi usahatani,
wajib segera diwujudkan. Masa-masa mudik menjelang lebaran adalah momentum yang
tepat untuk segera merealisasikan tender beberapa proyek infrastruktur yang tertunda
karena menunda kepastian pengesahan Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara
Perubahan (APBN-P).
Kenyataan di lapangan, walaupun APBN-P tersebut telah disahkan, para aparat
birokrasi yang terlalu hati-hati masih sering memberikan alasan yang sulit diterima akal
sehat untuk tidak segera merealisasikan proyek infrastruktur yang terbengkalai. Misalnya,
mereka berargumen masih menunggu kepastian pembiayaan beberapa tahun (multi-years)
yang akan ditetapkan pada APBN 2011 mendatang. Maksudnya, para pemimpin di tingkat
pusat dan daerah wajib memberikan pengarahan kepada staf dan anak-buah agar segera
memberikan prioritas perbaikan sekian macam infrastruktur ekonomi sangat vital itu.
Tindakan tegas terhadap mereka yang melakukan harus dibuat.
Faktor ketiga yang memicu kenaikan harga pangan adalah perubahan iklim atau
tepatnya musim kemarau basah yang diperkirakan masih akan berlangsung sampai
November 2010. Gangguan produksi memang tidak terlihat pada musim panen raya padi
April-Mei lalu, walaupun hal itu tidak berarti bahwa kualitas gabah akan lebih baik karena
musim panen yang basah akan selalu meningkatkan butir mengapur dan derajat patah yang
semakin tinggi. Akibat berikutnya, petani tidak menerima harga jual gabah yang layak,
walaupun sebenarnya masih lebih tinggi dibandingkan harga jual gabah tahun-tahun
sebelumnya.
Dengan harga faktor produksi yang juga ikut meningkat, maka tingkat keuntungan
relatif petani padi di Indonesia juga tidaklah terlalu tinggi. Demikian pula, rendahnya
pasokan cabe dan produk hortikultura lain juga ikut memicu eskalasi harga komoditas
penting bagi konsumsi rumah tangga dan industri kuliner Indonesia. Ancaman fenomena
bulan basah La Nina masih akan mengganggu dan meningkatkan harga eceran pangan
pokok pada siklus panen raya tahun 2011, sehingga Indonesia wajib melakukan analisis
penilaian risiko (risk assessment) terhadap perubahan-perubahan yang disebabkan faktor
eksternal tersebut.
Analisis serupa juga wajib dilakuka terhadap beberapa komoditas pangan Indonesia
yang berasal dari impor, terutama gandum, karena beberapa negara produsen gandum di
Eropa Timur mengalami gangguan musim kemarau yang diperkirakan mengurangi
produksi dan cadangan gandum dunia secara signifikan.
Solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi faktor perubahan iklim ini
memang tidak ada yang berdimensi jangka pendek, karena proses adaptasi dan mitigasi
memerlukan waktu dan proses penyesuaian yang relatif lama. Namun demikian, strategi
penguatan cadangan pangan di tingkat pusat melalui Perum Bulog, serta di daerah melalui
divisi regional dan sub-regional di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dijadikan
langkah penting dalam jangka menengah.
Paling tidak, untuk menjaga tingkat aman dan stabilitas harga pangan yang lebih
berkelanjutan, cadangan beras yang dikuasai Bulog harus di atas 1,5 juta ton atau lebih.
Cadangan beras pemerintah (CBP) di bawah 1 juta ton bukan angka yang aman dalam
mengantisipasi eskalasi harga pangan pokok. Artinya, penanggulangan lonjakan harga
pangan ini memerlukan kombinasi solusi jitu pada tingkat keputusan politik dengan presisi
tinggi pada tingkat teknis ekonomis. Persoalan pangan dan kebutuhan pokok lain bukan
ajang eksperimen pencitraan para pemimpin, tetapi merupakan uji kepatutan dan hati
nurani kaum elit di negeri ini yang pantas disebut negarawan dan orang yg memiliki
keyakinan.
2.3 Keamanan, Moral, Hukum, dan Politik
A. Keamanan
Keamanan berasal dari kata pokok ”aman” yang berarti : bebas, terlindung dari bahaya,
selamat, tidak membahayakan, yakin, dapat dipercaya, dapat diandalkan. Sedangkan
”keamanan memiliki arti “suasana aman” ketenteraman, ketenangan (Peter Salim, 2002).
Dalam literatur kepolisian, pengertian keamanan secara umum adalah keadaan atau
kondisi bebas dari gangguan fisik maupun Pshikis terlindunginya keselamatan jiwa dan
terjaminnya_harta benda dari segala macam ancaman gangguan dan bahaya” (Awaloedin
Djamin, 2004).
Istilah security juga telah bergeser dan berkembang (semakin luas). Semenjak tahun 1994
dengan keluarnya The Human Devolepment dari UNDP, dikenal pula istilah “human
security” yang berarti : pertama, keamanan dari ancaman kronis kelaparan,
penyakit dan penindasan. Kedua, berarti perlindungan dari gangguan mendadak yang
merugikan pola kehidupan sehari-hari di rumah, ditempat kerja ataupun dalam
masyarakat The Human Development Report tersebut di atas mengidentifikasi 7(tujuh)yang
merupakan human security, yaitu (1) economic security, (2) food security, (3) health
security, (4) environmental security, (5) personal security, (6) community security, dan
(7) political security. Fokus dari human security adalah manusia, bukan bukan Negara
Ditinjau dari tatarannya, paling tidak kita bisa mengelompokkan konsep keamanan itu
dalam 4 (empat) kategori yaitu: (1) International security, (2) National (State)
security, (3) Public security (and Order), dan (4) Human security.
Permasalahan Keamanan di Negara Indonesia
Ancaman dari dalam negeri
Yang pertama kita akan membahas ancaman yang ada dari dalam negeri, ancaman terhadap
NKRI tidak hanya berasal dari luar negeri saja namun juga bisa berasal dari dalam negeri.
Supaya lebih memahami maka kita harus mengetahui ancaman dari dalam negeri yang bisa
membahayakan NKRI. Berikut ini adalah contohnya untuk Anda :\
a. Masalah KKN
Seperti yang kita tahu Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak bisa bersih
dari kolusi, korupsi, dan nepotisme begitu saja. Beberapa tahun terakhir ini banyak sekali
pejabat negara yang menyalahgunakan kekuasaan mereka dan menggunakan jabatan
mereka untuk mendapatkan uang negara untuk kepentingan mereka sendiri, padahal sudah
jelas jika uang itu adalah miliki Warga Negara Indonesia yang harusnya digunakan untuk
kepentingan bersama negara Indonesia. Masalah KKN yang merajalela di berbagai daerah
ini menjadi salah satu masalah ancamana dari dalam negeri, KKN ini sangatlah merugikan
negara dan bangsa karena korupsi dan lain-lainnya itu bisa mengancam pembangunan
negara.
b. Kesenjangan ekonomi masyarakat
Tidak hanya KKN saja, ancaman terhadap NKRI bisa terjadi juga akibat adanya
ketidaksejahteraan di dalam masyarakatnya. Salah satu ancaman yang mungkin bisa
membuat Negara Indonesia terancam adalah kesenjangan ekonomi masayarakat Indonesia.
Hal ini biasanya bisa terjadi karena adanya pemerataan pendapatan yang tidak adil antar
kelompok maupun daerah.
c. Kasus narkoba
Yang menjadi genting pada saat ini adalah kasus narkoba yang merajalela dan sangat
sulit untuk diberantas. Kasus narkoba di Indonesia sendiri sudah sangat merajalela dan
mengenai berbagai macam usia dan kalangan, mulai dari anak remaja hingga orang tua.
Mulai dari pelajar hingga orang terkemuka bahkan ada aparat yang kedapatan
menggunakan narkoba. Narkoba sendiri bisa menjadi ancaman untuk NKRI, karena adanya
narkoba ini bisa mengahmbat perkembangan generasi penerus bangsa.
d. Makar atau penggulingan pemerintah
Ancaman untuk NKRI yang kelima adalah percobaan penggulingan pemerintah dan
juga makar. Percobaan penggulingan pemerintah di Indonesia bisa menjadi salah satu
ancaman yang berasal dari dalam negeri karena bisa menimbulkan kerusuhan dan ancaman
lainnya. Selain itu segala perbuatan makar yang dilakukan di dalam dunia politik dan juga
lainnya juga bisa mempengaruhi kestablian Indonesia.
e. Isu SARA
Masalah lainnya yang bisa membuat ancaman dari dalam negeri adalah adanya Isu
SARA. Di Indonesia sendiri agama yang ada bermacam-macam dan tidak hanya satu saja,
berbagai suku budaya juga ada di Indonesia. Namun yang sangat disayangkan adalah ada
beberapa kelompok masyarakat tertentu yang mempermasalahkan adanya keanekaragaman
di Indonesia dan kurang ada rasa toleransi dari mereka sehingga terkadang beberapa ras
dan juga agama yang menjadi minoritas pun dikucilkan. Isu SARA ini tidak bisa
disepelekan begitu saja karena walaupun sekecil apapun tindakannya bisa memecah
keanekaragaman bangsa Indonesia dan juga bisa membuat kondisi Negara Indonesia
menjadi tidak kondusif. Isu SARA yang ada di tengah masyarakat sampai sekarang ini bisa
menjadi salah satu ancaman NKRI yang membahayakan bagi warga Indonesia.
f. Ancaman bidang politik
Bidang politik di Indonesia yang dilakukan secara demokratis dengan harapan cita-cita
bangsa Indonesia bisa tercapai dan setiap individunya mencapai kesejahteraan. Ancaman
dari bidang politik ini tidak hanya datang dari luar, bahkan juga bisa datang dari dalam
negeri sendiri. Salah satu contoh dari ancaman bidang politik yang ada di dalam negeri ini
adalah misalnya bentrok atau demo besar-besaran yang tidak menerima kemenangan suatu
partai atau pejabat terpilih dalam pemilihan. Hal seperti ini bisa menjadi salah satu ancaman
pada bidang politik karena secara langsung dan tidak langsung bisa mempengaruhi kondisi
bangsa Indonesia seperti misalnya ekonomi dan kesejahteraan.
Ancaman dari luar negeri
Tidak hanya ancaman dari dalam negeri saja ya. Perlu kita semua ketahui jika ancaman-
ancaman bagi NKRI itu bisa saja berasal dari luar negeri atau negara lainnya. Problema atau
ancaman itu biasanya bersakala besar dan menyangkut dua negara. Oleh karena itu berikut ini
adalah beberapa ancaman dari luar negeri :
a. Perebutan kebudayaan Indonesia
Seperti yang semua kita ketahui jika Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan,
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan budaya yang membuat Indonesia menjadi
kaya akan budaya. Karena budaya yang unik dan mungkin tidak bisa ditemukan di bagian
negara lainnya. Karena unik dan khas, tak jarang ada negara lain yang mengakui
kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaannya. Seperti yang sudah kita ketahui jika
beberapa kebudayaan seperti batik, reog ponorogo, dan lainnya itu pernah diklaim sebagai
miliki negara tetangga. Oleh karena itu sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka
kita harus menjaga kebudayaan Indonesia dan juga melestarikannya sehingga tidak ada
negara lain yang merebut budaya asli Indonesia. Budaya luar memang boleh kita pelajari,
namun kita tetap tidak boleh melupakan kebudayaan negara kita.
b. Ancaman sosial budaya
Contoh ancaman terhadap NKRI yang berasal dari luar negeri yang pertama adalah
ancaman sosial budaya. Ancaman sosial budaya yang datang dari luar negeri adalah
misalnya saja ancaman dari propaganda, peredaran narkoba, film prno, disinformasi yang
bisa mengancurkan moral dan bangsa Indonesia. Hal ini sangatlah berbahaya karena bisa
mengancam para generasi muda Indonesia dan menghambat perkembangan bangsa
Indonesia.
B. Moral
Moral adalah Suatu hukum tingkah laku yang di terapkan kepada setiap individu untuk
dapat bersosialiasi dengan benar agar terjalin rasa hormat dan menghormati. Kata moral selalu
mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia (akhlak).
Jadi, moral dapat diartikan sebagai tindakan seseorang untuk menilai benar dalam cara
hidup seseorang mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Yaitu pengetahuan dan wawasan
yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral merupakan produk
dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Permasalahan Moral yang terjadi di Indonesia
a. Krisis Moral Melanda Generasi Muda Tanpa Adanya Pendidikan Karakter
Karakter merupakan suatu implementasi dari tingkah laku dan sikap seseorang, dimana
merupakan salah satu pilar penting yang akan menentukan prestasi dan pencapain
seseorang. Oleh karena itu Proses pemahaman mengenai Pendidikan karakter ini harus
mulai ditanamkan sejak dini agar dapat menjadi dasar yang kuat bagi seseorang untuk
menghadapi kehidupan di masa mendatang. Individu yang berkarakter baik adalah individu
yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia ambil. Tetapi akhir-akhir ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan oleh
permasalahan krisis moral yang terjadi di kalangan generasi muda bangsanya. Semakin hari
Permasalahan mengenai krisis moral ini sudah semakin memprihatinkan.maraknya
kenakalan yang dilakukan oleh remaja yang masih duduk di bangku sekolah seperti
mencontek, membolos,tauran, pergaulan bebas, dan berbagai prilaku menyimpang lainnya
merupakan bukti bahwa moral generasi penerus bangsa ini sudah sangat rusak.
Lalu apa faktor yang menyebabkan rusaknya moral pada generasi muda pada saat ini?
Berikut pemaparan tentang faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan moral:
a. Kemajuan teknologi,
b. Memudarnya kualitas keimanan.
c. Pengaruh lingkungan.
d. Hilangnya kejujuran.
e. Hilangnya Rasa Tanggung Jawab.
f. Tidak Berpikir Jauh ke Depan
g. Rendahnya Disiplin.
Untuk mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi pada generasi penerus bangsa
maka solusi untuk menanggapi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan pendidikan karakter sejak dini.
b. Pemilihan teman bergaul dan lingkungan yang tepat.
c. Mampu memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan danh teknologi dengan baik.
d. Memperluas wawasan dan pengetahuan dalam ranah ilmu penegetahuan dan kehidupan
sosial.
e. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam diri.
f. Mengadakan pendidikan moral dan pengembangan karakter pada mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah. Dll
C. Hukum dan Politik
Politik Hukum ( dikaitkan di Indonesia ) adalah sebagai berikut :
a. Bahwa definisi atau pengertian hukum juga bervariasi namun dengan meyakini adanya
persamaan substansif antara berbagai pengertian yang ada atau tidak sesuai dengan
kebutuhan penciptaan hukum yang diperlukan.
b. Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada , termasuk penegasan Bellefroid dalam
bukunya Inleinding Tot de Fechts Weten Schap in Nederland
Mengutarakan posisi politik hukum dalam pohon ilmu hukum sebagai ilmu. Politik hukum
merupakan salah satu cabang atau bagian dari ilmu hukum, menurutnya ilmu hukum terbagi
atas:
a. Dogmatika Hukum
b. Sejarah Hukum
c. Perbandingan Hukum
d. Politik Hukum
e. Ilmu Hukum Umum
Sedangkan keseluruhan hal diatas diterjemahkan oleh Soeharjo sebagai berikut :
a. Dogmatika Hukum
Memberikan penjelasan mengenai isi ( in houd ) hukum , makna ketentuan – ketentuan
hukum , dan menyusunnya sesuai dengan asas – asas dalam suatu sistem hukum.
b. Sejarah Hukum
Mempelajari susunan hukum yang lama yang mempunyai pengaruh dan peranan
terhadap pembentukan hukum sekarang. Sejarah Hukum mempunyai arti penting apabila
kita ingin memperoleh pemahaman yang baik tentang hukum yang berlaku sekarang .
c. Perbandingan Hukum
Mengadkan perbandingan hukum yang berlaku diberbagai negara , meneliti kesamaan,
dan perbedaanya.
d. Politik Hukum
Politik Hukum bertugas untuk meneliti perubahan – perubahan mana yang perlu
diadakan terhadap hukum yang ada agar memenuhi kebutuhan – kebutuhan baru didalam
kehidupan masyarakat.
e. Ilmu Hukum Umum
Tidak mempelajari suatu tertib hukum tertentu , tetapi melihat hukum itu sebagai suatu
hal sendiri, lepas dari kekhususan yang berkaitan dengan waktu dan tempat. Ilmu Hukum
umum berusaha untuk menentukan dasar- dasar pengertian perihal hukum , kewajiban
hukum , person atau orang yang mampu bertindak dalam hukum, objek hukum dan
hubungan hukum. Tanpa pengertian dasar ini tidak mungkin ada hukum dan ilmu hukum.
Bagi bangsa Indonesia , Politik Hukum tetap antara lain :
a. Terdapat satu sistem hukum yaitu Sistem Hukum Nasional.
Setelah 17 Agustus 1945, maka politik hukum yang berlaku adalah politik hukum
nasional , artinya telah terjadi unifikasi hukum ( berlakunya satu sistem hukum diseluruh
wilayah Indonesia ). Sistem Hukum nasional tersebut terdiri dari:
1) Hukum Islam ( yang dimasukkan adalah asas – asasnya)
2) Hukum Adat ( yang dimasukkan adalah asas – asasnya )
3) Hukum Barat (yang dimasukkan adalah sistematikanya)
b. Sistem hukum nasional yang dibangun berdasrkan Pancasila dan UUD 1945.
c. Tidak ada hukum yang memberi hak istimewa pada warga negara tertentu berdasarkan
pada suku , ras , dan agama. Kalaupun ada perbedaan , semata – mata didasarkan pada
kepentingan nasional dalam rangka keasatuan dan persatuan bangsa.
d. Pembentukan hukum memperhatikan kemajemukan masyarakat
Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan hukum , sehingga
masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pembentukan hukum.
e. Hukum adat dan hukum yang tidak tertulis lainnya diakui sebagai subsistem hukum
nasional sepanjang nyata-nyata hidup dan dipertahankan dalam pergaulan masyarakat.
f. Pembentukan hukum sepenuhnya didasarkan pada partisipasi masyarakat.
g. Hukum dibentuk dan ditegakkan demi kesejahteraan umum ( keadilan sosial bagi
seluruh rakyat ) terwujudnya masyarakat yang demokratis dan mandiri serta
terlaksananya negara berdasarkan hukum dan konstitusi.
Politik Hukum yang bersifat temporer.
Permasalahan Hukum Politik di Indonesia
a. Struktur Hukum Yang Overlapping Kewenangan
Hal lainnya yang dapat menyebabkan permasalahan hukum adalah struktur hukum di
Indonesia yang terkadang Overlapping terhadap kewenangan yang ada. Hal ini tentu saja
akan membuat asa diferensial fungsional terabaikan yang akhirnya akan memicu konflik.
b. Peraturan Hukum Yang Kurang Jelas
Dengan adanya peraturan yang jelas, pasti serta partisipasi aktif di dalamnya tentu saja
akan membuat peraturan hukum di Indonesia semakin baik. Namun sayangnya, di
Indonesia sendiri masih banyak masalah-masalah hukum yang berkaitan dengan penilaian
multitafsir dari peraturan-peraturan yang ada. Selain itu, partisipasi publik yang sangat
minim dalam pembentukan perundang-undangan juga menjadi penyebab dari masalah
hukum di Indonesia.
c. Independensi Hakim Masih Bermasalah
Proses hukum akan berjalan baik jika hakim memiliki kekuasaan yang merdekat tanpa
harus dipengaruhi dari tekanan berbagai pihak. Namun masih banyak ditemukan kasus di
Indonesia jika independesin hakim masih sangat bermasalah. Masih banyak hakim-hakim
Indonesia yang rentan terhadap suap dari beberapa pihak.
d. Kesadaran Hukum Masyarakat Yang Kurang
Jika kondisi masyarakat Indonesia sudah banyak perkembangan wilayah Indonesia
yang “melek” terhadap hukum, maka tentu saja potensi atas penyelewengan hukum bisa
diminimalisir. Namun sayangnya masih banyak masyarakat indonesia yang belum terlalu
sadar akan hukum, sehingga memicu perkembangan kecurangan serta penyelewengan yang
semakin meningkat di dalam proses hukum.
2.4 Mental Politis, Pemimpin, dan Pejabat Indonesia
Mental politis atau biasa disebut mental politik bisa diibaratkan seperti seekor bunglon
yang suka berubah-ubah warna, sesuai dengan warna permukaan dimana ia berada, dalam hal
ini mental politik itu bersifat pragmatis. Pragmatis dapat diartikan sebagai pola tingkah laku
yang mengutamakan segi kepraktisan sebuah konsep dalam menentukan tidakan (Manziebert,
2013). Jadi pada intinya adalah dalam lingkungan politik, pragmatisme memang sudah ibarat
menjadi darah dalam kehidupan politik itu sendiri sebab pragmatisme merupakan cara untuk
mencapai kepentingan bagi kelompok sosial atau politik.
Pragmatime dalam politik yang cenderung memiliki sifat mengutamakan segi kepraktisan
dalam menentukan tindakan dan lebih mementingkan subjektifitas daripada subjektifitas
memiliki dampak positif maupun dampak negatif dalam lingkungan politik. Dampak positif
dalam mental politik yang pragmatis adalah dapat membawa aspirasi yang berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat, dan untuk memperjuangkan dan merealisasikannya
dibutuhkan kekuasaan politik (Geovanie, n.d). Geovanie (n.d) juga berpendapat bahwa aspirasi
yang biasanya lebih diminati publik adalah hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian
masalah-masalah yang sedang mereka hadapi, seperti kemiskinan, pengangguran, banjir,
kemacetan dan hal-hal praktis lainnya.
Tapi disisi lain, pragmatis dalam politik bisa membawa dampak negatif. Ibarat dua sisi
mata koin, pragmatisme politik bisa membawa hal yang buruk. Hal ini dikarenakan
pragmatisme terkadang malah sering melakukan segala cara untuk mendapatkan kepentingan
suatu kelompok, sehingga lebih mementingkan hasil akhir daripada nilai moral (Bobby, 2015).
Sebagai contoh dalam dunia politik, pragmatisme menjadi negatif ketika disusupi money
politic (Marijan, 2006). Mental pragmatisme akan menjadi negatif jika segala kegiatan politik
dilakukan dengan money politic yang digunakan untuk mencari peluang yang lebih besar agar
kepentingannya tercapai.
Setelah berbicara tentang mental politik, penulis akan membahas tentang mental pemimpin.
Mental pemimpin tidak lepas dari mental politik, karena seorang pemimpin memiliki power.
Seorang pemimpin mampu mengatur segala aktifitas politik yang ada di sebuah negeri atau
negara karena power yang ia miliki. Power menurut Morgenthau dalam Mansbach (2011)
adalah kemampuan manusia untuk mengontrol dan mempengaruhi pikiran dan tindakan
manusia yang lain.
Seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang memiliki mental “melayani rakyat”,
dan jika seorang pemimpin tidak memiliki mental melayani rakyat hanya akan menjadi benalu
bagi rakyatnya. (Berdikari Online, n.d.). Seorang pemimpin harus memiliki seni untuk mengola
power yang ia miliki untuk bisa melayani dan mensejahterakan rakyat. Power merupakan
sebuah alat bagi seorang pemimpin, dan mental pemimpin yang seharusnya adalah
menggunakan alat tersebut (power) untuk mengorganisir perjuangan menuju masyarakat yang
adil dan makmur.
Disisi lain ada pemimpin yang memiliki mental yang bertolak belakang dengan fungsi
pemimpin negara yang seharusnya menjadi pelayan bagi rakyatnya. Artinya seorang pemimpin
yang memiliki mental yang mementingkan kepentingan dirinya maupun kepentingan
kelompoknya. Sebagian besar pemimpin yang ada di Indonesia mengidap penyakit inferiority
complex dan minderwaardigheis complex, yakni merasa minder dan merasa tidak mampu
bersaing dengan bangsa atau kelompok yang lebih maju. Hal inilah yang membuat suatu negara
tidak dapat berkembang (Berdikari Online, n.d). Jejak pendapat kompas pada bulan Juni 2012
dalam Berdikari Online (n.d) menjelaskan bahwa sekitar 80 persen responden menganggap
kepemimpinan nasional akhir-akhir ini semakin tidak bisa memberi arah bangsa ini. Hal ini
dikarenakan masih adanya banyak pemimpin yang salah menggunakan power yang ia miliki
dan masih adanya mental inferiority complex dan minderwaardigheis complex yang pada
akhirnya membuat bangsa ini tidak bergerak maju dan tertinggal dengan negara-negara lain.
Berbicara tentang mental politik dan mental pemimpin tidak akan lengkap jika tidak bicara
tentang mental pejabat. Pejabat merupakan elit negara yang terdiri dari elit-elit politik yang
pada dasarnya memiliki fungsi sebagai pembantu Presiden beseta aparatur pemerintahan
lainnya di lingkungan eksekutif (Hukum Online, 2014). Menurut Syafi’i (2017: 28) elit politik
merupakan sekelompok orang yang ada dalam masyarakat dan menempati kedudukan yang
tinggi. Dalam pengertian khusus dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang terkemuka di
bidang-bidang tertentu dan memegang kekuasaan di bidang tersebut. Pejabat negara dalam hal
ini juga bisa diartikan sebagai elit negara karena pejabat merupakan orang yang memiliki
kekuasaan di bidang tertentu dalam sebuah organisasi atau negara.
Sama seperti pemimpin negeri (Presiden), seorang pejabat haruslah memiliki mental yang
bisa membawa negerinya yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh negara tempat ia
tinggal. Mantan Panglima TNI Jendral Gatot (2017) dalam LampungPro (2017) menyatakan
bahwa setiap pemimpin maupun para elit negara memiliki karakter yang mampu menjaga
persatuan dan kesatuan Indonesia. Hal ini berarti mental dan karakteristik yang harus dibangun
para elit politik atau pejabat adalah mengesampingkan sifat individualis atau mementingkan
kelompoknya dan mengutamakan kepentingan negara.
Tapi pada kenyataan yang terjadi hari ini adalah banyak pejabat ataupun elit politk yang
tidak memiliki mental dan karakteristik yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia. Banyak para elit politik yang lebih mementingkan kepentingan kelompoknya dan
mengabaikan kepentingan bangsa. Sebagai contoh adalah catatan kriminal yang melibatkan
para pejabat dan elit politik. Misalnya tercatat ada 38 anggota DPRD Sumatera Utara periode
2009-2014 dan 2014-2019 yang tertangkap oleh KPK dengan kasus korupsi (Media Oposisi,
2018). Hal ini bisa diartikan bahwa para pejabat dan elit negara memiliki mental pencuri dan
sangat jauh berbeda dengan mental nasionalisme yang seharusnya mereka miliki.
BAB 3
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai