TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Teknik Pada Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Disusu Oleh :
Nim : 07C10207021
PENDAHULUAN
pembuatan produknya. Proses produksi secara manual sering kali kita temukan
tidak diantisipasi maka bisa saja resiko permasalahan itu terjadi. Permasalahan itu
terdapat dari faktor internal dan eksternal. (www.Ads.by kliksaya .com, 2011).
usaha tersebut yaitu sumber daya manusia (SDM) yang handal sesuai dengan
kebutuhan. Hubungan lingkungan kerja yang aman dan nyaman patut diperhatikan
sehingga menjadi timbal balik dengan lingkungan fisik dan ekosistem yang
kondusif.
pihak pengelola dalam hal meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Apabila
1
2
tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, yang pada
akhirnya akan kalah dalam bersaing dipasar, (www.Ads.by kliksaya .com, 2011).
besar di Aceh yang bergerak dalam bidang industri kecil rumah tangga, dari kue
kering hingga kue basah diantaranya adalah kue kembang loyang, kue sepit, kue
bhoi, kue lempat, pisang sale, hingga kue karah, kue tradisional aceh yang cukup
Kue karah adalah sejenis makanan ringan yang cukup populer dikalangan
masyarakat Aceh, yang terbuat dari tepung beras, berbentuk segitiga sering juga
berbentuk lipat dua. Masyarakat Aceh menjadikan kue ini juga sebagai bagian
dari adat dan upacara-upacara tradisional, khususnya di Aceh Barat, pada upacara
Namun, kue ini juga dikenal akrab oleh masyarakat di beberapa kabupaten lainya
Selama proses produksi pembuatan kue karah yang secara manual dan
tradisional, operator terlihat pada sikap postur kerja yang dilakukan pada posisi
temperatur suhu badan yang berlebihan akibat lingkungan kerja yang panas, dan
juga keluhan pada bagian tangan, lengan, bahu dan pinggang, dikarenakan sikap
kerja yang cukup lama dan di lakukan terus-menerus secara berulang lebih kurang
4-5 jam per hari, (Pengakuan operator pembuat kue karah, 14 May 2014)
Suatu penelitian terhadap pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau
akan menegang dan pembuluh darah akan mengecil hingga menimbulkan keluhan
musculoskeletal. Keluhan ini berupa rasa nyeri pada bagian-bagian otot skeletal
(Suma’mur, 1993).
lingkungan tempat kerja, karena lingkungan kerja fisik yang tidak nyaman
Suhu panas berakibat menurunya prestasi kerja fikir dan penurunan sangat
membawa panas tersebut kepermukaan tubuh. Akibat aliran darah tersebut, kulit
dingin dan temperatur tubuh menurun, (Prece 1994). Tubuh mempunyai kadar air
yang tinggi. Komponen air di dalam tubuh dikenal sebagai cairan tubuh dan
klorida. Keseimbangan air tubuh diatur oleh hormon antidiuretik (ADH) yang
rasa haus maupun pelepasan ADH. Kehilangan air melalui keringat dapat terjadi
pada temperatur yang tinggi. Keluarnya keringat berarti keluarnya air dan
(Prece 1994).
lama dapat menaikan berat beban dan frekuensi yang tinggi, hal ini dapat
kenyamanan kerja. Sikap kerja yang kurang sesuai dapat menyebabkan keluhan
fisik seperti rasa nyeri pada otot. Adanya ketidaknyamanan kerja tentu
ketinggian rendah (10 cm) posisi tulang punggung terlihat sangat membungkuk
dan seluruh berat tubuh banyak ditopang oleh kaki, akibatnya terjadi pembebanan
yang berlebihan pada otot kaki dan punggung, Hal ini merupakan salah satu
diteliti oleh Muslimah, Etika, (2006). Penelitian lain yang membahas mengenai
beban kerja adalah penelitian dari Wignjosoebroto, Sritomo (2008). Penelitian ini
keluhan sakit pada bagian leher, punggung, dan pinggang ketika bekerja
Ratusan juta tenaga kerja di seluruh dunia bekerja pada kondisi tidak
nyaman dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Setiap tahun terjadi 1,1
juta kematian yang di sebabkan penyakit atau yang di sebabkan oleh pekerjaan.
Sekitar 300,000 kematian tejadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah
kematian karena akibat kerja dimana di pekirakan terjadi 160 juta penyakit akibat
hubungan pekerjaan yang tidak aman dan nyaman, penyebab kematian yang
penyakit gijal. Selain penyebab kematian, masalah kesehatan lain terutama adalah
terberat yang dialami pada tahun 2013 diantaranya adalah Common Cold, Sistem
pada gangguan sistem tulang dan otot, seperti asam urat, jari kesemutan,
7
dari hidung, sinus, laring hingga alveoli. Saluran pernafasan adalah organ
kontraksi infeksi seperti, bakteri, alergi, virus dan daya tahan tubuh
(www.google.com )
tertarik untuk meneliti kasus tersebut dengan tema judul “RANCANGAN MESIN
pembuatan kue karah secara manual ini menarik untuk diteliti karena terlihat
adanya sikap atau posisi kerja dan kondisi kerja tidak ergonomis dan tidak
karena posisi kerja yang terlalu rendah, menyebabkan sikap postur kerja operator
dengan temperatur suhu yang tinggi atau panas, dalam jangka waktu yang lama
dan di lakukan secara terus menerus selama lebih kurang 4-5 jam kerja, serta
pembuat kue karah dengan menggunakan metode QEC, serta merancang mesin
kerja operator yang sesuai dengan pola kerja pembuatan kue karah
9
penelitian selanjutnya.
Agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang ingin
dicapai, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dan asumsi. Batasan masalah
sebagai berikut :
penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
tahapan mulai dari awal penelitian hingga penyelesaian laporan secara ringkas
disertai kerangka konseptual, Flow chart penelitian dan Flow Proses Chart
bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada
pemecahan masalah.
Membuat kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian
LANDASAN TEORI
2.1. Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum alam dan dapat
rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem
disebut juga sebagai “Human Factors”. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai
untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan
12
13
pekerja dan mesin serta peralatan-peralatan dan lingkungan kerja dapat dilihat
sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal-hal di atas yang
disiplin ilmu, salah satunya ilmu tentang tubuh manusia. Ilmu-ilmu terapan yang
fisiologi. Selain itu juga diperlukan pengetahuan dasar tentang sistem dan
fungsi kerangka otot dan dimensi tubuh manusia, ( Eko Nurmianto, 2004 ).
kontrak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
yang berbeda, bergantung kepada wilayah spesifik dari efek tubuh seperti :
14
a. Anthropometric
dimensi tubuh secara linier, termasuk berat dan volume, jarak jangkauan, tinggi
antara dimensi terhadap desain ruang dan sarana kerja. Pemecahan masalah ini
b. Cognitive
dalam jangka waktu pendek dapat menyebabkan ketegangan. Pada sisi lain fungsi
c. Musculoskeletal
Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal
tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif. Pemecahan
masalah ini terletak pada penyediaan bantuan performansi kerja atau mendesain
manusia.
d. Cardiovaskular
e. Psychomotor
Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja
yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat bekerja
melakukan postur kerja yang baik dan aman. Postur kerja yang baik sangat
Untuk itu, perlu adanya suatu penilaian terhadap suatu postur kerja pekerja
untuk mengetahui sejauh mana postur ataupun sikap kerja pekerja mampu
keefektifan postur kerja pekerja ini dapat dilakukan dengan berbagai metode,
yaitu:
Quick Exposure Check (QEC) adalah suatu alat untuk penilaian terhadap
pergelangan tangan (hand/wrist), dan leher (neck), ( Li, Guangyan dan Peter
Buckle, 2005 ).
beda.
dengan kategori level tindakan, (Li, Guangyan dan Peter Buckle, 2005 ).
Dimana :
maksimum (Xmax = 162) apabila tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau
menggunakan Quick Exposure Check (QEC) dapat dilihat pada Tabel 2.1, 2.2, dan
2.3.
Faktor Kode 1 2 3
Contoh :
Pada kuisioner QEC untuk penilaian skor pengamat diperoleh untuk postur
yaitu H3 dengan kategori sangat berat. Maka pada tabel isian QEC akan diperoleh
PUNGGUNG
A1 A2 A3
6
H1 2 4 8
H3 6 8 10
H4 8 10 12
score 1 10
Diperlukan beberapa
41-50% 71-88 2 waktu ke depan
2.4. Perancangan
terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan dapat
dibagi atas:
21
perusahaan sendiri.
kata benda. Sebagai kata kerjanya yaitu merancang, dimana memiliki arti proses
menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana,
memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang
,Muogboh,O.S, 2004).
a. Metode Kreatif
ditujukan untuk merangsang cara berpikir kreatif. Cara-cara yang terdapat dalam
1. Brainstorming
adalah suatu metode untuk menghasilkan ide dalam jumlah banyak, yang sebagian
besar kemudian akan dibuang, tapi beberapa ide yang menarik akan ditindak
terdiri dari 4 sampai 8 orang yang beraneka ragam, tidak hanya para ahli tapi juga
2. Synectics
4. Proses Kreatif
ide orisinil dapat muncul secara spontan tanpa penggunaan bantuan untuk berpikir
kreatif. Proses kreatif adalah munculnya suatu ide orisinal secara tiba-tiba.
b. Metode Rasional
perancangan. Tetapi metode rasional sering memiliki tujuan yang hampir sama
keputusan. Jadi tidak sepenuhnya benar bahwa metode rasional merupakan lawan
600 siswa disekolah itu yang akan kita golongkan menurut golongan darahnya,
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel
(Moh.Nazir. 1983)
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak
valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin
diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya
orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur
sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh
dua pertimbangan:
dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada
dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya bias atau
penelitian terbilang sangat banyak atau mencapai jumlah ribuan atau wilayah
wilayah populasi agar teknis penelitian menjadi lancar dan efisien. Salah satu
Rumus Slovin
N
n
2
N d 1
dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d
2 = galat pendugaan
Sebagai contoh, Jika yang akan kita teliti itu sebanyak 20.000 orang
ketidaktelitian sebesar 10% , maka menurut rumus Slovin ini akan diperoleh
sampel sebesar.
20.000 20.000
n 99.5 100 sampel
2 200.01
20.0000.1 1
26
2 Korelasi 30 subjek
manusia, maka perancangan sistem manusia-mesin juga tidak lepas dari faktor
mempunyai peran besar dalam mengurangi risiko bahaya akibat kesalahan kerja, (
itu didesain bukan oleh orang Indonesia dan tidak berdasarkan pada data
akan dioperasikan oleh orang Indonesia. Karena itu perlu dilakukan pengukuran
kehidupan sehari-hari atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan harus
2007 ).
kerja dari pengaruh negatif akibat pemakaian peralatan atau mesin yang tidak
serasi dengan gerakan kerja manusia. Dalam hal ini, ergonomi membuat peralatan
alamiah pada tenaga kerja. Kondisi ini dapat mengurangi timbulnya penyakit
tempat kerja dapat mengurangi beban kerja, yang artinya tenaga kerja dapat
Y.P. 2007 ).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan pekerja
adalah dengan memperbaiki fasilitas kerja yang tidak ergonomis dalam arti desain
yang tidak sesuai dengan antropometri pengguna. Melalui data antropometri akan
didapatkan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang akan dirancang sesuai dengan pekerja yang akan menggunakan produk
dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil
28
populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai produk haruslah mampu
2.7. Antropometri
Istilah Antropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Antropometri dapat diartikan sebagai satu studi yang
memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya.
Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara
sebagainya.
(adjustability) suatu produk merupakan satu prasyarat yang sangat penting dalam
Wignjosoebroto, 1995 ).
29
memiliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.
dan lain-lain).
produksi, yaitu:
dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
nilai persentil yang paling rendah (1st, 5th, 10th persentil) dari distribusi
ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5th persentil untuk dimensi
Wignjosoebroto, 1995 ).
Masalah pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka
tersebut.
d. Pilih persentase populasi yang diikuti ; 90th, 95th, 99th atau nilai
diperlukan.
Data ini dapat dimanfaatkan guna menetapkan dimensi ukuran produk yang
akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan
vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung tulang bahu yang
vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung bawah siku kanan.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan
atas paha.
tegak dan ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sampai
lekukan lutut sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah
35
duduk dan ukur horisontal dari bagian terluar pinggul sampai ke lutut.
2. Posisi Berdiri.
vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan
wajar.
subjek berdiri tegak dan tangan di samping, ukur jarak dari siku sampai
pergelangan tangan.
vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal
vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas, sementara
vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri
tegak
f. Tebal Badan (TB), cara pengukuran yaitu mengukur berdiri tegak dan
ukur jarak dari dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara
36
horisontal.
horisontal dari punggung samping ujung jari tengah dan subjek berdiri
tegak dan ukur jarakhorisontal dari bagaian terluar pinggul sisi kiri
antara kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas
horisontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri samping ujung jari
data. Dari uji keseragaman data dapat diketahui apakah data berasal dari satu
perhitungan yaitu:
X
X i
………………………………………………………….( 2. 1 )
n
Dimana ;
X i = Nilai data
n = Jumlah data
Untuk sampel :
(X X ) i
……………………………………………………..( 2.2 )
n 1
Dimana:
= Standar deviasi:
X i = Nilai data
n = Jumlah data
Nilai maksimum merupakan nilai yang paling besar diantara data yang
diperoleh. Nilai maksimum dapat diperoleh dengan mengurutkan data sesuai dengan
38
nilainya. Nilai minimum merupakan nilai yang paling kecil diantara data yang
diperoleh. Untuk mendapatkan nilai minimum juga sama dengan nilai maksimum.
Jika X min > BKB dan Xmaks < BKA maka Data Seragam
Jika X min < BKB dan Xmaks > BKA maka Data Tidak Seragam
Dimana ;
= Standar deviasi:
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data anthropometri yang telah
diperoleh dari pengukuran sudah mencukupi atau belum. Uji ini dipengaruhi
oleh:
…………………………………………( 2.4 )
Dimana:
S = Tingkat ketelitian
Dengan ketentuan :
Jika N’ > N, maka data pengamatan kurang, dan perlu tambahan data.
5% 0,05
10% 0,1
Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai
mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal.
Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD
(standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa
40
persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau
lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya 95% populasi adalah sama dengan atau
lebih rendah dari 95 persentil. 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih
rendah dari 5 persentil. Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel teori
probabilitas distribusi normal. Adapun gambar kurva distribusi normal dan tabel
1-st
X - 2.325 x
2.5-th
X - 1.960 x
5-th
X - 1.645 x
10-th
X - 1.280 x
50-th
X
90-th
X + 1.28o x
95-th
X + 1.645 x
97.5-th
X + 1.960 x
99-th
X + 2.325 x
Sumber : Nurmianto, Eko 2008
41
Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya
dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah
0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05
maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov
Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji
mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data
Pada dasarnya uji normalitas merupakan perbandingan antara data yang kita
miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang
sama dengan data kita. Data yang mempunyai distribusi yang normal merupakan
salah satu syarat dilakukannya parametric-test. Untuk data yang tidak mempunyai
normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score
dan diasumsikan normal. Terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang
akan diuji dengan data normal baku artinya data yang kita uji normal tidak
Xi X
Z …………………………………………………….( 2.5 )
Dimana :
Xi = data ke-i
X = nilai rata-rata
σ = standar deviasi
Peta kerja atau sering disebut peta proses (process chart) merupakan alat
komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap
awal sampai akhir. Melalui peta proses ini dapat diperoleh informasi-informasi
3. Waktu operasi untuk setiap proses atau elemen kegiatan di samping total
waktu penyelesaiannya.
Lewat peta-peta ini dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik hingga sampai
akhirnya produk jadi dan siap dipasarkan. Apabila dilakukan studi yang seksama
terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan dalam usaha memperbaiki metode kerja
dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang
lambang seperti pada Tabel 2.9. Selain lima lambang standar, terdapat juga
Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua
keseluruhan.
setempat.
tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk
kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang
biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Hubungan
antara kedua macam kegiatan di atas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu
produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling
untuk melakukan perbaikan kerja, masing-masing peta kerja yang termasuk dalam
( sultalaksana, I. Z, 2006 )
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sistematis.
dan menguraikan sistem penelitian secara rinci dan tepat sasaran. Melakukan
melakukan sistem berdasarkan data untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
metode yang di ambil dalam penelitian ini, sampai dengan menarik kesimpulan
(Deskriptif Research).
suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas pristiwa
pada masa sekarang. Penelitian deskriptif sering juga di sebut sebagai penelitian
survei karena data yang digunakan dikumpulkan dengan teknik wawancara dan
47
48
mengasilkan penilaian cara kerja apakah sudah sesuai dengan prinsip ergonomi
atau belum. Metode yang digunakan adalah Quich Exposure Checklist (QEC).
Secara kesrluruhan, waktu penelitian dapat dilihat tabel 3.1 dibawah ini.
Objek penelitian adalah operator yang bekerja pada stasiun pembuat kue
.objek yang di teliti adalah operator pembuat kue tradisional (kue karah).
49
Aceh, kususnya di Aceh Barat dengan melihat kondisi postur kerja yang di alami
oleh operator pembuat kue karah apakah sudah sesuai dengan prinsip ergonomi.
1. Postur kerja
kerja aktual akan dinilai untuk menilai postur kerja yang dapat
menimbulkan resiko cedera otot setelah itu akan dijadikan pertimbangan untuk
memberikan usulan perancangan fasilitas baru yang sesuai dengan pola kerja
operator yang lebih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan resiko
cedera otot.
digunakan untuk mendapatkan dimensi dari bagian tubuh operator yang akan
dijadikan dasar perancangan fasilitas kerja yang baru agar terjadi kesesuaian
adanya cedera otot yang dialami oleh operator. Dengan usulan rancangan fasilitas
50
kerja yang sesuai dengan pola pembuatan kue karah dan sesuai dengan dimensi
2 Megapixel.
karah
Data yang diperoleh berasal dari pengrajin kue tradisional yaitu pada
proses pembuatan kue karah secara manual dan tradisional. Data yang telah
pada bagian pembuat kue karah dengan menggunakan daftar tabel isian
bantu kerja, dengan alat ukur meter dengan sampel operator yang bekerja
sebagai berikut :
1. Analisis kondisi kerja aktual dengan cara melakukan analisis hasil postur
dimensi dan bentuk yang ergonomi yang sama dengan pola kerja
peneliti melakukan serangkaian kegiatan dalam penelitian ini agar data yang di
ambil terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai sehingga tepat pada
sasaran penelitian, untuk memperjelas maka dapat dilihat Flow chart langkah-
antaranya adalah Meureubo, Bakti Jaya, Balee, Bulo, Gunong Kleng, Langung,
Mesjid Tuha, Pasi Aceh Baro, Pasi Aceh Tunong, Pasi Mesjid, Paya baro Ranto
Panyang, Paya Peunaga, Peunaga Cut Ujung, Peunaga Pasi, Peunaga Rayeuk,
Pucok Reudeup, Pulo Reungoh Ranto Panyang, Ranto Panyang Barat, Ranto
Panyang Timur, Ranub Dong, Reudeup, Sumber Batu, Ujung Tanjong, Ujong
(Kue Karah) yang aktif dan terdaftar di “ DINAS KOPERASI USAHA KECIL
Ujung Tanjung, Peunaga, jumlah populasi pengrajin kue tradisional (kue karah) di
Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, terlihat pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2. Data Pengrajin Kue tradisional (Kue Karah) Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat.
No Nama Desa Populasi Sampel
1 Meureubo 6 5
2 Langung 74 18
3 Ujung Drien 7 5
4 Ujung Tanjung 1 1
5 Peunaga 2 1
Total 90 30
Sumber : hasil pengolahan data
Contoh pengambilan data sampel desa langung dengan rumus slovin pada
N 74 74
n n 18,7 18sampel
Rumus Slovin : 2 2 3.96
N d 1 = 740.2 1
Pada proses produksi pembuatan kue karah yang secara manual atau
Gambar 3.3. Flow Proses Chart Proses Produksi Kue Karah Aktual
56
Proses produksi pembuatan kue karah di lakukan selama 4-5 jam kerja
dengan produksi 3 menit perunit produksi, berikut perhitungan produksi
pembuatan kue karah yang di lakukan selama 4 jam kerja.
60 menit
Produksi produk per/jam 30 unit
2 menit
Hasil dari analisis yang telah dilakukan, selanjutnya akan ditindak lanjuti
rancangan mesin kerja operator pembuat kue karah yang bermanfaat bagi
Melipat dan Membentuk Kue Dengan Alat Mengangkat dan Meniriskan kue
Bantu Ke Wadah Penirisan
dengan QEC, pengukuran data antropometri dengan alat ukur meter, observasi
dan wawancara terhadap operator pada stasiun pembuatan kue karah dan juga di
lengkapi dengan data skunder, yaitu, data rekapitulasi kesehatan masyarakat yang
pada lampiran A, dan data populasi pengrajin kue tradisional (kue karah) yang
terdapat di kantor dinas koperasi industri kecil dan menengah perindustrian dan
Elemen kerja pada kondisi aktual pembuatan kue karah memiliki beberapa
jenis kegiatan yanag terdiri dari beberapa t ahapan proses pembuatan kue
cetakan, mengambil alat cetakan, mengetuk alat cetakan dengan alat bantu,
kue dengan alat bantu, mengangkat dan meniriskan kue ke wadah penirisan,
59
60
Dari beberapa proses kerja pembuatan kue karah ini yang di lakukan
secara manual dan tradisional terlihat postur kerja yang tidak ergonomi, maka dari
itu akan dilakukan pengamatan dari postur kerja terhadap operator dengan metode
postur kerja bertujuan untuk mengetahui elemen gerakan atau kegiatan yang
61
dapat menyebabakan munculnya resiko akibat kerja, hasil data dari kenyebaran
beberapa dimensi tubuh operator agar dapat disesuaikan dengan dimensi mesin
kue karah yang akan dirancang. Sehingga pada saat akan melakukan proses
dengan alat ukur meter, pemilihan dimensi bagian tubuh yang akan diukur
besi mesin.
melakukan beberapa pengujian yang terdiri dari uji keseragaman data, uji
kecukupan data dan uji kenormalan data, dimensi tubuh operator pembuat kue
untuk merancang mesin pembuat kue tradisional (kue karah) secara ergonomi.
Berikut akan diuraikan secara lengkap pengolahan data dari tugas akhir ini.
penyimpanan cetakan secara manual dan tradisional. Gambaran kerja aktual pada
proses produksi pembuatan kue karah dapat di lihat pada gambar 4.2. di bawah
ini.
adonan ke gudang penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 4.2, dan penilaian skor
Tabel 4.3. Penilaian Skor QEC Pada Kegiata Mengambil Alat Cetakan
PUNGGUNG BAHU/LENGAN TANGAN LEHER
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 J2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 J3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 1 8 Score 1 4
Score 1 4 Score 1 4
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 4 Score 2 4 Score 2 6 Score 2 2
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 6
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 4 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 4 TOTAL 1
Score 4 4
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 1
H4 8 10 12 J3 6 8 10 2
Score 5 Score 5 4 STRES
TOTAL 24 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 18 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 2
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 14
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
66
X = 14 + 18 + 24 + 6 + 4 + 1 + 1 + 3 = 71
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
71
E (%) X 100 % 43 ,8
162
Kemudian nilai exposure akan digunakan untuk menentukan nilai level
Tabel 4.4. Nilai Level Tindakan QEC Pada Kegiatan Pengambilan Adonan
Ke Gudang Penyimpanan Cetakan
secara manual dan tradisional. Gambaran kerja aktual pada proses produksi
pembuatan kue karah dapat di lihat pada gambar 4.3. di bawah ini.
Kuisioner QEC oleh pengamat dan pekerja pada kegiatan mengambil alat
cetakan dapat dilihat pada Tabel 4.5, dan penilaian skor QEC pada tabel 4.6.
68
Tabel 4.6. Penilaian Skor QEC Pada Kegiata Mengambil Alat Cetakan
PUNGGUNG BAHU/LENGAN TANGAN LEHER
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 J2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 J3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 1 8 Score 1 4
Score 1 4 Score 1 4
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 4 Score 2 4 Score 2 6 Score 2 2
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 6
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 4 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 4 TOTAL 1
Score 4 4
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 1
H4 8 10 12 J3 6 8 10 2
Score 5 Score 5 4 STRES
TOTAL 24 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 18 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 2
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 14
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
70
X = 14 + 18 + 24 + 6 + 4 + 1 + 1 + 3 = 71
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
71
E (%) X 100 % 43 ,8
162
Kemudian nilai exposure akan digunakan untuk menentukan nilai level
Tabel 4.7. Nilai Level Tindakan QEC Pada Kegiatan Mengambil Alat Cetakan
waktu ke depan.
71
alat bantu secara manual dan tradisional, di lihat dari postur kerja yang di lakukan
terlihat jelas sikap kerja yang tidak ergonomi sewaktu melakukan proses kegiatan
Kuisioner QEC oleh pengamat dan pekerja pada kegiatan mengetuk alat
cetakan dengan alat bantu pada proses kerja manual dapat dilihat pada Tabel 4.8,
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 4 Score 2 4 Score 2 6 Score 2 4
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 6
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 2 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 4 TOTAL 4
Score 4 6
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 4
H4 8 10 12 J3 6 8 10 4
Score 5 Score 5 6 STRES
TOTAL 22 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 18 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 2
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 14
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
74
X = 14+ 18 + 22 + 6 + 4 + 4 + 4 + 2 = 74
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
74
E (%) X 100 % 45 , 6
162
Kemudian nilai exposure akan digunakan untuk menentukan nilai level
Karena nilai E = 45,6%, maka level tindakan untuk kegiatan mengetuk alat
cetakan dengan alat bantu adalah2 . Tindakan yang diperlukan adalah diperlukan
wadah penampungan adonan secara manual dan tradisional, di lihat dari postur
kerja yang di lakukan terlihat jelas sikap kerja yang tidak ergonomi sewaktu
Kuisioner QEC oleh pengamat dan pekerja pada kegiatan meletakan alat
cetakan ke wadah penampungan adonan pada proses kerja manual dapat dilihat
pada Tabel 4.11, dan penilaian skor QEC pada tabel 4.12.
76
Tabel 4.12. Penilaian Skor QEC Pada Kegiata Meletakan Alat Cetakan Ke Wadah
Penampungan Adonan
PUNGGUNG BAHU/LENGAN TANGAN LEHER
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 J2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 J3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 1 8 Score 1 4
Score 1 4 Score 1 4
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 4 Score 2 4 Score 2 6 Score 2 2
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 6
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 4 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 6 TOTAL 1
Score 4 4
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 1
H4 8 10 12 J3 6 8 10 2
Score 5 Score 5 4 STRES
TOTAL 26 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 18 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 1
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 14
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
78
X = 14 + 18 + 26 + 6 + 4 + 1 + 1 + 1 = 71
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
71
E (%) X 100 % 43 ,8
162
Kemudian nilai exposure akan digunakan untuk menentukan nilai level
Tabel 4.13. Nilai Level Tindakan QEC Pada Kegiatan Meletakan Alat Cetakan Ke
Wadah Penampungan Adonan
Persentase Total Skor Level
Tindakan
Skor Exposure Tindakan
dengan alat bantu secara manual dan tradisional, di lihat dari postur kerja yang di
lakukan terlihat jelas sikap kerja yang tidak ergonomi sewaktu melakukan proses
Kuisioner QEC oleh pengamat dan pekerja pada kegiatan melipat dan
membentuk kue dengan alat bantu pada proses kerja manual dapat dilihat pada
Tabel 4.15. Penilaian Skor QEC Pada Kegiatan Melipat dan Membentuk Kue
Dengan Alat Bantu
PUNGGUNG BAHU/LENGAN TANGAN LEHER
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 J2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 J3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 1 6 Score 1 4
Score 1 4 Score 1 4
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 4 Score 2 4 Score 2 6 Score 2 4
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 8
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 2 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 4 TOTAL 1
Score 4 4
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 4
H4 8 10 12 J3 6 8 10 4
Score 5 Score 5 4 STRES
TOTAL 20 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 18 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 2
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 14
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
82
X = 14 + 18 + 20 + 8 + 4 + 1 + 4 + 2 = 71
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
71
E (%) X 100 % 43 ,8
162
Kemudian nilai exposure akan digunakan untuk menentukan nilai level
Tabel 4.16. Nilai Level Tindakan QEC Kegiatan Melipat dan Membentuk Kue
Dengan Alat Bantu
Karena nilai E = 43,8%, maka level tindakan untuk kegiatan melipat dan
membentuk kue dengan alat bantu adalah 2. Tindakan yang diperlukan adalah
kue ke wadah penirisan secara manual dan tradisional, di lihat dari postur kerja
yang di lakukan terlihat jelas sikap kerja yang tidak ergonomi sewaktu melakukan
dan meniriskan kue ke wadah penirisan pada proses kerja manual dapat dilihat
pada Tabel 4.17, dan penilaian skor QEC pada tabel 4.18.
84
Tabel 4.18. Penilaian Skor QEC Pada Kegiata Mengangkat dan Meniriskan Kue
Ke Wadah Penirisan
PUNGGUNG BAHU/LENGAN TANGAN LEHER
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 J2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 J3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 1 4 Score 1 2
Score 1 2 Score 1 4
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 2 Score 2 4 Score 2 4 Score 2 4
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 6
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 2 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 4 TOTAL 1
Score 4 2
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 4
H4 8 10 12 J3 6 8 10 4
Score 5 Score 5 2 STRES
TOTAL 18 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 14 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 1
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 10
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
86
mengangkat dan meniriskan kue ke wadah penirisan seperti terlihat di bawah ini:
X = 10 + 14 + 18 + 6 + 4 + 1 + 4 + 1 = 58
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
58
E (%) X 100 % 35 ,8
162
Kemudian nilai exposure akan digunakan untuk menentukan nilai level
Tabel 4.19. Nilai Level Tindakan QEC Kegiatan Mengangkat dan Meniriskan
Kue Ke Wadah Penirisan
penirisan secara manual dan tradisional, di lihat dari postur kerja yang di lakukan
terlihat jelas sikap kerja yang tidak ergonomi sewaktu melakukan proses kegiatan
Kuisioner QEC oleh pengamat dan pekerja pada kegiatan meniriskan kue
ke wadah penirisan pada proses kerja manual dapat dilihat pada Tabel 4.20, dan
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 2 Score 2 2 Score 2 4 Score 2 2
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 4
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 2 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 4 TOTAL 1
Score 4 2
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 1
H4 8 10 12 J3 6 8 10 4
Score 5 Score 5 2 STRES
TOTAL 18 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 10 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 1
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 10
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
90
X = 10 + 10 + 18 + 4 + 4 + 1 + 1 + 1 = 49
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
dan tradisional, di lihat dari postur kerja yang di lakukan terlihat jelas sikap kerja
yang tidak ergonomi sewaktu melakukan proses kegiatan pembuatan kue karah.
8. Penyimpanan
hasil produk pada proses kerja manual dapat dilihat pada Tabel 4.23, dan
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 L1 L2
J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4 6 J1 2 4
J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8 10 J3 6 8
Score 2 2 Score 2 2 Score 2 2 Score 2 2
J1 J2 J3 J1 J2 J3 J1 J2 J3 TOTAL 4
H1 2 4 6 H1 2 4 6 K1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 K2 4 6 8 JALANKAN
H3 6 8 10 H3 6 8 10 K3 6 8 10 M1 M2 M3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 Score 3 2 1 4 9
Score 3 2 Score 3 2 TOTAL 4
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 GETARAN
J1 2 4 H1 2 4 6 K1 2 4 N1 N2 N3
J2 4 6 H2 4 6 8 K2 4 6 1 4 9
J3 6 8 H3 6 8 10 K3 6 8
Score 4 4 H4 8 10 8 Score 4 2 TOTAL 1
Score 4 2
B3 B4 B5 E1 E2 KESULITAN
H1 2 4 6 D1 D2 D3 J1 2 4 P1 P2 P3
H2 4 6 8 J1 2 4 6 J2 4 6 1 4 9
H3 6 8 10 J2 4 6 8 J3 6 8 TOTAL 1
H4 8 10 12 J3 6 8 10 2
Score 5 Score 5 2 STRES
TOTAL 10 Q1 Q2 Q3 Q4
B3 B4 B5 TOTAL 10 1 2 3 4
J1 2 4 6
J2 4 6 8 TOTAL 1
J3 6 8 10
Score 6
TOTAL 10
Jumlah 1-4 Tuk Statis,
Jumlah 1-3 & Tuk
Manual Handling)
94
X = 10 + 10 + 10 + 4 + 4 + 1 + 1 + 1 = 41
Untuk keadaan tipe tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
8 25,3
Penyimpanan Aman
Sumber : Hasil Pengolahan Data QEC
JK
Control Panel
(DGT)
(TM B)
perhitungan uji keseragaman data, uji kecukupan data, dan uji kenormalan data
Dimensi tubuh yang diperlukan untuk merancang alat bantu mesin pembuat kue
karah adalah Tinggi Mata Berdiri (TMB), Jangkauan Tangan (JT), dan Diameter
diantaranya adalah :
data. Dari uji keseragaman data dapat diketahui apakah data berasal dari satu
populasi yang sama. Uji keseragaman data melalui tahap-tahap perhitungan yaitu:
a. Nilai rata-rata
nilai maksimum dan minimum pada dimensi Tinggi Mata Berdiri (TMB).
a. Nilai rata-rata
Contoh :
Dimana:
n = Banyaknya pengamatan
X = X rata-rata
Contoh :
Nilai Standar Deviasi pada data Tinggi Mata Berdiri (TMB) adalah :
Nilai maksimum adalah nilai terbesar dari data hasil pengukuran setelah
data diurutkan, sedangkan nilai minimum adalah nilai terkecil dari data hasil
pengukuran setelah data diurutkan. Nilai maksimum dan nilai minimum pada
Xmaks = 144
Xmin = 130
98
Hasil uji keseragaman data pada Tinggi Mata Berdiri (TMB) dengan
Di peroleh,
k =2
= 4,87
X = 138,74 = 139 cm
Ketentuan,
Jika X min > BKB dan Xmaks < BKA maka Data Seragam
Jika X min < BKB dan Xmaks > BKA maka Data Tidak Seragam
Peta kontrol untuk data diameter Tinggi Mata Berdiri dapat di lihat Pada
Tabel 4.27. Uji Keseragaman Data Dimensi Tinggi Mata Berdiri (TMB)
No TMB (cm) BKA BKB Keterangan
1 140 149 129 Seragam
2 131 149 129 Seragam
3 136 149 129 Seragam
4 143 149 129 Seragam
5 133 149 129 Seragam
6 143 149 129 Seragam
7 143 149 129 Seragam
8 136 149 129 Seragam
9 141 149 129 Seragam
10 130 149 129 Seragam
11 144 149 129 Seragam
12 131 149 129 Saragam
13 140 149 129 Seragam
14 140 149 129 Seragam
15 134 149 129 Seragam
16 133 149 129 Seragam
17 143 149 129 Saragam
18 142 149 129 Seragam
19 144 149 129 Seragam
20 131 149 129 Seragam
21 143 149 129 Seragam
22 144 149 129 Seragam
23 141 149 129 Seragam
24 133 149 129 Seragam
25 142 149 129 Seragam
26 143 149 129 Seragam
27 144 149 129 Seragam
28 140 149 129 Seragam
29 133 149 129 Seragam
30 141 149 129 Seragam
sampel yang diambil sudah mewakili populasi. Untuk melakukan uji kecukupan
data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan
persamaan 2.4.
Berdiri (TMB)
( Xi ) 2 = ( 578096 cm ) 2 = 17322244
Maka:
2
40 30(578096 ) (4162) 2
N' 1,906080989
4162
101
Keterangan :
Jika N’ > N, maka data pengamatan kurang dan perlu tambahan data
Hasil pengolahan data yang dilakukan didapat N` < N (1.90 < 30), maka
dapat disimpulkan data yang diperoleh sudah cukup. Uji kecukupan data pada
No Dimensi N Xi Xi 2 ( Xi ) 2 N’ Keterangan
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki
inferensial). Alat uji yang digunakan disebut dengan uji Kolmogorov-Smirnov (uji
No Data 1- 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
130 131 131 131 131 133 133 133 134 136
No Data 11- 20
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
136 140 140 140 140 141 141 141 142 142
No Data 21- 30
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
143 143 143 143 143 143 144 144 144 144
2) Dari data pengamatan yang telah kita urutkan dan diberi nomor,
1
Fa ( X ) 0,033333333
30
4) Dari nilai Z yang didapat, cari nilai Fe(X) dengan melihat tabel
Didapat :
Fa(X) = 0,033333333
Fe(X) = 0,0359
Maka :
D = |Fa(X) – Fe(X)|
=|0,033333333-0,0359|
= -0,002566667
7) Dmaks untuk dimensi Tinggi Mata Berdiri (TMB) adalah, 0 ,3913 dan
dimensi Tinggi Mata Berdiri setelah dilakukan perhitungan dari seluruh sampel
maka dapat dilihat dari perhitungan akhir yang dapat dilihat pada Tabel 4.31.
104
Untuk hasil rekapitulasi uji kenormalan pada dimensi- dimensi yang lain
selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah nilai
persentil 5, 50, dan 95. Contoh penentuan nilai persentil adalah sebagai berikut.
P5 = X - 1,645 ( )
= 131,1369 = 132 cm
P50 = X
= 139 cm
P95 = X + 1,645 ( )
= 146,8631 = 147 cm
106
Nilai-nilai persentil untuk seluruh dimensi dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Data perhitungan dimensi tubuh yang lain dapat dilihat pada lampiran E
persentil yang akan digunakan untuk mengetahui nilai yang menyatakan bahwa
pada persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan
atau lebih rendah dari nilai tersebut, tujuannya untuk memberikan rasa nyaman
kue tradisional (kue karah) secara ergonomi ini, menggunakan prinsip penggunaan
dengan hasil perhitungan tersebut, terlihat pada Gambar 4.12, dibawah ini:
(JK)
74,05cm
Control Panel
(DGT)
4,12cm
(TMB)
139cm
(DGT)
4,12cm
Dari studi awal pengukuran dan pengolahan data yang telah dilakukan
pada bab IV diperoleh analisa pengukuran kerja aktual dilakukan pada operator
Diantaranya adalah :
dilakukan dengan postur kerja yang tidak ergonomi. Rekapitulasi penilaian level
Tabel 5.1. Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja Dari Keseluru Kegiatan Dengan
Metode QEC Pada Operator Pembuat Kue Karah
Exposure
No Uraian Elemen Kegiatan Kreteria Tindakan
(%)
1 Pengambilan adonan ke gudang 43,8 Diperlukan beberapa
penyimpanan cetakan waktu ke depan
2 43,8 Diperlukan beberapa
Mengambil alat cetakan
waktu ke depan
3 45,6 Diperlukan beberapa
Mengetuk alat cetakan dengan alat bantu
waktu ke depan
4 Meletakan alat cetakan kewadah 43,8 Diperlukan beberapa
penampungan adonan waktu ke depan
5 Melipat dan membentuk kue dengan alat 43,8 Diperlukan beberapa
bantu waktu ke depan
6 Mengangkat dan meniriskan kue ke wadah 35,8
Aman
penirisan
7 30,2
Meniriskan kue ke wadah penirisan Aman
8 25,3
Penyimpanan Aman
Sumber : Hasil Pengolahan Data QEC
109
110
Dari hasil penilaian QEC pada Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa terdapat
beberapa perbedaan keluhan yang terjadi pada setiap elemen kegiatan. Hal ini
disebabkan karena:
posisi tubuh yang cukup bengkok dengan keadaan posisi duduk jongkok
3. Pada elemen kegiatan mengetuk alat cetakan dengan alat bantu terdapat
dikarenakan beban kerja yang dilakukan secara terus menerus lebih dari 20
5. Pada elemen kegiatan melipat dan membentuk kue dengan alat bantu
hal ini dikarenakan posisi tubuh operator yang bengkok dan dengan
111
terdapat penilaian ( 35,8%), atau posisi kerja aman, hal ini dikarenakan
posisi kerja dengan punggung hampir netral dan berat beben kerja rendah.
penilaian kerja (30,2%,) dengan posisi kerja aman, hal ini dikarenakan
dengan posisi kerja aman, hal ini dikarenakan berat beban kerja yang
Dari hasil analisis postur kerja tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
Dalam analisis ini akan dibahas mengenai beberapa dimensi tubuh yang
dipakai dalam merancang mesin pembuat kue tradisional (kue karah) secara
ergonomi yang dapat mengurangi cedera otot dikarenakan postur kerja aktual
yang selama ini dilakukan tidak ergonomi dan dilakukan secara manual atau
tradisional, Untuk dapat merancang mesin kue karah maka diperlukan beberapa
dimensi tubuh yang dibutuhkan dalam merancang mesin usulan ini yaitu:
batang engkol besi dudukan mesin dan alas kompor yaitu , 4,12 cm
Perbandingan antara metode kerja aktual dan metode kerja usulan dapat
Aktual Usulan
No Uraian Elemen Kegiatan
Waktu Kelelahan Kerja
Pengambilan adonan ke gudang penyimpanan
1 20 Detik 10
cetakan
kerja yang selama ini dilakukan dari berbagai uraian elemen kegiatan kerja aktual,
113
yaitu, mengambil alat cetakan, mengetuk alat cetakan dengan alat bantu,
waktu kelelahan total siklus pembuatan kue karah sebersar 70 detik, dan di
menggunakan mesin.
Control Panel
(9) Kaki
M sen
Bagian utama komponen mesin pembuat kue karah yang sangat penting
1. Kontrol Panel
Kontrol panel digunakan sebagai alat kontrol mesin yang terdiri dari
2. Elektro Motor
Elektro motor digunakan sebagai alat pengerak putaran puli mesin dengan
menghubungkan tali kipas dan puli mesin didalam gear box mesin, elektro
ditentukan operator.
3. Mesin Getar
Mesin getar digunakan sebagai alat penggetar mesin sehingga adonan kue
operator.
Ekolan pedal mesin digunakan sebagai alat penyetelan dudukan mesin dan
115
5. Puli Mesin
Puli mesin digunakan sebagai alat peletak cetakan kue karah yang
dihubungkan dengan poros besi puli yang berbentu lempengan besi bulat
alat cetakan juga dilengkapi dengan tuas kelok yang berfungsi untuk
membentuk gear sehingga terlihat seperti besi ulir pada badan besi yang
berfungsi sebagai naik turunya mesin kue karah dan mesin juga bisa di
8. Kaki Mesin
Kaki mesin digunakan sebagai alat penopang seruluh badan mesin dan
Pada proses produksi pembuatan kue karah yang secara semi otomatis
Gambar 5.2. Flow Proses Chart Proses Produksi Kue Karah Aktual
2. Start Mesin
a. Atur waktu siklus operasi mesin pada timer mesin (Kontrol Panel)
3. Mematikan Mesin
Dari hasil perancangan fasilitas kerja maka akan diperoleh kondisi yang
baru pada proses pembuatan kue karah sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah.
Adanya beberapa perbaikan kondisi kerja antara lain pada Tabel 5.3.
Operator dibagian mengetuk alat cetakan Operator dibagian mengetuk alat cetakan
dengan alat bantu harus mengatami dengan alat bantu tidak lagi mengalami
2
kegiatan mengetuk secara terus- menerus kegiatan pengetukan karenakan perancangan
dengan postur kerja yang tidak ergonomi mesin sudah di lengkapi dengan mesin getar
DAFTAR PUSTAKA
Grandjen, E., 1986. Fitting the task to the man. A textbook of occupational
Prece, S. A,. and wilson, patofisiogi konsep klinik proses – proses penyakit,
Suma’mur P,K., 1996. Higienes perusahaan dan kesehatan kerja, jakarta : CV haji
Masagung
Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, edisi kedua, Guna
Li, Guangyan dan Peter Buckle. Quick Exposure Checklist (QEC)for the
LLC. 2005
Jakarta: Prestasi,Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
( LANJUTAN )
Cross, Nigel. 1994. Engineering Design Method. New York : John Wiley & Sons
.Inc
Surabaya, 1995.p.60
Sutalaksana, I.Z., dkk. 2006. ”Teknik perancangan sistem kerja”. ITB, Bandung.
www.acehpedia.org