12
Penentuan Zonasi Perizinan Pertambangan Mineral Non Logam dan Batuan … Dody Bagus Widodo
Kabupaten Blora dilakukan dengan cara pertampalan a. Kemiringan lebih dari 100 %, dengan
(overlay). peringkat 30.
Adapun sektor-sektor terkait yang dapat di lakukan b. Kemiringan antara 50 – 100 %, dengan
dengan cara pertampalan (overlay) ini berjumlah 11 peringkat 20.
parameter yaitu Ketinggian lahan, Kemiringan lahan, c. Kemiringan kurang dari 50 %, dengan
Rawan Bencana, Ketebalan tanah penutup, Air peringkat 10.
Tanah, Sungai dan Bangunan, Mata Air dan
Peresapan Air, Hutan dan Perkebunan, Pariwisata,
Pemukiman, Penggunaan Lahan Pertanian.
13
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Gambar 4. Peta Parameter Ketebalan Tanah
a. Pada sempadan sungai < 50 m dan antara
a. Tebal tanah penutup > 3 m, dengan
500 m ke hulu dan 1000 m ke hilir dengan
peringkat 30.
peringkat 30.
b. Tebal tanah penutup 1 – 3 m, dengan
b. Di luar sempadan sungai 50-100 m dan di
peringkat 20.
luar jarak 500 m ke hulu dan 1000 m ke
c. Tebal tanah penutup < 1 m, dengan
hilir, dengan peringkat 20.
peringkat 10.
c. Di luar sempadan sungai > 100 m dan
diluar jarak 500 m ke hulu dan 1000 m ke
hilir, dengan peringkat 10.
Gambar 6. Peta Parameter Sungai dan Bangunan Gambar 8. Peta Parameter Hutan dan Perkebunan
14
Penentuan Zonasi Perizinan Pertambangan Mineral Non Logam dan Batuan … Dody Bagus Widodo
15
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
a. Sawah irigasi teknis dan ½ teknis, dengan
peringkat 210.
b. Sawah irigasi non teknis, dengan peringkat 30.
c. Sawah tadah hujan, kebun, ladang dan tegalan,
dengan peringkat 20.
d. Semak belukar dan rerumputan, dengan
peringkat 10.
16
Penentuan Zonasi Perizinan Pertambangan Mineral Non Logam dan Batuan … Dody Bagus Widodo
17
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Pengaturan Teknik Penambangan 4. KESIMPULAN
Mengingat endapan mineral yang ditambang Banyaknya kandungan batugamping dan gypsum di
merupakan perbukitan maka sistem penambangan tiap daerah bergantung dengan keluasan dan
yang diterapkan adalah side hill type quarry. Kuari kedalaman daerah tersebut, untuk kandungan pasir
(quarry) adalah sistem penambangan yang diterapkan batu dipengaruhi oleh jauh dekatnya daerah tersebut
untuk mineral konstruksi dan mineral industri. dengan sungai.
Bentuk penambangannya adalah berjenjang,
Kegiatan penambangan dan ekplorasi di tiap daerah
dilakukan secara bertahap dari tempat yang tinggi ke
pertambangan diatur oleh peraturan pemerintah dan
arah lembah.
peraturan perundangan yakni Undang – Undang No 4
Batugamping di Kabupaten Blora (Kecamatan Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 dan pasal 1 ayat 14 dan
Randublatung, Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Jati dan Kecamatan Kradenan). Penambangan Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Boyolali dan
Batugamping dilakukan penambangan dengan Kabupaten Sragen.
metode Top Side Hill type system, dilakukan pada
Metode penambangan yang dapat digunakan pada
endapan yang terletak di pegunungan dan perbukitan.
batugamping Top Side Hill type system, Gypsum
Penggalian diawali dari puncak atau dari bagian atas
dengan metode Pit Type System, pasir batu dengan
bukit dan berjenjang ke arah bawah
menggunakan metode tambang terbuka yang
Gypsum di Blora (Kecamatan Randublatung dan dilakukan secara konvensional.
Kecamatan Kedungtuban). Penambangan dilakukan
dengan metode Pit Type system, dilakukan pada
5. DAFTAR PUSTAKA
endapan yang terletak relatif datar dengan ketinggian
relatif sama dengan daerah sekitarnya
Pasir Batu di Blora (Kecamatan Randublatung,
Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan jati, dan
Kecamatan Kradenan).
Sistem Pengerukan, dilakukan pada endapan pasir
atau sirtu yang terdapat pada aliran sungai.
18