Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH PERKEMBANGAN DUNIA FARMASI

Farmasi adalah prfesi kesehatan yang menghubungkan kesehatan ilmu dengan ilmu
kimia dan dibebankan dengan memastikan penggunaan yang aman dan efektif dari obat
farmasi . Kata ini berasal dari bahasa yunani :φάρμακον (pharmakon), yang berarti
"obat" atau "obat" (bentuk awal dari kata tersebut adalah mycenaean yunani pa-ma-ko,
dibuktikan dalam B linear script suku kata ) .
Ruang lingkup dari praktek farmasi termasuk peran lebih tradisional seperti peracikan
dan penyaluran obat-obatan, dan juga mencakup layanan modern lebih terkait
dengan perawatan kesehatan , termasuk layanan klinis, meninjau obat untuk keamanan
dan keampuhan, dan memberikan informasi obat. Apoteker , karena itu, adalah ahli pada
terapi obat dan para profesional kesehatan dasar yang menggunakan obat
mengoptimalkan untuk menyediakan pasien dengan hasil kesehatan positif.
Sebuah pendirian yang farmasi (dalam arti pertama) dipraktekkan disebutapotek,
kimia atau (di Amerika Serikat) toko obat. toko obat AS umumnya hanya menjual
obat-obatan tidak, tapi juga bermacam-macam barang seperti permen (permen),
kosmetik , dan majalah , serta minuman ringan atau makanan.
Apotek Kata berasal dari akar kata farmasi yang merupakan istilah yang digunakan
sejak abad-17 15. Selain tanggung jawab farmasi, farmasi menawarkan nasihat medis
umum dan berbagai layanan yang sekarang dilakukan semata-mata oleh praktisi
spesialis lain, seperti bedah dan kebidanan. The Pharma (seperti yang dimaksud) sering
dioperasikan melalui toko ritel yang, di samping bahan untuk obat-obatan, tembakau
dijual dan obat-obatan paten. Para pharmas juga menggunakan herbal lainnya tidak
terdaftar.
Dalam penyelidikan bahan herbal dan bahan kimia, pekerjaan farmasi yang dapat
dianggap sebagai pelopor dari ilmu-ilmu modern kimia dan farmakologi, sebelum
perumusan metode ilmiah.

Sejarah Awal Farmasi Dunia

FARMASI Arab ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai saydanahmerupakan satu
bentuk profesi yang mulanya agak asing dari dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia
Arab dan Islam telah berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara
sumbangan Yunani dengan dunia farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang
diperoleh daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga
ke abad ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada
zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi dipraktekkan
secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan dunia Arab-Islam dalam
farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktikum farmasi pada tahun 1260.
Tulisan berjudul Minhaj itu adalah hasil karya Abu’l-Muna al-Kohen al-Attar dari Mesir.
Al-Attar seorang ahli farmasi berpengalaman. Dalam Minhaj, al-Attar menuliskan
pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek, atau seni meracik ubat. Sebahagian
besar buku itu menguraikan tentang etika farmasi, salah satu topik penting dalam
sejarah profesi kesehatan.
Sementara itu, di kota-kota seperti Baghdad, profesi farmasi dipraktekkan dengan rapi
sehingga ahli farmasi mendapat perlindungan dan sanjungan daripada pemerintah serta
pengguna ketika itu. Melalui penyebaran perdagangan dunia Islam yang kian pesat, dan
daya tarik bahan rempah-rempah dan bahan obat-obatan, menjadikan kedudukan
profesi farmasi khususnya, dan kesihatan pada umunya di dunia Arab semakin
meningkat. Dan sebenarnya bidang farmasi Barat adalah berasal daripada farmasi Arab
dan Islam. Aspek dan pengaruh Arab ini tidak ditulis oleh penulis barat pada sejarah
perubatan umumnya dan sejarah farmasi khususnya. Sedangkan pada hakikatnya
prestasi sains dan budaya dunia Arab begitu banyak mempengaruhi profesi serta
sumbangan pustaka farmasi di barat yang ada hingga hari ini.
Sayangnya, kurang daripada satu abad selepas al-Attar, praktek farmasi mulai beku dan
kaku, dan terus merosot dengan jatuhnya peradaban Arab pada abad ke 19. Sejak dari
itu, farmasi mula berkembang dengan pesatnya di Eropah khususnya dan Barat
umumnya.

TOKOH ARAB DAN ISLAM YANG UTAMA


Yuhanna b. Masawayh (777 – 857)

Beliau adalah anak seorang ahli farmasi (dikenali sebgai apoteker). Beliau terkenal
melalui tulisannya dalam bahasa Arab tentang meteria medica dan rawatan. Salah satu
daripadanya berjudul al-Mushajjar al-Kabir yang menyusun daftar penyakit serta obat-
obatnya dan juga pola makanan yang berkaitan. Malah beliau menyatakan bahwa para
dokter yang boleh menyembuhkan penyakit dengan hanya melalui pengaturan pola
makan tanpa penggunaan ubat adalah yang paling berjaya dan beruntung. Masawayh
juga mengusulkan penggunaan beberapa tumbuhan terkenal untuk meningkatkan sistem
pertahanan tubuh terhadap penyakit. Beliau menyeru para dokter agar menggunakan
hanya satu obat untuk satu penyakit berdasarkan prinsip empiriks dan analogi.
Bahan yang banyak digunakan dalam terapi perubatan Arab adalah kamfora. Menurut
Masawayh bahan ini berasal dari China dan dibawa ke Arab melalui perdagangan
dengan India dan Parsi. Menurutnya lagi,sandalwood iaitu bahan yang digunakan untuk
menghasilkan minyak wangi, baik yang jenis kuning, putih atau merah juga datang dari
India. Bahan-bahan seperti ini digunakan dalam sediaan farmasi Islam pada abad ke-8
(atau lebih awal lagi) dan lewat ini istilah farmasi terbentuk dalam Islam. Misalnya,
kata-kata seperti al-Saydanani ataupun al-Saydalani yang berarti dia yang menjual atau
yang berkaitan dengan sandalwood, sedang perkataan saydanah bermaksud farmasi.
Pada masa itu, Masawayh dikenal sebagai dokter dari beberapa khalifah, di ibukota
Abbasiah selama hampir empat dekade. Beliau juga merupakan dokter Islam yang
pertama mendirikan sekolah kolej farmasi swasta Arab.

Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari

Beliau dilahirkan pada 808, sahabat dari Masawayh. Pada usia 30 tahun beliau
diperintahkan untuk ke kota Samarra oleh Khalifah Mu’tasim (833-842) untuk mengabdi
sebagai dokter. Tabari menulis banyak buku kedokteran, yang terkenal adalah Syurga
Hikmah yang membicarakan tentang tingkah laku manusia, kosmologi, embriologi,
psikoterapi, kebersihan, pola makan dan penyakit (akut dan kronik) serta cara
merawatnya. Buku ini juga memuat kisah-kisah kedokteran abstrak serta petikan dari
referens yang berbahasa India. Bukunya juga mengandung beberapa bab tentang
meteria medika, makanan biji-bijian, kegunaan terapeutik hewan serta organ-organ
burung dan juga campuran obat-obatan termasuk cara membuatnya.
Tabari juga menyarankan agar nilai terapeutik setiap obat digunakan berdasarkan
tujuan-tujuan tertentu dan dokter harus pandai membuat pilihan yang terbaik. Beliau
pernah menguraikan dengan terperinci penggunaan sesuatu bahan sebagai bahan
terapeutik, termasuk cara-cara menyimpannya sambil memperingatkan tentang bahaya
yang ada pada bahan tersebut. Contohnya peringatan terhadap penggunaan satu
mithqal (lebih kurang 4 gram) candu bisa menyebabkan tidur ataupun maut.

Sabur b. Sahl

Beliau merupakan orang pertama menulis formula pertama dalam sejarah Islam.
Formula ini dikenali sebagai Agradadhin. Sabur meninggal dunia pada 869. Dalam
tulisannya, beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat,
tindakan farmakologinya, dosis-dosisnya untuk setiap sekali pengunaan. Formula-
formula ubat ini disusun berdasarkan jenis sediaan: tablet, serbuk, salap, sirup dan
sebagainya. Banyak dari resep-reses ini menunjukkan persamaan dengan dokumen dari
Asia Barat dan Yunani-Roman.
Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi apakah di apotik ataupun di hospital. Oleh itu,
hampir selama 200 tahun formula ini digunakan sebagai panduan ahli farmasi di seluruh
dunia Islam. Tulisan Sabur ini merupakan satu langkah penting dalam sejarah
farmakope dan banyak disalin serta ditiru dalam buku kedokteran Arab selanjutnya.

Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)

Sumbangan beliau tidak kurang pentingnya kepada praktek farmasi dan kedokteran
Arab. Beliau adalah anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad, yang pada
masa itu merupakan pusat pendidikan Islam terpenting untuk mengikuti pendidikan
dalam perawatan. Beliau kemudian ke Syria, Mesir dan negara sekitarannya untuk
mendalami lagi latihannya. Setelah beliau kembali ke Baghdad, beliau sudah mahir
tentang asal-usul perubatan Yunani khususnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Syria.
Hunayn memainkan peranan yang penting dalam penterjemahan atau penentuan
ketepatan terjemahan yang dilakukan (termasuk penulis Hippocrate, Gelen dan penulis
Yunani lain) di samping menulis buku-bukunya sendiri. Sumbangannya menjadi lebih
terasa pada tahun 830, Khalifah al-Ma’mun mendirikan satu institusi sains (bait al-
Hikmah) untuk tujuan penyelidikan dan penterjemahan bahan-bahan Yunani ke dalam
bahasa Arab. Hunayn menjadi pembimbing pusat kajian ini dan dalam masa 40 tahun,
beliau menterjemahkan dan mewujudkan istilah serta rangkaian kata yang digunakan
untuk tujuan praktek kedokteran dan pengajaran.
Antara buku dan tulisan Hunayn adalah tentang aspek kebersihan mulut, pecuci dan
penggunaan bahan-bahan pergigian. Beliau terkenal sebagai penulis Arab pertama
yang melakukan hal ini. Beliau juga yang menemukan bahan-bahan makanan dan
minuman yang dianggap dapat merusak gigi. Hunayn juga mengusulkan
pembersihan gigi, khususnya selepas makan seperti yang dianjurkan dalam
kedokteran moderen. Tulisannya yang lain termasuklah tentang nilai gizi dan
pemakanan, tentang mandi, terapi gizi secara umum dan juga tentang bunga mawar
serta obat-obatan tertentu.

Sejarah Kefarmasian Indonesia


Farmasi sebagai profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat
berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan. Pada zaman penjajahan, baik
pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun masa pendudukan Jepang,
kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya sangat lambat, dan profesi ini belum dikenal
secara luas oleh masyarakat. Sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, para
tenaga farmasi Indonesia pada umumnya masih terdiri dari asisten apoteker dengan
jumlah yang sangat sedikit.
Tenaga apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari Denmark, Austria,
Jerman dan Belanda. Namun, semasa perang kemerdekaan, kefarmasian di Indonesia
mencatat sejarah yang sangat berarti, yakni dengan didirikannya Perguruan Tinggi
Farmasi di Klaten pada tahun 1946 dan di Bandung tahun 1947. Lembaga Pendidikan
Tinggi Farmasi yang didirikan pada masa perang kemerdekaan ini mempunyai andil
yang besar bagi perkembangan sejarah kefarmasian pada masa-masa
selanjutnya.Dewasa ini kefamasian di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam
dimensi yang cukup luas dan mantap. Industri farmasi di Indonesia dengan dukungan
teknologi yang cukup luas dan mantap. Industri farmasi di Indonesia dengan dukungan
teknologi yang cukup modern telah mampu memproduksi obat dalam jumlah yang besar
dengan jaringan distribusi yang cukup luas. Sebagian besar, sekitar 90% kebutuhan obat
nasional telah dapat dipenuhi oleh industri farmasi dalam negeri
Demikian pula peranan profesi farmasi pelayanan kesehatan juga semakin berkembang
dan sejajar dengan profesi-profesi kesehatan lainnya Selintas Sejarah Kefarmasian
Indonesia
1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan
Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada umumnya diawali dengan pendidikan asisten
apoteker
semasa pemerintahan Hindia Belanda.

2. Periode Setelah Perang Kemerdekaan Sampai dengan Tahun 1958

Pada periode ini jumlah tenaga farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai
bertambah jumlah yang relatif lebih besar. Pada tahun 1950 di Jakarta dibuka sekolah
asisten apoteker Negeri (Republik) yang pertama , dengan jangka waktu pendidikan
selama dua tahun. Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker ini tercatat
sekitar 30 orang, sementara itu jumlah apoteker juga mengalami peningkatan, baik yang
berasal dari pendidikan di luar negeri maupun lulusan dari dalam negeri.

3. Periode Tahun 1958 sampai dengan 1967

Pada periode ini meskipun untuk memproduksi obat telah banyak dirintis, dalam
kenyataannya industri-industri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan yang cukup
berat, antara lain kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan baku obat
sehingga industri yang dapat bertahan hanyalah industri yang memperoleh bagian jatah
atau mereka yang mempunyai relasi dengan luar negeri. Pada periode ini, terutama
antara tahun 1960 – 1965, karena kesulitan devisa dan keadaan ekonomi yang suram,
industri farmasi dalam negeri hanya dapat berproduksi sekitar 30% dari kapasitas
produksinya. Oleh karena itu, penyediaan obat menjadi sangat terbatas dan sebagian
besar berasal dari impor. Sementara itu karena pengawasan belum dapat dilakukan
dengan baik banyak terjadi kasus bahan baku maupun obat jadi yang tidak memenuhi
persyaratan standar.Sekitar tahun 1960-1965, beberapa peraturan perundang-undangan
yang penting dan berkaitan dengan kefarmasian yang dikeluarkan oleh pemerintah
antara lain :
(1) Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(2) Undang-undang Nomor 10 tahun 1961 tentang barang
(3) Undang-undang Nomor 7 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan, dan
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek. Pada periode ini pula
ada hal penting yang patut dicatat dalam sejarah kefarmasian di Indonesia, yakni
berakhirnya apotek dokter dan apotek darurat.

Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 33148/Kab/176 tanggal 8


Juni 1962, antara lain ditetapkan :

(1) Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek-dokter, dan

(2) Semua izin apotek-dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Januari 1963.

Sedangkan berakhirnya apotek darurat ditetapkan dengan Surat Keputusan


Menteri Kesehatan Nomor 770/Ph/63/b tanggal 29 Oktober 1963 yang isinya
antara lain :

(1) Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek darurat,
(2) Semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku lagi
sejak tanggal 1
Pebruari 1964, dan

(3) Semua izin apotek darirat di ibukota Daerah Tingkat II dan kota-kota lainnya
dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Mei 1964.Pada tahun 1963, sebagai
realisasi Undang-undang Pokok Kesehatan telah dibentuk Lembaga Farmasi Nasional
(Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 39521/Kab/199 tanggal 11 Juli 1963).

http://pharmacys212.blogspot.com/2011/05/sejarah-perkembangan-dunia-farmasi.html

sejarah farmasi
A. Pendahuluan Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi
bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Ada anggapan bahwa ilmu ini mengandung sedikit
kesenian, maka dapat dikatakan bahwa ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari seni meracik obat (art
of drug compounding), terutama ditujukan untuk melayani resep dari dokter. Penyediaan obat-obatan
disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan.
Melihat ruang lingkup dunia farmasi yang cukup luas, maka mudah dipahami bahwa ilmu resep tidak
dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik dengan cabang ilmu yang lain, seperti fisika, kimia,
biologi dan farmakologi. Pada waktu seseorang mulai terjun masuk kedalam pendidikan kefarmasian
berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal : * Memenuhi kebutuhan
obat-obatan yang aman dan bermutu. * Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar
di masyarakat. * Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.
Mempelajari resep berarti mempelajari penyediaan obat-obatan untuk kebutuhan si sakit. Seseorang
akan sakit bila mendapatkan serangan dari bibit penyakit, sedangkan bibit tersebut telah ada semenjak
diturunkannya manusia pertama. B. Sejarah Kefarmasian Ilmu resep sebenarnya telah ada dikenal yakni
semenjak timbulnya penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradaban dan mulai
terjadi penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan usaha
pencegahan terhadap penyakit. Ilmuwan- ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan
kedokteran adalah : - Hipocrates (460-370), adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan
kedokteran secara ilmiah. Dan Hipocrates disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran - Dioscorides (abad
ke-1 setelah Masehi), adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama yang menggunakan tumbuh-
tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Karyanya De Materia Medica. Obat-obatan yang dibuatnya yaitu
Aspiridium, Opium, Ergot, Hyosyamus dan Cinnamon. - Galen (130-200 setelah Masehi), adalah dokter
dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari
alam, formula dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika. - Philipus Aureulus Theopratus Bombatus
Van Hohenheim (1493-1541 setelah masehi), Adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang
menyebut dirinya Paracelcus , sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi, menyiapkan
bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal. Ilmu farmasi baru menjadi ilmu
pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah
farmasi yang pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan dalam beberapa bentuk
antara lain buku pelajaran, majalah, Farmakope maupun komentar. Kemajuan di Perancis ini diikuti oleh
negara Eropa yang lain, misalnya Italia, Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di Amerika sekolah farmasi
pertama berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
maka ilmu farmasipun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi
saling berkaitan, misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika dan kimia farmasi. Perkembangan farmasi
di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman Belanda, sehingga buku pedoman maupun undang-undang
yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman
maupun undang-undang yang dirasa masih cocok tetap dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi
dihilangkan. Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan meracik obat-obatan dikerjakan di apotek yang
dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker. Bentuk apotek yang pernah ada di
Indonesia ada 3 macam : apotek biasa, apotek darurat dan apotek dokter. Dalam melakukan kegiatan di
apotek mulai dari mempersiapkan bahan sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku
resmi farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal dari
kata “Pharmacon” yang berarti racun/obat dan “pole” yang berarti membuat). Buku ini memuat
persyaratan kemurniaan, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang
berhubungan dengan obat-obatan. Hampir setiap negara mempunyai buku farmakope sendiri, seperti : ·
Farmakope Indonesia milik negara Indonesia · United State Pharmakope ( U.S.P ) milik Amerika · British
Pharmakope ( B.P ) milik Inggris · Nederlands Pharmakope milik Belanda Pada farmakope-farmakope
tersebut ada perbedaan dalam ketentuan, sehingga menimbulkan kesulitan bila suatu resep dari negara
A harus dibuat di negara B. Oleh karena itu badan dunia dalam bidang kesehatan, WHO ( world health
organization ) menerbitkan buku Farmakope Internasional yang dapat disetujui oleh semua anggotanya.
Tetapi sampai sekarang masing-masing negara memegang teguh farmakopenya. Sebelum Indonesia
mempunyai farmakope, yang berlaku adalah farmakope Belanda. Baru pada tahun 1962 pemerintah RI
menerbitkan buku farmakope yang pertama, dan semenjak itu farmakope Belanda dipakai sebagai
referensi saja. Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan : · Farmakope
Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei 1962 · Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei
1965 · Formularium Indonesia ( FOI ) terbit 20 Mei 1966 · Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
· Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974 · Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978 ·
Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979 · Farmakope Indonesia IV terbit 5 Desember 1995 Sejarah
Kefarmasian Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya "ilmu
pengobatan" dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Bila kamu sering nonton
film Cina, pasti banyak kalian lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-
temurun. Itu gambaran "ilmu farmasi" kuno di Cina. Kalau di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai
tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia
untuk meracik campuran obat yang ia buat. Nah, oleh masyarakat Yunani dia disebut sebgai apoteker
(Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang
mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat. Buku tentang bahan obat2an
pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah
kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada
tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu
farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini
sudah mulai dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika
Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut. Maklumat yang dikeluarkan tentang
pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing2 ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik,
pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya
maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri. Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika
Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika
Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and
Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan
fakultas2 di universitas. Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan
ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun
internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama "The
Pharmaceutical Society of Great Britain". Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian
dengan nama "American Pharmaceutical Association". Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan
pada tahun 1910 dengan nama "Federation International Pharmaceutical". Sejarah industri farmasi
modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan
lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil
penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan
industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I.
Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti
obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika. Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri
& pendidikannya) terus berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya
penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat
perkembangan ilmu, kalau bolehh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah
industri obat pertama berdiri).

http://mulaty.blogspot.com/2012/04/sejarah-farmasi.html

makalah Sejarah Farmasi


Posted on September 25, 2010 by moyapoenyablog

1. Sejarah Farmasi
1. Sejarah Farmasi Dunia

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu
Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang
mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang
menyiapkan obat. Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik
formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian
tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan
secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two
Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu
farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri
obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang
“penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih
dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa
farmasi identik dengan teknologi pembuatan obat.

Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar


mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan
kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi
pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam
melaksanakan tugas profesinya. Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan
pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina,
dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu
secara turun-temurun dari keluarganya. Bila kamu sering nonton film Cina, pasti
banyak kalian lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-
temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno di Cina. Kalau di Yunani, yang biasanya
dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa
Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Nah,
oleh masyarakat Yunani dia disebut sebgai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan
di Mesir, paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang
sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat. Buku tentang bahan obat2an
pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM
berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates
yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara
perlahan berkembang. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang
dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa
ini sudah mulai dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi
pada tahun 1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut.
Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing2
ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-
sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar ini,
maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri.

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai


Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama
didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah
tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu,
mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan
fakultas2 di universitas.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu


farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional
maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun
1841 dengan nama “The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di
Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama “American
Pharmaceutical Association”. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada
tahun 1910 dengan nama “Federation International Pharmaceutical”.

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara
menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom
ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya ini dikenal
dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri
farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca
Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan
obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta
antipsikotika.

Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus berkembang dengan
didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi.
Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat
perkembangan ilmu, kalau bolehh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman
(karena di sanalah industri obat pertama berdiri).

Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan
bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga
lulusan S1-nya pun bukan disebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sain.
Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang
menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian,
distribusi dan penggunaan.
Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan
bahwa:
1. Pharmatcis lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter
menuliskan resep rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu
yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai
“bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.
2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal
produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti
perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun
pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.
3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat
yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.

Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992)


menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari
pada hanya sebagai sumber informasi obat.

Melihat hal-hal di atas, maka nampak adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi
farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu
kedokteran atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi akan
membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum semacam apa
yang harus disajikan ; para mahasiswa bingung menyerap materi yang semakin hari
semakin “segunung” ; dan yang terbingung adalah lulusannya (yang masih “baru”),
yang merasa tidak “menguasai “ apapun.

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena
pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu
bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient
oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau
Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain
memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun
1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi
obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi
obat Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa
dibandingkan dengan apotekeer, medical representatif dari industri farmasi justru
lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang


membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.
Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula
yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan
setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat
maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker
berada.

1. Sejarah Farmasi di Indonesia

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk
standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang
tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan,
dengan persyaratan : pendidikan Sarjana Teknik Farmasi. Dilihat dari sisi pendidikan
Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang tersendiri
melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga lulusan S1-nya pun
bukan disebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sain.

Bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia? Perkembangan farmasi boleh


dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada tahun 1896.
Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah mengimpor
produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan,
tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Dankos, dan lainnya. Di dunia pendidikan
sendiri, sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

IV. Perkembangan Ilmu Farmasi /Farmasetika

1. Umum
1. Definisi Profesi Farmasi

Profesi farmasi nerupakan profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu dalam hal
penyediaan dan pengolahan bahan sumber alam serta bahan sintetis yang cocok dan
menyenangkan untuk didistribusikan serta digunakan dalam pengobatan dan
pencegahan suatu penyakit.

1. Definisi farmasi

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik,


memformulasi, mengobinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan
juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman.Farmasi
dalam bahasa Yunani(Greek) disebut farmakon yang berarti medika atau obat.

1. Definisi Apoteker
Apoteker adalah seorang yang ahli dalam bidang farmasi seperti yang disebutpada
definisi diatas.

1. Karir Farmasi

Karir farmasi meliputi

1. Farmasi komunitas;
2. Farmasi rumah sakit;
3. Pedagang besar farmasi;
4. Farmasi industri;
5. Pelayanan farmasi;
6. Pendidikan farmasi;
7. Farnasi menejemen.

V. Kurikulum Pendidikan farmasi

Kurikulum pendidikan farmasi didasari oleh ilmu-ilmu

1. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah; khaiat obat di segala segi
termasuk sumber, sifat kimia, sifat fisik, kgiatan fisiologi/efeknya terhadap
fungsi biokimia dan faal, cara keja, absorpsi, nasib(distribus, biotransformasi),
ekskresinya dalam tubuh, serta efek toksitnya; dan penggunaannya dalam
pengobatan. Cabang-cabang farmakologi, yaitu

a) Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber bahan obat dari
alam, terutama dari tumbuh-tumbuhan (bentuk makroskopis dan mikroskopis berbagai
tumbuhan serta organime lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan).

b) Farmakodinamik adalah ilmi yang mempelajari kegiatan obat/cara kerja obat,


efek obat terhadap fungsi berbagai organ serta pengaruh obat terhadap reaksi biokimia
dan struktur organ

c) Farmakokinetk adalah ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme


(biotransformasi), dan ekskresi obat

d) Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dalam


pengobatan penyakit.

e) Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang zat-zat racun dengan


khasiatnya serta cara-cara untuk mengenal/mengidentifikasi dan melawan efeknya.
1. Kimia farmasi (organik dan anorganik) adalah ilmu yang mempelajari tentang
analisis kuantitatif dan kaulitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan
organik (alifatik, aromatik, alisiklik, heterosiklik) mau pun anorganik yang
berhubungan dengan khasiat dan penggunaannya sebagai obat.

1. Farmasi/farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan


obat.Meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan
bahan-bahan obat-obatan; seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan
farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat; serta
perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam
bentuk sediaan yang dapat digunakan dan di berikan kepada pasien.
2. Teknologi farmasi merupakan ilmu yang membahas tentang teknik dan
prosedur pembuatan sediaan farmasi dalam skala industri termasuk prinsip
kerja serata perawatan/pemeliharaan alat-alat produksi dan penunjangnya
sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
3. Dispensa farmasi adalah ilmu dan seni meracik obat mnjadi entuk sediaan
tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.
4. Fisika farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta
kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat
fisiknya, misalnya spoktrometri massa, spektrometri, dan kromatografi.Jenis-
jenis spektrofotometri yang tercantum dalam Farmakope Indonesia yaitu
spektrofotometri inframerah,spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak,
spektrofotometri atom, spektrofotometri fluoresensi, dll
5. Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi terhadap
aktivitas terapi dan produk obat.
6. Farmasi klinik meliputi kegiatan memonitor peggunaan oba, memonitori efek
samping obat , dan kgiatan konseling/informasi obat bagi yang membutuhkan.
7. Biologi farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar kehidupn
organisme; peranan biologi dalam bidang kesehatan, baik secara langsung
maupun tidak langsung memberikan pengaruh kehidupan manusia; sera
morfologi, anatomi, dan taksonomi tumbuhan dan hewan
8. Administrasi farmasi, menejemen farmasi, dan permasalahan adalah ilmu
yang mempelajari tentang administrasi, menejemen dan permasalahan yang
brhubungan dengan kewirausahaan farmasi beserta aspek-aspeknya.

1. PENUTUP

Kritik dan Saran


Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu
sangat diharapkan kritik maupun saran dari pembaca, untuk peyempurnaan pada
makalah-makalah berikutnya.

VII. Sumber Pustaka

1. Ansel, H. C., 1985, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, Ed 4, Lea &


Febiger, Philadelphia USA.
2. Herfindal, E. T., 1992, Clinical Pharmacy and Therapeutics, Ed 5, Williams &
Wikins, Philadelphia USA.
3. Gennaro, A. R., 1995, Rhemington’s Pharmaceutical Sciences, Ed 19, Mack
Publishing Comp, Easton Pensylvania, USA
4. of Non Prescription Drugs, Ed Feldman, E. G., 1990, Handbook 9, APHA, USA
5. Wade, A., 1980, Pharmaceutical Handbook, Ed 19, The Pharmaceutical Society of
Great Britain, The Pharmaceutical Press, London.

6. Buku farmasetika dasar dan hitungan farmasi (Drs.H.Syamuni, Apt.)

http://moyapoenyablog.wordpress.com/2010/09/25/makalah-sejarah-farmasi/

sejarah perkembangan dunia farmasi


Sejarah Dunia Farmasi
Farmasi dalam bahasa Inggris adalah pharmacy, bahasa Yunani adalah pharmacon, yang
mempunyai arti obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu profesional kesehatan
yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika dan ilmu kimia, yang
mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Ruang lingkup dari praktik farmasi sangat luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan,
penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat atau berhubungan
dengan layanan terhadap pasien di antaranya layanan kefarmasian.
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”,
belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang “Dokter” yang mendignosis
penyakit, juga sekaligus merupakan seorang Apoteker yang menyiapkan obat. Semakin
berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit,
baik formulamaupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian
tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara
resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari
sejarah ini, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu
kedokteran adalah sama.
Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai
pada tahun 1400 - 1600an.
Sejarah Perkembangan Farmasi :
1. Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit
dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
2. Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam
praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
3. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode
pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat
seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari
berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan
pengobatan yang lebih baik.
4. Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat
perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang
sudah diketahui zat aktifnya
5. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek
farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I
pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah
orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan
percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang
merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
6. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim
(1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-
1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain
menghasilkan konsep fundamentaldalam kerja obat meliputi reseptor obat,
hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga
diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris
dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.

Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar mampu
menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan,
dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri obat,
sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang penyedia atau
peracik obat. Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri
farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan teknologi
pembuatan obat. dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum
merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) dan buku
Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut
semua aspek obat, meliputi : isolasi atau sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan
penggunaan.
.Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena
pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang
yang berdiri sendiri secara utuh berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan
berkembangnya Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan
informasi obat yang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975
mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang
“parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat. Apoteker yang
berkualits dinilai amat jarang atau langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan
apoteker, medical representatif dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber
informasi obat bagi para dokter.
Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa
para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.

Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu
sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya
mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain
baik di rumah sakit, di apotek, puskesmas atau dimanapun apoteker berada.

http://pakfirmanfansclub.blogspot.com/2012/06/sejarah-perkembangan-dunia-farmasi.html

Sejarah dan Perkembangan Farmasi


Posted by anisa setya

Bagaimana sich sejarah dan perkembangan Farmasi ???

Dari zaman Hippocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai "Bapak Kedokteran", belum dikenal profesi
Farmasi. Seorang dokter yang penyakit mendignosis, juga juga merupakan "Apoteker" yang menyiapkan
obat. Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula atau manufaktur, sehingga dibutuhkan
adanya keterampilan yang terpisah. Pada tahun 1240 Masehi, Raja Frederick II memerintahkan pemisahan Jerman
resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam Surat Keputusan yang terkenal "Dua Silices". Dari sejarah ini, satu hal
untuk merenungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama. Dampak revolusi industri
menyapu dunia industri farmasi dengan munculnya obat-industri, sehingga terpisahlah kegiatan di bidang industri
obat farmasi dan di bidang "penyedia / peracik" obat (= apotek). Dalam hal ini keahlian farmasi sangat dibutuhkan
dalam industri farmasi dari apotek. Dapat dikatakan bahwa teknologi manufaktur obat farmasi identik.
Farmasi pendidikan berkembang seiring dengan pola untuk pengembangan teknologi mampu menghasilkan produk
obat yang memenuhi persyaratan dan kebutuhan. kurikulum pendidikan Farmasi dikembangkan lebih ke arah
teknologi pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan siswa mereka dalam melaksanakan tugas profesi. Ilmu
farmasi awalnya dikembangkan dari dokter dan obat tradisional yang berkembang di Yunani, Timur Tengah, Asia
Kecil, Cina dan Wilayah Asia lainnya. Pada awalnya "obat" dimiliki oleh orang tertentu oleh generasi
keluarganya. Jika Anda sering menonton film Cina, pasti banyak dari kalian melihat dokter yang mendapatkan
pengetahuan mereka dari keluarga selama beberapa generasi. Bahwa gambar dari "ilmu farmasi" kuno di
Cina.Ketika di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai penyembuh adalah seorang pendeta. Dalam legenda Yunani
kuno, Asclepius, dewa ditugaskan Hygieia Pengobatan untuk meracik campuran obat yang ia telah dibuat. Nah, oleh
orang Yunani dia disebut sebgai apoteker (Inggris: apotik).Sedangkan di Mesir, paktek farmasi dibagi menjadi dua
pekerjaan, yaitu: Apa yang mengunjungi orang sakit dan bekerja di kuil menyiapkan ramuan obat. Buku tentang
bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, lalu berdiri sekitar 400 tahun SM sekolah kedokteran di
Yunani.Salah satu muridnya adalah Hippocrates dokter yang menaruh profesi di tingkat etika yang tinggi.Ilmu farmasi
secara perlahan berkembang. Dalam dunia Arab pada abad kedelapan, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh
ilmuawan Arab menyebar ke Eropa. Pada saat ini peran mulai membedakan antara dukun medis dengan terjadi pada
1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan. Pemberitahuan yang dikeluarkan tentang
pemisahan negara-negara yang memiliki pengetahuan keinsyafan masing2 ahli, standar etika, pengetahuan, dan
keterampilan sendiri yang berbeda dari ilmu-ilmu lainnya. Dengan rilis ini dekrit kekaisaran, maka mulailah sejarah
baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu sendiri.
Perkembangan ilmu farmasi dan kemudian menyebar ke hampir seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat dan
Eropa Barat. College Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekolah
sekarang disebut College Philadelphia Farmasi dan Ilmu Pengetahuan). Setelah itu, memulai era baru dengan
munculnya ilmu farmasi sekolah tinggi dan fakultas2 di universitas.
Peran organisasi profesional atau ilmiah juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang banyak organisasi
apoteker baik secara nasional dan internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841
dengan nama "The Pharmaceutical Society of Great Britain".Sementara itu, di Amerika Serikat setelah 11 tahun
kemudian dengan nama "American Pharmaceutical Association." Akhirnya organisasi internasional yang didirikan
pada tahun 1910 dengan nama 'Federasi Farmasi Internasional. "
Sejarah industri farmasi modern dimulai pada tahun 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua
atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu
willow. Hasil penemuan ini dikenal sebagai aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri
modern farmasi di dunia, yaitu Bayer. Selain itu, pengembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, selama
Perang Dunia II, para ahli mencoba mencari obat dalam jumlah besar, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan
kontrasepsi dan antipsikotika.
Sejak itu, dunia farmasi (industri & pendidikan) terus tumbuh, didukung oleh temuan di daerah lain, seperti
penggunaan bioteknologi. Farmasi sekolah saat ini hampir ditemukan di seluruh dunia.kiblat pengembangan ilmu
pengetahuan, jika kita sebut bolehh, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di situlah industri obat pertama
berdiri).
Dilihat dari sisi pendidikan farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang yang terpisah namun
termasuk dalam bidang Sains dan Matematika (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), yang merupakan
kelompok ilmu murni (ilmu dasar) sehingga lulusan S1 yang tidak diketahui, tetapi gelar Bachelor of Science di
Farmasi. Buku Farmasi menyatakan buku pegangan bahwa apotek adalah bidang yang melibatkan semua aspek
obat, meliputi: isolasi / sintesis, pembuatan, kontrol, distribusi dan penggunaan.
Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, "Pills, Laba dan Politik", menyatakan bahwa: 1.Pharmatcis yang
memainkan peran penting dalam membantu dokter resep rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada
saat yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai "bagaimana, kapan, mengapa"
penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep. 2.Apoteker adalah pakart sangat handal dan terlatih dalam hal
produk / produksi obat yang memiliki peluang terbesar untuk mengikuti perkembangan terbaru di bidang kedokteran,
yang dapat melayani baik dokter dan pasien, sebagai "penasehat" yang berpengalaman. 3. posisi Apoteker adalah
bahwa Brasil adalah kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah, penyalahgunaan obat resep dan tidak
rasional.
Sementara Herfindal dalam bukunya "Clinical Pharmacology and Therapeutics" (1992) menyatakan bahwa
Pharmacist harus memberikan "Therapeutic Judgment" daripada hanya sebagai sumber informasi obat.
Melihat hal di atas, maka terlihat adanya sebuah kebingungan tentang posisi farmasi. Di mana lokasi sebenarnya
dari apotek? di jajaran teknologi, ilmu pengetahuan murni, kedokteran atau berdiri sendiri? kebingungan dalam hal
posisi farmasi akan membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum apa yang harus disajikan;
siswa bingung menyerap materi yang semakin "gunung" dan bingung adalah lulusan (yang masih "baru"),
yang bukan 'menguasai "apapun.
Di Inggris, sejak tahun 1962, memulai sebuah era baru dalam pendidikan farmasi, pendidikan farmasi yang semula
akan menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi bidang yang berdiri sendiri dalam mengembangkan utuh.rofesi
farmasi menuju "berorientasi pasien", pengembangan memuculkan dari Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau
Clinical Pharmacy (Farmasi klinik.)
Di Amerika Serikat telah diakui sejak 1963 bahwa profesional publik dan lainnya membutuhkan informasi tentang
obat-obatan harus datang dari apoteker. Temuan dari pernyataan tahun 1975 dokter mengungkapkan bahwa
apoteker adalah informasi obat yang "parah", tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan berkualits
Apoteker informasi obat dianggap sangat jarang / langka, bahkan mengatakan bahwa dibandingkan dengan
apotekeer, medis perwakilan dari industri farmasi merupakan sumber informasi obat bahkan lebih untuk dokter.
Perkembangan terakhir adalah munculnya konsep "Pharmaceutical Care" yang membawa para praktisi maupun
sebagai "profesor" ke "wilayah" pasien. Secara global terlihat perubahan positif dalam aliran farmasi terhadap akar-
akarnya awalnya bernama sebagai mitra dalam pelayanan di dokter pasien. Apoteker diharapkan setidaknya bisa
menjadi sumber informasi obat baik bagi profesional kesehatan masyarakat dan lain baik di rumah sakit, apotek atau
apoteker dimanapun berada.
1. Sejarah Farmasi di Indonesia
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) di "kantor informasi untuk standar kompetensi kerja"
disebutkan posisi Insinyur Kimia Farmasi, (yang termasuk sektor kesehatan) untuk posisi yang erat terkait dengan
obat-obatan, dengan ketentuan sebagai berikut: Sarjana pendidikan Farmasi. Dilihat dari sisi pendidikan farmasi, di
Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang yang terpisah namun termasuk dalam bidang Sains dan
Matematika (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), yang merupakan kelompok ilmu murni (ilmu dasar)
sehingga lulusan S1 yang tidak diketahui, tetapi gelar Bachelor of Science di Farmasi.
Bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia? pengembangan Farmasi arguably dimulai ketika berdirinya
pabrik kina di Bandung pada tahun 1896. Lalu, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah jadi
impor produk farmasi ke Indoneisa. Perusahaan lokal yang bermunculan, ada Kimia Farma, Indofarma, Dankos, dan
lainnya. Dalam dunia pendidikan sendiri, sekolah menengah atau sekolah farmasi juga dibuka di berbagai kota.
IV. Pengembangan Ilmu Farmasi / Farmasi
1. Umum 1. Definisi Farmasi Profesional
profesi Farmasi nerupakan profesi yang berkaitan dengan seni dan ilmu dalam hal penyediaan dan pengolahan
bahan sumber daya alam dan bahan sintetis cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam
pengobatan dan pencegahan penyakit.
1. Definisi farmasi
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana membuat, campuran, campuran, merumuskan, mengobinasi,
menganalisis, dan standarisasi obat-obatan dan perawatan juga sifat obat dan distribusinya dan penggunaannya
dalam aman.Farmasi dalam bahasa Yunani (bahasa Yunani) farmakon disebut yang berarti Medika atau obat-
obatan.
1. Definisi Apoteker
Apoteker adalah seorang ahli dalam bidang farmasi sebagai disebutpada definisi di atas.
1. Farmasi Karir
karir Farmasi mencakup
1. Masyarakat farmasi; 2. Farmasi rumah sakit; 3. Farmasi tengkulak 4. Industri farmasi; 5. Farmasi jasa; 6. Farmasi
Pendidikan; 7. Farnasi manajemen.
V. Kurikulum Pendidikan Farmasi
Farmasi kurikulum pendidikan berdasarkan ilmu
1. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah, khaiat narkoba di semua aspek, termasuk sumber, sifat kimia,
sifat fisik, fisiologis kgiatan / fungsi biokimia dan pengaruhnya terhadap fisiologi, kejahatan jalan, penyerapan, nasib
(distribus, biotransformasi), ekskresi dalam tubuh , dan toksitnya efek, dan penggunaannya dalam
pengobatan. Cabang farmakologi, yaitu
a) Farmakognosi adalah studi tentang obat dari sumber alam, terutama dari tanaman (bentuk makroskopis dan
mikroskopis tanaman dan organime lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan).
b) mempelajari ilmi aktivitas obat farmakodinamik / cara kerja obat, efek obat terhadap fungsi berbagai organ dan
pengaruh obat pada reaksi biokimia dan struktur organ
c) Farmakokinetk adalah studi penyerapan, distribusi, metabolisme (biotransformasi) dan ekskresi obat
d) farmakoterapi adalah studi tentang penggunaan obat dalam pengobatan penyakit.
e) Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari zat beracun dengan sifat dan cara-cara untuk mengenali /
mengidentifikasi dan menahan efek.
1. Farmasi kimia (organik dan anorganik) adalah studi analisis kuantitatif dan senyawa kaulitatif kimia, baik dari
kelompok organik (alifatik, aromatik, alisiklik, heterosiklik) akan juga anorganik yang berkaitan dengan sifat dan
penggunaannya sebagai obat.
1. Farmasi / Farmasi adalah studi tentang bagaimana ketentuan koleksi obat.Meliputi, identifikasi, pelestarian, dan
standardisasi obat bahan; seni peracikan obat-obatan, serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu
hingga siap untuk digunakan sebagai obat, serta pengembangan obat yang mencakup ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam pembuatan bentuk sediaan obat yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien. 2. Teknologi
Farmasi adalah ilmu yang berkaitan dengan teknik dan prosedur untuk pembuatan obat-obatan pada skala industri,
termasuk prinsip kerja perawatan serata / pemeliharaan peralatan produksi dan pendukung yang diperlukan Good
Manufacturing Process (GMP). 3. farmasi Dispensa adalah ilmu dan seni dispensing entuk obat terkonsentrasi pada
saham tertentu hingga siap untuk digunakan sebagai obat. 4. Farmasi Fisika adalah studi analisis kualitatif dan
kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang terkait dengan sifat fisik, seperti spektrometri massa spoktrometri,
dan spektrofotometri kromatografi.Jenis-jenis yang tercantum dalam Farmakope Indonesia yaitu spektrofotometri
inframerah, spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak, spektrofotometri spektrometri fluoresensi atom,
dll 5. Biofarmasetika adalah studi tentang pengaruh formulasi pada aktivitas terapeutik dan produk obat. 6. kegiatan
farmasi klinis mencakup pemantauan peggunaan yang Oba, efek samping obat memonitori, dan konseling kgiatan
informasi / obat bagi yang membutuhkan. 7. Farmasi Biologi adalah studi tentang dasar-dasar organisme kehidupn;
peranan biologis dalam kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan
manusia, sera morfologi, anatomi, dan taksonomi tumbuhan dan hewan 8. Farmasi administrasi, manajemen farmasi,
dan masalahnya adalah studi tentang masalah administrasi, manajemen dan brhubungan dengan aspek bidang
industri farmasi tersebut kewirausahaan aspeknya.

http://anisaasetya.blogspot.com/2011/06/sejarah-dan-perkembangan-farmasi.html

Sejarah Ilmu Farmasi


Sejarah Ilmu Farmasi
Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun.
Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang
meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi,
pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.

Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional
yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia
lainnya. Mulanya "ilmu pengobatan" dimiliki oleh orang tertentu secara turun-
temurun dari keluarganya. Bila kamu sering nonton film Cina, pasti banyak kalian
lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun.
Itu gambaran "ilmu farmasi" kuno di Cina. Kalau di Yunani, yang biasanya
dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius,
Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia
buat. Oleh mmasyarakatt Yunani Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris :
apothecary). Sedangkan di Mesir, paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan,
yaitu : Yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan
racikan obat.

Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM,
kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah
seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada
tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di dunia Arab
pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab
menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai dibedakan peran
antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika
Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut. Maklumat yang
dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing2 ahli ilmu
mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-
sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar
ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang
berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan
Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit ular
sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai
Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama
didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah
tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu,
mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi
dan fakultas2 di universitas.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan


ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup
nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali
didirikan pada tahun 1841 dengan nama "The Pharmaceutical Society of Great
Britain". Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan
nama "American Pharmaceutical Association". Organisasi internasionalnya
akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama "Federation International
Pharmaceutical".

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan
cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan
lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil
penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan
lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya,
perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II
para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC,
hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.

Sejak saat itulah, dunia farmasi terus berkembang dengan didukung oleh
berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-
sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan
ilmu, kalau bolehh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di
sanalah industri obat pertama berdiri).

Bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia? Perkembangan farmasi


boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada tahun 1896.
Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah
mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun
bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di
dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di
berbagai kota
http://kumpulapoteker.blogspot.com/2010/05/sejarah-ilmu-farmasi.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Mikfar Uji Fenol
    Laporan Mikfar Uji Fenol
    Dokumen27 halaman
    Laporan Mikfar Uji Fenol
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Tugas Humaniora
    Tugas Humaniora
    Dokumen10 halaman
    Tugas Humaniora
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Laporan Mikfar Potensi Antibiotik
    Laporan Mikfar Potensi Antibiotik
    Dokumen14 halaman
    Laporan Mikfar Potensi Antibiotik
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Antiseptik
    Antiseptik
    Dokumen1 halaman
    Antiseptik
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Laporan Mikfar Pengecatan Mo
    Laporan Mikfar Pengecatan Mo
    Dokumen29 halaman
    Laporan Mikfar Pengecatan Mo
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Tugas Humaniora
    Tugas Humaniora
    Dokumen10 halaman
    Tugas Humaniora
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • FARMASI
    FARMASI
    Dokumen2 halaman
    FARMASI
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Final Word
    Final Word
    Dokumen1 halaman
    Final Word
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Laporan Mikfar Kapang Khamir
    Laporan Mikfar Kapang Khamir
    Dokumen5 halaman
    Laporan Mikfar Kapang Khamir
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Isbd 2
    Isbd 2
    Dokumen7 halaman
    Isbd 2
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Isbd 3
    Isbd 3
    Dokumen17 halaman
    Isbd 3
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Sampul Laporan
    Sampul Laporan
    Dokumen6 halaman
    Sampul Laporan
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Laporan Mikfar Perhitungan Mo
    Laporan Mikfar Perhitungan Mo
    Dokumen4 halaman
    Laporan Mikfar Perhitungan Mo
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Isbd 1
    Isbd 1
    Dokumen25 halaman
    Isbd 1
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Laboratorium Fisika Farmasi
    Laboratorium Fisika Farmasi
    Dokumen1 halaman
    Laboratorium Fisika Farmasi
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • FARMASI
    FARMASI
    Dokumen4 halaman
    FARMASI
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • FARMASI
    FARMASI
    Dokumen4 halaman
    FARMASI
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • F
    F
    Dokumen28 halaman
    F
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • F
    F
    Dokumen28 halaman
    F
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Kti Muriaty MR
    Kti Muriaty MR
    Dokumen19 halaman
    Kti Muriaty MR
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Lanjutan Agama
    Lanjutan Agama
    Dokumen3 halaman
    Lanjutan Agama
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Sampul Kimia
    Sampul Kimia
    Dokumen10 halaman
    Sampul Kimia
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Judul Karya Ilmiah
    Judul Karya Ilmiah
    Dokumen1 halaman
    Judul Karya Ilmiah
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Ddif 3
    Ddif 3
    Dokumen9 halaman
    Ddif 3
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Sampul Sukma
    Sampul Sukma
    Dokumen8 halaman
    Sampul Sukma
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Sampul Sukma
    Sampul Sukma
    Dokumen8 halaman
    Sampul Sukma
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Sampul Resli
    Sampul Resli
    Dokumen8 halaman
    Sampul Resli
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Sampul Laporan Pribadi Leny
    Sampul Laporan Pribadi Leny
    Dokumen8 halaman
    Sampul Laporan Pribadi Leny
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat
  • Sampul Paul
    Sampul Paul
    Dokumen8 halaman
    Sampul Paul
    Muriaty Muchlis R
    Belum ada peringkat