Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA


SABAI NAN ALUIH SICINCIN KABUPATEN PADANG
PARIAMAN TAHUN 2013
Novi Herawati

Prodi Keperawatan Solok Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang


Email: ophie_cut@yahoo.com

ABSTRAK
Latar Belakang. Kecemasan didefenisikan sebagai ‘kesulitan’ atau ‘kesusahan’ yang merupakan
konsekuensi yang normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru, penemuan identitas, dan arti
hidup. Perubahan fisik dan psikologis yang dialami lansia sebagai bagian dari proses penuaan, dapat
menimbulkan kecemasan pada diri lansia tersebut. Jika kecemasan dalam tingkat rendah tidak di atasi
maka akan menjadi panik. Salah satu cara yang bisa mengatasi kecemasan tersebut pada lansia yaitu
dengan senam lansia. Tujuan penelitian untuk melihat pengaruh senam lansia terhadap tingkat kecemasan
lansia.
Metode Penelitian. Desain penelitian eksperiment, dengan one group pretest-posttest design. Responden
berjumlah 19 orang yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
sebelum dan setelah senam lansia. Pengolahan secara univariat dan bivariat dengan uji paired t-test
dengan tingkat kemaknaan alpha=0.05.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan yang signifikan antar rata-rata kecemasan
lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam. Sebelum dilakukan senam rata-rata 2.79, median 3, standar
deviasi 0.787. setelah dilakukan senam diperoleh rata-rata 1.95, median 2, standar deviasi 0.780.
Simpulan. Diharapkan senam lansia ini dapat dilakukan secara teratur terhadap lansia yang mengalami
kecemasan dan sebagai tindakan preventif bagi lansia pada umumnya.

Kata Kunci: senam lansia, kecemasan, lansia

ABSTRACT
Anxiety is defined as ' difficult ' or ' distress ' which is a normal consequence of growth, change, new
experiences, the discovery of identity, and the meaning of life. Physical and psychological changes
experienced by the elderly as part of the aging process, can cause anxiety in the elderly themselves. If the
low-level anxiety is not addressed it will be panic. One way that can cope with the anxiety in the elderly is
the gymnastics elderly. The purpose of the study to look at the effect of exercise on anxiety levels of
elderly. The study design experiment, with one group pretest - posttest design. Respondent number 19 is
obtained through purposive sampling technique. Data collection was performed before and after exercise
elderly. Univariate and bivariate analyzes by paired t - test with a significance level of alpha = 0.05
level. The results showed no significant difference between the average elderly anxiety before and after
exercise. Prior to gymnastics on average 2.79, median 3, standard deviation of 0.787. After gymnastics
gained an average of 1.95, a median of 2, the standard deviation of 0.780. It is expected that this can be
done the elderly exercise on a regular basis to the elderly who experience anxiety and as a preventative
measure for the elderly in general.

Keywords: gymnastics elderly, anxiety, elderly

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia 81


di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2013
Novi Herawati
PENDAHULUAN
Kecemasan adalah kebingungan,
Salah satu indikator utama tingkat kesehatan kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi
masyarakat adalah meningkatnya umur dengan penyebab yang tidak jelas dan
harapan hidup (UHH). Secara signifikan, dihubungkan dengan perasan tidak menentu
UHH pada tahun 1971 yaitu 45 tahun dan tidak berdaya (Suliswati, 2005).
meningkat menjadi 70,9 tahun pada tahun Berbagai bentuk penurunan fungsi tubuh
2010 dan terus menerus mengalami pada lansia berupa penglihatan,
peningkatan menjadi 71,5 tahun pada tahun pendengaran, gerak fisik berdampak
2014 (Anna, 2012). Diprediksi juga pada terhadap timbulnya perasaan tidak menentu
tahun 2020 jumlah lanjut usia nantinya akan dan keterasingan. Kondisi ini sebaiknya
mencapai 28,8 juta jiwa (11,34 persen), dan dicegah dengan selalu mengajak mereka
akan meningkat secara tajam dan cepat melakukan aktivitas selama mereka masih
mencapai lebih kurang 79,8 juta lansia pada sanggup misalnya dengan melakukan senam,
tahun 2050. Hal ini merupakan sebagai jalan-jalan dan sebagainya, agar mereka
dampak cerminan dari wujud keberhasilan tidak merasa asing atau diasingkan. Menurut
upaya pembangunan kesehatan di wilayah para ahli kesehatan jika emosi dalam
Indonesia. Tetapi di sisi lain hal ini keadaan posisi terendah, dianjurkan untuk
merupakan tantangan yang nyata bagi kita berolahraga selama 20 menit untuk tiap sesi
semua untuk dapat mempertahankan status dan dilakukan selama kurang lebih 3 kali
kesehatan dan tingkat kemandirian bagi para dalam seminggunya. Olahraga yang
lansia tersebut (Azis, et all, 2010). dianjurkan antara lain seperti senam,
bersepeda, berenang, lari, dan jalan cepat
Undang- Undang nomor 13 tahun 1998 (Triana, 2008).
tentang kesejahteraan lansia sebagaimana
kita ketahui menjelaskan dengan tegas Kecemasan tingkat rendah bila tidak diatasi
dalam bab 1, pasal 1 ayat 2 bahwa lanjut selanjutnya akan sangat mungkin jatuh ke
usia adalah seseorang yang telah mencapai kondisi panik. Panik yaitu kecemasan yang
usia 60 tahun keatas (Nugroho, 2008). datangnya mendadak disertai oleh perasan
Berbagai perubahan yang terjadi pada lansia takut mati, disebut juga sebagai serangan
bersifat individual yang dipengaruhi oleh panik (panik attack). Tidak jarang dalam
berbagai faktor yang secara normal satu minggu 2 sampai 3 kali timbul serangan
merupakan proses penuaan yang fisiologis panik tersebut (Hawari, 2008). Individu akan
(Tamher S & Noorkasiawi, 2009). Proses mengalami kehilangan kendali terhadap diri
menua yang dialami lansia tersebut sendiri dan detil perhatian akan hilang.
menyebabkan mereka mengalami berbagai Karena hilangnya kontrol, maka individu
macam masalah kesehatan jiwa seperti menjadi tidak mampu melakukan apapun
perasaan seperti sedih, cemas, kesepian serta juga meskipun dengan perintah. Juga
mudah tersinggung (Maryam, dkk, 2008). mengalami peningkatan aktivitas motorik,
berkurangnya kemampuan berhubungan
Menurut The National Old People’s Welfare dengan orang lain, penyimpangan persepsi
Council Inggris menggemukakan dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu
bahwasanya penyakit atau gangguan umum berfungsi efektif. Bahkan biasanya disertai
pada lansia ada 12 macam, yakni 1) Depresi dengan disorganisasi kepribadian (Suliswati,
mental, 2) Gangguan pendengaran, 3) 2005).
Bronkitis kronik, 4) Gangguan pada
tungkai/sikap berjalan, 5) Gangguan Senam lansia yaitu suatu bentuk kegiatan
koksa/sendi panggul, 6) Anemia, 7) fisik yang memberikan pengaruh baik
Demensia, 8) Gangguan penglihatan, 9) terhadap tingkat kemampuan fisik maupun
Ansietas/kecemasan, 10) Dekompensasi psikologis lansia bila dilaksanankan dengan
kordis, 11) Diabetes melitus, osteomalisia, tepat dan terarah. Pelaksanaannya harus
dan hipotiroidisme, 12) Gangguan pada memperhitungkan adanya keterbatasan dari
defekasi (Nugroho, 2008). tubuh lansia menghadapi tekanan (stress)

82 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 2, November 2014; 81-87


yang makin meningkat. Tujuan program dikehendaki. Pengumpulan data pada
senam lanjut usia tersebut adalah membantu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli
tubuh untuk tetap dapat bergerak, 2013. Yang berlokasi di Panti Sosial Tresna
menaikkan kemampuan dan daya tahan Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang
fisik, memberi kontak psikologi lebih luas Pariaman.
agar tidak terisolasi dari lingkungan, dan
mencegah terjadinya cedera. Menurut Pengumpulan data dilakukan dengan
Landers terdapat 5 manfaat senam yang melakukan observasi sebanyak dua kali,
dapat menyehatkan mental diantaranya yaitu sebelum perlakuan (O1), dan setelah
adalah meningkatkan kekuatan otak, perlakuan (O₂). Perbedaan antara O1 dan O2
melawan terjadinya penuaan, diasumsikan merupakan efek dari perlakuan
menghilangkan stress, meningkatkan yang diberikan. Dengan derajat kepercayaan
perasaan bahagia secara alami, serta 95% (α<0,05).
meningkatkan kepercayan diri (Triana,
2008). Saat pengumpulan data didapatkan
responden sebanyak 28 orang. Minggu
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pertama intervensi terhadap 28 orang
gambaran kecemasan lansia sebelum responden tersebut, namun pada minggu
dilakukan senam lansia, selanjutnya melihat kedua hanya 23 orang responden yang
gambaran tingkat kecemasan setelah mengikutinya. Selanjutnya minggu ketiga
dilakukan senam lansia serta mengetahui hanya 19 orang responden yang mengikuti
pengaruh senam lansia terhadap tingkat intervensi. Sehingga sampel pada penelitian
kecemasan lansia di Panti Sosial Tresna ini berjumlah 19 orang.
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara langsung menggunakan alat ukur
METODE PENELITIAN skala kecemasan Zung Self-Rating Antiety
Scale (SAS/SRAS). Skala kecemasan Zung
Penelitian yang dilakukan ini merupakan Self Rating Anxiety Scale ini merupakan
penelitian eksperimental. Design penelitian instrumen pengukuran kecemasan yang
merupakan teknis dalam pelaksanaan menggunakan pernyataan sebanyak 20 item
penelitian tersebut. Design penelitian yang untuk menilai tingkat kecemasan, dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah one rentang nilai setiap pernyataannya antara 1
group pretest-postest design. Dimana dalam sampai 4. Dimana rentang penilaiannya bila
design ini sebelum perlakuan diberikan skor 20-44 tidak ada cemas, skor 45-59
terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes cemas ringan, 60-74 cemas sedang dan skor
awal) dan di akhir perlakuan sampel diberi 75-80 cemas berat. Sebelum dilakukan
posttest (tes akhir). Design ini digunakan intervensi dilakukan pengumpulan data
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pertama untuk tingkat kecemasan responden.
dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui Kemudian terhadap responden dilakukan
penurunan tingkat kecemasan setelah intervensi senam lansia selama 3 kali dalam
diberikan perlakuan berupa senam lansia. seminggu dalam kurun waktu 3 minggu
lamanya. Setelah intervensi selesai,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dilakukan kembali pengumpulan data
lansia yang mengalami kecemasan di Panti tingkat kecemasan responden.
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
Sicincin Padang Pariaman Tahun 2013. Analisa data dilakukan dengan
Dimana berdasarkan hal tersebut didapatkan menggunakan sistem komputerisasi secara
populasi yang berjumlah 28 orang lansia. univariat dan bivariat. Pada analisa univariat
Pengambilan sampel dilakukan dengan tingkat kecemasan disajikan dalam bentuk
purposive sampling. Dimana kriterianya data numerik baik itu sebelum diberikan
telah ditetapkan oleh peneliti dengan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.
pertimbangan tertentu sesuai ciri yang Kemudian selanjutnya disajikan dalam
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia 83
di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2013
Novi Herawati
bentuk data kategorik berupa tidak ada Tingkat Kecemasan Responden Setelah
cemas, cemas ringan, cemas sedang dan Dilakukan Latihan Senam Lansia di
cemas berat. Analisa bivariat dilakukan PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun
dengan uji T dependen yang disebut uji T 2013
paired/related atau pasangan. Analisa
bivariat bertujuan untuk melihat pengaruh Nilai Setelah Senam Lansia
senam lansia yang dilakukan ini terhadap Mean 53,16
tingkat kecemasan responden. Untuk melihat
kemaknaan perhitungan statistiknya Median 56
digunakan derajat kepercayaan 95%. Stand.Dev 11,032
Nilai Maks 72
HASIL PENELITIAN Nilai Min 35
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dari kedua tabel di atas didapatkan tingkat
maka didapatkan hasil sebagaimana berikut kecemasan dalam bentuk numerik sebelum
ini. Karakteristik reponden pada penelitian dilakukan latihan senam lansia diperoleh
ini dapat dilihat pada tabel berikut: nilai rata-rata 62,53 dengan standar deviasi
11,281, terjadi penurunan tingkat
Distribusi Frekuensi Responden di PSTW kecemasan setelah dilakukan latihan senam
Sabai Nan Aluih Sicincin lansia dimana diperoleh rata-rata 53,16
Tahun 2013 dengan standar deviasi 11,032. Kemudian
tingkat kecemasan dalam bentuk numerik
Karakteristik frekuensi % (sebelum dan setelah dilakukan senam
responden lansia) ditransformasi dalam bentuk
Umur Elderly 11 57.9 kategorik yaitu tidak ada cemas apabila
Old 8 42.1 jumlah skor 20-44, ringan apabila jumlah
Jenis Laki-laki 14 73.7 skor 45-59, sedang apabila skor 60-74 dan
kelamin berat apabila jumlah skor 75-80.
Perempuan 5 26.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan Responden Sebelum Dilakukan Latihan
bahwa umur responden yang dominan Senam Lansia
adalah elderly yaitu berkisar umur 60-74 di PSTW Sabai Nan Aluih
tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin lebih Sicincin Tahun 2013
didominasi oleh laki-laki.
Variabel f %
Analisa Univariat Ringan 8 42.1
Sedang 7 36.8
Tingkat Kecemasan Responden Sebelum Berat 4 21.1
Dilakukan Latihan Senam Lansia di
PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
2013
Responden Setelah Dilakukan Latihan
Senam Lansia
Sebelum Senam
Nilai di PSTW Sabai Nan Aluih
Lansia
Sicincin Tahun 2013
Mean 62,53
Median 63 Variabel f %
Stand.Dev 11,281 Tidak ada 6 31.6
Nilai Maks 76 Ringan 8 42.1
Sedang 5 26.3
Nilai Min 46

84 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 2, November 2014; 81-87


Berdasarkan dua tabel di atas didapatkan Penuaan adalah suatu proses alami yang
bahwa sebelum dilakukan senam lansia tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-
kecemasan yang dialami ada yang ringan, menerus, dan terjadi secara
sedang dan berat. Dimana terdapat 4 orang berkesinambungan. Hal ini berdampak
yang mengalami kecemasan berat. Namun terhadap perubahan anatomis, fisiologis, dan
setelah dilakukan senam lansia selama 3 biokimia pada tubuh, sehingga akan
minggu secara teratur diperoleh bahwa tidak mempengaruhi fungsi dan kemampuan
ada lagi lansia yang mengalami kecemasan tubuh secara keseluruhan (Nugroho, 2008).
berat, kecemasan sedang menurun dari Berbagai perubahan yang dialami oleh lansia
36.8% menjadi 26.3%. Bahkan 31.6% dari sangat rentan dengan munculnya perasaan
responden yang mengalami kecemasan cemas.
tersebut tidak lagi mengalami kecemasan.
Usia lanjut dipandang sebagai masa
Analisa Bivariat degenerasi biologis yang disertai dengan
berbagai penderitaan seperti mengalami
Distribusi Frekuensi Perbedaan Tingkat beberapa penyakit dan timbulnya keudzuran
Kecemasan Lansia serta kesadaran bahwa setiap orang akan
Sebelum dan Setelah Dilakukan Latihan mati, maka kecemasan akan kematian
Senam Lansia di PSTW Sabai Nan Aluih menjadi masalah psikologis yang penting
Sicincin pada lansia. Proses penuaan dibarengi
Tahun 2013 bersamaan dengan menurunnya daya tahan
tubuh serta metabolisme sehingga lansia
P menjadi rentan terhadap berbagai macam
Variabel N Mean SD SE bentuk penyakit. Walaupun banyak penyakit
value
Tingkat 19 2.79 0.787 0.181 0.000 yang menyertai proses menua dewasa ini
Kecemasan mungkin dapat dikontrol dan diobati.
Sebelum Senam Namun masalah fisik dan psikologis ini
Lansia masih sering ditemukan pada lanjut usia.
Tingkat 1.95 0.780 0.179 Masalah psikologis yang timbul diantaranya
Kecemasan berupa perasaan bosan, keletihan atau
Sesudah Senam perasaan depresi (Nugroho, 2008).
Lansia
Perbedaan 0.84 0.375 0.086 Kecemasan akan kematian dapat berkaitan
Tingkat dengan datangnya kematian itu sendiri, dan
Kecemasan dapat pula berkaitan dengan cara datangnya
Sebelum dan kematian serta rasa sakit atau siksaan yang
Sesudah Senam mungkin menyertai datangnya kematian
Lansia tersebut. Oleh karena itu pemahaman dan
pembicaraan yang mendalam tentang
Hasil statistik didapatkan nilai P value = kecemasan lansia sangat penting, terlebih
0.000 < α = 0.05, angka ini menunjukkan lagi pada lansia yang mengalami berbagai
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara macam penyakit. Umumnya, kecemasan ini
tingkat kecemasan pada lansia sebelum dan merupakan suatu pikiran yang tidak
sesudah dilakukan latihan senam lansia. menyenangkan, yang ditandai dengan
kekhawatiran, rasa tidak tenang, dan
DISKUSI perasaan yang tidak baik atau tidak enak
yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Disamping itu juga, ada beberapa faktor lain
responden berkisar antara elderly dan old yang dapat menimbulkan kecemasan ini,
berdasarkan kategori pengelompokkan salah satunya adalah situasi.
lansia menurut WHO, serta berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Menurut Hurlock (1990) bahwa setiap
situasi yang mengancam keberadaan

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia 85


di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2013
Novi Herawati
organisme dapat menimbulkan kecemasan. Senam lansia merupakan olahraga ringan
Selain kesehatan fisik yang perlu dipahami, yang tidak memberatkan, mudah dilakukan
juga ada kesehatan mental, misalnya depresi. dan diterapkan oleh para lansia. Senam ini
Depresi pada lansia memiliki latar belakang dapat membantu para lansia untuk tetap
yang agak berbeda dengan orang dewasa segar dan bugar. Selain itu senam termasuk
lainnya, karena depresi pada lansia lebih salah satu cara yang efektif untuk
sering timbul akibat berbagai penyakit fisik menurunkan tingkat kecemasan. Olahraga/
yang dideritanya. Kondisi ketergantungan senam dapat membantu menyegarkan
hidup pada orang lain juga timbul pada pikiran dan membuat perasaan menjadi lebih
sebagian lansia yang kondisi fisiknya baik. Olahraga adalah dasar yang esensial
memang sudah tidak sempurna lagi, untuk membentuk mental yang baik, juga
sehingga dapat menjadi penyebab sebagai jalan utama dalam mengatasi
munculnya kecemasan dan depresi kecemasan atau depresi (Prasetyono, 2003).
(Nugroho, 2008).
Tubuh manusia memilik suatu sistem
Kecemasan yang dialami oleh lansia yang hormon yang berfungsi sebagai morphine
mengalami perubahan fisik dan dalam yang disebut endogenous opioids. Hal ini
menghadapi kematian diantaranya adalah cukup menarik perhatian sebab reseptornya
terjadinya perubahan yang drastis dari didapatkan di dalam hipotalamus dan sistem
kondisi fisiknya yang menyebabkan limbik otak. Yang merupakan daerah yang
timbulnya penyakit tertentu dan berhubungan dengan emosi dan tingkah laku
menimbulkan kecemasan. Berbagai dampak manusia. Sistem hormon endogenous
yang dapat muncul diantaranya seperti opioids, salah satunya ialah beta-endorphin,
gangguan penceranaan, detak jantung bukan hanya mengurangi perasaan nyeri dan
bertambah cepat berdebar-debar akibat dari memberikan kekuatan menghadapi kanker
penyakit yang dideritanya kambuh, sering saja, tetapi juga menambah daya ingat,
merasa pusing, tidur tidak nyenyak, nafsu menormalkan selera, seks, tekanan darah
makan hilang. Kemudian secara psikologis dan ventilasi. Saat berolahraga, kelenjar
kecemasan lansia yang mengalami penyakit pitutiari menambah produk beta-endorphin,
kronis dalam menghadapi kematian adalah dan sebagai hasilnya konsentrasi beta-
seperti adanya perasaan khawatir, cemas endorphin naik di dalam darah yang
atau takut terhadap kematian itu sendiri, dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi
tidak berdaya lemas, tidak percaya diri, nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih.
ingin bunuh diri, tidak tentram, dan gelisah.
(Nugroho, 2008). Hasil penelitian yang telah dilakukan
terdapat penurunan tingkat kecemasan pada
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak para lansia sesudah dilakukan latihan senam
jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan lansia. Hal ini disebabkan karena senam
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. lansia ini dapat membantu mengalihkan
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek perhatian, membuat suasana hati menjadi
yang spesifik. Kecemasan dialami oleh senang, meringankan beban pikiran lansia
individu secara subjektif dan dan dapat mengurangi tingkat kecemasan
dikomunikasikan secara interpersonal. pada lansia tersebut. Kecemasan haruslah
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang ditangani dengan segera, bila hal ini tidak
merupakan penilaian intelektual terhadap dilakukan akan dapat mengakibatkan
bahaya (Stuart, 2007). Saddock (2010) kecemasan yang lebih berat lagi bahkan
menjelaskan ansietas sebagai ‘kesulitan’ muncul menjadi tingkat panik, dimana
atau ‘kesusahan’ dan merupakan individu kehilangan kendali diri dan detil
konsekuensi yang normal dari pertumbuhan, perhatian menjadi hilang. Karena hilangnya
perubahan, pengalaman baru, penemuan kontrol inilah, maka individu menjadi tidak
identitas dan arti hidup. mampu melakukan apapun meskipun
dengan perintah.

86 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 2, November 2014; 81-87


Perubahan perilaku pada lansia yang
mengalami kecemasan ini juga dapat dilihat
dari berbagai respon tingkah lakunya.
Setelah dilakukan latihan senam lansia
terhadap
Perubahanlansia yang mengalami
perilaku pada lansia kecemasanyang DAFTAR PUSTAKA
selama 3 kali
mengalami dalam seminggu
kecemasan ini jugaselama kurun
dapat dilihat
waktu 3 minggu,respon
dari berbagai terlihat tingkah
perubahan dalam
lakunya. Anna, Lusia Kuss. (2012). Peningkatan
berbagai hal. Diantaranya
Setelah dilakukan latihan carasenambicaralansiadan Jumalah Lansia. Kompas: Jakarta.
bertingkahlaku
terhadap lansia gugup pada lansia kecemasan
yang mengalami berkurang, http://www.kompas.com/health/news.
DAFTAR PUSTAKA
gemetar
selama 3 pada kaki seminggu
kali dalam dan tangan berkurang,
selama kurun Azis. Iwan J, dkk, Pembangunan
tangan
waktu 3lansia
minggu,tidakterlihat
dinginperubahan
lagi dan dalam lansia Berkelanjutan
Anna, Lusia Kuss.Peran dan Peningkatan
(2012). Kontribusi
mengungkapkan
berbagai hal. Diantaranya bahwasanya
cara bicara tidur dan Emil
JumalahSalim.Lansia. (2010).
Kompas:Kepustakaan
Jakarta.
malamnya sudah nyenyak.
bertingkahlaku gugup pada lansia berkurang, Populer Gramedia. Jakarta.
http://www.kompas.com/health/news.
gemetar pada kaki dan tangan berkurang, Depkes Iwan
Azis. RI. (1998). Pedoman
J, dkk, Pembinaan
Pembangunan
KESIMPULAN
tangan lansia tidak DAN SARAN
dingin lagi dan lansia Kesehatan Usia
Berkelanjutan LanjutdanBagi
Peran Petugas
Kontribusi
mengungkapkan bahwasanya tidur Kesehatan.
Emil Jakarta
Salim. (2010). Kepustakaan
Penelitian
malamnya sudah yang nyenyak.
telah dilakukan ini dapat Maryam,
PopulerR Gramedia.
Siti. Dkk.Jakarta.
(2008). Mengenal
disimpulakan bahwa nilai rata-rata tingkat Usia RI.
Depkes Lanjut dan Perawatannya.
(1998). Pedoman PembinaanJakarta:
kecemasan
KESIMPULAN pada DANlansiaSARAN
sebelum dilakukan Salemba Mardeka.
Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
latihan senam lansia adalah 2.79 dengan Nugroho, Wahyudi.
Kesehatan. Jakarta(2008). Keperawatan
median
Penelitian3 yangdan Standar Deviation
telah dilakukan ini 0.787.
dapat Gerontik
Maryam, R dan
Siti.Geriatrik. EGC: Jakarta
Dkk. (2008). Mengenal
Sedangkan nilai
disimpulakan rata-rata
bahwa nilaitingkat kecemasan
rata-rata tingkat Prasetyono, Dwidan
Usia Lanjut S. (2003). Kiat Mengatasi
Perawatannya. Jakarta:
pada lansia sesudah
kecemasan pada lansiadilakukan
sebelum latihan senam
dilakukan Cemas
Salembadan Depresi. Tuga Publisher:
Mardeka.
lansia adalah
latihan senam 1.95lansiadengan
adalahmedian 2 dan
2.79 dengan Yogyakarta
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan
Standar Deviation 0.780.
median 3 dan Standar Deviation 0.787. Hal ini Sadock, Benjamin J & Sadock,
Gerontik dan Geriatrik. EGC:Virginia
Jakarta A.
menunjukkan
Sedangkan nilai adarata-rata
perbedaan yangkecemasan
tingkat signifikan (2010). Kaplan
Prasetyono, Dwi S. dan Saddock
(2003). Buku Ajar
Kiat Mengatasi
antara
pada lansiatingkat
sesudah kecemasan pada senam
dilakukan latihan lansia Psikiatridan
Cemas Klinis. Edisi 2.Tuga
Depresi. EGC: Publisher:
Jakarta
sebelum
lansia adalahdan 1.95sesudah
dengan dilakukan
median latihan
2 dan Stuart (2007). Buku Saku Keperawatan
Yogyakarta
senam
StandarlansiaDeviation
pada lansia.0.780. Hal ini Edisi 5. EGC:
Jiwa.Benjamin
Sadock, Jakarta. Virginia A.
J & Sadock,
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan Suliswati. (2005).
(2010). Kaplan Konsep BukuDasar
dan Saddock Ajar
Bagi
antara petugas
tingkat kesehatan
kecemasandi Panti pada Sosiallansia Keperawatan Jiwa. EGC:
Psikiatri Klinis. Edisi Jakarta
2. EGC: Jakarta
Tresna
sebelumWerdha Sabai Nan
dan sesudah Aluih Sicincin
dilakukan latihan Tamher,(2007).
Stuart S. Noorkasiawi.
Buku Saku (2009). Kesehtan
Keperawatan
Padang
senam lansia Pariaman
pada lansia.diharapkan dapat Usia Lanjut
Jiwa. Edisi 5.dengan Pendekatan Asuhan
EGC: Jakarta.
melanjutkan program latihan senam lansia Keperawatan.
Suliswati. Jakarta: Konsep
(2005). Salemba. Dasar
supaya
Bagi petugas dampakkesehatan kecemasan
di Panti Sosial yang Triana,
KeperawatanWahyuningsih.
Jiwa. EGC: Jakarta(2008). Jurnal
ditimbulkan
Tresna Werdha akibat
Sabaiperubahan
Nan Aluihfisik dan
Sicincin Keperawatan
Tamher, volume 1(2009).
S. Noorkasiawi. no 1 Desember
Kesehtan
psikologis
Padang yang dialami
Pariaman lansia dapat
diharapkan 2008.Lanjut
Usia Poltekkes
dengan Depkes
Pendekatan Surabaya:
Asuhan
diminimalisir.
melanjutkan program Senamlatihanlansiasenam ini lansia
perlu Surabaya
Keperawatan. Jakarta: Salemba.
dilakukan
supaya namun
dampaktetap kecemasan
memperhatikanyang hal- Triana, Wahyuningsih. (2008). Jurnal
hal khusus terkait
ditimbulkan akibat kondisi
perubahanlansiafisiktersebut.
dan UCAPAN TERIMA
Keperawatan KASIH
volume 1 no 1 Desember
Untuk
psikologis penelitian
yang selanjutnya
dialami lansia diharapkan
dapat 2008. Poltekkes Depkes Surabaya:
dapat dilakukan Senam
diminimalisir. pada dua lansia
kelompok ini dimana
perlu 1. Surabaya
Keluargaku tercinta suami, anak-anak
ada kelompok
dilakukan namunkontrolnya sehingga dapat
tetap memperhatikan hal- atas dukungan kenyamanan yang
diketahui perbandingan efektifitas
hal khusus terkait kondisi lansia tersebut. senam diberikan
UCAPAN selama melakukan
TERIMA KASIH penelitian.
lansia
Untuk ini. juga padaselanjutnya
penelitian sampel penelitian yang
diharapkan 2. Ibu Masliana Hutapea Kepala Panti
digunakan
dapat dilakukanuntukpadasebaiknya dilakukan
dua kelompok pada
dimana 1. Sosial Tresnatercinta
Keluargaku Werdhasuami,
Sabai Nan Aluih
anak-anak
sampel
ada kelompok cemaskontrolnya
berat sehingga
untuk dapat Sicincin Padang Pariaman
atas dukungan dan staf yang
kenyamanan
mengidentifikasi
diketahui perbandingan sejauh efektifitas
mana kecemasan senam telah
diberikanmemfasilitasi
selama melakukan berlangsungnya
penelitian.
berat
lansia tersebut
ini. juga dapat dikurangi
pada sampel oleh senam
penelitian yang penelitian
2. Ibu ini Hutapea Kepala Panti
Masliana
lansia ini.
digunakan untuk sebaiknya dilakukan pada 3. Responden yang
Sosial Tresna Werdha telah Nan
Sabai bersedia
Aluih
sampel cemas berat untuk dapat berpartisipasi
Sicincin Padang dalam penelitian
Pariaman dan ini.
staf yang
mengidentifikasi sejauh mana kecemasan 4. Pihak
telah lain yang tidak bisa
memfasilitasi disebutkan
berlangsungnya
berat tersebut dapat dikurangi oleh senam satu persatu.
penelitian ini
lansia ini. 3. Responden yang telah bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini.
4. Pihak lain yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia 87


di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2013
Novi Herawati

Anda mungkin juga menyukai