1. JUDUL :
2. ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan satu metoda baru
pada proses Pengendalian Hama Belalang Kembara (Logusta migratoria)
dengan menggunakan Gelombang Ultrasonik. Penelitian ini akan dilaksanakan
mulai dari rancang bangun piranti elektronik untuk menghasilkan alat sumber
pembangkit frekuensi gelombang ultrasonik sampai dengan pelaksanaan
pengendalian belalang kembara. Gelombang ultrasonik tersebut akan dikenakan
pada belalang kembara di laboratorium. Experimen laboratorim dilakukan untuk
mempelajari karakteristik belalang kembara serta responnya terhadap gangguan
gelombang ultrasonik. Dari hasil ekperimen laboratorim dengan skala kecil
diperluas menjadi penerapan di lapangan dan pada akhirnya disosialisasikan ke
masyarakat.
Belalang kembara adalah serangga yang sangat merusak pada tanaman
holtikultura, yang sampai saat ini belum ditemukan cara pengendalian yang
ramah lingkungan untuk mengendalikannya. Penggunaan pestisida yang
sekarang ini banyak dipakai masyarakat diyakini merusak lingkungan.
Belalang kembara tersebut berjalan, berpindah dengan menggunakan kaki
dan terbang dengan menggetarkan sayap. Belalang kembara memiliki alat indra
mata, telinga dan “kumis” yang digunakan sebagai “antena”. Alat indra tersebut
berfungsi untuk mengatur sistem perpindahan, informasi serta komunikasi
antara belalang kembara jantan dan betina dalam perkembangbiakannya.
Dari hasil pengamatan dan beberapa sumber pustaka pada penelitian ini
kami menarik suatu hipotesis seperti berikut ini:
1. Frekuensi gelombang ultrasonik berpengaruh terhadap pola perilaku makan
pasif dan gerak pasif belalang kembara.
2. Jarak sumber gelombang ultrasonik berpengaruh terhadap pola perilaku makan
pasif dan gerak pasif belalang kembara.
3. Lama pemaparan gelombang ultrasonik berpengaruh terhadap pola perilaku
makan pasif dan gerak pasif belalang kembara.
4. Kombinasi antara frekuensi, jarak sumber dan lama pemaparan gelombang
ultrasonik berpengaruh terhadap pola perilaku makan pasif dan gerak pasif
belalang kembara.
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis ini, dirancang percobaan dengan
memancarkan gelombang ultrasonik pada belalang kembara dimana frekuensi,
jarak dan lama pemaparan dibuat berbeda-beda. Data pengamatan respon dan
perubahan perilaku makan pasif dan gerak pasif belalang kembara akibat adanya
gangguan gelombang ultrasonik akan dianalisa dan digunakan untuk
menentukan parameter yang paling dominan untuk mengganggu sistem
informasi, komunikasi pada belalang kembara.
3. TUJUAN PENELITIAN
Keterangan:
I = intensitas gelombang ultrasonik (W/m2)
p = tekanan gelombang ultrasonik (N/m2)
P = tekanan lokal/total sesaat (N/m2)
v = kecepatan gelombang ultrasonik (m/s)
Dan persamaan ini dapat dinyatakan bahwa terjadinya pemanasan lokal
akibat efek kavitasi pada jaringan tergantung pada intensitas gelombang
ultrasonik dan adanya tekanan yang bervariasi.
(k .x f k )(2fA) 2
I =
2a
Jika I = p/A , maka :
(k .x f k )(2fA) 2 (k .x f k )(2fA) 2
p= =
2a 2a
k .x 4 2 f 2 A 2 f k 4 2 f 2 A 2
Atau p=
2a 2a
Keterangan:
p = tekanan getaran vibrasi molekul dalam jaringan (N/m2)
k = konstanta getaran vibrasi (N/m)
f = frekuensi (Hz)
A = amplitudo maksimum (m)
Z = v = impedansi Akustik (kg/m2.s)
= 2f = frekuensi sudut (rad/s)
a = percepatan partikel/molekul dalam jaringan (m/s2)
fk = gaya gesekan (N)
6. METODE PENELITIAN
6.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan perlakuan
berupa rangsangan gelombang ultrasonik terhadap belalang kembara.
Gelombang ultrasonik frekuensi rendah adalah gelombang ultrasonik yang
masih dapat mengeluarkan bunyi (20 kHz – 60 kHz) dan dapat didengar oleh
pusat pendengaran insekta/serangga.
Penelitian ini disusun dengan menggunakan RAL (rancangan acak lengkap)
dengan uji faktorial, terdiri dari tiga faktor yaitu ; faktor pertama (A) = frekuensi
gelombang ultrasonik (F) dengan 5 taraf ; Fo, F1, F2, F3, dan F4, faktor kedua
(B) adalah jarak (R) dengan 5 taraf ; Ro, R1, R2, R3, dan R4, serta faktor ketiga
(C) adalah lama pemaparan (T) dengan 5 taraf ; To, T1, T2, T3, dan T4. Jadi faktor
A dengan taraf sebanyak a = 5; faktor B dengan taraf sebanyak b = 5 dan faktor
C dengan taraf sebanyak c = 5. Karena eksperimennya dilakukan dengan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dalam tiap kombinasi perlakuan
terdapat n buah unit eksperimen atau pengamatan, maka model linear
matematik yang tepat untuk rancangan faktorian a x b x c menurut Sudjana
(1985) adalah :
Keterangan:
Yijk = variabel respon karena pengaruh bersama taraf ke i faktor
A, taraf ke j faktor B, dan taraf ke k faktor C yang terdapat
pada pengamatan/unit perlakuan ke n
= efek rata-rata yang sebenarnya (nilai konstan)
Ai = efek sebenarnya dari taraf ke i faktor A
Bj = efek sebenarnya dari taraf ke j faktor B
ABij = efek sebenarnya dari taraf ke k faktor C
ACik = efek sebenarnya dari interaksi taraf ke i faktor A dengan
taraf ke k faktor C
BCjk = efek sebenarnya dari interaksi taraf ke j faktor B dengan
taraf ke k faktor C
ABCijk = efek sebenarnya terhadap variabel respon yang
Disebabkan oleh interaksi antara taraf ke i faktor A, taraf
ke j faktor B dan taraf ke k faktor C
(ijk) = efek sebenarnya unit eksperimen ke i disebabkan oleh
kombinasi perlakuan (ijk).
Pemaparan Gelombang
Ultrasonik
Terhadap
7. DAFTAR REFERENSI
Adianto dan Soelaksono S., 1987. Ekotoksikologi Dan Pestisida , Bandung: Pusat
Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB, hlm 25-35.
Anwar A., 1994. Pembangunan Pertanian dan Sistem Penyuluhan di Masa Depan,
Jakarta: Journal of Agricultural Extension, Departemen Pertanian, hlm 5 - 15.
_________, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan kedua, Jakarta: Balai
Pustaka, hlm 245.
Buchsbaun R., 1988. Animals Without Backbones, Chicago: University Press, pp lll
-112.
Bueche R. J., 1986. Introduction to Physics for Scientists and Engineers, New York;
Mc Graw-Hill, pp 50-56.
Borror D. J., and De Long D. M., 1970. Introduction to the Study of Insects,
Colombus, Ohio: Halt Rine hart and Winstone, Inc, pp225-230.
Cameron John R., and Skofronick James G., 1978. Medical Physics, New York: John
Wiley & Sons Inc, pp 253-287.
Dunn F., and Fry F. J., 1971. Ultrasonic threshold dosages for the central mammalian
nervous system, IEEE Trans Bio Eng 18, pp 253.
Eidmann, 1970. Lehrbuch Der Entomologie, Hamburg: Verlag Paul Parey, pp 531.
Giancoli D.C., 1998. Fisika, Penterjemah Yuhilsa Hanum, Jakarta : Penerbit Erlangga,
hlm 407-444.
Hawley S.A., Macleod R.W., Dunn F., 1963. Degration of DNA by intense non-
cavitating ultrasound, J. Acoust Soc Am 35, pp1285.
Herle J., Salih V., Mayia F., Knowles J.C., Olsen I., 2001. Effect of Ultrasound on The
Growth and Function of Bone and Periodontal Ligament Cells In Vitro.
Ultrasound in Med. & Bol. 27:4, pp 579-586.
Hoeve Van H., 1996. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna Tentang Serangga/Insekta,
Jakarta: Penerbit PT Icthiar Baru Van Hoeve, hlm 42-54.
Ikeda K., and Inaba A., 1972. Ilustrated Animal Anatomi, Tokyo : Morikita Shuppan,
Co, Ltd, pp 52.
Kashoven L. G. E., 1986. Pests of Crops in Indonesia, Jakarta : Penerbit Ikthiar Baru-
Van Hoeve, pp 42-54.
Kemas Ali Hanafiah, 2001. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasinya, Jakarta:
Penerbit PT Raja Grafindo Persada, hlm 49-70.
Kujak A., and Wibisono W.S., 1986. Diagnostik Ultrasound in Developing Countries,
Madost, Zegreb, pp 25-36.
Kokubu T., Matsui N., Fujuoka H., Tsunoda M., Mizuno K., 1999. Low Intensity
Pulsed Ultrasound Exposure Increase Prostaglandine E2 Production via the
Induction of Cyclooxygenese-2 mRNA in mouse Osteoblast. Biochem,
Biophys Res. Comm. 256, pp 84-87.
Lecoq M., and Sukirno, 1998. Drought and an Exceptional Outbreak of the Oriental
Migratory Locust, Locusta migratoria manilensis (Meyen, 1835) in Indonesia
(Orthoptera; Acrididae). J. Orthoptera Res. No. 8; pp 153-161.
Luong-Skovmand, 1999. Oriental migratory locust biology and ecology. Seminar for
technoly transfer of locust survey and control. Lampung: 12-13 July.
Purwanto Fajar H.M., 1986. Fisika Terapan, Jakarta: Penerbit Karunika UT, hlm 30-
42.
Resnick R., dan Halliday D., 1992. Fisika, Penterjemah Pantur Silaban dan Erwin
Sucipto, Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm 656-693.
Russel-Hunter W. D., 1970. A Life of Invertebrates, New York: Mac Milan Publissing
Co, Inc, pp 43-53.
Rubin C., Bolander M., Ryabi J.P., Hadjiargyrou M., 2001. The Use of Low-Intensity
Ultrasound to Accelerate the Healing of Fractures, J. Bone Joint Surg (Am)
83: pp 259-269.
Sales G., and D. Pye, 1974. Ultrasonic Communication by Animals, New York: John
Wiley & Sons, Inc, pp 281-285.
Santoso Singgih, 2002. Mengolah Data Statistik Secara Prefesional, Jakarta: Penerbit
PT Elex Media Komputindo, hlm 143-231.
Sears F.W., and Zemasky M.W., 1982. University Physics, Cambrigde: University
Press, pp 432-436.
Shipman, Wilson, 1990. An Introduction to Physical Science, Toronto: D.C Heath and
Company, pp 121-134.
Sulthoni A., dan Subiyanto, 1993. Kunci Determinasi Serangga, Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, hlm 15-30.
Sudjana, 1985. Disain dan Analisis Eksperimen, Bandung; Tarsito, hlm 101- 103.
Sutiono B.T., 1982. Studi Keamanan Penggunaan Gelombang Ultrasonik dalam
kedokteran, Bandung: Fisika Institut Teknologi Bandung, hlm 24-43.
Sutrisno, 1988. Gelombang Dan Optik, Seri Fisika Dasar Jilid 2, Bandung: Institut
Teknologi Bandung, hlm 35-70.
Soetedjo M.M., 1989. Hama Tanaman Keras Dan Alat Pembrantasannya, Jakartas :
Penerbit Bina Aksara, hlm 80-81.
Stell dan Torrie, 1991. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik,
Jakarta: PT Gramedia, hlm 417-427.
Warsito S., 1982. Sirkuit Arus Searah, Seri Pelajaran Elektronika 1a, cetakan ke 7,
Jakarta: Penerbit Karya Utama, hlm 17-36.