SAKARIDA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sakarida sangat berperan penting bagi manusia. Sakarida atau
karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat yang berarti arang dan dari bahasa
Yunani σάκχαρον, sákcharon, yang berarti "gula") adalah segolongan besar
senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup. Beberapa fungsi
karbohidrat : berperan sebagai bahan bakar (contohnya adalah glukosa),
berperan sebagai cadangan makanan (contohnya adalah glikogen pada
hewan), dan berperan sebagai materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Sakarida/ karbohidrat merupakan kalori utama bagi manusia.
Amilum dapat diperolah terutama dari padi dan jagung, gandum, sukrosa
dalam gula tebu, dan laktosa dalam air susu. Cukup banyak bahan makanan
yang menjadi sumber karbohidrat. Untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat
bagi kita bangsa Indonesia tidak harus melulu bergantung pada satu sumber
karbohidrat saja yaitu nasi yang berasal dari beras.
Nutrisi yang berada di sakarida, dalam 1 gram sakarida atau
karbohidrat memiliki nilai energy yaitu 4 Kalori. Pada masyarakat kita,
bangsa Indonesia niasanya mengkonsumsi karbohidrat yaitu berupa nasi,
gandum, kentang, singkong yang memiliki kandungan karbohidrat 70-80%.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia masing-masing orang
bermacam-macam tergantung pada jenis sumber karbohidrat yang
dikonsumsi, biasanya yaitu bervariasi antara 90%–98%. Mengkonsumsi serat
dapat menurunkan daya cerna karbohidrat atau sakarida menjadi 85%. Serat
sebenarnya tidak dapat dikonsumsi oleh manusia melainkan hanya dibuang
bersama feses, tapi serat sendiri memiliki fungsi yaitu mengikis dinding
saluran pencernaan dan mengeluarkan lendir supaya pencernaan dalam tubuh
kita lancer, jadi serat adalah bagian penting dari makanan sehat.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara 4 Sakarida sebagai berikut : Mengetahui
reaksi hidrolisis pada karbohidrat
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara 4 Sakarida dilaksanakan pada hari Selasa,
4 Oktober 2016 pukul 13.00 - 15.00 WIB di Laboratorium Biologi Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
1. Alat
a. Tabung Reaksi
b. Gelas Ukur 10ml
c. Pipet
d. Erlenmeyer
e. Spiritus
f. Penjepit
g. Label
2. Bahan
a. NaOH 6 ml
b. Air 1 ml
c. Larutan Iodine 6 tetes per sampel
d. Larutan I 1 ml
e. Larutan II 1 ml
f. Larutan III 1 ml
g. Larutan IV 1 ml
3. Cara Kerja
a. Reaksi Pendamaran
1. Menyiapkan 4 tabung reaksi
2. Menempelkan tabel I,II,III,IV pada tabung reaksi
3. Memasukkan 1 ml I,II,III,IV pada masing-masing tabung
4. Memasukkan 6 ml NaOH pada ke-4 tabung reaksi
5. Menambahkan 1 ml Air pada ke-4 tabung reaksi
6. Memanaskan larutan tersebut sampai mendidih
7. Mengamati dan mencata warna, endapan, dan perubahan yang
terjadi
b. Reaksi Iodine
1. Menyiapkan 4 tabung reaksi lalu memasukkan 6 tetes larutan
iodine pada tabung reaksi I,II,IV
2. Memasukkan 3 tetes iodine ke dalam tabung reaksi III
3. Menambahkan larutan I,II,III,IV sebanyak 1 ml
4. Menambahkan 1 ml air di masing-masing tabung reaksi
5. Memanaskan menggunakan spiritus sampai mendidih
6. Mengamati perubahan yang terjadi
D. Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Pengamatan saponifikasi dengan sampel minyak kemasan
No. Proses Hasil Pengamatan
1. Pembahasan
Percobaan praktikum kali ini adalah saponifikasi. Saponifikasi
adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan
asam lemak dengan alkali yang menghasilkan sabun sebagai hasil utama
dan hasil samping yaitu gliserol. Tujuan dari praktikum saponifikasi
adalah membuat sabun dengan mereaksikan minyak (curah ataupun
kemasan) dengan NaOH.
Praktikum saponifikasi ini juga membutuhkan alat dan bahan. Alat
yang diperlukan untuk melakukan praktikum saponifikasi antara lain gelas
beker, erlenmeyer, pengaduk, corong, kertas saring, water bath, penjepit.
Bahan yang diperlukan untuk melakukan praktikum saponifikasi antara
lain minyak curah 5ml, minyak kemasan 5ml, etanol 95% 5ml, NaOH 25%
5ml, NaCl pekat 40ml. Bahan dan alat tersebut kita dapat langsung
memulai praktikum saponifikasi.
Sebelum memulai praktikum saponifikasi ini, kami menggunakan 2
sampel minyak untuk praktikum yaitu minyak kemasan dan minyak curah.
Kita lanjut untuk cara kerja, yang pertama yaitu memasukkan 5 gram
sampel minyak kemasan ke dalam beker gelas berukuran 250mL.
Mencampurkan larutan etanol 95% sebanyak 5 mL dan larutan NaOH 25%
ke dalam beker gelas yang sudah terdapat minyak kemasan di dalamnya.
Penambahan etanol dalam reaksi ini berfungsi sebagai pelarut lemak yang
bersifat polar karena adanya gugus OH, kemudian memanaskan larutan
yang sudah tercampur sampai mendidih dan terjadi perubahan pada
campuran larutan. Mengaduk larutan secara perlahan agar tercampur dan
amati perubahan yang terjadi mulai dari aroma, warna, tekstur, dan lain
sebagainnya. Amati perubahan dan angkat beker gelas dari penangas air
dan menambahkan 40 mL larutan NaCl jenuh ke dalam larutan.
Mendinginkan lalu kita saring dengan kertas saring dan amati hasil yang
terjadi. Melakukan percobaan kedua dengan menggunakan sampel minyak
curah kemudian kita bandingkan hasilnya antara minyak kemasan dengan
minyak curah yang hasilnya sudah tertera pada tabel 2.1 dan 2.2
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Semua minyak kemasan ataupun minyak curah memiliki bau
menyengat saat dipanaskan, baunya akan berkurang jika setelah
diberikan NaCl jenuh.
b. Tekstur endapan saat disaring baik minyak curah maupun minyak
kemasan memiliki tekstur lembut dan berwarna putih susu
c. Fungsi NaCl adalah untuk memisahkan sabun dengan gliserin
Daftar Pustaka
Lampiran