Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program

pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan

kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan nasional.

Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-

Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Profil Kesehatan Palembang, 2015)

Dalam Undang-undang kesehatan N0.36 tahun 2009 dinyatakan bahwa

pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujjud derajat kesehatan masyarakt

yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia

yang produktif secara sosial dan ekonomis (Kemenkes RI, 2009).

1
World Health Organization (WHO), United Childtren’s Fund (UNICEF) dan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK.Menkes
No.450/Menkes./SK/IV/2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif
selama 0 sampai 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk
mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yangn optimal, bayi usia 0
sampai 6 bulan pertama harus diberi ASI ekslusif. Selanjutnya demi tercukupinya
nutrisi bayi, maka ibu akan mulai memberikan makanan pendamping ASI dan ASI
dapat dilanjutkan hingga bayi berusia bayi berusia sampai 2 tahun (Kemenkes, 2004).

Berdasarkan data kesehatan di Indonesia tahun 2015, Indikator balita timbang


berat badan sebesar 73,0%, pemberian kapsul Vitamin A untuk bayi dan balita
sebanyak 83,5% dengan target 90%. Pemberian ASI Ekslusif tahun 2015 adalah 88%
dimana telah mencapai target sebesar 65%. Cakupan pemberian tablet Fe bagi ibu
hamil sebesar 85,17% dan cakupan mengkomsumsi garam beryodium adalah 74,7%
(Kemenkes RI,2016)

Data cakupan penimbangan balita di Puskesmas Kampus tahun 2014-2016


sudah baik yaitu sebesar 93,4% dari target yang dicanangkan sebesar 85% dan jumlah
cakupan untuk gizi buruk tidak ditemukan kasus (LB Puskesmas Kampus).

Data cakupan pemberian kapsul Vitamin A di wilayah kerja Puskesmas


Kampus `tahun 2014 adalah 90%, tahun 2015 menurun menjadi 89,8% dan tahun 2016
adalah 91,8%. Namun dari data tersebut menunjukkan bahwa cakupannya melebihi
target sebesar 90% (LB Puskesmas Kampus).

Berdasarkan jumlah cakupan penggunaan garam beryodium yang terdata di


wilayah kerja Puskesmas Kampus dari tahun 2014 hingga 2016 cakupannya sebesar
100% baik, melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 90% (LB Puskesmas
Kampus).

2
Berdasarkan data di Puskesmas Kampus tahun 2014-2016 untuk jumlah
cakupan pemberian tablet Fe bagi ibu hamil belum bisa dikatakan baik karena hanya
mencapai 89,9% dari target yang ditentukan sebesar 96% (LB Puskesmas Kampus)

Berdasarkan jumlah cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas


Kampus dari tahun 2014 adalah 79,5%, tahun 2015 mengalami penurunan menjadi
74,5% dan pada tahun 2016 hanya mencapai sebesar 69,8%. Namun dari data tersebut
menunjukkan bahwa cakupannya melebihi target sebesar 69% (LB Puskesmas
Kampus).

Berdasarkan data di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melihat sejauh mana
penyebab terjadinya fluktuatif pada indicator pemberian tablet Fe bagi Ibu hamil di
Puskesmas Kampus tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data diatas, maka rumusan masalahnya adalah masih rendahnya


cakupan pemberian tablet Fe bagi Ibu hamil di Puskesmas Kampus Palembang tahun
2016.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran indikator gizi di Puskesmas Kampus Palembang tahun

2016.

3
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah cakupan pemberian tablet Fe di Wilayah Puskesmas
Kampus Palembanng tahun 2016.
2. Mengetahui penyebab masih rendahnya cakupan pemberian ASI
ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang tahun 2016.
3. Menemukan alternative pemecahan masalah terhadap masih rendahnya
cakupan pemberian tablet Fe bagi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Kampus Palembang tahun 2016.
4. Mengetahui pemecahan masalah terhadap masih rendahnya cakupan
pemberian tablet Fe bagi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kampus
Palembang tahun 2016.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Puskesmas

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kegiatan, program, dan


kebijakan dibidang gizi.

1.4.2 Bagi Insituti Pendidikan (STIK Bina Husada)

Pemanfaatan yang optimal, masukan dan informasi dalam penentuan kebijakan


serta pengembangan ilmu teoritis yang telah didapatkan.

1.4.3 Bagi Mahasiswa

Sebagai sarana pengaplikasian ilmu pengetahuan yang didapat melalui


perbandingan teori dan kenyataan lapangan.

4
1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kampus khususnya pada bagian Gizi dari
tanggal 19 desember sampai 7 februari 2016 Pratikum Surveilans Gizi. Lingkup
surveilans gizi meliputi pemamtauan pertumbuhan balita timbang berat badan,
pemantauan gizi buruk, pemantauan kapsul vitamin A, pemantauan pemberian ASI
Ekslusif pada bayi 0-6 bulan, serta pemantauan pemberian tablet Fe (Fe 1 dan Fe 3)
pada ibu hamil dan pemantauan garam beryodium.

Anda mungkin juga menyukai