Anda di halaman 1dari 14

Tahapan Solusi:

Model deterministik aliran permukaaan bebas dari paper “Numerical Model Simulation of
Single Canal Surface Water Flow in Case of Downstream Boundary Condition“ termuat dalam
Proceding International Symposium on Ecohydrology Kuta Bali 21-26 2005.
• Aliran Pada Saluran Terbuka
I(t) Q(t)

0 t x x x 0 t t
0 L

Gambar 1. Model Deterministik pada Aliran Saluran Terbuka (Chow, et all; 1988)

Aliran permukaan kasus prismatik tunduk pada persamaan Kontinuitas dan persamaan
Momentum, sebagai berikut :
Persamaan Kontinuitas
Q A
 0
x t
Dari persamaan ini, maka simplifikasi terhadap persamaan Saint Venant dengan asumsi:
✓ Aliran masuk lateral (q) diabaikan
✓ Saluran prismatik lurus dan tunggal
✓ Lebar permukaan dan dasar saluran sama (B)
Sehingga persamaannya menjadi :
Q h
B 0
x t

Persamaan Momentum



Q   Q 2 A  h 
 gA  S f  S e   qv x W f B  0
t x  x 
Dari persamaan ini, maka simplifikasi terhadap persamaan Saint Venant dengan asumsi:
✓ = 1 (saluran prismatik lurus dan tunggal)
✓ Lebar permukaan dan dasar saluran sama (B)

1 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
✓ Aliran masuk lateral (q) diabaikan
✓ Pengaruh geseran angin (wind shear) diabaikan
✓ Tidak ada kontraksi dan ekspansi saluran sehingga tidak ada eddy losses (Se)
Sehingga persamaannya menjadi :



Q 1  Q 2 h   h 
 gBh   S f   0
t B x  x 
Persamaan Momentum saint venant ini kemudian diturunkan lagi sehingga menjadi



Q 1  Q 2 h   h 
 gBh   S f   0 Sf 
vv
t B x  x  C2R


Q 1  Q 2 h

  h v v 
 gBh   2   0
t B x  x C R 
Q 1 Q 2 h vv
  gBh  gB h 2  0
t Bh x x C R
Q 1 Q 2 h vv
  gBh  gB h 2  0
t A x x C R
QQ
Q  A  gBh h  gB h v v  0

t x x C 2R
Q v h vv
 v  gBh  gB h 2  0
t x x C R
v
Dengan mengabaikan suku percepatan konvektif v Karena keadaan steady maka muka
x
air di hulu dan di hilir sama akibatnya kecepetan tidak berubah.
Q h vv 1
 gBh  gB h 2  0 X
t x C R Bh
1 Q h vv
g g 2 0
Bh t x C R
1 Q h vv A2
g g 2 0 X
A t x C R A
Q h Av Av
 gA  g 2  0
t x C R

Q h QQ
 gA g 2 0
t x C AR

2 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
Grid diskretisasi aliran dipermukaan bebas dimana absis ( jarak X) sedangkan ordinat (T),
bila dimensi panjang aliran permukaan bebas L, di diskretasi dalam 3(tiga) ruas berdimensi
tunggal (DX) dan waktu (Dt). Ruas ujung-ujungnya berupa Node (H) sedangkan ditengah ruas
diletakan debit air (Q).

Skema Finite Difference

3 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
 Pada titik ganjil (titik H) diterapkan Persamaan Kontinuitas

 Pada titik genap (titik Q) diterapkan Persamaan Momentum

4 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
Skema Eksplisit (θ = 0)
1. Mentransformasikan Persamaan Differensial Aliran Permukaan Bebas Dengan Beda
Hingga (Finite Difference)

a) Skema Eksplisit (θ = 0)
Metoda Eksplisit adalah metoda yang mencari nilai variabel yang tidak diketahui
berdasarkan nilai yang sudah diketahui. Langkah – langkah yang dipakai dalam
penyelesaian yang akan diambil dalam metode eksplisit ini adalah kearah depan. Jadi
penentuan nilai fungsi pada waktu ke - j+1 ditentukan oleh nilai-nilai pada waktu ke – j.

(n) new

(o) old

❖ Persamaan Kontinuitas (Pada titik H)


Dengan mengganti simbol “j” dan “j+1” pada ordinat “t” dengan “o(old)” dan “n(new)”,
maka dapat diketahui :
Q Qio  Qio2

x x
H H in1  H io1

t t
Maka :
Q H
B 0
x t

Qio  Qio2 H n  H io1 t


 B i 1 0 x
x t B

5 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
t
Bx
 
Qi  Qi 2  H in1  H io1  0
o o

t t
Q  Q  H in1  H io1  0
o o

Bx i Bx i 2

a Qio  a Qio2  H in1  H io1  0

Dengan demikian Persamaan Kontinuitas untuk θ = 0 adalah

H  aQ  H  aQ
n o o o t
i 1 i 2 i 1 i Dengan a
B x

❖ Persamaan Momentum (Pada titik Q)


Dengan mengganti simbol “j” dan “j+1” pada ordinat “t” dengan “o (old)” dan “n (new)”,
maka dapat diketahui :
Q Qin  Qio

t t

H H o  H io1
 i 1
x x
Maka :

Q H QQ
 gA g 2 0
t x C AR
Qin  Qio H io1  H io1 Qio Qin
 gA g 2 0
t x C AR x
o n
x
x x Qi Qi gA
(Qi  Qi )  H i 1  H i 1 
n o o o
0
gAt A C 2 AR

x o x  1 Qio  n
Q  0
 Qi  H i 1  H i 1 
o o
 2
gAt A gt C AR  i

 
 b Qio  H io1  H io1  c Qin  0

Dengan demikian persamaan momentum untuk Ө = 0 adalah

x  1 Qio 
 x
cQ  H  bQ  H
n o
i 1
o o
i 1 Dengan c   b
A  gt C 2 AR  gAt
i i
 

6 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
2. Transformasi persamaan Differensial Aliran ke Persamaan Linair dalam Bentuk Matrik.
a) Skema Eksplisit (θ = 0)

H i 1  a Qi 2  H i 1  a Qi
n o o o
Persamaan Kontinuitas

Persamaan Momentum c Qin  H io1  b Qio  H io1


Jika pada titik H diterapkan persamaan kontinuitas dan pada titik Q diterapkan persamaan
momentum, maka :

H i 3  H i 3
n o

c Qin2  H io3  b Qio2  H io1


H i1  aQi2  H i1  aQi
n o o o

c Qin  Hio1  b Qio  Hio1


H i1  a Qi  H i1  a Qi2
n o o o

c Qin2  H io1  b Qio2  Hio3


H i  3  H i 3
n o

Dengan demikian dapat dibuat matrik sebagai berikut :


 
1 Q o   n 
1 b   i 2  cQi  2
 H o   n 
 a 1 a  i 1 H
 1 
o 
i
 1 b 1   Qi    cQin 
  o   n 
 a 1 a   H i 1   H i 1 
 1 b  1 Qio 2  cQin 2 
 
 
7 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
Skema Eksplisit (θ = 1)
1. Mentransformasikan Persamaan Differensial Aliran Permukaan Bebas Dengan Beda Hingga
(Finite Difference)
b) Skema Implisit Sederhana (θ = 1)
Skema implisit adalah menyelesaikan variabel disuatu titik dengan membuat suatu sistem
persamaan yang mengandung variabel dititik tersebut dan titik-titik sekitarnya pada waktu
yang sama. Metode implisit didasarkan pada pencarian nilai variabel yang tidak diketahui
dari nilai-nilai yang juga belum diketahui. Penyelesaian dengan metode implisit
menggunakan pembagian grid yang sama dengan metode eksplisit, akan tetapi langkah
penyelesaiannya ke arah belakang, yaitu penetapan nilai fungsi pada waktu j ditentukan
oleh nilai-nilai yang belum diketahui pada waktu j+1.

(n) new

(o) old

❖ Persamaan Kontinuitas (θ = 1)
Dengan mengganti simbol “j” dan “j+1” pada ordinat “t” dengan “o (old)” dan “n (new)”,
maka dapat diketahui :
Q Qin  Qin2

x x
H H in1  H io1

t t
Maka :
Q H
B 0
x t
t

B

8 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
Qin  Qin 2 H in1  H io1
B 0
x t
t
(Qin  Qin 2 )  H in1  H io1  0
Bx
t
(Qin  Qin 2 )  H in1  H io1  0
Bx
t n t n
Qi  Qi  2  H in1  H io1  0
Bx Bx
gQin  gQin 2  H in1  H io1  0
 gQin 2  H in1  gQin  H io1

Dengan demikian persamaan kontinuitas untuk Ө = 1 adalah


t
 gQin2  H in1  gQin  H io1 Dengan g
Bx
❖ Persamaan Momentum (θ = 1)
Dengan mengganti simbol “j” dan “j+1” pada ordinat “t” dengan “o (old)” dan “n (new)”,
maka dapat diketahui :
Q Qin  Qio

t t
H H in1  H in1

x x
Maka :
Q H QQ
 gA g 2 0
t x C AR
Qin  Qio H n  H in1 Qio Qin x
 gA i 1 g 2 0 x
t x C AR gA

x Qio Qin
(Qi  Qi )  H i 1  H i 1  g 2
n o n n
0
gAt C AR

x  Qi Qi 
o n
x x
Qi 
n
Qi  H i 1  H i 1 
o n n
0
gAt gAt A  C 2 AR 
 
x  Qi Qi 
o n
x x
 Qi  H i 1  H i 1 
o n n
 Qin  0
gAt 
A C AR 2  gAt
 
x  Qi 1  n
o
x
 Qi  H i 1  H i 1 
o n n
 Qi  0
gAt A  C 2 AR gt 
 
 hQi  H i 1  H i 1  iQ i  0
o n n n

 H in1  iQ in  H in1  hQio

9 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
Dengan demikian persamaan momentum untuk Ө = 1 adalah

x  Qi 1 
o
x
H n
 iQ  H
n n
 hQo
Dengan i   dan h 
A  C AR gt 
i 1 i 1
gAt
i i 2
 
2. Transformasi persamaan Differensial Aliran ke Persamaan Linair dalam Bentuk Matrik.
b) Skema Implisit Sederhana (θ = 1)

Persamaan Kontinuitas  gQin2  H in1  gQin  H io1

Persamaan Momentum  H in1  iQin  H in1  hQio

Jika pada titik H diterapkan persamaan kontinuitas dan pada titik Q diterapkan persamaan
momentum, maka :

H i3  H i3
n o

 H in3  iQin2  H in1  hQio2

 gQin2  H in1  gQin  H io1

 H in1  iQin  H in1  hQio

 gQin  H in1  gQin 2  H io1

 H in1  iQin2  H in3  hQio2

H i3  H i3
n o

10 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
Dengan demikian dapat dibuat matrik sebagai berikut :
 
 n 
 1 i 1  Qi  2  hQio 2 
  g 1 g H n   o 
   i 1   H i 1 
 1 i 1   Qin    hQio 
  n   o 
  g 1 g   H i 1   H i 1 
  1 i 1 Qin 2  hQio 2 
 
 

Skema Eksplisit (θ = 1/2 )


1. Mentransformasikan Persamaan Differensial Aliran Permukaan Bebas Dengan Beda Hingga
(Finite Difference)
c) Skema Implisit Tengah (θ = ½)
Skema implisit adalah menyelesaikan variabel disuatu titik dengan membuat suatu sistem
persamaan yang mengandung variabel dititik tersebut dan titik-titik sekitarnya pada waktu
yang sama, sementara skema implisit beda tengah adalah peningkatan keakuratan dalam
penyelesaian sebuah persamaan cara implisit dengan membagi variabel fungsi spasial
(jarak) dan temporal (waktu) menjadi ½. Artinya skema eksplisit (  0) dan implisit
(  1) dirata-ratakan menjadi (  1/ 2) .

(n) new

(o) old

11 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
❖ Persamaan Kontinuitas (θ = ½)
Dengan mengganti simbol “j” dan “j+1” pada ordinat “t” dengan “o (old)” dan “n (new)”,
maka dapat Diketahui :
Q Q n  Qin2 Q o  Qio2
 i  1    i
x x x
1 Qin  Qin 2 1 Qio  Qio 2 Qin  Qin 2  Qio  Qio 2
  
2 x 2 x 2x
H H in1  H io1

t t
Maka :
Q H
B 0
x t
1 Qin  Qin2 1 Qio  Qio2 H in1  H io1
 B 0
2 x 2 x t
Qin  Qin2  Qio  Qio2 H in1  H io1
B 0
2x t
t
t x
(Qi  Qi 2  Qi  Qi 2 )  H i 1  H i 1  0
n n o o n o
B
B 2x
t t t t
Qin  Qin2  Qio  Qio2  H in1  H io1  0
B 2x B 2x B 2x B 2x

dQin  dQin2  dQio  dQio2  H in1  H io1  0


 dQin2  H in1  dQin  dQio2  H io1  dQio

Dengan demikian persamaan kontinuitas untuk Ө = 1/2 adalah


t
 dQin 2  H in1  dQin  dQio 2  H io1  dQio Dengan d 
B 2 x

❖ Persamaan Momentum (θ = ½)
Dengan mengganti simbol “j” dan “j+1” pada ordinat “t” dengan “o (old)” dan “n (new)”,
maka dapat Diketahui :
Q Qin  Qio

t t
H H n  H in1 H o  H io1
  i 1  1    i 1
x x x

12 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
1 H in1  H in1 1 H io1  H io1 H in1  H in1  H io1  H io1
  
2 x 2 x 2x
Maka :
Q H QQ
 gA g 2 0
t x C AR
Qin  Qio H in1  H in1  H io1  H io1 Qio Qin 2 x
 gA g 2 0 
t 2x C AR gA

2x Qio Qin


(Qi  Qi )  H i 1  H i 1  H i 1  H i 1  g 2
n o n n o o
0
gAt C AR

2x o  Qio Qin  2x


 Qi  H i 1  H i 1  H i 1  H i 1  2x 2 2  
n n o o
Qin  0
gAt  C A R  gAt
2x o  (tgQio )  (C 2 AR) n
 Qi  H i 1  H i 1  H i 1  H i 1  2x 
n n o o
 Qi  0
gAt  C 2 A 2 Rtg 
 eQi  H i 1  H i 1  H i 1  H i 1  fQi  0
o n n o o n

 H in1  fQin  H in1  H io1  eQio  H io1

Dengan demikian persamaan momentum untuk Ө = ½ adalah


 H in1  fQin  H in1  H io1  eQio  H io1

2x  (tgQio )  (C 2 AR) 


Dengan e  dan f  2x  
gAt  C 2 A 2 Rtg 
2. Transformasi persamaan Differensial Aliran ke Persamaan Linair dalam Bentuk Matrik.
c) Skema Implisit Tengah (θ = ½)

13 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018
Persamaan Kontinuitas  H in1  fQin  H in1  H io1  eQio  H io1

Persamaan Momentum  dQin 2  H in1  dQin  dQio 2  H io1  dQio

Jika pada titik H diterapkan persamaan kontinuitas dan pada titik Q diterapkan persamaan
momentum, maka :

H i3  H i3
n o

 H in3  fQin2  H in1  H io3  eQio2  H io1

 dQin2  H in1  dQin  dQio2  H io1  dQio

 H in1  fQin  H in1  H io1  eQio  H io1

 dQin  H in1  dQin 2  dQio  H io1  dQio 2

 H in1  fQin 2  H in3  H io1  eQio 2  H io3

H i3  H i3
n o

Dengan demikian dapat dibuat matrik sebagai berikut :


 
 n 
 1 f 1  Qi  2  1 e  1  Qio 2 
 d 1 d H n   d 1  d  o 
   i 1     H i 1 
 1 f 1   Qin    1 e 1   Qio 
  n    o 
 d 1 d   H i 1   d 1 d   H i 1 
  1 f 1 Qi  2  
n
1 e  1 Qio 2 
 
 

14 Solusi : Studi Kasus Aliran diatas Permukaan Bebas *Matematika Lanjut S2 TML 2018

Anda mungkin juga menyukai