Kelompok C4
1
Abstrak
Sistem ekstremitas inferior pada manusia memiliki mekanisme kompleks dalam melakukan
suatu fungsi berupa gerak. Sistem ini terdiri atas sistem tulang, sistem otot, dan persendian.
Otot maupun tulang pada manusia memiliki struktur dalam penyusunan nya. Namun, sering
kali dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan banyak aktivitas yang dapat
menyebabkan kontraksi otot yang berlebihan. Kontraksi yang berlebihan biasanya dapat
menimbulkan kram pada otot. Kram otot adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul
karena otot berkontraksi terlalu keras, intens, mendadak dan di luar kontrol yang biasanya
menimbulkan nyeri. Biasanya hal ini terjadi saat melakukan aktivitas yang cukup berat
seperti berenang atau melakukan kegiatan yang berat seperti mengangkat beban tanpa
pemanasan.
Kata kunci : Ekstremitas bawah, kontraksi otot, kram
Abstract
Inferior extremities system in human have complex mechanism in performing a function in
form of motion. These system consist of skeletal system, muscular system and joints. Muscles
and bones in human have structure at its composition. However, usually in human daily life,
doing many activities that can make excessive contraction at the muscle. Excessive
contraction in the muscle usually can cause cramps. A muscle spasm (cramps) is the pull of
the muscles, ligaments or tendons caused by excessive strain that occurs suddenly and
briefly, which usually causes pain. Muscle cramps are painful muscle spasms in thelegs due
arising from the muscles to contract too hard, intense, sudden and out of control that usually
make the pain effect. This thing usually happens when doing moderate intensity activity such
as swimming or doing heavy intensity activity such as weight lifting without warming first.
Key words : Inferior extremities, muscle contraction, cramps
Pendahuluan
Pada setiap aktifitas yang sering kita lakukan sehari-hari tentu tidak lepas dari sistem
muskuloskeletal agar dapat berjalan dengan baik. Otot juga berperan dalam penyusunan
tubuh manusia Selain fungsi-fungsi tersebut, otot dan tulang juga menjalankan banyak fungsi
anatomis dan fisiologis lainnya, misalnya otot membantu menjaga suhu tubuh melalui
2
menggigil, dan tulang ikut menjalankan fungsi proteksi misalnya tulang tengkorak yang
melindungi otak.
Salah satu gangguan pada sistem muskuloskeletal yang lebih umum dan sering terjadi, adalah
kram otot. Gangguan ini dapat terjadi pada setiap orang dalam melakukan kegiatan sehari-
hari baik yang ringan maupun berat. Meskipun sering dianggap biasa saja, kram otot sangat
mengganggu kegiatan dan juga menimbulkan rasa sakit yang cukup besar bagi orang yang
menderitanya. Kram otot merupakan gangguan yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi
saraf yang mengatur kontraksi dan relaksasi otot, atau neuron motorik. Untuk memahami
mengenai gangguan ini lebih lanjut, kita perlu memahami banyak hal mengenai sistem
muskuloskeletal, terutama pada otot.
Ekstremitas Bawah1-4
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan
tulang-tulang phalanges.
1) Tibia
Proximal : 2 epicondylus lateralis dan medialis.
Diantaranya : eminentia intercondyloidea, fossa intercondyloidea.
Pada condylus lateralis dan medialis ada;
facies lateralis – berbentuk concaf
facies medialis – bentuk oval dan datar1-4
Gambar 1. Os Tibia
Sumber : http://www.google.com/images
3
2) Fibula
Proximal : capitulum fibulae
Dorsoventral : bagian distal sebelah dorsal ada sulcus musculus peronaeus longus
Lateral medial : malleolus fibulae
Gambar 2. Os Fibula
Sumber : http://www.google.com/images
3b) Metatarsalia
Os metatarsalia mempunyai 5 buah tulang metatarsal I, II, III, IV, dan V. Bagian proksimal
dari masing-masing tulang agak lebar disebut basis ossis matatarsale.
4
Gambar 3. Os Pedis
Sumber : http://www.google.com/images
5
OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN DALAM
1. M.popliteus
Fungsi : untuk melakukan rotasi medial
2. M.tibialis posterior
Fungsi : untuk melakukan fleksi plantar
3. M.flexor digitorum longus
Fungsi : untuk melakukan fleksi plantar
4. M.flexor hallucis longus
Fungsi : untuk melakukan fleksi plantar
B. Otot Pedis
OTOT-OTOT BAGIAN TENGAH TELAPAK KAKI
1. M.flexor digitorum brevis
Fungsi : untuk melakukan fleksi
2. M.quadratus plantae
Fungsi : untuk mendukung M. Fleksor digitorum longus
3. Mm.interosei plantares I-III
Fungsi : untuk melakukan fleksi dan adduksi ke jari 2
4. Mm.interossei dorsales pedis I-IV
Fungsi : untuk melakukan fleksi, adduksi medial jari 2 dan abduksi lateral jari 3 dan 4
6
OTOT-OTOT LATERAL TELAPAK KAKI
1. M.abduktor digiti minimi
Fungsi : untuk melakukan abduksi
2. M.flexor digiti minimi brevis
Fungsi : untuk melakukan fleksi
3. M.opponens digiti minimi
Fungsi : untuk melakukan oposisi2-5
7
Sendi6
Pergerakkan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalan rangka tulang tidak ada. Kelenturan
dimungkinkan oleh adannya persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua
tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi adalah memberi pergerakkan dan
fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkanberdasarkan jumlah dan tipe
pergerakkannya, sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan pada jumlah pergerakkan yang
dilakukkan.
Articulatio coxae
Sumber : http://www.google.com/images
Dilindungi oleh : capsula articularis yang kuat, ligamentum dan otot-otot yang kuat
Capsula articularis
Tebal dan kuat, memanjang dari caput femoris ke acetabulum, menutupi caput dan collum
femoris, susunan ini mencegah caput femor keluar dari acetabulum, benang capsul
8
mengelilingi collum femoris dikenal sebagai retinaculum yang menambah stabilitas capsul,
a. retina cularis berjalan sepanjang retinaculum.
Sumber : http://www.google.com/images
Ligamentum
Diperkuat oleh 3 ligamentum inta capsularis
yang berbentuk spiral yaitu :
Lig. Iliofemoralis : berbentuk huruf V, memperkuat regio anterior capsul articulatis
Lig. Ischiofemoralis : berbentuk spiral, terletak di posterior
Lig Pubofemoralis: berbentuk segitiga, terletak di Inferior
Semua ligamentum ini akan menjadi tegang bila articulatio coxae estensi, Art. Coxae lebih
stabil pada waktu extensi.
9
Persendian antara condylus femoralis dengan condylus tibia
2. Art. Patellofemoralis
Persendian antara patella dengan facies patellaris femur
Sumber : http://www.google.com/images
Mempunyai capsula articularis yang menutupi daerah medial, lateral dan posterior
persendian, bagian anterior, ditutupi oleh M. quadriceps femoris, dimana patella tertanam
dalam tendon ini, Lig. Patellaris terdapat diluar patella dan berakhir pada permukaan anterior
tibia.
Pada bagian dalam capsula articularis dan didalam persendian pada condylus tibia terdapat
sepasang bantalan (FAD) Fibrocartilago yang berbentuk huruf C, bantalan ini dinamakan
Meniscus lateralis dan medialis yang menstabilkan persendian ini di medial dan lateral dan
selalu berubah tergantung kedudukan femur.
Ligamentum
Ada 2 ligamentum dikedua sisi persendian yang menjadi tegang pada waktu extensi
dan menambah stabilitas persendian (extra capsularis) :
1. Lig. Collateralis Fibularis
Berjalan dari femur ke fibula, mencegah hiper adduksi tungkai bawah
2. Lig. Collateralis Tibialis
- Berjalan dari femur ke fibula, mencegah hiper
abduksi tungkai bawah
- Melekat pada meniscus medialis, sehingga kalau lig collateralis tibialis cedera, akan
mencederai meniscus medialis juga.
Di bagian dalam capsula articularis (intra capsularis) ditemukan :
Lig. Cruciatum anterior dan posterior yang bersilang satu sama lain membentuk huruf
X
Lig. Cruciatum Anterior (ACL)
- Berjalan dari bagian posterior femur ke bagian anterior tibia
- Bila lutut extensi, ACL tertarik kuat, dan mencegah hiper extensi, mencegah tibia
terlalu ke anterior.
10
Lig. Cruciatum Posterior (PCL)
- Berjalan dari Antero-Inferior femur menuju sisi posterior tibia
- Tegang pada flexi, sehingga mencegah hiperflexi sendi lutut
- Mencegah pergeseran tibia ke belakang
Manusia adalah Bipedal Locomotion, artinya berjalan pada kedua kaki. Aspek penting
Kemampuan mengunci sendi lutut pada waktu extensi dan berdiri lurus tanpa otot tungkai
berkontraksi. Pada waktu extensi penuh, tibia berotasi kelateral sehingga menguatkan lig.
Cruciatum medial dan menjepit meniscus diantara tibia dan femur.
Kondisi ini memungkinkan seseorang berdiri lama tanpa menggunakan otot tungkai.
Untuk melepaskan ini, supaya terjadi flexi, maka sendi lutut harus dibuka kuncinya dengan
kontraksi M. Popliteus yang menyebabkan sedikit pergerakan rotasi antara tibia dan femur.4
Articulatio talocruraris
• Merupakan sendi engsel (hinge) dimodifikasi dimana mempunyai 2 articulatio dengan
1 capsul articularis
• Persendian itu :
• Pergerakan : Dorso dan plantar flexi
Ligamentum
1. Lig. Deltoid (medial)
Mengikat tibia ketulang kaki medial, mencegah over-eversio kaki, sangat kuat.
2. Lig. Lateralis
Mengikat fibula ke tulang kaki lateral, mencegah over-inversio kaki, mudah robek.
3. Lig. Tibio Fibulo anterior dan posterior
Mengikat tibia dan fibula
11
Persendian tulang kaki
Persendian tulang kaki berupa sinovial
1.Persendian intertarsalia
Persendian diantara tulang-tulang tarsal gerakan. Inversi dan eversi
4. Art. Interphalangeal
Persendian diantara phalanx, jenis hinge (engsel), gerak : flexi dan extensi.6
Otot Rangka
Otot rangka/lurik berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakan tulang. Bila
diamati di bawah mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang terang diseling gelap,
sehingga disebut otot seran lintang. Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau
myofibril yang banyak inti, yang tersusun di bagian perifer. Serabut otot lurik sangat panjang,
sampai 30 cm, berbentuk silindris, dengan lebar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Kerja
otot lurik sadar, karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar, reaksi terhadap rangsang cepat,
dan mudah lelah.Otot rangka dapat bergerak jika dirangsang. Rangsangannya dapat berupa:
panas, dingin, arus listrik, dan lain sebagainya. Otot rangka bekerja dengan dua cara, yaitu:
kontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi (kembali ke keadaan semula).7-9
12
4. Ca++ yang dilepaskan berikatan dengan troponin dan mengubah bentuknya, sehingga
kompleks troponi-tropomiosin secara fisik tergeser ke samping, membuka tempat
pengikatan jembatan silang aktin.
5. Bagian aktin yang telah terpajan tersebur berikatan dengan jembatan silang miosin,
yang sebelumnya mendapat energi dari penguraian ATP menjadi ADP + Pi + energi
oleh ATPase miosin di jembatan silang.
6. Pengikatan aktin dan miosin di jembatan silang menyebabkan jembatan silang
menekuk, menghasilkan suatu geraka mengayun kuat yang menarik filamen tipis
kearah dalam. Pergeseran dari semua filamen tipis yang mengelilingi filamen tebal
memperpendek sarkomer ( kontraksi otot). Selama gerakan mengayun yang kuat
tersebut ADP dan Pi dibebaskan dari jembatan silang.
7. Perlekatan sebuah molekul ATP baru memungkinkan terlepasnya jembatan silang,
yang mengembalikan bentuknya ke konformasi semula.
8. Penguraian molekul ATP yang baru oleh ATPase miosin kembali memberikan energi
bagi jembatan silang.
9. Apabila Ca++ masih ada sehingga kompleks troponin-tropomiiosin tetap tergeser ke
samping, jembatan silang kembali menjalani siklus pengikatan dan penekukan,
menarik filamen tipis selanjutnya.
Apabila tidak lagi terdapat potensial aksi lokal dan Ca++ secara aktif telah kembali ke
tempat penyimpanannya di kantung lateral retikulum sarkoplasma, kompleks troponin-
tropomiosin bergeser kembalil ke posisinya menutupi tempat pengikatan jembatan silang
aktin, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang, dan filamen tipis
bergeser kembali ke posisi istirrahat seiring dengan terjadinya proses relaksasi.
Dalam otot tersimpan glikogen ( gula otot ) yang merupakan zat makanan cadangan
(polisakarida) yang tidak larut dalam air. Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen
(pembentukan asam laktat = asam susu). Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi asam
13
laktat dan glukosa. Oleh peristiwa respirasi dengan O2, glukosa akan dioksidasi
menghasilkan energy dan melepaskan CO2 dan H2O. Proses ini semuanya terjadi pada saat
otot mengalami relaksasi. Karena pada saat relaksasi diperlukan oksigen untuk mengoksidasi
glukosa atau asam laktat, maka fase relaksasi disebut juga fase aerob.7-9
Kalsium mempunyai peran penting didalam tubuh, yaitu dalam pembentukan tulang dan gigi;
dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraselular dan intraselular, seperti untuk transmisi
saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas membran sel.
Kesimpulan
Pada skenario 4 seorang perempuan yang sering mengalami kram betis. Proses kontraksi otot
memerlukan energi yang bisa didapatkan dari pemecahan ATP, kreatin fosfat, ataupun
glikogen secara glikolisis. Jika masih terdapat banyak oksigen, maka proses glikolisis akan
dilakukan secara aerob dan tidak menghasilkan asam laktat, tetapi jika tidak ada oksigen,
maka proses glikolisis akan dilakukan secara anaerob yang akan menghasilkan asam laktat.
Penimbunan asam laktat pada otot akan menimbulkan rasa nyeri dan akhirnya bisa menjadi
kram otot. Kram otot menyebabkan otot tidak bisa digerakkan karena otot sedang terjadi
kontraksi yang sangat kuat dan tidak terjadinya relaksasi.
14
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinik. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2006.h.422-98.
2. Paulsen. F, Waschke. J. Sobotta Atlas Manusia Buku Tabel : Penerbit buku
kedokteran EGC ; 2010. h. 56 - 67
3. Judha. M, M.Kep & Erwanto. R, Ns., S.Kep. Anatomi dan Fisiologi. Gosyen
Publishing. Yogyakarta. 2011
4. Setiadi. B. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi : Laskar Aksara. 2011
5. Setiadi. B. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007
6. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama; 2009. H. 76- 92.
7. Ganong F. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta. EGC; 2008
8. Murray RK, Graner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2009.h. 582-90.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2001. h. 213-52.
15