Anda di halaman 1dari 7

5.

Tapak Suci

Tapak suci merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang beranggotakan

pesilat-pesilat di lingkungan Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal

10 Rabiul Awwal 13 83 H bertepatan dengan 13 Juli 1963 M. Tujuan organisasi ini

adalah mendidik serta membina ketangkasan dan keterampilan pencak silat sebagai

seni beladiri Indonesia, memelihara kemurnian pencak silat sebagai seni beladiri

Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya

bangsa yang luhur dan bermoral, serta mendidik dan membina anggota untuk

menjadi kader Muhammadiyah. Melalui seni beladiri, tapak suci mengamalkan

dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan nasional.

Tradisi pencak silat sudah berurat-berakar di kalangan masyarakat Indonesia

sejak lama. Sebagaimana seni beladiri di negara-negara lain, pencak silat yang

merupakan seni beladiri khas Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang

dikembangkan untuk mewujudkan identitas. Demikian pula bahwa seni beladiri

pencak silat di Indonesia juga beragam dan memiliki ciri khas masing-masing.

Tapak Suci sebagai salah satu varian seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri

khas yang bisa menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan

melalui proses panjang dalam akar sejarah yang dilaluinya.


Berawal dari aliran pencak silat Banjaran di Pesantren Binorong Banjarnegara

pada tahun 1872, aliran ini kemudian berkembang menjadi perguruan seni bela diri

di Kauman Yogyakarta karena perpindahan guru (pendekarnya), yaitu KH. Busyro

Syuhada, akibat gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga ia

menjadi sasaran penangkapan yang dilakukan rezim kolonial Belanda. Di Kauman

inilah pendekar KH. Busyro Syuhada mendapatkan murid-murid yang tangguh dan

sanggup mewarisi keahliannya dalam seni pencak silat. Perguruan seni pencak silat

ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama Perguruan cik auman yang dipimpin

langsung oleh Pendekar M.A Wahib dan Pendekar A. Dimyati, yaitu dua orang murid

yang tangguh dari KH. Busyro Syuhada. Perguruan ini memiliki landasan agama dan

kebangsaan yang kuat. Perguruan ini menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas

dari syirik (menyekutukan Tuhan) dan mengab-dikan perguruan untuk perjuangan

agama dan bangsa.

Perguruan Cikauman banyak melahirkan pendekar-pendekar muda yang

akhirnya mengembangkan cabang perguruan untuk memperluas jangkauan yang

lebih luas dengan nama Perguruan Seranoman pada tahun 1930. Perkembangan

kedua perguruan ini semakin hari semakin pesat dengan pertambahan murid yang

cukup banyak. Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak menjadi anggota
Laskar Angkatan Perang Sabil (APS) untuk melawan penjajah, dan banyak yang

gugur dalam perlawanan bersenjata.

Lahirnya pendekar-pendekar muda hasil didikan perguruan Cikauman dan

Seranoman memungkinkan untuk mendirikan perguruan-perguruan baru, yang di

antaranya ialah Perguruan Kasegu pada tahun 1951. Atas desakan murid-murid dari

Perguruan Kasegu inilah inisiatif untuk menggabungkan semua perguruan silat yang

sealiran dimulai. Pada tahun 1963, desakan itu semakin kuat, namun mendapatkan

tentangan dari para ulama Kauman dan para pendekar tua yang merasa terlangkahi.

Dengan pendekatan yang intensif dan dengan pertimbangan bahwa harus ada

kekuatan fisik yang dimiliki ummat Islam menghadapi kekuatan komunis yang

melakukan provokasi terhadap ummat Islam, maka gagasan untuk menyatukan

kembali kekuatan-kekuatan perguruan yang terserak ke dalam satu kekuatan

perguruan dimulai. Seluruh perangkat organisasional dipersiapkan, dan akhirnya

disepakati untuk menggabungkan kembali kekuatan-kekuatan perguruan yang

terserak ke dalam satu kekuatan perguruan, yaitu mendirikan Perguruan Tapak Suci

pada tanggal 31 Juli 1960 yang merupakan keberlanjutan sejarah dari perguruan-

perguruan sebelumnya.
Pada perkembangan selanjutnya, Perguruan Tapak Suci yang berkedudukan di

Yogyakarta akhirnya berkembang di Yogyakarta dan daerah-daerah lainnya. Setelah

meletusnya pemberontakan G30 S/PKI, pada tahun 1966 diselenggarakan

Konferensi Nasional I Tapak Suci yang dihadiri oleh para utusan Perguruan Tapak

Suci yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Pada saat itulah berhasil

dirumuskan pemantapan organisasi secara nasional, dan Perguruan Tapak Suci

dikem-bangkan lagi namanya menjadi Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni

Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Dan pada sidang tanwir

Muham-madiyah tahun 1967, Tapak Suci Putera Muhammadiyah ditetapkan menjadi

organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah, karena Tapak Suci Putera

Muham-madiyah juga mampu dijadikan wadah pengkaderan Muhammadiyah.

6. Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah Organisasi Otonom Muhammadiyah, merupakan

gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar, berakidah Islam dan

bersumber pada Al-Qur‘an dan As-Sunnah. Lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah

segi lima berisi runcing di bawah yang merupakan deformasi bentuk pena dengan jalur besar

tengah runcing di bawah berwarna kuning, diapit oleh dua jalur berwarna merah dan dua jalur
berwarna hijau dengan matahari bersinar sebagai keluarga Muhammadiyah di mana tengah

bulatan matahari terdapat gambar buku dan tulisan Al-Qur’an surat Al-Qolam ayat 1 dan

tulisan IPM di bawah matahari.IPM bersemboyan NUUN WAL QOLAMI WAMAA

YASTHURUUN yang berarti : Nuun, demi pena dan apa yang dituliskannya.

Maksud dan tujuan IPM adalah terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia,

dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam

sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sejak resmi didirikannya organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada 5 Shafar 1381 H

bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 M di Surakarta pada momen Konferensi Pemuda

Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah di beberapa daerah di Jawa Tengah dengan cepat

merespon salah satu hasil konferensi tersebut. Apalagi pendirian IPM di seluruh Indonesia

tersebut diperkuat oleh instruksi Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah No. 4 Tahun 1962

tertanggal 4 Februari 1962 yang berisi instruksi kepada Pemuda Muhammadiyah Daerah se-

Indonesia agar membentuk IPM di daerahnya masing-masing. Embrio berdirinya IPM di

Jawa Tengah bermula dari didirikannya IPM di daerah Klaten, Surakarta dan Kabupaten

Pekalongan. Tidak heran jika Musyawarah Daerah di Klaten telah mencapai Musyawarah

Daerah ke XXI, Surakarta telah mencapai Musyawarah Daerah ke XX dan Kabupaten

Pekalongan telah mencapai Musyawarah Daerah ke XIX, telah melebihi digit


penyelenggaraan Musyawarah Wilayah dan Muktamar, yaitu XVIII dan XVI. Selanjutnya,

pasca Musyawarah Nasional I Ikatan Pelajar Muhammadiyah tanggal 18-24 November 1966

di Jakarta, Musyawarah Wilayah I IPM Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus

1967 di Kudus, yang salah satu hasilnya adalah menetapkan M. Soeratman sebagai sekretaris

umum. Sejak saat itu, IPM di Jawa Tengah dapat eksis dan berkembang hingga kebeberapa

daerah di Jawa Tengah.

7. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang

beranggotakan seluruh mahasiswa yang berada di lingkungan Muhammadyah.Organisasi ini

didirikan pada tanggal 19 Syawal 1384 H bertepatan dengan 14 Maret 1964 M. Tujuan

organisasi ini adalah mengusahakan terbentuknya akademisi muslim, cakap, terampil dalam

rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

C. Kegiatan Amal Usaha

1. RS PKU Muhammadiyah Sragen

2. Panti Asuhan Muhammadiyah Sragen Putra


3. Panti Asuhan Muhammadiyah Sragen Putri

4. Pondok Pesantren Darul Ikhsan Muhammadiyah Sragen

5. Pondok Pesantren At-Taqwa Muhammadiyah Sragen

6. Daftar nama sekolah Muhammadiyah se Kabupaten Sragen

Anda mungkin juga menyukai