Anda di halaman 1dari 4

MODUL III

KELARUTAN GULA
DAN GARAM
I. Tujuan
Mempelajari pengaruh suhu terhadap kelarutan gula dan garam dalam air.

II. Teori
Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fasa, yaitu yang
memiliki sifat dan komposisi sama antara satu bagian dengan bagian lainnya. Campuran
homogeny lebih dikenal dengan istilah larutan (solution). Pada umumnya larutan
mempunyai salah satu komponen yang besar jumlahnya. Misalnya, 1 gram gula
dicampur dengan 100 mililiter air membentuk larutan gula.
Walaupun suatu zat bisa larut dalam pelarut cair, tetapi jumlah yang dapat larut
selalu terbatas. batas tersebut dikenal dengan istilah kelarutan. Kelarutan didefinisikan
sebagai jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam jumlah pelarut tertentu
pada suhu tertentu. Kelarutan garam adalah salah satu dari banyak sifat fisik yang
bergantung pada suhu. Grafik 3.1 mengilustrasikan kelarutan garam meningkat pada
suhu yang lebih tinggi. Kelarutan suatu zat akan naik jika suhu dinaikkan karena
umumnya proses pelarutan bersifat endotermik.

Biasanya, kelarutan dicatat sebagai gram zat terlarut per 100 g pelarut. Misalnya,
kelarutan NaCl dalam air pada 20 °C adalah 36 gram per 100 g air. Jika Anda mencoba
untuk melarutkan 40 gram NaCl dalam 100 mL air, 36 gram akan larut untuk
membentuk larutan jenuh dan sisanya 4 gram akan mengendap di bagian bawah wadah.

III. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Gelas piala
2. Termometer
3. Spatula
4. Magnetic stirrer
5. Neraca analitik
6. Gelas ukur
7. Kaca arloji

B. Bahan (disiapkan oleh masing-masing kelompok)


1. Gula pasir (250 g)
2. Garam dapur (100 gram)

IV. Prosedur Percobaan


Kelarutan Gula
1. Siapkan sampel gula. Siapkan 10 mL air es dalam gelas piala, ukur suhunya.
Masukkan 2 gram gula, kemudian aduk dengan magnetic stirrer hingga larut. Jika
masih larut, masukkan 2 gram gula. Jika masih larut, masukkan lagi 2 gram gula
berikutnya, dst. Catat massa maksimum yang dapat larut.
2. Siapkan 10 mL air dengan suhu ruang (sekitar 25 oC) dalam gelas piala. Masukkan
pertama 8 gram gula, lalu aduk. Jika larut, tambahkan 2 gram gula. Jika masih larut,
masukkan 2 gram gula, dst. Catat massa maksimum yang dapat larut.
3. Jika dengan massa tertentu gula tidak larut pada prosedur no.2, naikkan suhu pada
kisaran 35 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua gula sudah
larut, tambahkan 2 gram gula. Jika masih larut, masukkan 2 gram gula lagi, dst. Catat
kembali massa maksimum yang dapat larut.
4. Jika dengan massa tertentu gula tidak larut pada prosedur no.3, naikkan suhu pada
kisaran 45 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua gula sudah
larut, tambahkan 2 gram gula. Jika masih larut, masukkan 2 gram gula lagi, dst. Catat
kembali massa maksimum yang dapat larut.
5. Jika dengan massa tertentu gula tidak larut pada prosedur no.4, naikkan suhu pada
kisaran 55 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua gula sudah
larut, tambahkan 2 gram gula. Jika masih larut, masukkan 2 gram gula lagi, dst. Catat
kembali massa maksimum yang dapat larut.
6. Jika dengan massa tertentu gula tidak larut pada prosedur no.5, naikkan suhu pada
kisaran 65 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua gula sudah
larut, tambahkan 2 gram gula. Jika masih larut, masukkan 2 gram gula lagi, dst. Catat
kembali massa maksimum yang dapat larut.
7. Buatlah kurva kelarutan, suhu pada sumbu X, gram gula terlarut per 100 mL air
pada sumbu Y.
Kelarutan garam
1. Siapkan sampel garam. Siapkan 10 mL air es dalam gelas piala, ukur suhunya.
Masukkan 1 gram garam, kemudian aduk dengan magnetic stirrer hingga larut. Jika
masih larut, masukkan 0,25 gram garam. Jika masih larut, masukkan lagi 0,25 gram
garam berikutnya, dst. Catat massa maksimum yang dapat larut.
o
2. Siapkan 10 mL air dengan suhu ruang (sekitar 25 C) dalam gelas piala. Masukkan
pertama 2,5 gram garam, lalu aduk. Jika larut, tambahkan 0,25 gram garam. Jika
masih larut, masukkan 0,25 gram garam, dst. Catat massa maksimum yang dapat
larut.
3. Jika dengan massa tertentu garam tidak larut pada prosedur no.2, naikkan suhu pada
kisaran 35 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua garam sudah
larut, tambahkan 0,25 gram garam. Jika masih larut, masukkan 0,25 gram garam
lagi, dst. Catat kembali massa maksimum yang dapat larut.
4. Jika dengan massa tertentu garam tidak larut pada prosedur no.3, naikkan suhu pada
kisaran 45 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua garam sudah
larut, tambahkan 0,25 gram garam. Jika masih larut, masukkan 0,25 gram garam
lagi, dst. Catat kembali massa maksimum yang dapat larut.
5. Jika dengan massa tertentu garam tidak larut pada prosedur no.4, naikkan suhu pada
kisaran 55 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua garam sudah
larut, tambahkan 0,25 gram garam. Jika masih larut, masukkan 0,25 gram garam
lagi, dst. Catat kembali massa maksimum yang dapat larut.
6. Jika dengan massa tertentu garam tidak larut pada prosedur no.5, naikkan suhu pada
kisaran 65 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua garam sudah
larut, tambahkan 0,25 gram garam. Jika masih larut, masukkan 0,25 gram garam
lagi, dst. Catat kembali massa maksimum yang dapat larut.
7. Jika dengan massa tertentu garam tidak larut pada prosedur no.6, naikkan suhu pada
kisaran 75 oC dalam gelas piala dan lanjutkan pengadukan. Jika semua garam sudah
larut, tambahkan 0,25 gram garam. Jika masih larut, masukkan 0,25 gram garam
lagi, dst. Catat kembali massa maksimum yang dapat larut.
8. Buatlah kurva kelarutan, suhu pada sumbu X, gram garam terlarut per 100 mL air
pada sumbu Y.

Anda mungkin juga menyukai